Dabbatul
Ardhi (Dabbat Al-Ard)
Dabbat dalam Bahasa Arab yang
berarti “binatang” atau “binatang buas (raksasa)”, berasal dari kata debbe,
yang bermaksud melata, perkataan ini sering digunakan untuk binatang dan
serangga. Sedangkan kalimat al-Ard berarti bumi. Namun maksud secara bahasa,
Dabbat al-Ard memiliki maksud “Haiwan yang melata di tanah” dalam bahasa
Melayu.
Ibnu Jurayj mengatakan bahawa
Ibnu Zubair menjabarkan binatang ini dengan rinci, "Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata khinzir,
telinganya seperti telinga gajah, tanduknya seperti tanduk rusa jantan,
lehernya seperti leher burung unta, dadanya seperti dada singa, warna kulitnya
seperti warna kulit harimau, panggulnya seperti panggul kucing, ekornya seperti
ekor biri-biri jantan dan kakinya seperti kaki unta. Diantara sepasang persendiannya
sejarak 12 ukuran garis lurus.
Binatang melata yang dikenali
sebagai Dābbat al-ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, ia akan
berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabbat Al-ard ini akan membawa
tongkat Musa dan cincin Sulaiman.
Ibnu Jurayj mengatakan bahawa
Ibnu Zubair menjabarkan, "Ia akan
membawa tongkat Musa dan memakai cincin Sulaiman. Tiada tersisa bagi orang
beriman yang tersisa tanpa membuat tanda putih diwajahnya, sehingga bersinarlah
wajahnya dan tiada yang tersisa bagi orang kafir tanpa membuat tanda hitam
diwajahnya, sehingga hitam legam keseluruh wajahnya.
Ketika mereka sedang bertransaksi di pasar, mereka akan berkata, "Berapa
harganya wahai orang beriman?" "Berapa harganya wahai orang
kafir?"
Sehingga
ketika salah seorang dari anggota keluarga duduk makan bersama, mereka akan
mengetahui siapa yang beriman dan yang kafir. Kemudian binatang itu berkata
kepada orang beriman: "Wahai orang beriman, kalian akan berada diantara
orang-orang penghuni Syurga." dan berkata kepada orang kafir: "Wahai
orang kafir, kalian akan berada diantara orang-orang penghuni Neraka."
Sesuai dengan firman Allah dalam Surah An Naml: 82, Dan apabila perkataan telah
jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan
mengatakan kepada mereka, bahawa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada
ayat-ayat Kami. (An Naml: 82)
Abu Dawud at Tayalisi mencatat
dari Abu Hurairah, Muhammad bersabda: "Binatang
ini akan muncul dari perut bumi dan akan membawa tongkat Musa dan memakai
cincin Sulaiman. Ia akan memukul hidung orang kafir dengan tongkat itu dan akan
mengusap wajah orang beriman sehingga cerah dengan cincin itu. Sehingga mereka
makan bersama, mereka akan saling mengenali orang yang beriman dan yang
kafir."
Juga kisah ini dicatat oleh Imam
Ahmad dalam musnadnya, "Binatang itu
akan memukul hidung orang kafir dengan cincin dan akan mebuat wajah orang
beriman menjadi cerah dengan tongkat, sehingga ketika mereka makan bersama,
mereka akan berkata satu sama lainnya, "Wahai orang beriman" dan
"Wahai orang kafir".
Beberapa hadis juga mencatat
seperti berikut, apabila binatang Dābbat al-ard ini memukulkan tongkatnya ke
dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu ‘Ini adalah
orang yang beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka
akan tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’.
Seperti yang penulis pernah
katakan Dābbat al-ard ini, bisa juga datang setelah kemunculan Dajjal yang
dengannya, setelah Dajjal berhasil menyesatkan dan tidak menyesatkan seseorang
lalu tidak lama kemudian, Dābbat al-ard menstempel orang tersebut “beriman atau
kafir” dengan mengusap wajah, atau dahi atau memukul hidung, agar lebih
kentara/jelas perbedaan dari siapa-siapa orang yang beriman dan dari
siapa-siapa orang yang kafir yang tidak dapat kembali kekeimanannya kelak.
Ada
sebuah istilah bahasa arab yang namanya “Dabbah”, nah arti dari “dabbah” ini
macem-macem, tapi arti umum biasanya gak jauh-jauh dari binatang melata. Ini
salah satu ayat yang tentang “dabbah”
*Surat
As-Syuuro (42) ayat 29
Dan
diantara Ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)Nya ialah menciptakan langit dan Bumi
dan makhluk-makhluk yang melata (dabbah) yang DIA sebarkan pada keduanya. Dan
DIA maha kuasa mengumpulkan apabila dikehendakiNYA.
Di
surat diatas, dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dan “dabbah”
yang ada di keduanya. Jadi di langit (luar angkasa) juga ada makhluk yang
dinamakan “dabbah” ini?
Sementara
itu di ayat lainnya, si “dabbah” ini dijabarkan lebih lanjut lagi.
Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air (dabbah dari Alma’i), maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Surat An-Nuur (24) ayat 45
Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang
yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. Surat Al-Anfal (8) ayat 22
Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang
kafir, karena mereka itu tidak beriman. Surat Al-Anfal (8) ayat 55
Tidak ada satu
dabbah pun di bumi kecuali Allah yang menjamin rezekinya (QS Hud [11]: 6)
Berdasarkan
yang tiga ayat diatas itu, kayaknya arti “dabbah” itu lebih dari sekedar binatang
melata, Soalnya yang di surat An-Nuur itu bilang bahwa “dabbah” ada yang jalan
diatas perutnya, diatas dua kakinya, ataupun diatas empat kakinya. Apalagi di
surat Al-Anfal itu kayaknya keliatan bahwa “dabbah” juga meliputi manusia.
Selain
itu, di Quran juga ada istilah Samawat yang bisa diartikan sebagai planet
(Mursyid, 2005). Nih beberapa ayat tentang Samawat itu.
*Surat
Al-Isro’ (17) ayat 55
Dan
Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang diSamawat dan di Bumi, dan sungguh Kami
kurniakan setengah Nabi atas setengahnya, maka Kami datangkan zabur kepada
Daud.
*Surat
Al-A’roof (7) ayat 185
Tidakkah
mereka perhatikan kerajaan di Samawat dan di Bumi serta tiap sesuatu ciptaan
Allah? Mungkin telah dekat ajal (waktu) atas mereka, maka dengan Hadis mana
lagi sesudahnya (AlQur’an) mereka akan beriman?
Redaksi
langit-langit dan bumi menandaskan seluruh semesta, keberadaan, seluruh makhluk
yang tinggi dan rendah, alam ghaib dan alam dunia. Tidak semata-mata bermakna
semata langit-langit yang berada di atas kepala kita ini atau bumi yang kita
jejak ini.
Untuk
kamus Arab – Indonesia silahkan buka di kamus munawwir, di sana dicantumkan
tidak hanya satu arti saja. Kata DABBAH kalau hanya diartikan melata diatas
maka itu hanya salah satu dari arti dabbah.
DABBAH bisa berarti berjalan, melata, merayap, merangkak, tunggangan, tanah
datar, bukit pasir dan ini bisa berlaku untuk yang berakal maupun tidak berakal
untuk lebih jelasnya bisa buka KAMUS LISANUL ARAB (ini adalah kamus arab-arab)
Bahwa
bagaimanapun ada hal-hal yang tidak bisa begitu saja dipahami dari terjemah
kita tetap harus melihat bagaimana orang arab menggunakan bahasa tersebut
karena dalam kontek yang satu bisa saja berbeda ketika dengan kontek yang lain.
Yang ini tidak bisa kita tawar karena kita memang bukan pemilik bahasa
tersebut. Dan tidak ada satupun ulama Islam yang menyatakan bahwa arti DABBAH
hanya yang melata saja, kalau arti secara umum iya tetapi arti luas tidak ada
satupun. Sehingga manusia pun masuk disitu karena manusia juga berjalan di
bumi.
InsyaAllah,
nabi tidak pernah mengatakan nama “seseorang” dengan mengganti namanya sebagai penyebutan
“binatang”, sikap demikian bukanlah sifat nabi bila menjelaskan sesuatu hal
yang berhubungan dengan “seseorang” atau menceritakan “seseorang” di dalam
hadis. Dabbatul Ardhi adalah benar-benar bermakna binatang yang sesungguhnya,
tidak ada arti kias dalam pengikutan sebagai arti makna keduanya.
Karena bisa jadi pemaknaannya
adalah buat nama untuk makhluk serupa “al-jassasah” yang menjaga Dajjal waktu di dalam
kurungan dalam hadis tentang kisah Tamim Ad-Dari ra, makhluk dabbah yang
berambut tebal dan kaku dan yang bisa berbicara dan dekat pula dengan adanya
Dajjal.
Kisah
Tamim Ad-Dari Ra, Shahabat Yang Pernah Berjumpa Dajjal Namanya Tamim bin Aus
bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat Rasul yang
mulia. Namanya tidak asing bagi kaum muslimin, masuk islam ketika Rasulullah di
Madinah. Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota Madinah
dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal di sana pada tahun 40 H. Sebuah
riwayat shahih mengenai Dajjal dalam sebuah hadits yang dikenal dikalangan
ulama dengan sebutan Hadits Jassasah. Hadits ini dikisahkan seorang shahabiyah,
Fathimah binti Qois Ra.
Ia memberitakan
bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Ditengah
perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama
satu bulan sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut
saat tenggelam matahari merekapun duduk di perahu-perahu kecil. Mereka pun
memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat
dan kaku hingga mereka tidak tahu mana kubul mana dubur karena demikian lebat
bulunya.”
Merekapun berkata:
“Celaka, kamu ini apa?
ia menjawab: “Aku
adalah al-jassasah .”
Merka mengatakan:
“Apakah al jasasah itu ?.
Selengkapnya bisa dilihat hadis
fullnya dibagian lain tulisan ini
Tentang
al jassasah ini, Imam Nawawi mengatakan bahwa dinamakan al jassasah dikarenakan
binatang itu ditugaskan untuk tajasssus atau memata-matai dan menyelidiki untuk
mencari berbagai berita yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi
Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
Ibnu
Manzhur mengatakan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah laut
memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada dajjal..
sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad Dari, yang mengatakan,”Saya
adalah al jassasah” yaitu binatang yang dilihat disuatu pulau ditengah laut.
Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan biantang itu mencari berbagai berita
untuk diberikan kepada dajjal. (Lisanul Arab juz VI hal 38)
Penuturan
Imam Nawawi dan Ibnu Manzhur diatas adalah menurut arti bahasanya yang berarti
memata-matai, mengintip atau menyelidiki. Sehingga orang yang senantiasa
berusaha mencari-cari berita atau informasi disebut dengan al jaasuus. Al
Jaasuus juga dipakai untuk orang yang senantiasa mencari-cari aib atau cacat
orang lain, sebagaimana disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Baihaqi bahwa Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kalian saling memata-matai…”
Dan
mereka semua tidaklah bisa disebut dengan al jassasah dikarenakan dalil-dalil
yang menceritakan tentang al jassasah tidaklah diperuntukkan bagi mereka,
sebagaimana penjelasan diatas meskipun secara lahiriyahnya ada kesamaan prilaku
antara keduanya yaitu sama-sama mencari berita.
Bersambung...
Bila ingin membaca lebih lanjut ebook ini, Klik tulisan ini untuk kembali ke-link-link di daftar isi
Anda sedang membaca artikel tentang Dabbatul Ardhi (Dabbat Al-Ard) dan anda bisa menemukan artikel Dabbatul Ardhi (Dabbat Al-Ard) ini dengan url http://manfaatputih.blogspot.com/2013/08/dabbatul-ardhi-dabbat-al-ard.html, anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopypaste-nya jika artikel Dabbatul Ardhi (Dabbat Al-Ard) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Dabbatul Ardhi (Dabbat Al-Ard) sebagai sumbernya.
35 komentar:
Dabbatul Ardhi adalah negara israel, kalau di hubungkan dgn makluk arial saron dan Benjamin
Nentayahu untuk saat ini
Dabbatul Ardhi adalah benar-benar bermakna binatang yang sesungguhnya, tidak ada arti kias dalam pengikutan sebagai arti makna keduanya :)
Ada berapa banyak TONGKAT MUSA dan CINCIN SULAIMAN serta berapa banyak pula BINATANG NI muncul??? Org Arab dulu dulu x pandai mengira...banyak yg jahil....Melata bermakna banyak.
Dalam KHUTBAH AKHIR RASULALLAH SAW baginda menyebut mengamanah 2 perkara dan jika berpegang padanya nescaya tidak tersesat: AL QURAN dan SUNNAH...Baginda Nabi tidak sebut pun Hadith. KENAPA???
Adakah kebarangkalian HADITHS BOLEH DIPINDA sedangkan AL QURAN KEKAL TERPELIHARA??? Terdapat Imam hafal sejuta Hadith...didalam kitab Hadith hanya berjumlah 200 ribu...di mana ghaibnya 800 ribu lagi???
Ada berapa banyak TONGKAT MUSA dan CINCIN SULAIMAN serta berapa banyak pula BINATANG NI muncul??? ini pertanyaan hal yang tabir yang belum ditampakkan/dijelaskan atau tidak perlu diketahui detailnya untuk orang sekarang. mungkin anonim bermaksud menjawab buat Gilang diatas, bila dimaksud negara Israel maka tongkat dan cincin akan banyak jumlahnya dan binatang ini bermakna ada jamak dalam jumlah dan berarti seharusnya bukan itu maksudnya, karena bila diartikan milik hanya seorang nabi, maka jumlahnya satu, tongkat dan cincin hanya berjumlah satu dengan artian binatang ini hanya satu saja pula nanti. adanya permasalahan tongkat dan cincin karena dikaitkan hadis dabbatul ardhi diatas, penulis tidak tahu apa tingkat hadis diatas.
jadi dapat pula dirinci bila dimaksud dengan arial saron dan Benjamin Nentayahu, apakah bergantian pegang tongkat dan cincin (dalam artian bukan tongkat dan cincin benaran), namun sama juga mengartikan dabbah-nya berjumlah lebih dari satu bila arial saron dan Benjamin Nentayahu, pernah hidup dalam waktu yang sama.
maka Ada berapa banyak TONGKAT MUSA dan CINCIN SULAIMAN serta berapa banyak pula BINATANG NI muncul??? kemungkinan paling mendekati, tongkat dan cincin berjumlah satu saja, binatang melata yang dimaksud dabbatul ardhi ini apa berjumlah satu atau banyak, kalau banyak bergantiankan pakai tongkat dan cincinnya, kalau satu maka sesuai dengan jumlah tongkat dan cincin aslinya. Namun ini pun bila cincin dan tongkat adalah dimaksud barang berwujud benda sesuai nama aslinya yang bukan punya pengertian analogi atau sekedar perumpamaan untuk mengetahui hakekat maksudnya atau serupa sistem, dsb.
sekedar mengingatkan kadang kala, terlalu banyak tanya itu tidak baik, apalagi bertanya tentang hak absolut Allah, namun kemudian akhirnya tidak menerima kebenarannya, malahan akal sendiri dimenangkan. sayang kalau akal tidak untuk memahami pokoknya.
Dalam KHUTBAH AKHIR RASULALLAH SAW baginda menyebut mengamanah 2 perkara dan jika berpegang padanya nescaya tidak tersesat: AL QURAN dan SUNNAH...Baginda Nabi tidak sebut pun Hadith. KENAPA???
Al-Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Jadi hadits adalah sunnah, Secara bahasa kata sunnah berarti” perjalanan hidup yang baik dan buruk”. As- Sunnah menurut bahasa eimologi berarti tradisi yang biasa dilakukan, atau jalan yang dilalui (al-thariqah al-maslukah), baik yang terpuji maupun yang tercela. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
As-Sunnah atau Al-Hadits merupakan wahyu kedua setelah Al-Qur’an sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah : “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupa dengannya.” -yakni As-Sunnah-, (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad IV/130)
Yang dimaksud As-Sunnah adalah Sunnah Nabi, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari’at bagi umat ini.
Sudah menjadi kesepakatan seluruh kaum muslimin pada generasi awal, bahwa As-Sunnah merupakan sumber kedua dalam syari’at Islam di semua sisi kehidupan manusia, baik dalam perkara ghaib yang berupa aqidah dan keyakinan, maupun dalam urusan hukum, politik, pendidikan dan lainnya. Tidak boleh seorang pun melawan As-Sunnah dengan pendapat, ijtihad maupun qiyas. Imam Syafi’i rahimahullah di akhir kitabnya, Ar-Risalah berkata, “Tidak halal menggunakan qiyas tatkala ada hadits (shahih).” Kaidah Ushul menyatakan, “Apabila ada hadits (shahih) maka gugurlah pendapat”, dan juga kaidah “Tidak ada ijtihad apabila ada nash yang (shahih)”. Dan perkataan-perkataan di atas jelas bersandar kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan wasiat sekaligus jalan keluarnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup sepeninggalku nanti niscaya akan melihat perselisihan yang begitu banyak (dalam memahami agama ini). Oleh karena itu, wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku (jalanku) dan sunnah Khulafa` Ar Rasyidin yang terbimbing. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ad Darimi, Ibnu Majah, dan lainnya. Dari shahabat Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu. Shohih, lihat Irwa`ul Ghalil, hadits no. 2455)
Dari Miqdam bin Ma’di Kariba Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : ‘Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan Al-Kitab (Al-Qur-an) dan yang seperti Al-Qur-an bersamanya. Ketahuilah, nanti akan ada orang yang kenyang di atas sofanya sambil berkata, ‘Cukuplah bagimu untuk berpegang dengan Al-Qur-an (saja), apa-apa yang kalian dapati hukum halal di dalamnya maka halalkanlah dan apa-apa yang kalian dapati hukum haram di dalamnya, maka haramkanlah.’ (Ketahuilah) sesungguhnya apa-apa yang diharamkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sama seperti yang diharamkan Allah, ketahuilah tidak halal bagi kalian keledai negeri dan tiap-tiap yang bertaring dari binatang buas dan tidak halal pula barang pungutan (kafir) mu’ahad kecuali bila pemiliknya tidak memerlukannya dan barangsiapa yang singgah di suatu kaum, maka wajib atas mereka menghormatinya. Bila mereka tidak menghormatinya, maka wajib baginya menggantikan yang serupa dengan penghormatan itu.’”
lebih jelasnya baca : http://almanhaj.or.id/content/1985/slash/0/hadits-hadits-yang-memerintahkan-kita-untuk-mengikuti-nabi-dalam-segala-hal/
Adakah kebarangkalian HADITHS BOLEH DIPINDA sedangkan AL QURAN KEKAL TERPELIHARA??? Terdapat Imam hafal sejuta Hadith...didalam kitab Hadith hanya berjumlah 200 ribu...di mana ghaibnya 800 ribu lagi???
saya rasa, link ini cukup menjawabnya : http://kautsarku.wordpress.com/2012/07/27/sebab-sebab-adanya-hadits-maudhu-hadits-palsu-di-kalangan-kaum-muslimin/
bilapun ada hadis palsu yang lulus sensor atau tidak tersensor dari para ulama ahli hadis dari awal generasi hingga sampai saat ini, maka tentu Allah SWT punya hikmah khusus untuk itu, bisa jadi dibuat/ditakdirkan menjadi punya kebenaran.
jadi diumpamakan ada 1 juta hadis terus hanya 200 saja, maka 800 dianggap tidak lulus sensor dari ulama-ulama ahli hadis yang berjumlah banyak dan turun temurun ada tiap generasi islam. kalau pun ada hadis palsu yang ternyata tidak tersensor ulama hadis dari awal hingga jaman sekarang, maka hukum mengikutinya urusan Allah SWT. Allah SWT Maha Mengetahui hal ini lebih detail kok.
Al qur'an itu ibarat kamus yg menceritakan segala sesuatu yg terjadi dari awal sampai akhir jaman.al qur'an diturunkan allah untuk hambanya yang beriman supaya mereka tahu kebesaran allah SWT. Sekian dari saya ,kalau ada kata kata yang salah mohon di maafkan. Minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin.
Dabbatul ard tu TIKUS TANAH...
Apabila menjelang kiamat ia akan keluar disebabkan bumi terlalu panas...
Sekarang ni makin banyak tikus tanah sudah muncul ke bumi...
Apabila muncul ianya akan membawa penyakit... kencing TIKUS...
Dan binatang itulah yang telah memakan tongkat nabi Sulaiman sehingga menyebabkan Nabi Sulaiman yang selama ini sudah wafat terjatuh.. Dan apabila d ketahui Nabi Sulaiman wafat, jin2 terus melarikan diri...
Dan kepintaran TIKUS TANAH itulah nanti akan menemui TONGKAT NABI MUSA dan CINCIN NABI SULAIMAN d akhir zaman...
apabila suatu kebenaran yang didasari Qur'an dan sunnah/hadis shoheh,telah di berikan,maka kewajiban umat muslim hanya berkata sami'na wa atto'na,dan merubah pendapatnya yang keliru dengan kebenaran yang syar'i,sebab jika kita masih memperdebatkan setelah muncul keterangan yang nyata maka kita akan terperangkap dalam sifat SOMBONG,dan Allah sangat benci pada orang sombong,kita berdoa semoga Zat yang maha kuasa,selalu memperbaiki ilmu kita agar kita mendapatkan Ihdinassiroto mustakim.amin amin ya Robbal alamin.salam sejahtera untuk saudara-saudaraku seiman.(ahmad yani.tegal)
Rauza Sulaiman : siip benar itu, tentu saja selain ibarat kamus untuk kehidupan manusia ia juga adalah atau berisi pedoman hidup, sudut pandang, mekanisme, ideologi, dsb dari umat islam. Minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin (maaf, baru bisa balas sekarang)
Ahmad Yani: kata-kata bermakna dan mengingatkan diri, terimakasih. salam sejahtera untuk saudara-saudaraku seiman.
Setuju
Sangat bermanfaat...semoga ridho nya selalu mengiringi anda..amiiin
Aamiin! semoga Allah selalu berkenan memberi petunjuk jalan yang lurus pada Anda, saya dan muslimin dan muslimah semuanya, “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah [1]:7)
Ijin Share lagi nih yo gan
ya silahkan saja
https://wassertiger.wordpress.com/2015/04/20/dabbat-al-ard-zeichen-der-endzeit-im-islam
Comes Dabbat al-Ard from Germany?
https://abdallahalakbaralazizaledeschligusdh.wordpress.com/2015/05/04/te-cut-eli-und-der-soundso
https://abdallahalakbaralazizaledeschligusdh.wordpress.com/2015/04/22/allahu-akbar
Many Greetings to all Moslems from Germany !!!!!
Edesch Li Gusdh
Muhammad Yusuf : Jazaakallahu Khairan Kathiiran
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza
Aaamiiin.... Ya Allah ya Robbal alamin..
izin share Ustad��
Untuk semua yg berbagi khususon Ustad Muhammad Yusuf : Jazaakallahu Khairan Kathiiran semoga taufik, hidayah, rahmat & barokah Allah senantiasa meliputi diri & kluarga kita hingga akhir Zaman. Aaamiiin...
Your share about the link that no longer available. There is another new link?
Mas fudhail : Jazaakallahu Khairan Kathiiran
Aamiin. Silahkan di share. Sy bukan ustad :)
Rata-rata alihbahasa Al Quran dari bahasa Arab ke bahasa yg bukan bahasa Arab bersimpang siur...berputar belit. Lihat saja alihbahasa Surah Al Iklas...dalam konteks Allah Ahad bkn bermaksud satu ...Allah cannot be measured with numbers...Allah tiada bilangan...Allah itu ABSOLUTE yes!!! yg boleh dihitung dng bilangan itu makhluk bkn Allah. Dalam alihbahasa diakhir ayat ‘Walam yakulla Hu kuffuan Ahad’ kenapa pula Ahad diakhir ayat ini dikatakan Allah itu tiada sebarang bandingan??? no comparison...no equivelent???
Allah kata di Jannah tiada sebarang bandingan dunia...kenapa pula dikatakan mengalir arak, susu, madu, sungai dsbnya???
Bakar hangus sja swmua pengalihbahasaan terdahulu dan dibuat saja alihbahasa baru yg lebih tepat!!!
Rata-rata alihbahasa terdahulu dibuat oleh orang Arab yg tidak berapa mahir nahu bhs melayu...atu dialihbahasakan oleh Indian Muslim yg bahasa melayunya berputar belit seperti lidah India!!!
Apa yang nyata dan sejelas-jelasnya setiap baris dari terjamahan Al Quran ke bahasa Melayu (pergi mampus dng sebutan bhs Indonesia, Malaysia dsbnya, bhs ini telah wujud se zaman dng tamadun Iranian dan Aryan, sedangkan Indonesia, Malaysia hanya jenama penjajah yg belum sampai setahun jagung...jenama berusur sebutan hINDU dan kolonial lanatullah yg kalian semua bangga, diagung-agungkan dan disanjung) sebenarnya lebih mengelirukan dari memberi kefahaman. Salam dari Melayu Kampar.
AL QURAN itu TAUHID pasal IMAN khusus untuk MUKMINUN pasal AKAL, AKIDAH dan KEPERCAYAAN.
SUNNAH itu FEKAH pasal SYARIAH atau HUKUM-HAKAM pasal ISLAM khusus untuk MUSLIMIN.
Terdapat 3 bentuk SUNNAH : 1. SUNNAH yang DIFARDHU 'AINkan. 2. SUNNAH yang DIFARDHU KIFAYAHkan. 3. SUNNAH yang DIPAKAI SEBAGAI PAKAIAN dan AMALAN HARIAN.
Untuk menjadi MUSLIM yang MUKMIN perantaraannya ada pada 'AI YA TUHAN NAFSUL MUDMA'INNAH atau JIWA INSAN yang TENANG tersimpan di dalam Qalbi insan dan di sinilah letaknya TASSAWUF IKHSAN INSAN KAMIL.
Maka terbentuklah STRUKTUR LENGKAP SENDI AGAMA yang mencantumkan 3 perkara: IMAN, ISLAM, IKHSAN...TAUHID, FEKAH dan TASSAWUF.
Menurut post di atas DAB BAD AL ARD hanya menentukan INSAN MUKMIN atau BERIMAN dan KAFIR...MUKMIN SUDAH PASTInya MUSLIM atau ISLAM...MUSLIM atau ISLAM BELUM TENTU LAGI MUKMIN!!! sebagaimana ALLAH SWT BERFIRMAN...Wahai orang-orang yang berIMAN...bermaksud INSAN yang mempunyai ISLAM dan IKHSAN yang bakal ditilik atau dinilai QALBI MEREKA...dan BUKAN AMALAN MEREKA...tanya saja DAB BAD AL ARD yg sudah pastinya diketahui oleh INSAN LADUNI ARIF BOLKIAH BALYA IBNU MALKAN atau KHIDIR yang tidak diwafatkan.
AYUH PARA RASYIDIN, MAURSYID, TABI'IN, ULAMAK, USTAZ dan PARA IMAM yang TERANG MATA HATI...berinteraksilah kalian dng KHIDIR yang mengetahui KEJADIAN SEBELUM dan SELEPAS jng sekali-kali berpandukan dengan TERJAMAHN, TAFSIRAN TERDAHULU YANG MENGELIRUKAN sebagimana digambarkan ISI JANNAH, BIDADARI SYURGA, KEJADIAN ADAM, QARIN, TUHAN NAFSUL MUDMAI'INNAH, DAB BAD AL ARD dabnya.
TANYA SAJA BALYA IBNU MALAKAN dan NABI ELYASA yg sentiasa menguasai lautan dan daratan serta berdzikir di taman-taman...BALYA itu LADUNI...KHASYAF, WALIALLAH...ELYASA AS itu NABI, KHASYAF dan WALIALLAH yang MUKMIN...tanya saja mereka...bknkah kalian juga MUKMINUN yg dipilih Allah SWT...atu sekadar ISLAM yg x punya PENGLIHATAN MATA HATI???
Wassalam...ALLAH BERKEHENDAK PADA APA YANG ALLAH KEHENDAKI.
Banyak perkara yang disalah ertikan antara yang kerap disebut ‘Allah yang satu’, tuhan yang disama darjatkan dengan Allah SWT...sedangkan dlm Syahadah terang-terangan ‘menafikan tuhan, tiada tuhan semata-mata Allah’, Rabbi yg secara jelasnya beemaksud PENGUASA, PENTADBIR, PENCIPTA juga dimaksudkan sebagai tuhan, tuhan adalah terjamahan god atau lord daripada sebutan Aristokrat yang tidak membawa sebarang faedah...sebarang manafaat bagi Islam, Illa Ha ill Allah yg tidak langsung berunsur tuhan dikatakan ‘tuhan yang disembah selain Allah’...tanya saja Khidir...Nabi Allah Musa AS yg bisa berbicara terus dengan PENGUASA tanpa perataran Malaikat Jibril pun secara langsung dipermainkan oleh Arif Bolkiah Khidir, Nabi Sulaiman AS juga turut dipermainkan...sehingga di zaman Muhammad RasulAllah SAW turut didampingi oleh sosok Khidir yg secara tidak ketentuan di tafsirkan sebagai Malaikat yg menjelma sebagai manusia oleh para pentafsir terdahulu.
Lebih dasyat lagi apabila juga ada sebutan yg membenarkan manusia berkahwin dng makhluk yg tidak berjisim seperti jin contohnya.
Allah menjadikan Malaikat dari ANNUR dan tidak berjisim...alangkah malangnya kita apabila difahamkan ‘jalur cahaya’ sebagai sayap malaikat yg telah nyata tidak berjisim.
Dab bad Al Ard dikatakan menyerupai kerbau...sedang orang Arab dan di negara Arab sendiri tidak terdapat kerbau.
Antah borapo ramai udah urang Islam ditunggang terbalikkan pemahaman mereka pasal permasalahan terjaham Allah Hu Alam...kita indak tau...apo nak dingecekkan?
Hinggakkan hampir seluruh umat islam terpedaya dng terjamahan keliru tersebut.
Begitu juga halnya dengan FAHAMAN dan MAZAHAB...Mazahab Maliki, Syafie, Hambali dan Hanafi hanya wujud 100 tahun selepas wafatnya RasulAllah...andaikata jika 4 Imam tersebut hidup di zaman RasulAllah SAW...APAKAH RASULALLAH JUGA AKAN BERIMAMKAN MEREKA???
Tidak kurang khilafnya juga apabila sebaik saja RasulAllah wafat umat Islam mula berbalah-balah pasal pendirian dan pegangan masing-masing yang menjurus pada BRANDING atau PENJENAMAAN FAHAMAN‘SUNNAH WAL JAMAAH, SYIAH, QADARIAH dan JABARIAH’ sehingga LUPUT DAN PUPUS ‘SIRAH MUHAMMAD dan PARA SAHABAT’ semata-mata ISLAM.
WAHAI PARA CENDIKIAWAN ISLAM...CARILAH CARA UNTUK MEMPERBETULKAN SEGALA KEKHILAFAN TERSEBUT AGAR TERBENTUK ‘ISLAM SYUMUL’ yg tanpa dilabelkan dengan sebarang jenama...SEMATA-MATA ISLAM...Wassalam.
om anonim dan om jani pandangannya rada ngawur sepertinya.
apa anda sudah meneliti semua tafsir2 krya ulama-ulama melayu dan atau arab melayu itu, yg ada di sni.
klo memamng situ lbh faham sastra arab dan sastra melayu, pedanan kta dan makna alih bahasanya, juga sangat memahami ilmu-ilmu lain seputar ilmu tafsir, mengapa nga anda buat saja tafsir barunya yg mengikuti perkembangan jaman, nanti kita kan umat islam yg lainnya bisa menilainya. klo nga merujuk penguat pd tafsir2 lama, darimana anda memahami makna dan kandungan ayat quran dan dalil hadist, apa yg telah diketahui maknanya, dipahami, dipelajari, dan diamalkan orang-orang terawal dalam agama ini? apa bakalan tidak bertentangan jadinya, tanpa rujukan pemahaman org-org terawal dari yg belajar langsung pd sumber pembawa dan teladannya. soalnya ada cnth yg bertentangan tafsirnya kya jil, bahwa azab kaum nabi luth as bukan krna prilaku lgbt nya, bahwa bencana itu sma kya bencana2 yg lain, yg bisa saja kapan2 terjadi hanya krna alam saja. disebut bertentangan krna nga sesuai sma pemahaman dr awal agama ini. cnth lain, non islam bukan kafir, pdhal bertentangan pada ayat2 lain didlam kitab yg sma, yg berkata "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga" atau "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Mesias anak Maria", dan bertentangan pd dalil2 lainnya baik quran dan hadist.
Allah kata di Jannah tiada sebarang bandingan dunia...kenapa pula dikatakan mengalir arak, susu, madu, sungai dsbnya??? misl: rumah penduduk surga itu, istana emas, yg anda bandingkan kya sperti gambaran kartun2 walt disney pd bntuk istana, mengalir arak, susu, madu, sungai dsbnya??? apa anda tau bntuk siringx, dr cristal, emas atau tanah atau bahkan ada aliran yg diudara, tnpa dindingx. bisa saja untuk gambaran umumnya seperti itu, bagaimana detailnya, kita tidak tahu, bentuk, rasa, dll bisa melebihi apa yg ktika bayangngkan atau mampu kita bayangkan atau mungkin jg pd surga ada bagian umum walaupun lbh dr yg kita bayangnkan detailx, ada pula bagian2 surga yg bnr2 nga bisa dibayangkan sblumnya, itu hnya sebagian gmbrn isinya saja. dngn cr lain kita bayangin, smisl dalil agama ini pernah berkata, nanti akan ada kendaraat dr besi, bnyk pnumpangx, bisa terbang. pd seribu tahun kmudian sesudah agama itu turun, org2 blum melihat itu, tntu kmudian bnyk generasi itu yg mulai ragu yg muncul, dua hal krnanya, ada yg merubahnya/memversi barukannya atau agama itu ditinggalkan scra ksluruhan. pd 2000 thn kmudian ternyta hal ini terbukti (ada pnemuan pswat), namun pd saat itu agama ini telah berubah dr aslix, walaupun org mau meyakinin tp versi telah berubah atau malahan sdh tidak ada pmluknya.jadi apasalahx detailnya dibuat umum nga perlu berlebihan tp umum yg dpt diterima dr awal hadirx agama hingga strusnya masa. namun pd pnguat dalilnya, dititik beratkan lbh dr yg kau bayangkan itu detail aslix.
ribet om klo nanya Khidir, ktemu khidir bisanya lewat mana? lewat mimpikah atau tatap muka? apa hanya org tertentu sajakah? tiap hari berapa org yg mampu ktemu? 1, 10, 100 atau 1000? sebulan brpa org? (bila dianggap khidir nga da ksibukan lain, tp hri bsa mngadakan prtemuan) brpa org setahun? 10 tahun? 100 tahun? cukup nga ma jumlah umat islam yg milyaran ini smisal periode ini saja (1 generasi), masing-masing bsa nga dpt ksmpatan ktemu, bagaimana pun masing-masing umat islam punya hak-hak yg sma untuk mengetahui atau memperdalam agamanya, bagaimana klo dikembangkan lg dngn dakwah, sluruh manusia punya hak dikenalkan dan mengenal tuhan sblum tdk ada lg pntu btnya. bisa-bisa ada yg seumur hidup nga smpat ktemu om. sedangkan daftar haji z, cuman nunggu tahunan saja, kadang-kadang ada yg nga smpat naik haji. kna daftar tunggu ktemunya bsa lama dan bisa nga smpat kburu ada di liang kubur.
lagian klo menilai yg harusnya bertanggungjawab akan kelangsungan agama ini, tentu sumber pmbawa risalah akhir ini, yg lbh bsr tanggung jawabnya, jg sbgai teladannya. knapa nga nabi Muhammad Saw z yg nemuin umat islam milyaran ini, knapa nga nabi Muhammad Saw z yg ngasih titlex, krna dasar tanggungjawab dan kedekatan sumber agama ini dr pd khidir atau wali2, yg lbh punya tanggungjawab harusnya nabi Muhammad Saw, yg lbh seharusnya punya tanggungjawab mengajarkan dan memastikan kberlangsungan agama yg Beliau bawa ini. nabi Isa as hanya punya tanggungjawab pd bani israel itupun terputus krna datangx nabi Muhammad Saw (sdh lepas tanggungjawab harusx), trus knapa nabi Isa as yg turun diakhir jaman, nga khidir saja sebagai pengganti tanggungjawab nabi Muhammad Saw itu.
rancu om menurut saya.
O walahhhhh... yo,,,....yo,,,....???!!! Wong gendeng kabeh nco' der cukki mae
secara umum dapat disimpulkan bigini :
Ibnu Jurayj mengatakan bahawa Ibnu Zubair menjabarkan binatang ini dengan rinci, "Kepalanya seperti kepala kerbau, matanya seperti mata khinzir, .....
ktika anda mempertanyakan hal seperti ini : Dab bad Al Ard dikatakan menyerupai kerbau...sedang orang Arab dan di negara Arab sendiri tidak terdapat kerbau. .. anda bisa mencari literatur2 penjelasnyax yg lain .. seperti apakah ini hanya pendapat individu terdahulu atau ini pendapat yang berasal dari sunnah. bila pendapat individu terdahulu diperjelas lagi, datang dr mana tokoh pengabar awalnya, apakah dr syiah, assunnah, qadariyyah, jabariyah, dsb. jika pendapat dikatakannya smpai pada sahabat2 nabi/org2 terawal, apa benar ada atau catutan, apa ada kesamaan dlm bentuk hadisnya atau smpai pd ayat quran. dan bagaimana tanggapan/respon ulama-ulama lainnya (yg memahami ilmunya) akan hal ini.
bila ribet dan nga mendapatkan kejelasan sumbernya literaturnya akan hal ini, bisa balik ke pemahaman dasarnya, smpai hal ini terbuka dan lbh terbuka.
Dabbat dalam Bahasa Arab yang berarti “binatang” atau “binatang buas (raksasa)”, berasal dari kata debbe, yang bermaksud melata, perkataan ini sering digunakan untuk binatang dan serangga. Sedangkan kalimat al-Ard berarti bumi. Namun maksud secara bahasa, Dabbat al-Ard memiliki maksud “Haiwan yang melata di tanah” dalam bahasa Melayu.
Berdasarkan yang tiga ayat diatas itu, kayaknya arti “dabbah” itu lebih dari sekedar binatang melata, Soalnya yang di surat An-Nuur itu bilang bahwa “dabbah” ada yang jalan diatas perutnya, diatas dua kakinya, ataupun diatas empat kakinya. Apalagi di surat Al-Anfal itu kayaknya keliatan bahwa “dabbah” juga meliputi manusia.
Untuk kamus Arab – Indonesia silahkan buka di kamus munawwir, di sana dicantumkan tidak hanya satu arti saja. Kata DABBAH kalau hanya diartikan melata diatas maka itu hanya salah satu dari arti dabbah.
DABBAH bisa berarti berjalan, melata, merayap, merangkak, tunggangan, tanah datar, bukit pasir dan ini bisa berlaku untuk yang berakal maupun tidak berakal untuk lebih jelasnya bisa buka KAMUS LISANUL ARAB (ini adalah kamus arab-arab)
karena berhubungan belum kejadian atau terjadi dan terlihat secara umum klo sekiranya itu hanya pendapat, kita bsa mengambil pegangan yg umum dan intinya. namun klo jelas itu merupakan dalil apalagi telah smpai dlm status sahih, ya seperti itulah yg diterima.
namun anda menggenalisir hal ini kpda semuanya..
AYUH PARA RASYIDIN, MAURSYID, TABI'IN, ULAMAK, USTAZ dan PARA IMAM yang TERANG MATA HATI...berinteraksilah kalian dng KHIDIR yang mengetahui KEJADIAN SEBELUM dan SELEPAS jng sekali-kali berpandukan dengan TERJAMAHN, TAFSIRAN TERDAHULU YANG MENGELIRUKAN sebagimana digambarkan ISI JANNAH, BIDADARI SYURGA, KEJADIAN ADAM, QARIN, TUHAN NAFSUL MUDMAI'INNAH, DAB BAD AL ARD dabnya.
sekiranya kita mengabaikan tafsir terdahulu, darimana kita akan bisa tahu, (skdar cnth) sebab-sebab turunnya ayat, sebab-sebab kluarnya hadis, atau penjelasan-penjelasan tambahan dan makna-makna lainnya dari hal-hal yg hanya umum dijelaskan pd quran dan hadis. bagaimana sahabat-sahabat nabi melaksanakannya atau memahaminya. cnth dalam quran juga ada ayat2 pd suatu hal hnya memberi penjelsan umumnya saja, kmudian hadist menjelaskan, kemudian lebih di detailkan dengan praktek2 dan pemahaman para sahabat nabi. (cnth sholat, hadisnya menjelaskan jumlah sholat dan tata cara, dsb , kmudisan praktek dan pemahaman sahabat yg diberitahu, disampaikan, diajarkan dan dilihat dr nabi (macam2 sholat sunnah dan wajib), dsb.
klo digenalisir begitu, seakan-akan semua salah, lupakan produk2 lama, berhitung ulang yg baru, bisa2 anda membuat tafsir baru/perbuatan baru yg tidak sesuai dengan makna dan pemahaman asalnya.
dan yg kontradiksi ...
TANYA SAJA BALYA IBNU MALAKAN dan NABI ELYASA yg sentiasa menguasai lautan dan daratan serta berdzikir di taman-taman...BALYA itu LADUNI...KHASYAF, WALIALLAH...ELYASA AS itu NABI, KHASYAF dan WALIALLAH yang MUKMIN...tanya saja mereka...
bukankah anda meminta lupakan penafsiran dan pemahaman lama, tapi anda sendiri memakai produk lama trsbt atau mungkin malah bahkan hanya sekedar kembangan produk lama tersebut, yg sebenarnya jauh dr faham produk lama trsbt.
berinteraksilah kalian dng KHIDIR yang mengetahui KEJADIAN SEBELUM dan SELEPAS jng sekali-kali berpandukan dengan TERJAMAHN, TAFSIRAN TERDAHULU YANG MENGELIRUKAN sebagimana digambarkan NABI ELYASA yg sentiasa menguasai lautan dan daratan serta berdzikir di taman-taman.
bila kita kembalikan ke awal penjelasan ini, darimana anda tahu bahwa NABI ELYASA menguasai lautan dan daratan? apakah ini hanya pendapat individu terdahulu atau ini pendapat yang berasal dari sunnah. bila pendapat individu terdahulu, dari kitab apa dan dari siapa tokoh pengabar awalnya?, apakah dr syiah, assunnah, qadariyyah, jabariyah, dsb. jika memang smpai pada sahabat2 nabi/org2 terawal, apa benar ada atau catutan, apa ada dalam dalil?. dan bagaimana tanggapan/respon ulama-ulama lainnya (yg memahami ilmunya) akan hal ini.
rancunya karna kontradiksi antara apa yg anda minta dengan apa yang anda sendiri masih lakukan, bertentangan.
Ada lanjutannya,bang yusuf?ane tunggu.
Posting Komentar
Beri Komentarmu disini!