C.
Batasan Periode Tidak Diketahui/Periode Pra Manusia/Periode Nisnas
Marilah kita kumpulkan semua
pazzle-pazzle yang ada ini untuk menjawab, mengelompokan dan mengumpulkan
kesimpulan-kesimpulan yang ada hingga mendekati apa yang bisa menjadi sebuah
kebenaran tentang batasan peradaban periode tidak diketahui ini/periode Nisnas
di Bumi terhadap batasan periode nabi-nabi dan menghilangkan beberapa kerancuan
pendapat yaitu dengan menggugurkan sebagian kesimpulan awal tersebut di dalam
versi kesimpulan yang ada di awal-awal penulisan ini.
Penulis akan mencoba menggugurkan
terlebih dahulu mata rantai terhadap evolusi kera ke manusia (Teori Darwin),
dari beberapa ulasan literatur diatas terlihat adanya kerancuan terhadap
evolusi kera ke manusia, maka penulis mengasumsikan pendapat dari teori Darwin
adalah tidak benar, beberapa point untuk menggugurkannya adalah harus dilihat
dari, yaitu:
1.
Memastikan subjek adalah manusia asli yang
hal ini bisa dijelaskan perubahannya menjadi seperti kera berdasarkan
kemungkinan adanya perubahan fisik dengan sebab tertentu, dalam hal ini adalah
yang dipercaya sebagai sebuah kutukan yang terjadi kepada mereka yang dapat disimpulkan
dari rekam jejak cerita di dalam nash dan hasil-hasil penelitian di lapangan
terhadap kebenaran cerita di dalam nash sehingga cerita nash menjadi terbukti
sebagai kebenaran nyata dan bukan isapan jempol semata.
2.
Objek, berupa salah satunya adalah
artefak atau peninggalan sejarah mereka haruslah berkenaan dan cocok sebagai
artefak asli manusia, kemudian objek sebagai jejak peradaban yang membuktikan
kera adalah binatang primitif yang tidak mungkin menghasilkan peradaban
canggih. Rekam jejak ini juga terbukti benar dilapangan dan ada tercatat di dalam
sejarah manusia itu sendiri.
3.
Membuktikan perkembangan dari manusia
pertama ke manusia modern, tidak berkenaan dengan evolusi perubahan struktur
gen kera ke struktur gen manusia melainkan hanya evolusi ciri-ciri fisik
manusia, antara manusia dengan manusia berdasarkan perubahan genetika atau ras,
penjabaran ini harus dapat menyimpulkan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
4.
Memutuskan dan memisahkan lebih rinci
ciri-ciri dari peradaban dan peninggalan Nisnas di khalifahan awal bumi, khalifahan
Manusia, pengaruh alam, rekayasa manusia/hoax, Kebenaran Nisnas luar angkasa
(Allien) dan Kebenaran manusia modern dengan mesin waktunya dan memastikan
lebih sfesifik kebenaran kehadirannya.
5.
Menghubungkannya dengan Nash, sehingga
jelas bantahan akan teori Darwin tersebut.
Berdasarkan kesimpulan awal
penulis, tidak diragukan lagi nash menceritakan adanya manusia yang dikutuk
menjadi kera dan babi sebagai subjek, umat Islam percaya bahwa nash adalah
sumber otentik yang tidak terbantahkan bahkan walaupun itu belum dibuktikan
secara nyata di lapangan, sudah sebuah kepastian hal itu benar apa adanya buat
umat Islam. Pembuktian di lapangan tinggal menunggu saatnya saja dan Anda-lah
(arkeolog) sebagai bagian dari pembuktian tersebut. Hal ini juga menyimpulkan
bahwa rangka-rangka menyerupai kera yang ditemukan saat ini adalah bisa jadi
sebagian adalah kebenaran dari manusia yang di kutuk yang menyerupai kera baik
wajah dan fisiknya dan sebagiannya lagi adalah kera asli yang hidup berdekatan
atau berada sebagai peliharaan Manusia atau kebetulan menempati bekas Manusia
sejarah tak lama setelah ditinggal atau tidak lama setelah keloni itu musnah dan
kebetulan mati disana. Ini pula menarik kesimpulan lainnya bahwa ada juga
campur tangan Manusia sejarah sendiri untuk menyisihkan bagiannya sebagai
rekayasa kebohongan atau hoax dengan maksud-maksud tertentu hingga menjadi sebagai
pembingungan pada manusia lainnya. Jadi subjek penelitian dan penemuan manusia
modern terhadap hal ini adalah bisa jadi dari salah satu bagian rangka asli
manusia yang dikutuk menyerupai kera, rangka asli kera sebenarnya dan atau
rangka buatan rekayasa/hoax. Dan harusnya umur penemuan rangka-rangka dan
artefak-artefak ini menjadi batasan atau masuk di dalam periode manusia sejarah
(periode nabi-nabi). Untungnya telah ada ilmuan yang menjelaskan tentang
keanehan-keanehan beberapa artefak yang umurnya sangat tua dan diyakininya
sebagai buatan manusia, dalam bukunya Forbidden
Archeology: The Hidden History of the Human Race" by Michael A. Cremo.
Untuk menambah akurasi kebenaran
hal ini perlu juga sekiranya ditentukan/dijelaskan objektifitas sejauh mana
umur peradaban manusia periode nabi-nabi dan sejauh mana kecanggihan yang
berhasil dicapai dari beberapa peradaban masa lalu karena bukankah kera adalah binatang
primitif, itu berarti tidak mungkin membuat peradaban maju semisalnya bangunan
tinggi dengan arsitekturnya, ini pula telah dibuktikan di lapangan dengan
penemuan-penemuan yang mengagumkan dari peradaban lalu, masalahnya buat umat Islam
sendiri, ini harus bisa diteliti pula dari rekam jejak riwayat/cerita yang bisa
dipertanggungjawabkan dalam ilmu keagaaman Islam, sebagaimana nabi Idris as telah
mengenal tulisan (baca: pembukuan), seharusnya ada kesampaian berita pula di
dalam nash atau literatur Islam lainnya. Jadi bila itu kebenaran, adakah
peradaban masa lalu bisa membuat pesawat dan pemusnah massal sekelas nuklir
dengan peninggalan reaktornya dan bekas radioaktif peperangan yang tersisa
direruntuhan kota kuno yang diyakini oleh hasil penelitian manusia modern
sebagai kenyataan dan juga diceritakan dalam kitab Weda dalam Epic Mahabartha
dan Ramayana yang terkenal itu. Nash memberi gambaran tersirat :
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam,
Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat.
(sebagai)
satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. QS. 3:33-34 (Ali ‘Imraan).
Apa makna lain yang bisa dipetik
dari ayat-ayat ini, apa keutamaan lainnya yang di maksud dari nabi-nabi ini? Makna
ayat-ayat ini bisa pula menjelaskan bahwa nabi Adam as adalah Bapak umat
manusia hingga akhir jaman, semua manusia yang ada dari awal jaman hingga akhir
jaman adalah turunan darinya “(sebagai)
satu keturunan” termaksud nabi Nuh as dan pengikutnya yang terselamatkan
dari banjir bah “yang sebagiannya
(turunan) dari yang lain”, artinya peradaban awal dimulai dari nabi Adam as,
Kemudian bisa diartikan pula bahwa salah satu keutamaan nabi Nuh as adalah
sebagai Bapak generasi kedua/Bapak peradaban manusia kedua atau peradaban
pertengahan dan peradaban akhir setelah peradaban awal dipunahkan hingga
tersisa beberapa manusia saja, sedangkan nabi Ibrahim as sebagai bapak para
nabi-nabi sebagai keutamaannya dan turunan darinya sebagai pemimpin nabi-nabi
(nabi Muhammad SAW). Keluarga Imran memiliki keutamaan karena nabi Isa as (messiah)
lahir dari turunannya, yaitu penyelamat umat-umat tersesat akhir jaman
(penggembala domba-domba yang tersesat) dan pemberi kabar kebenarannya ajaran Islam
nabi Muhammad SAW di akhir jaman.
Ada mata rantai yang baik antara
jaman sebelum banjir bah (peradaban awal) dan jaman sesudah banjir bah bila ia
dapat ditemukan, yaitu bahtera nabi Nuh as, bisa jadi bahtera tersebut membawa
pula sisa-sisa sejauh mana kemodernan peradaban awal dan mata rantai bank
plasma. Sayangnya kabar penemuan bahtera nabi Nuh as terhenti beberapa tahun,
hingga penulis pun menjadi ragu apa yang ditemukan dahulu itu adalah benar
bahtera nabi Nuh as atau ada penyembunyian fakta hingga kabar terbarunya tidak ada.
Perlu Anda tau juga bawa bisa
jadi ada juga sekelompok-sekelompok kecil manusia lain di belahan bumi lainnya dengan
orang-orang sholeh atau ada Nabi yang semasa/sejaman dengan nabi Nuh as dari
kalangannya diselamatkan pula dalam banjir bah tersebut, hingga akhirnya
versi-versi cerita tersebut beragam pada beberapa kebudayaan di berbagai benua
lainnya namun yang pasti jumlah manusia awal setelah banjir bah, tersisa hanya
beberapa orang. Dan di rekam dalam nash adalah umat nabi Nuh as saja. (karena
ada jumlah ratusan ribu nabi-nabi di masa lalu, maka bisa jadi ada pula
nabi-nabi yang hidup sejaman, contoh sejaman atau segenerasi : Musa, Harun,
Khidir, dan murid Musa-Yusya, atau Ibrahim, Ishaq, dan Ismail, atau Yakub dan
Yusuf, jadi nabi-nabi ini rentannya tidak melulu 1 tahun atau 100 tahun, jadi
tidak bisa digenapkan bila varian turunnya 1 atau 100 tahunan, maka jaman
nabi-nabi berlangsung 124.000 tahun atau 12.400.000 tahun, kita tidak tahu
berapa ratusan atau ribuan tahun rentan periode nabi-nabi, sebab selain ada
nabi-nabi yang segenerasi dan satu tempat, mungkin juga ada nabi-nabi yang
hadirnya segenerasi namun berbeda tempat untuk dakwahnya, seperti ada di
afrika, benua amerika, timur tengah, dsb. Kenapa berbeda dan tidak terkoneksi
antar nabi-nabi ini, mungkin juga karena jamannya lagi jaman pertengahan yang
tidak ada kendaraan dan pesawat dan telekomunikasi cepat pada masa “mereka”)
Maka Kami bukakan
pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah . Dan Kami jadikan
bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan
Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (QS. Al-Qamar:
11-13) cari literal yang di bold, paku yang apakah pasak atau
paku dari logam atau selainnya, berarti zaman nabi Nuh as mengenal logam. Papan
yang halus atau kasar atau papan logam, dsb.
Bagaimana mungkin ada pengabaran
tentang sedikitnya manusia yang selamat bila banjir bah tersebut bersifat lokal
dan tidak menyeluruh, yang mungkin dengan batasan beberapa puncak gunung sangat
tinggi saja yang tidak terkena air bah. Bila banjir bah bersifat lokal atau
sekitar 550km saja maka daratan-daratan lainnya dibelahan bumi lainnya tentu
tidak terkena, berarti manusia-manusia yang berada di daratan tersebut banyak
yang terselamatkan dan tidak kurang sesuatu apa pun, seakan-akan gambaran
besarnya banjir bah cuma hiperbola saja. Dan sekelompok kecil manusia lain di
belahan bumi lainnya yang terselamatkan ini juga mungkin ada diantaranya yang
membawa binatang yang bukan bagian dari binatang yang dibawah nabi Nuh as,
karena kewilayahan binatang-binatang tersebut yang jauh letaknya (mengingat
bisa jadi ada nabi-nabi sejaman dengan nabi Nuh as namun berbeda wilayah
dakwahnya dan keburukkan telaah merata pada tempat-tempat tersebut, jadi azab
diglobalkan namun diceritakan dan difokuskan kepada ikonnya pada kaum nabi Nuh
as saja dan menabirkan kaum-kaum sejaman lainnya tersebut, mengingat ada banyak
cerita banjir bah pada banyak kebudayaan dunia), selain itu dapat pula
binatang-binatang ini cuman sepasang tiap jenis yang pentingnya saja (bank
plasma) dan setelahnya binatang ini akan membentuk varian jenisnya sendiri,
misal kucing cukup sepasang, kemudian gen mereka yang menurunkan jenis-jenis
kucing yang sekarang bermacam-macam atau satu jenis binatang jenis ini yang
plasma gennya tersimpan jenis srigala, kucing, macan, dsb (akibat Genetical
bottleneck ( Dr. Lesser)), juga ada binatang yang bisa selamat karena sempat
mengungsi kewilayahan atau daerah yang tinggi atau tidak terkena efek banjir
bah, seperti beberapa burung misalnya yang bisa terbang, atau ada binatang yang
punya kewilayahan tersendiri pada jaman sekarang yang sebenarnya varian baru
dari bintang masa lalu tersebut. ini dapat menjelaskan keraguan orang-orang
terhadap binatang tertentu yang kenapa bisa terselamatkan padahal memiliki ciri
wilayah tertentu yang jauh dari jangkauan kewilayahan daerah tinggal nabi Nuh
as. Dan ada rincian yang dinyatakan bahwa Allah SWT tidak akan membuat bencana
serupa bah itu lagi untuk menjatuhkan hukumanNya, tanda bahwa bencana itu
adalah sangat dasyat dan bersifat lebih global, bila dicontohkan harusnya lebih
dasyat dari tsunami Aceh yang mengenai beberapa wilayah lainnya di benua lain
dan tsunami-tsunami ini tidak serupa kejadiannya, lingkup dan besarannya pada
seperti masa nabi Nuh as itu. Ada pendapat mengatakan Nuh tinggal didaerah
cekungan dibagian Armenia, sedangkan ada pendapat juga bahwa bukti erosi bekas
air bah ada juga di Mesir pada patung sphinx (pendapat tentang erosi sphinx
diduga sebab air atau angin), klo mau lingkup “air bah” ini, kita harus
meneliti daerah-daerah di dunia mana saja yang terimbas batasan yang terkena
erosi yang tanda kutip “mirip dan semasa”, klo lokalan, ya mending tidak
usahlah jauh-jauh di seluruh dunia cari bekas atlantis atau lemuria, cukup di
batasans erosi bah ini saja (bila Nuh sejaman dengan peradaban atlantis atau
lemuria). Dan bila perlu diukur juga jarak tinggi bekas erosi-erosi ini dengan
tinggi permukaan air, apakah bekas erosi-erosi tersebut secara penelitian
dibeberapa daerah itu hampir sama atau sesuai semua dengan presesi perbedaan
tingginya dengan jarak permukaan air laut sekarang. Selain ukuran tahun dan
juga ukuran tinggi yang hampir sama bekas-bekas erosi, dsb. maka besar
kemungkinan ia adalah satu kasus sebab erosi yang sama.
QS
Huud(44) Dan difirmankan: ”Hai bumi
telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, “dan airpun disurutkan,
perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan
dikatakan:” Binasalah orang-orang yang zalim”. bila merujuk ayat ini,
sederhananya kita bisa mensimulasi besaran banjir bah apakah lokal atau
bersifat lebih global, bila saja kita mengetahui seberapa tinggi tanda kutip “
dikatakan diatas bukan dipinggiran” bukit judi dari permukaan air (bila
benar-benar yang dimaksud adalah bukit), maka kita tahu ketinggian ini adalah
ketinggian surutnya banjir bah, dari sini bila disemulasikan mungkin kita akan
tahu besaran luas dari jangkauan air dari sebesar atau setinggi atas bukit judi
ini, dan itu kita akan tahu besaran air pas mulai surutnya banjir tersebut.
Jadi belum merupakan pas tinggi-tingginya banjir bah. Qs. Huud:42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:
"Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada
bersama orang-orang yang kafir."
Misalkan
saja, bahwa penemuan di kaki gunung Ararat benar-benar kapal nabi Nuh as, kita
juga dapat korelasi hipotesa tentang erosi pada patung sphinx di Mesir dan kayu
purba dari jawa timur dan cerita-cerita dibeberapa budaya peradaban dunia akan
hal banjir besar. Kita bisa mensimulasi dari ketinggian dimana kapal berada di
gunung ararat terhadap permukaan laut (mengingat bahwa permukaan laut telah
naik sejauh 130 meteran pada masa sekarang (berdasarkan hipotesa para peneliti
tentang naiknya permukaan air laut bila sekiranya peristiwa ini terjadi sebelum
permukaan air naik atau ia salah satu rangkaian sebab-sebab penyebabnya), maka
yang mungkin saja dimaksud adalah permukaan air laut diperkiraan masa
terjadinya banjir tersebut, yaitu ketinggian pas air laut belum naik
permukaannya 130 meteran seperti saat ini), jadi kita tahu berapa luasan
jangkauan daerah yang tergenang dari asumsi terhadap ketinggian kapal di kaki
gunung ararat terhadap permukaan air laut sekarang yang plus +130 meteran ini,
yang itu adalah sekedar ketinggian dan luasan daerah saat keadaan banjir mulai
surut, kedua hipotesa jarak antara erosi sphinx di mesir, artefak kapal di
ararat dan kayu purba di jawa timur merupakan hipotesa luasan daerah lainnya,
ketiga bila dimaksud adalah “benar-benar” gelombang yang setinggi gunung, kita
bisa mengambil nilai yang sering muncul atau rata-rata dari tinggi gunung,
untuk menjadi rujukan asumsi simulasi lainnya. (bahasa arab pada masa quran
turun apa telah membedakan “benda” antara bukit dan gunung, bila iya maka
asumsi gunung adalah punya ketinggian lebih tinggi dari bukit, maka anggap saja
ia lebih tinggi dari bukit yang ada di dalam cerita-cerita nash plus 130an
meter). Yang keempat, kapal dari kayu purba, melihat di film bila ada gelombang
tinggi (tsunami) maka setinggi beberapa kaki/meterkah gelombang yang bisa
membuat kapal induk dapat terbalik karena pas ada dilereng gelombang menggunung
ini. Mungkin karena kapal dibuat di atas gunung efek lembah/lerengan gelombang
kaya gunung tidak mengefek berat dan tidak membuat terbalik kapal yang dari
kayu (karena posisi bagian atas gelombang yang dihadapi), namun karenanya jadi
kita bisa mengkasarkan dengan rata-rata/atau nilai yang mendekati sering muncul
akan ketinggian gunung, maka berapa luasan area air yang menggenang. Semisal
tinggi gelombang sekian dapat membalik kapal induk yang seukuran sekian juga
dapat disimulasikan luasan cakupan area air yang akan menggenang. Maka harus
ada dalam posisi ketinggian berapakah awalnya agar kapal induk baru bisa tidak
terkena dan selamat dari efek lereng gelombang ini. Jadi global atau tidaknya
banjir tersebut sedikit bisa diprediksi. Bila dikatakan pada kapal digunung
ararat seukuran sekian, harus berada diketinggian berapakah kira-kira awalannya
agar dia tidak terkena efek atau selamat dari terjangan lereng gelombang
menggunung (asumsi kapal awalnya harus berada ditempat yang tepat diseputaran
titik puncak gelombang menggunung), dan apakah ketinggin tersebut adalah ia
lebih tinggi dari keberadaan ketinggian “kapal di ararat” (dengan arti masa
surut banjir bah) atau malah lebih kecil dari ketinggian “artefak ararat”
(lebih kecil nilainya dari masa surut). Selain itu misalnya ditambah asumsi
beda ukuran berat massa kapal kayu dengan kapal baja, dsb. Jadi sedikitnya Anda
juga bisa menduga-duga apakah di ararat adalah hal yang benar, namun ya mungkin
saja kita juga tidak bisa mengasumsikan sangat benar bahwa ketinggian awalan
dari ukuran kapal yang sekian berarti dipersiapkan menghadapi gelombang yang
sekian juga tingginya, kan bisa saja kapalnya ukuran memang kecil dari
ketinggian gelombang yang terjadi, tapi ditempatkan lebih tinggi pada sebuah
gunung yang lebih tinggi. Tapi ukuran ini bisa bearti patokan bahwa lebih besar
dari ini ukuran hasilnya area luasan banjir tersebut, lebih global atau hanya
lokalan dibeberapa daerah sekitarnya. Semisal benarlah bahwa kapal nabi Nuh as
di buat di atas sebuah gunung, maka ambillah standart ketinggian untuk sekedar
hitungan atau simulasi satu nama gunung yang ada di nash, contoh perbandingan
terhadap tsunami aceh, semisal ketika dibibir pantai tinggi gelombang setinggi
pohon kelapa, maka jangkauan area luasan terjangannya tsunami ini dapat sampai
dimana (walaupun tinggi lingkungan bisa berbeda tinggi rendahnya tanah, namun
sekedar rujukan perbandingan saja), maka kita tahu bila benar kapal nabi Nuh as
dibuat di atas gunung yang dengan sebab banjir dapat berlayar sesudahnya maka itu
bisa menjadi patokan tinggi awal dari sebuah ketinggian bencana banjir bah
tersebut, jadi seberapa jauh jangkauannya?……
Dan
sesungguhnya Kami mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kamu dan Kami
mengetahui orang-orang yang kemudian. QS. 15:24 (Al Hijr).
Dan
orang-orang terdahulu dari yang dahulu. QS. 56:10 (Al Waaqi’ah).
Kesimpulan ini memberi kesimpulan
kepada penulis seperti yang tertulis diatas tentang adanya Peradaban manusia awal
(yang kemungkinan sangat canggih) kemudian di sambung pada peradaban kedua atau
peradaban tengah dan peradaban akhir atau peradaban yang menuju kecanggihan
peradaban pertama.
Sesungguhnya
Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar. QS.
54:49 (Al Qamar).
Dan tiadalah urusan Kami kecuali satu
kalimat seperti sekejap mata. QS. 54:50 (Al Qamar).
Maka
apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang Kami
binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada (bekas) tempat tinggal umat itu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang yang
mempunyai akal. QS. 20:128 (Thaahaa). Berapa banyak umat? Sementara
dalam riwayat hanya beberapa kaum saja yang diceritakan dan tidak ditabirkan
untuk menjadikannya pengajaran dan pelajaran.
Menurut Al-Qur'an, Nabi Nuh as
memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet. Namun Alkitab
hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab
Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi;
hanya ia dan pengikutnya dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh
yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali
me-repopulasi bumi. Apakah banjir bah ini adalah penutup serangkaian pemusnahan
umat-umat peradaban awal? Berapa banyak manusia yang tersisa dan suku apa saja
yang tersisa pada masa itu yang menuju peradaban manusia tengah?
Penulis pernah bermain game The Rise
of Nations, kadang dalam permainan tersebut penulis menghancurkan musuh sebelum
peradabannya sampai pada peradaban satelit (luar angkasa) dan nuklir. Peradaban
umat manusia kadang hancur saat masih memiliki teknologi peradaban muda atau
saat teknologinya telah tinggi.
Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari satu diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (istri)-nya, dan berkembang dari keduanya lelaki dan
perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu saling
meminta (dengan menyebut nama)-Nya, dan peliharalah keluarga. Sesungguhnya
Allah adalah sangat memperhatikanmu. QS. 04:01 (An-Nisaa’)
Di dalam ayat ini Allah
memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepada-Nya, Yang memelihara manusia
dan melimpahkan nikmat karunia-Nya. Dialah Yang menciptakan manusia dari
seorang diri yaitu nabi Adam as. Dengan demikian nabi Adam as adalah manusia
pertama yang dijadikan oleh Allah SWT. (Menurut Jumhur Mufassirin).
Kemudian dari diri yang satu itu
Allah menciptakan pula pasangannya yaitu Hawa. Dari kedua Adam dan Hawa
berkembang biaklah manusia. Kemudian sekali lagi Allah memerintahkan kepada
manusia untuk bertakwa kepada-Nya dan seringkali mempergunakan nama-Nya dalam
berdoa untuk memperoleh kebutuhannya. Menurut kebiasaan orang Arab jahiliah
bila menanyakan sesuatu atau meminta sesuatu kepada orang lain mereka mengucapkan
nama Allah. Dan juga Allah SWT memerintahkan supaya manusia selalu memelihara
silaturrahmi antara keluarga-dengan membuat kebaikan dan kebajikan yang
merupakan salah satu sarana pengikat silaturrahmi. Ketahuilah bahwa Allah
pengawas terhadap perbuatan manusia apakah ia telah memenuhi hak Allah dengan
tulus ikhlas atau tidak. (Pemaknaan tafsir ayat ini)
Cuplikan
Sumber Literatur
SITUS arkeologi baru yang cukup
spektakuler, ditemukan para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs
itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan
gunung berapi (supervolcano) Toba, 74.000 tahun yang lalu.
Tim peneliti multidisiplin
internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Pe-traglia, mengungkapkan dalam
suatu konferensi Pers di Oxford, Amerika Serikat tentang adanya bukti kehidupan
di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil,
dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli
dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk
mencari bukti adanya kehidupan, dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di
padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini hanya ditumbuhi
sabana (padang rumput). Sementara, tulang belulang hewan berserakan. Tim
menyimpulkan, daerah yang cukup luas inf ternyata ditutupi debu dari letusan
gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu
sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah eruption
supervokano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena
ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik.
Sejak kaldera kawah yang kini
jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3.000 mil.dari sumber letusan.Bahkan yang
cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga ke Kutub
Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung
berapi Toba kala itu. Bukti bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa
kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di
Atlantis.
Meski para ahli masih mencari
bentuk fosil manusia Atlantis secara definitif, temyata populasi manusia yang
hadir di India se-belum 74.000 tahun lalu, atau sekitar 15.000 tahun lebih awal
berhasil ditemukan dalam beberapa bukti genetik. Wilayah penelitian sampling-nya
diambil dalam skala luas, meliputi beberapa negara dengan skala penyebaran
12.000 mil dari titik letusan super gunung berapi Toba.
Penelitian ini untuk mencari
bukti, sampai sejauh mana manusia purba terhindar dari kepunahan pada saat
letusan supervolcano Toba terjadi,” kata Dr. Michael Petraglia, senior Research
Fellow di School of Archaeology Universitas Oxford.
Dari bukti lapangan diketahui
alat-alat Palaeolithic tengah, ditemukan tepat sebelum dan sesudah letusan
Toba. “Hal ini menunjukkan, orang-orang yang selamat dari letusan berasal dari
populasi ras yang sama,” kata Dr. Petraglia. Para peneliti setuju dengan bukti
lapangan bahwa nenek moyang manusia lainnya, seperti Neanderthal di Eropa dan
makhluk berotak kecil Hobbit di Asia Tenggara, mampu bertahan hidup setelah
Toba meletus. Beberapa ahli berspekulasi bahwa letusan gunung berapi Toba itu
sangat dahsyat, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah.
Penelitian di India menunjukkan,
sebuah mosaik ekologis tampak begitu jelas. Ada beberapa daerah yang relatif
cepat, mengalami recovery setelah peristiwa vulkanik. Tetapi ada ribuan hektare
lahan yang tidak bisa ditumbuhi tanaman keras hingga saat ini, yang hanya bisa
ditumbuhi oleh jenis rerumputan gersang.
Tim tidak menemukan banyak bukti
tulang belulang di padang rumput itu, tetapi justru penemuan terbesar terdapat
dalam kompleks gua “Bil-lasurgam Kurnool”, di Provinsi Andhara Pradesh. Namun
yang menjadi keheranan para ahli, di padang rumput itu ditemukan bukti bahwa
tanahnya mengandung debu gunung berapi bercampur radioaktif.
Debu radioaktif bercampur dengan
debu gunung berapi itu, kini menjadi sebuah teka-teki yang cukup pelik. Apakah
abu letusan itu mengandung radioaktif, atau memang ada letusan lain dari sebuah
senjata yang mengandung radioaktif? Para peneliti juga menemukan sejumlah bukti
lain yang mereka yakini deposit (timbunan fosil) berbagai kehidupan dari
setidaknya 100.000 tahun yang lalu.
Deposit ini mengandung kekayaan
berbagai jenis tulang hewan, manusia, sapi liar, dan berbagai karnivora dan
monyet purba. Para ahli juga mengidentifikasi, sejumlah tanaman yang diduga
jadi bahan pokok makanan mereka. Gua-gua itu menghasilkan informasi penting,
tentang upaya menyelamatkan diri dari letusan super gunung berapi Toba.
Berdasarkan studi dan bukti baru
hasil analisis, carbon radio isotop yang tak terbantahkan dari para ahli
menyatakan letusan super gunung berapi Toba di Pulau Sumatra terjadi sekitar
73.000 tahun yang lalu. Letusan itu menyemburkan debu sekitar 800 kilometer
kubik abu ke atmosfer.
Meninggalkan kawah (sekarang
danau vulkanik terbesar di dunia), dengan panjang 100 kilometer dan lebar 35
kilometer. Penyebaran abu dari letusan ini telah ditemukan di India, Samudera
Hindia, Teluk Bengala, dan Laut Cina Selatan bahkan terjebak di lapisan es
Greenland, Kutub Utara.
Kata Stanley Ambrose , profesor
antropologi Universitas Illinois, dan seorang kepala peneliti Studi-studi Kasus
Baru, Profesor Martin AJ. Williams, dari University of Adelaide, Australia,
letusan gunung berbelerang aerosol tersebut, sempat menutup radiasi matahari
selama enam tahun.
Jadi dunia saat itu, benar-benar
gelap gulita, yang diduga berdampak pada sebagian dari mahluk hidup yang mati
karena tidak ada sinar matahari,” ujarnya. Sebuah Instant Ice Age yang terdapat
dalam inti es yang diambil di Greenland mengungkapkan, dampak letusan
berlangsung sekitar 1.800 tahun hingga kembali ke seperti sekarang ini.
Selama jaman es instan ini, suhu
turun hingga 16 derajat Celcius (28 derajat Fahrenheit). Begitu dingin-nya
udara.di beberapa daerah Indonesia juga tertutup salju. Prof. Williams
menemukan lapisan abu Toba pertama kali di pusat India, pada 1980. Pada tim
investigasi ini, ia juga bertidak sebagai pemimpin dan penanggungjawab
penelitian.
Efek iklim Toba telah menjadi
sumber kontroversi selama bertahun-tahun, seperti dampaknya terhadap populasi
manusia dan ekosistem. Pada tahun 1998, Ambrose mengusulkan dalam Journal of
Human Evolution bahwa efek dari letusan Toba dan Ice Age menjelaskan terjadinya
penurunan drastis pada populasi manusia.
Terutama pengaruh genetikanya,
terlihat antara 50.000 dan 100.000 tahun kemudian. Kurangnya keragaman genetik
di antara manusia yang hidup hari ini, menjadi suatu bukti bahwa selama periode
itu ada sejumlah ras manusia yang punah.
Selain itu, di muka bumi ini
diduga telah terjadi kekeringan yang cukup panjang, hingga menunjukkan adanya
penurunan suhu ekstrem,” kata Ambrose. Analisis isotop karbon pada sejumlah
temuan, menunjukkan bahwa hutan tertutup di India tengah. Setelah letusan
terjadi, muncul rumput sebagai tanaman pionir. Setidaknya mulai merambah,
selama l.000 tahun setelah letusan kemudian menjadi hutan. “Ini adalah bukti
jelas, bahwa Toba juga menyebabkan deforestasi di beberapa daerah tropis untuk
waktu yang lama,” kata Ambrose.------------------
Adakah hubungannya dengan air bah
di jaman nabi Nuh as terhadap letusan supervolcano gunung Toba?
Cuplikan
sumber literatur
Apakah kamu gila?
Hmm… susah menjelaskannya.
Mengapa kamu begitu bebal?
Apakah kita pernah bertemu?
Ingatlah bahwa orang yang menyebut orang lain bebal atau bodoh, dia sendirilah
orang yang bebal.
Bukankah inti dari faham
penciptaan adalah: “Allah mengatakannya, aku mempercayainya. Titik.” ?
Untuk sebagian orang, ya.
Sebaliknya, bukankah inti faham evolusi adalah “Ilmuwan mengatakannya, aku
mempercayainya. Titik.”?
Kapankah kamu berhenti menentang
ilmu pengetahuan?
Kapankah kamu berhenti memukuli
istrimu? Dengan kata lain, pertanyaan tadi mengandung pernyataan yang tidak
benar. Kadangkala sebagian kecil ilmuwan atau orang-orang yang bijaksana,
mengajukan sebuah teori yang belakangan terbukti teori itu benar. Pada
prinsipnya, kami tidak menentang ilmu pengetahuan.
Ingatlah bahwa bapak-bapak penemu
ilmu pengetahuan modern adalah para pendukung penciptaan (kreasionis), seperti
Newton, Kepler, Pascal, Boyle, Galileo dan banyak lagi. Mereka memahami bahwa
ada Pencipta Agung yang memberikan dasar untuk mencari hukum-hukum alam atas
ciptaan-Nya, dan untuk mencoba berpikir seperti caraNya berpikir. Saat ini kita
melakukan hal yang sama, kita tahu bahwa kita hidup dalam alam semesta yang
telah dirancang secara logis. Bagaimana dengan ide bahwa kita semua ada secara
kebetulan dan acak oleh letusan Big Bang? Para pendukung penciptaan
(kreasionis), bersama-sama dengan ilmu pengetahuan, akan mempertahankan
bukti-bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta ini tidak diciptakan secara
kebetulan.
Bagaimana tentang dinosaurus?
Secara sederhana, dinosaurus
hidup berdampingan bersama-sama dengan manusia selama ribuan tahun. Dalam era
modern hampir semuanya telah punah. Ingat, kata ‘dinosaurus’ baru ada 160 tahun
yang lalu. Legenda tentang reptil yang berbahaya (alias naga) telah diceritakan
turun temurun di seluruh Eropa, dari Tiongkok sampai seluruh Asia, seluruh Amerika
(Utara, Selatan dan Tengah), juga di Afrika. Mengapa legenda/sejarah ini
diremehkan dan diabaikan sekedar untuk mempercayai teori evolusi yang bersifat
sementara? Penting bagi ilmu pengetahuan untuk membedakan bukti dari
penafsiran. Bukti menunjukkan bahwa memang ada makhluk-makhluk yang berbahaya
ini. Ditemukan tulang-tulang, catatan sejarah, jejak kaki, dan bukti-bukti yang
kuat. Penafsiran (atau kepercayaan) bahwa mereka telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu masih diperdebatkan antara kaum kreasionis dan evolusionis. Sejumlah
cerita sejarah tentang manusia dibunuh oleh dinosaurus atau manusia bersatu
membunuh dinosaurus (di antara bukti-bukti penting lainnya) jelas berpihak pada
kebenaran teori penciptaan. Dan teori penciptaan berkembang makin hari makin
kuat.
Bukankah dinosaurus punah 65 juta
tahun yang lalu?
Ada bukti yang jelas bahwa bumi
hanya berusia ribuan tahun. Dalam buku berjudul BOOKS, lihat It's a Young World After All.
oleh Dr. Ackerman. Pendapat bahwa usia bumi “65 juta tahun” adalah rekaan
semata. Evolusi menjadi tempat persembunyian imajiner terhadap kemahakuasaan
Sang Pencipta. Evolusi mengklaim (berdasar kepercayaan) bahwa Allah kita adalah
lemah dan tidak nyata. Pikirkan apa yang diklaim evolusi tentang asal usul
kita. Naga (yang dibahas pada pertanyaan sebelumnya) dijumpai dan kadangkala
diperangi oleh nenek moyang kita di daerah yang didiami manusia. Nenek moyang
kita mencatat keberadaan makhluk-makhluk reptil yang berbahaya itu jujur apa
adanya. Dinosaurus hidup berdampingan dengan manusia. Manusia menyaksikan
kehidupan dinosaurus. Tentunya kisah-kisah itu kemudian ditambah-tambahi, namun
kebenaran bahwa manusia dan dinosaurus (naga) hidup berdampingan adalah akurat.
Dinosaurus hidup di berbagai tempat pada saat bersamaan – sampai kebanyakan
dari mereka punah (Sebenarnya, masih ada sejumlah kecil dinosaurus yang masih
hidup sampai saat ini)
Bumi diciptakan pada tahun 4004
SM…. Pasti bercanda!
Sebenarnya terdapat beberapa
versi yang berbeda tentang “ilmu penciptaan”. Sejumlah kreasionis cenderung
menerima sebagian besar penafsiran evolusi tapi berhenti pada titik di mana
seluruh kehidupan terjadi begitu saja pada awalnya. Para kreasionis ini
berdebat tentang “penyebab awal”, yakni “Seseorang” yang menyebabkan peristiwa
yang pertama dan kemudian evolusi menamainya Allah. Dari www.creationism.org link kita
menghubungkan dengan sejumlah situs, bila kamu berminat. Tapi kreasionis yang
lain, yang memberi kontribusi pada ada website ini telah belajar secara
berkelanjutan dan menyimpulkan (atau percaya) bahwa tidak ada bukti ilmiah
apapun yang mendukung evolusi; dan tidak mungkin bumi berusia lebih dari 10.000
tahun. Hal ini rumit, tapi banyak dari kreasionis yang percaya bumi berusia
muda, sekitar tahun 4004 SM , mungkin paling dekat dengan tanggal penciptaan.
Mereka yang percaya bahwa metode penanggalan radioaktif bekerja dengan baik,
pasti menertawakan hal ini. Maaf.
Hujan selama 40 Hari dan 40
malam, sungguhkah?
Sebenarnya dalam Kejadian pasal
7, dinyatakan bahwa air menutupi daratan selama 150 hari, lalu perlahan surut
pada 150 hari berikutnya. Air bah terjadi selama hampir 1 tahun sejak keluarga
Nuh masuk ke bahtera sampai mereka meninggalkannya. Itu sudah jelas, titik.
Didahului dengan 40 hari 40 malam, hujan turun amat lebat (angin juga bertiup,
Kej 8:1). Tidak ada bukti nyata bahwa hujanlah yang menyebabkan air bah. Para
kreasionis modern tidak pernah memperdebatkannya. Maafkan aku, tapi hanya para
evolusionis yang terus menyatakan gagasan palsu ini untuk terang-terangan
menjelekkan teori penciptaan, termasuk air bah.
Bagaimana mungkin bahtera Nuh
menampung semua spesies binatang-binatang besar di dunia!
Telur naga (dinosaurus) terbesar
yang pernah kita temukan adalah seukuran bola sepak. Jadi selusin telur
brachiosaurus dapat dimasukkan dalam bagasi mobil dan masih ada ruang lowong!
Ini berarti bahwa naga yang baru menetas juga ukurannya tidak terlalu besar.
Misi dari Nuh adalah melestarikan setiap jenis binatang. Tidak perlu mencari
yang terbesar dari tiap jenis. Dan juga tidak perlu spesies turunannya. Kuda
dan zebra bisa kawin dan mempunyai turunan, demikian juga singa dan harimau.
Jadi menurut teori penciptaan keduanya mungkin berasal dari binatang yang sama.
Walaupun, memiliki banyak perbedaan, anjing dan serigala mungkin berasal dari
jenis hewan yang sama. Memang di dalam bahtera ada binatang-binatang yang bila
dewasa berukuran amat besar, seperti jerapah, gajah dan T-rex. Tapi rata-rata
binatang berukuran seperti domba, sehingga bahtera bertingkat 3 cukup luas
untuk menampung bermacam-macam binatang termasuk persediaan makanan yang
banyak. Beragam variasi spesies bisa lahir dari sepasang binatang asli yang
sehat. Bila kita berpikir secara ilmiah, bukankah hal ini menunjukkan variasi
rancangan yang luar biasa?
Bahkan bila seluruh atmosfer 100%
jenuh dengan uap air lalu turun hujan, tidak mungkin seluruh air itu cukup
untuk menenggelamkan seluruh benua! Air bah itu tidak mungkin terjadi!
Ada banyak bantahan dua
pertanyaan di atas. Kitab Kejadian menjelaskan air bah dari kacamata Nuh dan
bukanlah gambaran dari semua peristiwa yang terjadi. Tidak disinggung sama
sekali tentang es. Yang kita tahu, air naik (selama 150 hari pertama) sejalan
dengan turunnya hujan 40 hari dan pecahnya mata-mata air di bawah bumi. Itu
adalah pernyataan yang saling menunjang. Hujan tidak menyebabkan air bah, tapi
gejala dari bencana besar ini dimulai pada saat yang bersamaan.
Air asin yang menyapu benua-benua
akan menghancurkan semua tanaman, betul?
Pernahkan kamu menambahkan gula
pada kopi tapi lupa mengaduknya? Bagaimana rasanya? Sebelum terjadinya air bah,
samudera belum ‘diaduk’. Saat itu samudera mungkin belum jenuh mineral, yaitu
sebelum air menyapu semua daratan. Dan kita tahu tanaman berbiji (bukan hibrida
yang jauh lebih lemah, seperti anjing hasil kawin silang), bertahan hidup
berbulan-bulan dalam air. Dari catatan fosil terlihat bahwa beberapa jenis
tanaman (dan sejumlah makhluk laut) tidak bertahan selama air bah dan
memerlukan penyesuaian untuk iklim yang dingin sesudahnya. Cattail, contohnya,
dahulu bisa tumbuh setinggi 60 kaki, tapi sisa yang kita temui sekarang jarang
bisa mencapai 3 kaki. Dunia modern ini adalah sisa dari dunia sebelumnya.
Bukankah air bah Nuh hanya
bersifat regional?
Mustahil. Sebagian orang
berpendapat demikian, tapi Kitab Kejadian menjelaskan bahwa Allah bermaksud
untuk memusnahkan seluruh bumi. Manusia, hewan dan burung yang tidak masuk bahtera
akan tenggelam. Rata-rata manusia bisa berjalan 3 mil/jam, betul? Dalam waktu
10 jam, seseorang dapat menempuh 30 mil (50 km). Dalam waktu 100 hari berjalan,
akan menempuh ribuan mil, betul? Bila Allah sekedar mengirimkan banjir
regional, mengapa Ia tidak menyuruh Nuh membuat kereta Nuh saja? Nuh bisa
sekedar pindah ke lembah lain untuk menghindari banjir di tempat itu. Secara
geologis, kita menemukan lapisan-lapisan sedimen yang menyelimuti tiap daratan.
Kebanyakan sedimen terbentuk oleh air. Lapisan-lapisan yang tebal dan seragam
meliputi area ratusan mil persegi, menunjukkan adanya suatu kejadian di masa
lampau yakni proses pengendapan yang luas sekali, yang tidak pernah kita jumpai
masa sekarang. Lapisan-lapisan yang tebal itu, berselang-seling dengan cadangan
batu bara dan minyak bumi (berasal dari makhluk hidup di masa lampau) yang ada
di seluruh benua, menunjukkan air bah yang bersifat global
Air bah itu bersifat global. Hal
itu dinyatakan dalam legenda-legenda sejarah dari seluruh dunia, bukan hanya
sejarah Yahudi. Apa dasar utama kebenaran yang kamu pegang? Apakah ilmu
pengetahuan yang secara keliru mengikuti trend dan konsensus sementara ?
Ataukah Firman Allah? Bukankah kita tahu bahwa ada kalanya mayoritas ilmuwan
itu juga keliru? Lebih dari 1000 tahun, sejak Ptolemius sampai Galileo, ilmuwan
keliru menganggap seluruh alam semesta berputar mengelilingi bumi. Hukuman
gereja terhadap Galileo berlandaskan dukungan terhadap apa yang mereka anggap
sebagai ‘ilmu pengetahuan’ pada masa itu. Pemimpin gereja mendukung rekan
sejawatnya terhadap Galileo yang berpendapat bahwa teori Ptolemius –ilmuwan dan
ahli matematika Yunani- yang berusia 1000 tahun itu, adalah salah. “Percayalah
pendapat mayoritas ilmuwan”, mereka pasti benar? Tidak. Ada kalanya mayoritas
keliru. Mereka keliru saat berpendapat bahwa seluruh alam semesta berputar
mengelilingi bumi. Ada bukti yang nyata bahwa saat inipun mereka keliru
menyatakan bahwa kita ada karena kecelakaan kosmis yang meledak dari kehampaan
tanpa alasan apapun. Kehidupan manusia hanyalah kejadian biasa tanpa campur
tangan Allah. jadi jalanilah hidupmu apa adanya. Manusia yang menciptakan
hukum, konsensus manusia adalah otoritas tertinggi.
Bukankah Scope Trial di tahun
1925 (atau Monkey Trial) menunjukkan bahwa evolusi telah menang dan penciptaan
kalah! Itu yang dilaporkan secara terus menerus oleh media liberal dan
Hollywood sejak kejadian itu.
Mengapa kamu begitu intoleran
terhadap kepercayaan lain?
Aku mengaitkan dan membuat
laporan dari kedua sisi masalah yang penting ini, tidak seperti yang dilakukan
media liberal dan Hollywood sepanjang bertahun-tahun.
Para kreasionis yang bodoh
membuatku jengkel!
Ini bukan pertanyaan, tapi kami
sering mendapat jenis-jenis komentar seperti ini. Umumnya dikirim oleh orang-orang
muda yang menginginkan para kreasionis (atau siapapun yang berbeda pendapat
dengan mereka) menjadi seperti mereka. Wah, berarti menjadi muda kembali
...
Satu hal yang telah aku sampaikan
di hadapan kelompok yang skeptis adalah walaupun mereka sangat tidak setuju
dengan kesimpulanku, tolong pertimbangkan sisi baik dari bukti-bukti itu.
Mereka yang meramalkan teori-teori baru untuk masa 10-20 tahun ke depan adalah
mereka yang menggunakan bukti-bukti yang secara diam-diam dibuang oleh para
ahli lain pada generasi sekarang. Mengapa dibuang? Karena bukti itu tidak cocok
dengan teori mereka. (perhatikan pertanyaan berikut ini)
Penentuan umur dengan metode
radioaktif membuktikan bahwa penciptaan tidak mungkin terjadi, bukan?
Para kreasionis berpihak pada ilmu
pengetahuan yang dapat diuji dan dapat diulangi. Ehem, lagi-lagi para
kreasionis yang berdiri di pihak ilmu pengetahuan. Para evolusionis -kalau
perlu- diam-diam mengabaikan ilmu pengetahuan! Bebatuan tidak ada stempel
tanggal pembuatannya. Tidak ada seorangpun saksi mata yang menyaksikan usia
bebatuan itu jutaan tahun. Penentuan umur metode radioaktif adalah sepertiga
fakta dan duapertiga asumsi, dan tidak berulang (memberi hasil yang
berbeda-beda pada pengulangan). Aliran lava yang umurnya relatif baru, bila
dilakukan pengukuran umur metode radioaktif memberikan hasil jutaan tahun. Hal
ini tidak meyakinkan kita dalam menebak perkiraan bahwa umur bumi sangat tua.
Terdapat sisa-sisa karbon pada
fosil tulang naga (dinosaurus) . Menurut teori evolusi, tulang-tulang ini pasti
berusia 65 juta tahun. Para kreasionis mengambil sebagian karbon itu dan secara
berkala mengirimkan sampel itu ke laboratorium metode (C14); Hasilnya
menunjukkan bahwa karbon yang menempel di tulang dinosaurus itu berusia
maksimum ribuan tahun. Ilmu pengetahuan menang. Setelah para kreasionis
mempublikasikan dari mana asal sampel itu, para evolusionis menjadi sangat
marah. Sampel yang lain adalah kubah lava gunung St. Helens. Usia sebenarnya
adalah 30 tahun, tapi pengukuran dengan radioaktif K-Ar menunjukkan umurnya 1
juta tahun! Ada sesuatu yang sangat keliru. Pompeii dan Hawaii juga memiliki
aliran lava yang membuktikan bahwa pengukuran metode K-Ar tidak dapat
diandalkan. Tapi para petinggi evolusionis masih bertahan dengan data usia yang
amat tua ini karena tidak adanya bukti lain yang mendukung bahwa usia bumi
lebih dari 10.000 tahun. Semua sungai besar dan air terjun menunjukkan usia
bumi hanyalah ribuan tahun. Inilah ilmu pengetahuan, yang dapat diuji dan dapat
diulangi. Pengujian ini dapat dilakukan pengulangan dan hasilnya akan tetap
sama.
Bagaimaan dengan catatan fosil?
Fosil adalah sahabat terbaik para
kreasionis. Dan sampai saat ini tidak ditemukan fosil bentuk transisional.
Tentu saja, tiap generasi evolusionis mengajukan fosil-fosil baru, tapi tidak
ada satupun yang mampu bertahan sampai hari ini. Belakangan ini, mereka
berusaha keras meng-klaim bahwa ternyata kulit dinosaurus berbulu, untuk
membenarkan teori evolusi yang bersifat sementara. Ini juga akan runtuh. Tunggu
dan lihatlah. (Mereka punya seniman-seniman hebat, bukan?) Mereka bisa membuat
ilustrasi yang bagus tentang ‘kemungkinan’ bentuk antara, tanpa didukung
sedikitpun bukti ilmiah. Sungguh menyedihkan propaganda yang mereka lakukan
kepada anak-anak.
Evolusi manusia (hominid) adalah
FAKTA! Akuilah!
Manusia masa kini mempunyai
volume tengkorak bervariasi antara 700 cc sampai 2200 cc. Volume rata-rata 1300
sampai 1350 cc. Tidak ada kaitan antara ukuran otak dan kecerdasan. Aku dulu
tinggal di Tokyo selama 5 tahun. Rata-rata ukuran otak orang Jepang jauh lebih
kecil dari otakku (aku Kaukasian, berbadan tinggi). Tapi aku yakinkan kamu,
orang Jepang amat cerdas. Bila kita mengamati komputer, makin dekat jarak
sirkuit, makin efisien dan makin cepat kerjanya Jadi otak yang kecil belum
tentu suatu kelemahan, bukan? Ketika para evolusionis menjejerkan tengkorak
kuda-kuda dari yang terkecil sampai terbesar, mereka membuat asumsi yang salah
dengan mengkaitkan ukuran otak dengan kecerdasan. Mereka juga dengan sengaja
menyembunyikan penemuan tengkorak-tengkorak kuno yang berukuran lebih besar
dari tengkorak masa kini. Di tambah lagi, metode pengukuran umur radioaktif
tidak bekerja dengan baik (telah dibahas di atas), sehingga mereka tidak tahu
berapa umur tengkorak-tengkorak itu sebenarnya.
Permisi, apa yang akan terjadi
pada tulang orang-orang yang kekurangan kalsium? Contohnya pada kekurangan
tembaga, akan mengganggu perkembangan otak. Jika di masa lalu, orang-orang
hanya makan apa yang di dapat di suatu daerah, dan tanah di daerah itu
kekurangan selenium, magnesium atau besi atau mineral-mineral lain… maka hal
ini akan mempengaruhi setiap orang dan binatang di daerah itu sampai
generasi-generasi selanjutnya, bukan? Kalau sekarang kita melihat fosil-fosil
hominid yang ada, marilah mempertimbangkan semua kemungkinan logis, termasuk
potensi cacat bawaan. Jangan menggunakan sampel tulang-tulang hominid yang
sudah dipilih-pilih (bahkan sebagian besar disembunyikan dan diabaikan) dengan
tujuan mencoba mempublikasikan dan membantu kredibilitas teori evolusi. Dengan
kata lain, mereka melakukan apapun demi tegaknya teori evolusi. Kia harus
membayar sangat mahal bila kita membiarkan mereka menipu publik dengan
bukti-bukti keliru yang dipalsukan. Catatan fosil (sahabat terbaik para kreasionis)
menunjukkan bahwa dalam setiap jenis makhluk mempunyai variasi-variasi, yang
membuktikan rancangan yang luar biasa cerdas.
Apa manfaat evolusi? Ya, aku
bertanya kepadamu sebuah pertanyaan serius! Evolusi mengisi kebutuhan akan asal
usul kita. Evolusi tidak bisa diuji dan tidak bisa diulang. Saat para
kreasionis menunjukkan bahwa evolusi bertentangan dengan bukti ilmiah, para
evolusionis menjadi marah. Marah? Bukankah dalam ilmu pengetahuna ktia bebas
bertukar ide dan bukti lain. Mereka marah, karena kita mengancam agama mereka.
Siapa kita manusia ? Kemana kita kan pergi nantinya? Kita punya 3,54 juta
pasang DNA. Wow! Aku tidak punya cukup iman untuk percaya bahwa itu semua
kebetulan yang acak. Ini berbeda dengan ilmu pengetahuan, bukan?
Bukankah tiap orang tahu bahwa
“sains penciptaan” itu konyol?
Kita membicarakan sejarah
purbakala yang paling penting, yakni asal usul kita. Hal ini merupakan isu yang
terus menerus menyentuh hati kita. Begitu dalamnya sampai menjadikannya suatu
ancaman. Ini berbeda dengan ilmu pengatahuan yang lain. Bila benar-benar ada
Allah yang menciptakan dan berhak menghakimi kita setelah ajal, maka sungguh
bodoh kalau kita bersikukuh menentang realitas, menutup mata dan menyatakan
bahwa Ia tidak ada. Sesungguhnya kita adalah makhluk-makhluk kecil dengan
segala keterbatasan yang menempel pada sebuah bola biru di pinggiran alam
semesta dalam sebuah galaksi. Kita juga terbatas hanya punya 5 pancaindera.
Sebagian orang yang merasa “paling pintar”, menyatakan dirinya bijaksana, menyimpulkan
bahwa apa yang ada ini haruslah menjawab pemahaman kita yang terbatas. Ilmu
evolusi dengan para pendukungnya, mungkin benar-benar konyol, tapi istilah
sains penciptaan yang kita mengerti bukanlah pusat dari semua ini.
Para kreasionis tidak menerbitkan
review (makalah) ilmiah, membuktikan bahwa mereka tidak menjalankan ilmu
pengetahuan yang sebenarnya, betul?
Sangat disayangkan bahwa sebagian
penjaga menara gading yang menolak tulisan yang bertentangan dengan faham
mereka, kemudian menyalahkan para kreasionis karena tidak diperbolehkan
menerbitkan riset yang berkualitas dalam publikasi ilmiah mereka.
Dr. Henry Morris dari Institute
for Creation Research menemukan bahwa banyak ilmuwan kreasionis yang bekerja di
profesi kesehatan. Tapi pandangan anti-penciptaan sangat intens dalam bidang
akademik, sehingga tidak ada seorangpun yang berbicara atau menulis secara
terbuka menentang evolusi tanpa diasingkan atau dipecat. Penilaian sejawat di
bawah tekanan sejawat, sehingga dalam kompetisi perkembangan karir, mereka juga
menghadapi berbagai hambatan. Para evolusionis telah memutuskan bahwa tidak ada
“Allah” (tanpa konsekuensi apapun) yang berarti konsensus manusialah yang
menjadi tingkat kebenaran tertinggi. Bagaimana cara profesor yang mengajar evolusi
bisa naik pangkat dan mempertahankan pekerjaannya? Bila mereka menentang
konsensus itu, berarti mereka melakukan kesalahan. Harus disadari bahwa
konsensus bahwa tidak ada Allah, akan terus berkembang makin kuat, kecuali
dipatahkan dari luar. Hal ini berbeda sekali dengan kasus korupsi seperti di
kepolisian, politik atau agama palsu.
The respected Creation Research
Society saat ini mempunyai 650 anggota, semuanya memiliki gelar sarjana di
bidang sains. Banyak di antaranya telah menerbitkan makalah ilmiah yang bagus.
CRS juga rutin menerbitkan jurnal ilmiah dan newsletter dua bulanan menampilkan
berbagai artikel berlandaskan sains.
Evolusi adalah ilmu pengetahuan,
penciptaan adalah agama
Pernyataan ini sering disampaikan
para pengejek. Aku biasanya menanggapi hal yang tidak bermutu itu dengan
singkat. Tapi di sini aku menyinggung bahwa evolusi adalah suatu kepercayaan
mengenai asal usul kita. Selama ribuan tahun manusia beternak dan bercocok
tanam, hal ini tidak pernah ada. Belum ada satupun fosil transisional yang
terpercaya. Metode penentuan umur radioaktif yang memperkirakan jutaan tahun,
tidak memenuhi syarat bisa uji ulang. Aku lebih suka menggunakan kata
‘berdiskusi’ daripada ‘berdebat’ antara “sains penciptaan vs agama evolusi”.
Makro-evolusi (perubahan dari molekul sederhana menjadi manusia) sangat
dipercaya oleh para pendukungnya, tapi teori itu hanya salah satu dari banyak
teori di dunia.
Apakah perbedaan antara
makro-evolusi dan mikro-evolusi?
Makro-evolusi adalah teori bahwa
suatu jenis makhluk hidup dapat berubah menjadi makhluk hidup jenis lain bila
ada kesempatan dalam rentang waktu yang panjang. Sedangkan mikro-evolusi adalah
proses biologis yang teramati, yang menunjukkan bahwa keturunan suatu makhluk
hidup akan mirip (bukan hasil kloning) dengan nenek moyangnya. Bukankah luar
biasa, Sang Pencipta membuat pengaturan otomatis dalam tiap jenis makhluk
hidup! Seorang anak akan mewarisi sifat-sifat nyata dari kedua orang tuanya.
Mikro-evolusi adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Itulah kehidupan yang
diinginkan Sang Pencipta, yaitu variasi yang ada dalam tiap ‘jenis’ bentuk
kehidupan. Perhatian baik-baik, ketika kaum evolusionis menunjukkan bukti
tentang makro-evolusi, mereka SELALU menunjukkan contoh-contoh mikro-evolusi.
Mereka berharap tidak ada orang yang menyadari perbedaannya. Hukum genetika
Mendel menunjukkan kepada kita mengapa mikro-evolusi tidak mungkin mengarah
kepada makro-evolusi.
Ada banyak lagi variasi
pertanyaan dan tantangan yang disampaikan. Semoga FAQ ini dapat menjawab sebagian
pertanyaan yang mungkin kamu pikirkan tentang masalah penting ini. Kalau kamu
orang yang takut akan Allah, berdoalah untuk pemahamanmu akan masalah yang
mendasar ini. Setelah meneliti kedua pihak (penciptaan dan evolusi) kamu
mungkin sampai pada kesimpulan yang berbeda. Tolong pertimbangkan bahwa alasan
kami menuliskan web site ini adalah berharap agar dapat memajukanmu dan memberi
informasi kepadamu
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam
dosa, kita kehilangan kontak langsung dengan Sang Pencipta. Ini terjadi 6000
tahun yang lalu. Generasi demi generasi selalu ada usaha untuk memelihara dan
menceritakan keberadaan kita di alam semesta dan bagaimana cara kembali kepada
Sang Pencipta. Ketika nenek moyang kita tersebar pasca air bah, mereka
mewariskan sejarah itu sampai lebih dari 250 kisah tentang air bah yang masih
diingat! Tidak ada sejarah budaya di dunia yang berusia lebih dari 5000 tahun.
Namun, dalam 200 tahun terakhir, ada usaha makin keras oleh ‘manusia modern’
yang berusaha melupakannya. Peritiwa air bah, suatu kejadian nyata dalam
sejarah yang terjadi ribuan tahun silam, ingin digantikan dengan mitos bahwa
jutaan tahun lalu kita terbentuk karena kecelakaan kosmis. Mereka mengajak kita
berdiri menentang Sang Pencipta. Alien (yaitu malaikat yang jatuh, arwah dan
allah-allah lain dalam bentuk baru) segera masuk menggenapkan kebohongan
anti-sejarah. Jangan sampai kita jatuh dalam muslihat evolusi dan semua hal
yang mengarah kepada kepercayaan evolusi
Aku menutup dengan doa. Bahkan
orang ateis atau yang anti-Tuhan bisa berdoa dengan tenang dan tulus:
"Sang Pencipta, kalau Engkau ada dan dapat mendengarku, tolonglah
aku". Ambillah langkah pertama ini. Kita tidak sendirian di alam
semesta ini.
Setelah kita mengetahui
kemungkinan adanya umat terdahulu dalam peradaban manusia awal yang dipunahkan
berturut-turut hingga kepunahan yang paling akhir berupa air bah hingga
hampir-hampir punah keseluruhan dan hampir-hampir sisa-sisa peradabannya tidak
diketahui (untuk mengurangi sisa-sisa dari peradaban-peradaban masa lalu paling
bagus memang adalah ada azab global yang menyapunya), kemudian dilanjutkan
dengan peradaban tengah yang baru. hal lain yang menjadi tanda tanya apakah
umat peradaban awal ini mencapai kecanggihan sekelas pembuatan pesawat dan
pemusnah massal itu ada kebenarannya, bagaimana dalam kacamata Islam bisa
menjawabnya. Mungkin jawaban di bawah ini oleh sebagian orang berkesan
dipaksakan maka penulis berharap bahwa suatu saat ada tambahan reperensi dari
literatur-literatur cendikiawan Islam lainnya.
Penulis pernah berkata bahwa
surga itu berisi banyak hal yang tidak dapat di jangkau akal, bahkan penulis
pernah berkelakar pada diri sendiri, sesuatu seperti ini : “ah, ntar saja di
surga, saya tonton semua tuh film, pasti puas dan nga salah”, “ntar saja disurga
main arum jeram dan paralayang”, “ntar kepingin main bola sama penghuni surga
lainnya”, “main di waltdisney-nya surga,, ah”, dsb. Seakan-akan isi surga tidak
hanya berisi sungai dan daratan tapi juga dengan segala kecanggihan teknologi manusia
atau bahkan lebih canggih dari itu baik yang sekarang dan kelak, ada di pelupuk
mata, padahal belum tentu penulis ini
masuk surga. Hal ini adalah tambahan kenikmatan surga, kenikmatan tertinggi di
surga sendiri adalah melihat wajah Allah SWT, contoh sederhananya bila Anda
melihat wajah bayi, apalagi bayi itu turunan Anda, serasa nikmat dan indah
melihatnya hingga tidak bosan-bosan buat Anda melihatnya, mau ekspresi si bayi
menangis, tidur, tertawa, atau datar pasti Anda tidak bosan melihatnya, serasa
sangat imut dan menggemaskan, apalagi bila bayi tersebut rupawan dan adalah
Keturunan Anda, walau sebenarnya penulis belum menikah tapi melihat
keponakan-keponakan, penulis merasakan hal itu. Begitulah gambaran melihat
wajah Allah SWT, bahkan lebih ternikmat dari itu, karena Anda melihat wajah
Maha Agung dari Pencipta Anda. Yang satu berharap surga, yang satu lagi
berharap wajah Allah SWT, semua sama, Anda bisa melihatnya bila masuk surga.
Yang satu dengan harapan mendapat nikmat tertinggi surga dan yang lain
menguniversalkan harapan kepada seluruh nikmat di surga yang ada.
Nabi Adam as telah pernah berada
di surga, dan diketahui bahwa umur nabi-nabi sangat banyak yang berumur panjang
hingga bahkan ada yang mencapai ribuan tahun. Dengan asumsi 1 atau 2 tahun bisa
dapat turunan 1 kali (karena tidak tahu apa teknologi ala KB sudah ada pada
jaman tersebut), maka bisa sangat besarlah jumlah koloni manusia yang bisa dicapai
hingga kepada jaman nabi Nuh as, apalagi bila ditambah umur yang juga panjang
dari tiap turunannya. Hal ini akan berkenaan dengan umur peradaban manusia awal
yaitu dari nabi Adam as hingga banjir bah pada jaman nabi Nuh as, hingga bila
kita runut rentan waktunya maka apakah cukup waktu yang dibutuhkan peradaban
awal menuju kecanggihan pesawat dan nuklir dapat tercapai.
Terdapat perbedaan pendapat
tentang usia Nabi Adam, namun yang rajih insya Allah adalah 1000 tahun.
Pendapat ini didasarkan pada bermukimnya Nabi Adam setelah diturunkan ke bumi
yaitu 930 tahun Syamsiyah, sementara dalam tahun Qamariyah adalah 957 tahun dan
ini ditambahkan dengan lamanya beliau bermukim di surga sebelum diturunkan
yaitu selama 43 tahun. Inilah pendapat Ibnu Jarir. Juga ada bahasan tentang
dikuranginnya umur nabi Adam 40 tahun yang Beliau beri, bila tidak salah buat
nabi Daud as sesudahnya.
Nabi Adam as (930 tahun) hingga
generasi ketujuh nabi idris as (345 tahun) terus kegenerasi kesepuluh nabi Nuh
as (950 tahun), bila dilihat 3 nabi dari peradaban awal adalah nabi-nabi yang
berumur sangat panjang sedangkan nabi-nabi setelah banjir bah atau setelah nabi
Nuh as hanya berumur 100 tahunan saja. Maka bisa dipastikan umur manusia-manusia
peradaban awal adalah berumur sangat panjang juga bukan hanya nabi-nabinya saja
yang berumur panjang, kira-kira 400-800 tahun, kita harusnya bisa melihat bahwa
keloni manusia awal ini juga mestinya berumur panjang.
Kita ambil contoh tabel tahun
nabi-nabi dari buku “Atlas Sejarah Nabi
dan Rasul” Bila dikatakan masa nabi Adam as adalah 5872 - 4942 SM dan masa
nabi Nuh as adalah 3993 - 3043 SM, bila kita ambil masa banjir bah saat nabi Nuh
as berumur 600 tahun, berapa tahun umur periode peradaban awal. Kita bisa
kolkulasi seperti ini, 5872-3993 = 1879, rentan waktu antara masa nabi Adam as
hingga masa nabi Nuh as. Atau 949 tahun setelah nabi Adam as wafat. 1879 + 600
= 2479 tahun umur peradaban awal hingga berakhir pada banjir bah, perlu diingat
dalam buku “Forbidden Archeology: The Hidden
History of the Human Race by Michael A. Cremo” umur artefak jejak kaki
manusia ditemukan bersampingan dengan jejek dinosaurus, dan artefak-artefak
lain yang lebih tua dari 7000 SM atau bahkan lebih yang dianggap dalam buku
tersebut adalah buatan manusia tidak masuk pada hitungan periode tahun nabi
Adam as diatas, namun penulis tidak ingin mempermasalahkan periode berapakah
yang sekiranya tepat periode manusia mulai dari nabi Adam as. Sederhananya bila
Nabi Nuh as lahir saat nabi Adam as masih hidup, berarti paling sedikit umur
peradaban awal 1000 tahun, bila sebagai generasi kesepuluh nabi Nuh as adalah
lahir dari satu saja anak, cucu, cicit, cucut nabi Adam as sebagai kelahiran
anak terakhir (anak bungsu) yang lahir 500-600 tahun setelah anak pertamanya
lahir, maka peradaban awal bisa berkisar 2000 tahun, namun bila lebih 2 kali
anak bungsu bisa 3000 tahun, dan seterusnya. Pembentukan keloni awal manusia adalah pembentukan dari nabi Adam as dan
Hawa dan pernikahan silang anak-anak Beliau, salah satu alasan silang
menyangkut masalah gen atau ras nantinya, juga masalah ketahanan tubuh yang
bila insect (sedarah) tentu ada gangguan kesehatan, jadi bukan dari percampuran
pernikahan nisnas dan manusia, jadi pernikahan di awal tersebut boleh
pernikahan antar saudara, hal ini berlaku sampai keluarnya peraturan larangan
untuk hal tersebut. Manusia dari tanah dan bangsa jin dari api (nisnas), jadi
secara sunatullah tidak ada perkawinan campuran seperti ini. Contoh saja
sama-sama dari tanah, manusia kawin sama hewan, adakah yang menghasilkan?
Bagaimana sekiranya dalam masa
pertama keloni nabi Adam as dan anak-anaknya adalah 40 orang yang sama panjang
umurnya melebihi 5 abad hingga ke generasi kesepuluh (masa nabi Nuh as) yang
juga kaum-kaum yang berumur panjang, dimana 40 orang mungkin menjadi 19 pasang
dalam koloni ini kemudian dapat membuat keturunan dari masing-masing pasangan antara
1-250 anak yang berumur sama panjang pula kemudian dilanjutkan kegenerasi
ketiga dan seterusnya. Sungguh lipatan yang menakjubkan di tambah umur yang
sangat panjang, keloni ini bisa membentuk banyak koloni dengan jumlah milyaran
orang dalam waktu paling sedikit 2000-3000 tahun umur peradaban bahkan lebih.
Bagaimana perkembangan peradaban mereka?
Dari Ibnu Abbas, dari (cerita)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (kepadanya), kemudian ia berkata: “Umur Adam adalah 1000 tahun”. Kemudian ia
berkata: Antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, dan antara Nuh dengan
Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700 tahun, dan
antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun, sedangkan antara Isa dengan Nabi kita
adalah 600 tahun. [HR. Hakim]
Namun ada hadis yang
menggambarkan jarak antara nabi Adam as dan nabi Nuh as adalah 2000 tahun, dan
tentang bangsa awal peradaban tengah sesudah nabi Nuh as yaitu bangsa Ad dari
nabi Hud as adalah orang-orang yang masih tinggi (raksaksa), kemudian berbeda
tingginya dengan kaum Tsamud (nabi Sholeh as) yang muncul setelahnya. Ada
informasi yang berkata kaum nabi Hud as bila berjalan maka tanah bergetar, itu
bisa terjadi kalau bobotnya diatas 1000 ton dan tingginya jauh lebih tinggi
dari manusia sekarang. Mengapa dari sangat tinggi, tubuh manusia berubah
menjadi lebih kecil dimasa sekarang?
Bila 2000 tahun saja di tunjang
dengan milyaran orang dan di tunjang dengan sumber daya awal bumi yang sangat
banyak hingga tersisa masih cukup hari ini? Bagaimana sekiranya Anda-lah yang hidup
semisal dapat berumur sampai 500 tahun saja, pelajaran dan pengetahuan apa yang
dapat Anda serap dengan keahlian khusus yang Anda miliki/pelajari dan berapa
banyak yang Anda kembangkan? Bila kita isengkan dengan membuang segala
pengganggu perkembangan saint dan membilang 1000 tahun masa tenang perang (anggaplah
sepanjang umur nabi Adam as) dan bila dari nol hingga kita menjadi peradaban
sekarang ini menuju abad 21 yang adalah 2100 tahun umur peradaban, maka capaian
apa peradaban awal bisa sampai? Dan bidang apa saja yang bisa mendapat mencapai
kecanggihan tertinggi?
Perlu
sekiranya Anda tahu di dalam hadis diatas tersebut dan sumber agama samawi, hanya ada 10
generasi dari nabi Adam as hingga nabi Nuh as (rangkaian pemusnahan generasi
peradaban awal) dan hanya diberi waktu mengembangkan peradaban awal selama 2000-2600
tahun hingga banjir bah di jaman nabi Nuh as, yang bila dilihat berarti berjumlah
seperti hanya sepanjang umur 2-3
generasi ayah dan anak saja (2 generasi saja), karena seperti pemastian umur
pada peradaban awal adalah manusia-manusia yang berumur 1000 tahun, Idealnya
bila menggenapkan umur 10 generasi yang rata-rata dari umur nabi Adam as, nabi
Idris as hingga ke umur nabi Nuh as adalah 1000 tahun, seharusnya atau maunya
sih jadi agak adil buat generasi berikutnya pada 10 generasi tersebut, ada
waktu kurang dari 10.000 tahun atau bila pada masa awal mengikuti hitungan yang
lain harinya, dengan maksud kias sebagai x 1.000 tahun, maka peradaban awal
adalah berumur 2 juta tahun namun itu berarti ada kesalahan pada jumlah
generasi peradaban awal karena bukankah yang tercatat di agama samawi adalah
hanya ada 10 generasi, kemudian masa pertengahan berbeda hitungannya, sesudah
jaman nabi Nuh as, umur manusia dikurangi menjadi kelipatan 100 tahunan saja
hingga sekarang dan telah mencapai ratusan atau ribuan generasi. Namun bila
teks hadis ini diikuti sebagai makna asli maka umur peradaban awal adalah 2000
tahun saja dan bila teks hadis ini dianggap sahih maka terimalah ia sebagai
lebih mendekati kebenaran. Ada juga pendapat bahwa 10 generasi yang dimaksud
ini adalah generasi pokok (yang penting-penting saja) untuk merujuk silsilah.
Silakan
dibaca hadits riwayat Hakim berikut ini. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
hadits ini umur manusia sejak nabi Adam diturunkan ke bumi tidaklah lebih dari
8000 tahun. Dari Ibnu Abbas, dari (cerita) Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam (kepadanya), kemudian ia berkata: “Umur
Adam adalah 1000 tahun”. Kemudian ia berkata: Antara Adam dengan Nuh adalah
1000 tahun, dan antara Nuh dengan Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim
dengan Musa adalah 700 tahun, dan antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun,
sedangkan antara Isa dengan Nabi kita adalah 600 tahun. [HR. Hakim]
Hadis-hadis
itu menjadi doif ketika tidak sesuai dengan kenyataan atau hasil penemuan
ilmiah. Bukankah alquran bersifat ilmiah. Keilmiahan alquran justru
menguatkannya sebagai firman Allah SWT.
Sama
seperti berbagai hadis tentang pernikahan Rasulullah dengan Aisyah. Yang
menjadi kontradiksi adalah antara hadis yang bercerita tentang umur pernikahan
Aisyah yang katanya 6 dan 9 tahun dibandingkan dengan waktu kelahiran Aisyah.
Dalam
hadis, jika dikaji berdasar kelahirannya, maka umur ketika Aisyah menikah
adalah sekitar 15-19 tahun. Sedangkan hadis lainnya (yang berdasar satu sumber)
mengatakan Aisyah menikah saat berumur 9 tahun dan dijodohkan saat berumur 6
tahun. Bukankah ini kontradiksi antar hadis.
Didalamnya terdapat keragu-raguan. Bersifat floating atau ngambang. Maka
kepercayaan akan umur 9 tahun saat aisyah menikah wajib ditinggalkan. Ini bisa
menjadi bulan-bulanan oleh kaum kafir terhadap Rasulullah (yang katanya
pedofil).
Ente
tahu bias makna kan om. Hadis dikumpulkan berdasar ucapan lisan yang bisa saja
maknanya tereduksi tiap generasi.
Hadis bukan catatan. Tapi perkataan yang disampaikan secara lisan maupun
tingkah laku Rasulullah yang pernah dilihat oleh para sahabat. Lisan ini
kemudian dikumpulkan dan dicatat oleh Bukhari/muslim dll. Ada yang sahih dan
ada yang doif. Sekalipun yang sahih tersebut berdasar orang-orang yang
terpercaya (bias makna atau misinterpretasi sangat mungkin terjadi). Setiap
ulama berbeda pandangan terhadap hadis-hadis tersebut.
Untuk
masalah kontradiksi mengenai umur dan pernikahan Siti Aisyah ra, lihat di link
ini : https://dhymas.wordpress.com/peristiwa/umur-aisyah-saat-menikah/ , maaf, bila Mau tahu lebih baik akan benar atau
tidaknya, silahkan rujuk langsung kecatatan-catatan pada kitab aslinya yang
diambil sebagai rujukan dalil hal pembahasan kontradiksi ini.
Generasi
pertama dari Nabi Adam dan Ibu Hawa adalah Qobil (meninggal), Habil, Labuda dan
Iqlima.
1.
Kita tidak mengetahui berapa banyak manusia yang diturunkan dari 3 anak
generasi pertama tersebut.
2. Nabi Syits bukanlah generasi pertama keturunan Nabi Adam. Jadi kita tidak
mengetahui berapa generasi yang ada di atas Nabi Syits (jadi ada jarak antara
Nabi Syits, dan 3 anak pertama tersebut, bisa jadi ribuan bahkan ratusan ribu
tahun )
3.
Data silsilah yang ada selama ini, yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh adalah bin
Lamik bin Metulsalekh bin NABI Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qinan bin Anwas
bin NABI Syits bin NABI Adam adalah silsilah garis besar saja (nama-nama yang
dimunculkan adalah nama-nama dari orang yang terkenal saja. bila silsilah asli
dibuat maka silsilah dari ADAM sampai ke NABI IDRIS akan menghabiskan puluhan
buku tebalnya. Mungkin SILSILAH yang menyebutkan bahwa NABI IDRIS adalah
keturunan GENERASI KE-ENAM dari NABI ADAM adalah cara Alloh agar manusia bisa
mempelajari dengan simple/mudah mengenai jalur keturunan para nabi. bayangkan bila
semua nama-nama dari NABI ADAM SAMPAI NABI IDRIS ditulis, maka akan menjadi
puluhan buku dan hal ini akan bahaya karena banyaknya buku akan rentan hilang
oleh bahaya bencana alam dan lainnya yang mengakibatkan umat selanjutnya tidak
dapat mengetahui jalur keturunan Nabi dengan benar.
Contohnya
Siti Maryam. Dalam Alquran, Siti Maryam dikatakan saudara nabi Harun As.
Padahal jarak eksistensi antar keduanya sangat jauh berbeda. Kenapa Maryam
dikatakan saudara perempuan nabi Harun? Seperti yang termaktub dalam surrah
Maryam ayat 28.
Jawabnya
karna Maryam lahir dari garis keturunan Harun As. Jadi Istilah saudara
perempuan Harun mengacu pada klan keluarga Siti Maryam tersebut. Dalam pohon
keluarga, maryam dan harun mempunyai jarak yang berbeda jauh sekitar 1300
tahun. Nabi Harun as dan nabi Musa AS hidup dijaman yang sama.
Ini
contoh yang mengacu pada rentetan silsilah para nabi. Jaraknya bisa ribuan,
puluhan ribu bahkan ratusan ribu tahun antar keturunan yang disebutkan dalam
kitab-kitab yang diturunkan Allah. Penetapan tahun dalam bible maupun hadis
hanyalah hasil olah otak manusia pada saat itu. Yang jelas alquran tidak
menyebut rincian angka tahunan seperti yang tertulis dalam bible.
Seperti
juga waktu penciptaan. Dalam bible di sebut secara explisit bahwa alam semesta
diciptakan selama 6 hari. Hitungan harinya menggunakan hitungan hari manusia?
Tapi
tidak dengan Alquran. Alquran menjelaskannya dengan 6 masa. Kata masa berarti
mengacu pada periode tertentu. Bisa saja antar periode berjarak milyaran tahun.
Maka, alam semesta tercipta dengan periode-periode yang berjarak milyaran tahun
setelah bigbang terjadi.
Begitu
pula dengan silsilah para Nabi dalam kitab-kitab suci.
Dari
silsilah yang ada saat ini: Nabi Nuh adalah bin Lamik bin Metulsalekh bin NABI
Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qinan bin Anwas bin NABI Syits bin NABI Adam : Bila
silsilah di atas diteliti, maka :
1. NABI ADAM berusia 1000 tahun, dalam rentang waktu tersebut, seharusnya
KETIKA Nabi Idris lahir dan berdakwah, Nabi ADAM kemungkinan harus masih hidup
bersama dengan Nabi Idris. (tapi ini tak terjadi )
2.
Nabi Nuh adalah cicit dari Nabi Idris. Bila Nabi Idris usianya ratusan tahun,
seharusnya beliau masih hidup dan satu kapal dengan Nabi NUH. (Tapi ini tak
terjadi).
JADI…SILSILAH di atas adalah SILSILAH GARIS BESARNYA SAJA (Hal ini ditakdirkan
oleh Alloh Swt agar manusia mudah mengingatnya).
*maksudnya
bila umur peradaban hanya serupa dua-tiga generasi, 2000-3000 tahun. Dari
wafatnya nabi Adam as ada 950 tahunan ke jaman nabi Nuh as, diantaranya 950
tahunan itu masa hidup nabi Idris as, selang beberapa tahun wafatnya nabi Idris
as, nabi Nuh as lahir tapi bila merujuk ke hanya tanda kutip “10 generasi” silsilah
(950 tahun adalah waktu yang panjang untuk sekedar membuat garis keturunan ke
tujuh (nabi Idris as) dari nabi Adam as. Kalau ukuran manusia sekarang yang
kawin diumur 20-30 tahun, 950 tahunan ini sudah masuk garis keturunan sangat
lebih dari sekedar ke-10 (dipikul rata 950/30). Entahlah penulis tidak ingin
mempermasalahkan periode yang tepatnya, karena juga bukan hal yang terlalu
pokok untuk diketahui menyeluruh. Masalah hadis ini masuk pada katagori dhaif
apa tidaknya, itu tugas ulama hadis untuk menganalisanya, penulis tidak
kompeten. Apalagi sandaran dalam hal ini bukan akal atau pendapat yang
didahulukan, tapi yang utama dalil-dalilnya dulu. Bila demikian adanya dan
sahih. Ya demikianlah yang benar. Bila teks hadis ini dianggap sahih dan tidak
ada sebab-sebab syari berdasarkan kreteria ilmu-ilmu hadis untuk bisa melemahkannya
maka terimalah ia sebagai lebih mendekati kebenaran. Karena yang lebih nyata
adalah rumus-rumusan pensahihan hadis ketimbang asumsi/hipotesa umur peradaban
diatas tadi yang bersifat masih teoritis.
Allah
ta’ala berfirman : Maka Maryam membawa
anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam,
sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu
sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina" [QS. Maryam : 27-28].
Sebagian orang menyangka dengan ayat ini bahwa Harun dan Maryam merupakan
saudara sekandung dan sejaman. Sementara Harun adalah saudara laki-laki Musa.
Dengan demikian, Musa merupakan anak laki-laki dari ’Imran dan sekaligus
saudara laki-laki Maryam (?!).
Perkataan tersebut adalah tidak benar. Berkenaan dengan ayat { يَا أُخْتَ هَارُونَ
} ”Hai saudara perempuan Harun” ; maka dalam hal ini ada beberapa kemungkinan
penafsiran :
1.
Maryam
merupakan keturunan dari Harun, karena ia dinisbatkan kepada Harun, sebagaimana
seorang anggota kaum Quraisy dikatakan kepadanya : “Wahai saudara Quraisy” (Yaa
akha Quraisy).
2.
Maryam
dinisbatkan kepada seorang laki-laki shalih yang ada di kaumnya yang bernama
Harun.
3.
Ada
yang mengatakan bahwa panggilan itu merupakan hinaan bagi Maryam, dimana
kaumnya menisbatkan dirinya kepada seorang laki-laki bejat di antara mereka
yang bernama Harun.
4.
Penyebutan
nama Harun dalam ayat tersebut berdasarkan kebiasaan orang-orang waktu itu
untuk menisbatkan seseorang kepada para nabi atau orang-orang shalih sebelum
mereka. Pendapat ini adalah yang paling kuat, karena didasari oleh sebuah
riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya : Dari
Mughirah bin Syu’bah ia berkata : Ketika aku tiba di Najraan, orang-orang
bertanya kepadaku : ”Apakah engkau
memahami ayat ”Hai Saudara perempuan Harun” (QS. Maryam : 28) sedangkan Musa
itu hidup jauh sebelum jaman ’Isa. Apakah maksudnya begini dan begini ?”.
Setelah aku bertemu dengan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dan
menanyakan tentang hal tersebut, maka beliau menjawab : “Kebiasaan mereka pada
waktu itu menyebut nama seseorang dengan menisbatkan kepada para nabi atau
orang-orang shalih sebelum mereka” [HR. Muslim no. 2135].
Maryam
dipanggil saudara perempuan Harun, karena ia seorang wanita yang saleh seperti
kesalehan Nabi Harun ‘alaihis salam. Namun menurut Syaikh As Sa’diy, bahwa
Maryam memang saudara perempuan Harun, namun Harun di sini bukan Harun bin
Imran saudara Nabi Musa, karena antara keduanya berbeda jauh abadnya. Ketika
itu, sudah biasa menamai anak-anak yang lahir di kalangan mereka dengan nama
para nabi.
Di
pangkal ayat ini Maryam dipanggilkan dengan sebutan "Hai saudara perempuan
dari Harun!" Sudah terang bahwa Harun yang dimaksudkan di sini bukanlah
Nabi dan Rasul Harun, saudara daripada Nabi Musa. Sebab jarak di antara Musa
dengan Isa itu terlalu jauh sekali. Menurut setengah riwayat, jarak itu tidak
kurang dari 600 tahun.
Di dalam Hadits Shahih Muslim ada diriwayatkan. bahwa seketika sahabat Rasulullah s.a.w. yang bernama Mughirah bin
Syu'bah pergi ke negeri Najrari, yang menjadi pusat kegiatan kaum Nasrani
(Kristen) di sebelah Selatan Tanah Arab di waktu itu,. adalah orang-orang
Nasrani itu menanyakan kepadanya: "Bagaimana kalian orang Islam! Kalian
membaca dalam al-Quran kalian "Ya ukhta Harun!" (Hai saudara
perempuan Harun), padahal jarak Maryam dengan Harun itu sudah terlalu
jauh." Kata Mughirah selanjutnya: "Setelah kembali ke Madinah aku
tanyakan soal itu kepada Rasulullah. Lalu beliau jawab: "Mereka suka
mengambil nama mereka dari nama Nabi-nabi mereka dan orang-orang yang shalih
sebelum mereka."
*Ada saudara kandung Maryam
bernama Harun atau dinisbahkan sebagai/serupa/dianggap saudara untuk Maryam.
Tafsiran yang diberikan Nabi s.a.w. kepada Mughirah bin Syu'bah ini sudah
cukup, melebihi daripada berbagai tafsiran yang lain. Turun-temurun
pemeluk-pemeluk agama yang shalih, baik dalam Yahudi atau dalam Nasrani atau
dalam Islam, suka mengambil nama Nabi-nabi atau nama orang-orang shalih untuk
nama anaknya. Ingat saja nama ayah daripada Maryam ibu Isa ini. Nama ayahnya
pun Imran, senama dengan ayah Nabi Musa dan Nabi Harun. Saudaranya pun bernama
Harun! Dan Nabi Harun memang Nabi yang terkenal lemah-lembut. Bahkan sampai
kepada zaman kemudian, beratus-ratus dan beribu-ribu tahun di belakang orang suka
memakai nama Nabi-nabi untuk nama anaknya.
Menurut penafsiran daripada Qatadah di zaman itu ada seorang Abid dan Shalih,
yang telah mengurbankan segenap hidupnya untuk beribadat kepada Allah dan
berkhidmat di dalam mesjid tempat sembahyang; namanya Harun. Maka oleh karena
Maryam pun dari kecilnya telah diberikan ibunya kepada mesjid untuk berkhidmat,
sehingga samalah keadaannya dengan Abid yang bernama Harun itu, maka orang pun
terbiasalah menyebut Manyam dengan "Saudara dari Harun". Maka dengan
menyebut panggilan itu terlebih dahulu terkandunglah maksud memperingatkan
kepada Manyam, bahwa orang yang semacam dia ini. yang selama ini dikenal shalih
dan abid sebagai Harun itu.
*bila
dimaksud mengapa redaksi ayat seperti itu, apa punya maksud/kandungan lain yang
tersembunyi, ya mungkin seperti pembahasan diatas. Mengenai garis turunan yang
dipadatkan pada cabang garis turunan yang pokok atau penisbahan nama-nama ini
adalah penisbahan bani/qabilah yang bearti pula, bisa ada perpindahan tempat/wilayah
kesukuan qabilahnya juga. Wallohu Alam.
Telah menceritakan kepadaku
Isma'il telah menceritakan kepada kami saudaraku dari Sulaiman dari Tsaur dari
Abu Al Ghaits dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Yang pertama-tama
dipanggil pada hari kiamat adalah Adam, lantas anak cucu keturunannya kelihatan
dan diperkenalkan kepada mereka; 'Ini ayah pertama-tama kalian, Adam.' Adam
menjawab; 'Baik dan aku memenuhi panggilan-Mu.' Allah bertitah; 'Datangkanlah
utusan-utusan Jahannam dari anak cucumu! ' Adam bertanya; 'Wahai Rabb, berapa
aku datangkan? ' Allah menjawab; 'datangkanlah dari setiap seratus orang,
Sembilan puluh Sembilan orang!" Para sahabat berujar; 'Wahai Rasulullah,
jika setiap seratus dari kami diambil Sembilan sepuluh orang, kami tinggal
berapa? ' Nabi menjawab: "Umatku dibandingkan umat-umat lainnya hanyalah
bagaikan sehelai rambut putih di seekor sapi hitam." Berapa lipatkah
bilangan jumlah umat-umat yang lainnya khususnya umat peradaban awal dari
jumlah umat Islam dari jaman nabi Muhammad SAW ke jaman akhir ini.
“Raja
sebuah negeri tandus bermimpi, Agar negerinya makmur ia harus mencari dan
menemukan buah ajaib di kota kerajaannya, sementara kerajaannya sendiri tandus
tidak ada pohon berbuah yang tumbuh, oleh usulan perdana menterinya untuk
menciptakan peluang besar mendapatkan buah ajaib itu maka harus ada banyak
pohon yang harus hidup di negerinya maka diperintahkannya pembangunan
besar-besaran irigasi (pengairan) ke negerinya dengan menembus gunung untuk
mengalirkan air dari danau di sisi sebelah gunung tersebut dan mulai menanam pohon-pohon, tiba masa 25
tahun kemudian panen raya tiba, penduduk bersuka cita, dikumpulkan buah-buahan
aneka macam dan banyak di alun-alun kerajaan, penduduk sangat bergembira dengan
pakaian-pakaian indah menyambut pesta rakyat ini, kehidupan 25 tahun ini makmur
dan nikmat. raja berkeliling kota, tampak dimata tuanya ia melihat bangunan-bangunan
lebih megah dan banyak dari dahulu pertama kali ia memerintah negerinya,
perdagang ramai dan banyak orang asing masuk ke negerinya untuk berdagang
dengan karenanya industri makin marak, majelis keilmuan makin hidup, banyak hal
baru dan pengetahuan baru dari terbukanya jalur perdagangan di negerinya itu, tukar-menukar
informasi dengan penduduk asing terjalin kontinyu, alat-alat yang digunakan
untuk kehidupan makin modern dan pesat perkembangannya dan ketika ia melihat itu
semua, ketika ia melihat buah-buahan yang banyak di alun-alun, buah-buahan yang
di makan oleh seluruh penduduk negeri dan menjadi mata pencarian yang utama
dari penduduknya, ia baru tersadar bahwa buah ajaib yang ia cari selama ini telah
tampak hasilnya, sebuah kemakmuran. buah ajaib itu telah ia lihat dan sudah ada
semenjak 25 tahun yang lalu.”
Muhammad bin Ishaq berkata,
ketika Adam menjelang ajal, dia memberikan wasiat kepada anaknya, Syits,
mengajarkannya siang dan malam, mengajarkan ibadah, dan mengajarkan segala macam ilmu pengetahuan. Ketika Adam wafat pada
hari Jum’at maka datanglah para malaikat mengafani Adam dari kain kafan surga,
para anaknya berkumpul, demikian pula Syits. Ibnu Ishaq berkata, terjadi
gerhana matahari dan bulan selama tujuh hari tujuh malam [Tarikh Ath-Thabari
1/100].
ilmu pengetahuan apakah yang
dimiliki nabi Adam as yang pernah berdiam lama di surga, adakah nabi Adam as
memberikan gambaran-gambaran kecanggihan teknologi yang ada di surga kepada
anak keturunannya hingga pengajaran ini memberikan andil buat dikembangkan
dalam peradaban awal di segala bidang dan disesuaikan dengan bahan baku yang
ada di bumi. Mampukah mereka?
“Untuk
setiap kabar ada tempat letaknya dan nanti kamu akan mengetahuinya” (QS.
Al An’aam : 67)
Dan
tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang
petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: “Adakah Allah mengutus seorang
rasul untuk makhluk cerdas?” QS.Al Isra ayat 94.
Nabi Adam as adalah manusia
pertama yang menurunkan bangsa-bangsa cerdas, seperti Yahudi dan Kamu sekarang
ini. Dan manusia adalah makhluk yang cerdas karena mengetahui “nama-nama”
dengan akalnya. Bukankah kalian mengetahui “nama-nama” dan menemukan “nama-nama”
dan menciptakan sebutan baru “nama-nama” dan bahkan menciptakan “nama-nama”
baru? Dan dari “nama-nama” kita juga tau bahwa nabi Adam as telah mengenal
bahasa dan dapat membaca, terlebih anda kan juga bisa melihat dialog-dialog dari
percakapan nabi Adam as bukan di dalam nash, yang cukup menggambarkan
wawasannya.
Allah
menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu yang (walaupun) telah memiliki
Peradaban Tinggi, Lebih Banyak dan Kuat.
Maka apakah mereka tidak mengadakan
perjalanan di bumi lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang
sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta
(lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang
mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. QS. 40:82 (Al Mu’min)
-Dan
betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, (padahal) mereka
lebih hebat kekuatannya daripada mereka (umat yang belakangan) ini. Mereka
pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (dari kebinasaan
bagi mereka)?
-Sungguh,
pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang
mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. QS.
50:36-37 (Qaaf).
Dan
sungguh telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah
orang mau mengambil pelajaran? QS. 54:51 (Al Qamar).
Awalnya penulis terpikirkan bahwa
hal ini hanya kejadian yang dikhususkan menceritakan kepada keadaan di jaman
nabi Muhammad SAW saja dimana untuk menakuti kaum musyrikin pada waktu tersebut
dan memberi dorongan moral kepada kaum muslimin bahwa walau pun persenjataan
kaum musyrikin lengkap akan dapat dikalahkan, dengan menceritakan kepunahan
umat-umat yang lalu yang mereka bangun benteng-benteng yang kokoh,
bangunan-bangunan yang tinggi, menanam pepohonan, mengalirkan sungai-sungai,
memakmurkan area yang kosong, dan lain-lain. Ketika mereka mendustakan
ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka dengan azab yang keras atau dibuat
mereka saling memusnakan diri masing-masing. Hanya terpikir oleh penulis bahwa
umat-umat yang diceritakan adalah umat yang bersenjata panah, kuda dan pedang
sebagai lajimnya keadaan jaman pertengahan. Namun saat dalam penulisan kajian
ini, terbesit ke penulis sisi maksud lain atau makna lain dalam ayat-ayat
tersebut, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Al-Quran diturunkan untuk
generasi umat Islam dari jaman nabi Muhammad SAW sampai ke jaman akhir, namun
bila dikontekskan sebagai pengabaran dan peringatan kepada umat akhir jaman
juga yang notabene adalah umat yang telah memiliki teknologi maju
kedirgantaraan, satelit, peralatan perang, nuklir dan teknologi harian yang
canggih maka pengabaran ini tentu bermakna lebih dari sekedar umat yang
bersenjata panah, pedang, kuda dan berbaju jirah besi. Dengan maksud lain
seperti “Walau kalian umat akhir jaman
punya kecanggihan teknologi dan nuklir sebagaimana tinggi pun, apa kalian tidak
melihat umat yang lalu yang lebih canggih dari kalian (umat akhir jaman) Allah
SWT telah musnahkan dengan azab yang pedih secara langsung dengan melibatkan
alam atau dibuat makar agar mereka saling menghancurkan. Mengapa kalian tidak
mengambil pelajaran dan hikmah dari itu, “Mereka itu lebih banyak dan lebih
hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di
bumi” dari kalian generasi abad ke-21” karena dikontekskan dengan bumi maka
yang di maksud ayat ini tentu bukanlah Nisnas dari luar angkasa (Allien) tapi
bisa bermakna ke Nisnas dari bumi atau ke peradaban Manusia awal yaitu peradaban
yang sangat lebih canggih yang mungkin meninggalkan jejak radioaktif dan pengabaran
pemakaian pesawatnya namun bisa jadi pula kecanggihannya hanya bersifat satu
atau dua bidang-bidang tertentu saja, tidak disegala bidang seperti keadaan
jaman sekarang. Maknanya lebih tepat mengacu kepada peradaban-peradaban umat
manusia terdahulu termaksud umat-umat di peradaban awal (Atlantis, Lemuria dan
Kerajaan Rama).
Berapa
banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah
lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap di pandang mata. QS.
Maryam : 74
Diartikan pula, lebih bagus alat
rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata daripada buatan abad-21
Kita simpan dulu pemilahan
tentang Nisnas, Allien dan peradaban Manusia awal yang canggih untuk kita
jabarkan kembali untuk lebih dapat memberi batasan-batasan, yang pasti kita
bisa sepakat ketiganya pun bisa masuk dalam maksud ayat ini, umat Allah SWT
yang bisa ada eksis bila dikehendakiNya dan musnah bila dikehendakiNya pula.
Adapun peninggalan yang tampak di bumi ini adalah peninggalan peradaban manusia
itu sendiri baik yang berasal dari periode peradaban awal, peradaban tengah dan
peradaban akhir.
“Kita
tidak boleh mengabaikan pemikiran bahwa binatang-binatang dalam bahtera nabi
Nuh as itu memiliki kelompok-kelompok gen yang akan membolehkan perkembangan
banyak macam binatang seperti yang ada sekarang. Binatang-binatang dalam bahtera
itu mungkin menjadi semacam "bank plasma keturunan". Setelah melalui
perkembangbiakan bertahun-tahun menurunkan varitas binatang-binatang yang kita
lihat sekarang, seperti yang dikatakan oleh Henry M. Morris di dalam bukunya
The Genesis Flood:
"
... setelah seratus tahun ... penyelidikan dalam zoologi telah memberikan
fakta-fakta yang menarik mengenai potensi penggolongan yang menakjubkan, yang
telah ditetapkan Allah dalam jenis-jenis yang dituliskan dalam kitab Kejadian.
"Jenis-jenis" ini tidak pernah berkembang atau bergabung satu sama
lain melalui penyilangan garis-garis perbatasan yang ditentukan Allah; tetapi semuanya
telah menghasilkan banyak sekali varitas serta sub-varitas (seperti halnya
dengan ras dan rumpun manusia) sehingga para ahli taksonomi yang terpandai
sekalipun menjadi kewalahan menghadapi tugas menghitung serta menggolongkannya”
Telah dikatakan bahwa peradaban
awal mungkin memiliki umur lebih dari 3000 tahun dengan jumlah milyaran manusia
yang akan memiliki sebaran keloni mencakup keseluruh bumi, mengingat bangsa di
awal ini adalah bangsa yang memiliki umur panjang, fisik kuat dan besar dan
sangat tinggi, yang menarik adalah nabi Adam as sebagai cikal bakal Bapak
manusia menurunkan tidak terbatas dengan genetika tertentu, yang bila misalnya
: nabi Adam as adalah orang berkulit putih dan ke-Arab-Arab-an tapi mengapa
manusia sekarang berbeda-beda genetika dan rasnya tidak berwajah ke-Arab-an
semua, tidak sama antar bangsa-bangsa sekarang yang mempunyai tinggi badan yang
hampir sama dan menurun tingginya. Namun bagaimana bila nabi Adam as adalah
“bank plasma keturunan” yang di dalam tubuhnya telah ada dan mencakup semua
varitas dan sub-varitas gen-gen ras manusia, juga berbagai kecerdasan
intelektual yang diwariskan hingga hari ini.
Diingatkan kembali bahwa umur
peradaban manusia awal sangat panjang, dan penyebaran mereka pun mudah karena
faktor fisik dan kawanan koloni yang banyak, hingga bila mereka menetap dalam
sebuah kawasan yang dipilihnya, maka penyesuaian terhadap pengaruh alam akan
berangsur-angsur terjadi, dimana ada yang menetap di iklim hangat dan di iklim
dingin, tropis dan sub-tropis, pantai, gunung dan pulau termaksud kondisi cara
hidup dan makanannya. Adaptasi ini berlangsung ratusan/ribuan tahun Maka
tidaklah heran seorang manusia yang mempunyai anak, dari anak pertama bisa
berbeda jauh dengan anak terakhir yang lahir ratusan tahun kemudian, apalagi
mereka adalah awal-awal dari keturunan “bank plasma keturunan”. Tidak heran
bila Rahwana lawan dari Rama yang berperang adalah kaum raksaksa sedang Rama
adalah berbeda. Bisa jadi ada faktor-faktor pemencilan kaum dan sebagainya,
termaksud ledakan-ledakan ketidakseimbangan sub-varian awal yang masih banyak
terkumpul sub dari sub-variannya pada dirinya membuat sub-varian awal ini
bermacam-macam hingga kemudian ada beberapa yang musnah dan ada beberapa yang
terus hidup, dengan kondisi genetika berbeda yang menjadi cikal bakal ras
berbeda hingga tahap akhir dimana umur berkurang, kekuatan fisik melemah,
tinggi badan yang berangsur-angsur mengecil dan sama rata dan ras bangsa yang
berbeda. Keadaan ini akhirnya menjadi seimbang di masa-masa peradaban tengah
dan akhir seperti yang Anda lihat saat ini terhadap bangsa-bangsa lainnya, ini
adalah kondisi keseimbangan saat ini. Anda bisa bertanya kepada ahli Taksonomi
hal-hal apa yang bisa mempengaruhi terjadinya varian dan sub-varian dari “Bank
Plasma Turunan” tersebut.
Biologist Dr. Shomi
Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan. Apabila manusia berasal dari
satu leluhur, maka leluhur manusia itu tingginya mesti 90 kaki, karena manusia
mengalami penyusutan badan atau genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr.
Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400 tahun yang silam,
“Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari Vol.IV No.543). Dimana 60
Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan
manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah terjadi pada generasi awal
Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras normal, seperti manusia saat ini,
tetapi ada juga yang menurunkan ras ‘raksasa’. Penyusutan badan selain
dipengaruhi faktor waktu dan turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan
makanan. http://kanzunqalam.com/
Diceritakan pula dalam literatur Islam,
bahwa nabi Adam as selalu memiliki anak kembar/berpasangan, anak-anak ini
masing-masing memiliki warna kulit yang berlainan, varian awal adalah anak-anak
yang berkulit hitam dan berkulit putih dimana kelak anak-anak tersebut
dikawinkan silang, ini adalah varian pertama yang muncul. Bila hanya genetika
ras sebagai “bank plasma”, adakah turunannya bukan manusia dan menjadi kera.
Kadang kala Anda masih bisa melihat individu-individu jaman sekarang yang
dianggap terkena penyakit langka, kekurangan hormon tertentu atau berlebihan
hingga menjadi manusia yang tinggi melebihi orang-orang umumnya dan manusia
yang kerdil.
Dari Abu Musa Al Asy'ari RA, ia
berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya
Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang di dalamnya terdapat beberapa
unsur. Kemudian keturunannya menjadi beragam sesuai dengan unsur tanahnya. Ada
diantara mereka yang berkulit merah, putih, hitam dan antara warna-warna itu,
ada yang lembut dan yang keras, ada yang buruk dan yang baik'."
Shahih: At-Tirmidzi (3243).
Gambar Manusia
yang memiliki tinggi yang tidak umum
Menurut syariat Islam, manusia
tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/penerus) di
bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti,
dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah Makhluk Pertama' dibumi, tetapi ia
adalah 'Manusia Pertama' dalam ajaran Agama Samawi, dan Allah tidak mengatakan
untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk yang telah membuat
kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.
Dan
sungguh telah Kami binasakan orang-orang
yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran? QS.
54:51 (Al Qamar).
Ayat ini juga bermakna adanya
makhluk Allah SWT yang diciptakanNya bila Ia kehendaki, yaitu yang disebut
Nisnas, dengan tujuan untuk menyembahNya, Konsep keagamaan makhluk ini akan
seperti konsep Islam/Monothaisme dengan pembawa risalah keagamaannya dari jenis
mereka sendiri. Dan tampaknya Allah SWT memberi tabir antara manusia dengan
Nisnas-Nisnas ini, bagaimana tabir itu, hanya kepada Allah SWT semuanya,
biarkan sesuatu yang ghaib itu ghaib sampai ada ilmunya dibukakan secara umum,
karena adanya tabir ini maka cara hidup, profile dan peradabannya hampir-hampir
tidak ketahui untuk kita mengetahuinya.
Bilakah tabir itu dapat terbuka,
hal ini mungkin bisa jadi bisa namun penulis mengasumsikan beberapa tabir akan
dibuka pada periode Kiamat, dimana umat Islam di seluruh alam yang sama telah
musnah. Untuk menunjang eksistensi kebebasan sebebas-bebasnya manusia periode
itu, dimana mereka dapat mengekplorasi dan mengeksplotasi luar angkasa hingga
kiamat yang pasti datang. Banyak tabir diciptakan karena kekhususannya agar
terjaga selama umat Islam masih ada. "Sesungguhnya
tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah (beribadah)
kepadaKu" (Adz Dzaariyaat : 56).
Berdasarkan nash, adapun Nisnas
yang Allah ciptakan di Alam semesta tersendiri atau di alam semesta yang sama
dengan manusia, baik kehadirannya dahuluan dari pada manusia atau alam
semestanya atau belakangan setelah berakhirnya periode manusia dan setelah
berakhirnya alam semesta dimana manusia berasal, Nisnas dapat dikatagorikan 2,
yaitu Nisnas yang serupa Manusia dan Nisnas yang serupa Jin. Yang dimaksud Nisnas
adalah makhluk yang diberi akal, iman dan juga diberi nafsu, yang diberi tujuan
untuk beribadah dan hanya menyembah kepada Allah SWT. Berdasarkan hal ini
Nisnas yang berada di Bumi sebelum kekhalifahan manusia, penulis meyakini
sebagai Nisnas serupa Jin, kemudian keberadaan sisa-sisanya diberi tabir oleh
Allah SWT. Sudah layak bahwa makhluk-makhluk berakal yang diciptakan se-masa/se-waktu
alam semestanya pasti akan merasakan kiamat yang sama, yaitu penghancuran alam
semesta ini, seperti pendapat penulis yang tertuang dibagian terdahulu dari
kajian ini. Seperti dalam kisah nabi Sulaiman as yang memiliki pasukan dari
bangsa nisnas serupa jin ini, maka tentu peradabannya yang ditabirkan masih
eksis dan juga sedang menuju hari akhir jaman. Istilah Nisnas lainnya adalah
Allien yang dikenal sebagai Nisnas dari luar bumi.
“Jika
kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa
yang aku diutus kepadamu. Dan Tuhanku akan
mengganti dengan kaum yang berlainan dengan kamu; dan kamu tidak dapat
membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu” (QS.Huud : 57).
Dalam pengertian lain agar tidak
ada tumpang tindih peradaban di antara kamu (Nisnas dan Manusia), agar tidak
timbul mudharat yang banyak dari sisa-sisa peninggalan kalian hingga membuat
kebingungan, Tuhan telah mengatur semestinya dan makna yang sebenarnya ini peringatan
yang ditujukan kepada kaum Ad tempat nabi Hud as berdakwah, bila kaum tersebut membangkang
dari perintah dan larangan Allah SWT maka bisa jadi eksistensi mereka akan
digantikan dengan kaum yang lain kelak.
Dan namun bila ayat diatas
dikontekskan dengan ayat ini: "Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya : "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah
(berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan
mensucikan-Mu? Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang
kamu tidak mengetahuinya." (Al-Baqarah 30)
Bisa pula makna ini berkenaan
dengan masalah kekhalifahan di bumi saat sekarang ini yaitu soal perpindahan
kekhalifahan bumi dari nisnas serupa jin yang awalnya dipercayakan menjadi
khalifah bumi akhirnya digantikan oleh kekhalifahan manusia di bumi akibat bangsa
jin yang suka membuat bencana dan pertumpahan darah, seperti seakan-akan ada
gambaran bahwa malaikat mempertanyakan hal tersebut, karena pernah melihat
adanya makhlukNya sebelum manusia (bangsa jin) yang telah pernah banyak membuat
mudharat di bumi sebelumnya. Dan ini juga dapat diperkuat oleh hadis yang
katanya sanadnya sampai dari ahlulbait (versi syiah). Makna lain dari konteks
kedua ayat ini bisa pula, adanya pertanyaan malaikat tersebut berkenaan sebab karena
bisa jadi pula, pernah pula Allah SWT menciptakan makhlukNya sebelum periode
alam semesta, manusia dan bumi sekarang ini (penulis tidak tahu dan tidak
membenarkan atau menyalahkan, apa benar sekarang adalah periode alam semesta
kedelapan atau sebagainya), dimana makhluk-makhluk yang telah berlalu tersebut
telah membuat banyak bencana dan pertumpahan darah di alam semestanya yang
terdahulu tersebut, dan begitu para malaikat melihat Allah SWT menciptakan lagi
makhluk baru (manusia), mereka pun seakan-akan mempertanyakan hal tersebut,
karena melihat kejadian-kejadian pada makhlukNya di alam semesta-alam semesta
yang telah lalu itu. Dan makna lainnya pula adalah pertanyaan malaikat ini
berkenaan dengan pandangan malaikat yang telah melihat (masa depan) potensi
manusia yang akan diciptakan ini, hanya akan banyak membuat kerusakan di bumi,
membuat banyak bencana dan pertumpahan darah dengan sesamanya, hingga
mempertanyakannya mengapa dibuat lagi makhluk lain yang berpotensi jelek
seperti itu, tidak cukupkah malaikat yang selalu bertasbih, memuji dan
mensucikanNya, lalu Allah SWT menjawab bahwa selalu ada hikmah dibalik
kehendakNya. Ketiga makna ini bila sesuai pada kondisi dan pemakaiannya yang
dituju dalam pemahaman, semua bisa mendekati kebenaran. Beginilah kandungan isi
Quran yang bisa banyak memiliki makna-makna dan kandungan berbagai ilmu-ilmu
disetiap ayat-ayatnya. Bila Anda memahami lebih dalam lagi ayat diatas tersebut,
maka akan ada makna-makna lain yang dapat Anda temukan.
Adapaun Nisnas serupa Jin di bumi
ini besar kemungkinannya terbagi 2 golongan besar, yaitu yang ditabirkan
menyeluruh dan yang ditabirkan dengan batasan tertentu, itulah penabiran untuk
Iblis dan bangsa Jin yang mengikutinya/turunannya dan sebagian Jin Islam karena
di antara para nabi dalam bangsa Jin selain nabi berbangsa Jin sendiri, nabi
terakhir Jin adalah dipilihkan dari Manusia, nabi Muhammad SAW, bahkan juga untuk
Nisnas-Nisnas yang lain (Allien) pada alam semesta ini bila ada. Karena dakwah
universal buat alam semesta yang diemban nabi Muhammad SAW dan bisa jadi
manusia lain, yaitu nabi Sulaiman as juga adalah nabi yang diutus untuk
kalangan Jin juga. Maka eksis pula mereka hingga kiamat. Penabiran dengan
batasan tertentu agar mendapat izin
menggoda manusia seperti apa yang mereka minta kepada Allah SWT dan
dikabulkanNya.
Namun janganlah bergaul dengan
Jin karena “sebaik-baiknya Jin adalah seburuk-buruknya Manusia” yang makna
lainnya bahwa Manusia-Manusia yang bergaul dengan Jin pasti kebanyakan karena
pengaruh praktik perdukunan dan parah-normal, akan mendekati ke kesyirikan.
Manusia yang mengharapkan kemampuan supernatural dari Jin, dikwatirkan tidak
meminta langsung kepada Allah SWT, Maka ada larangan bergaul dengan bangsa Jin
untuk umat Islam sekarang. Dakwah nabi-nabi manusia kepada bangsa Nisnas serupa
Jin adalah dakwah dengan cara tertentu yang sengaja dighaibkan dari pengetahuan
Manusia umum.
“Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum
datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri yang menyampaikan
kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu
dengan hari ini?” Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’.
Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka
sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
(Al-An’am: 130)
“Dan
sesungguhnya di antara kami (Jin) ada orang-orang yang shalih dan di antara
kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang
berbeda-beda.” (Al-Jin: 11)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya setan itu
dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR.
Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175).
Maka dikatakan “seperti kemasukan
Setan” dan menetap di dalam tubuh yang dimaknain Nisnas Jin yang kafir atau
pengikut Iblis, dan bagaimana dengan penomena Hantu (manusia) ?
“pikirkan
dengan akal sesat, adakah manusia yang sudah mati bisa hidup lagi dan jadi
hantu, lolos dari kubur dan siksa kubur seperti di film-film, lolos dari
penjagaan malaikat dan siksa kubur, seperti lolosnya narapidana yang bisa lolos
dari penjara superketat Amerika, Amerika bisa diakali tapi Emangnya Tuhan bisa
diakali, sementara Tuhan lah pembuat makar dan strategi di alam semesta. bila
Tuhan bisa diakali berarti kemampuan Tuhan terbatas dong. Makhluk yang punya
batasan itu bukan Tuhan, yang mempunyai batasan itu tetap dinamai makhluk.
Tuhan dan ilmuNya melebihi batasan dari apa yang dapat dipikirkan akal dan
kemampuan Tuhan lebih Maha/berlipat-lipat lebih canggih dari apa yang terpikir
oleh mu. bila mau hidup lagi ntar saat dibangkitkan bro atau mati suri z”.
Orang yang mati tidak dapat
mendengar dan juga melihat apalagi keluar tamasya dari kuburnya. “Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup
menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar” (QS. Ar Ruum: 52).
“kerjaan
Jin itu yang kafir dan juga Jin yang pernah ada hidup menetap lama dalam tubuh
si manusia itu, tak heran si Jin itu tau seluk beluk orang yang disamarkannya.
kerjaan Jin bisa melakukan beberapa hal yang menakjubkan, termaksud meniru
profile manusia yang telah mati dan menggoda manusia. Atau masuk di dalam tubuh
manusia hidup dan menceritakan kepada orang lain yang ingin “mendengarnya” sebuah
kejadian dan asal-usul manusia yang dahulu ia hidup bertempat tinggal di dalam
tubuhnya. Sisa lainnya itulah kerjaan dari keajaiban alam hingga penampakannya
menyerupai sesuatu yang ada (biasanya akan dapat dibuktikan secara saint kelak)
dan selainnya adalah kerjaan manusia dan ilmuannya ntah karena lagi uji coba
teknologi atau agar membuat manusia dalam kebingungan dan hasutan yang nyata
atau juga karena halusinasi/ilusi manusia itu sendiri karena pengaruh frekuensi
rendah (berdasarkan penelitian illmuan), kekacauan mental, berteman Jin atau Manusia
yang bermain hantu-hantuan menakut-nakuti orang lain atau bisa juga tersugesti
secara langsung atau tidak langsung baik dari diri sendiri, lingkungan atau
orang lain dapat menanam keyakinan di alam bawah sadar orang tersebut bahkan
bisa membuat terjadi halusinasi penampakan. Ini bisa membuat seseorang berhayal
melihat sesuatu penampakan. Sudah dalam cakupan makar Tuhan semua makar
manusia, jin dan iblis”.
Adapun
bila penampakan itu tercipta dari keajaiban alam yang menyerupai sesuatu atau penampakan
hal lainnya, maka saksikan ia sebagai pengabaran dan atau ujian buat Anda,
sebagai ayat-ayat alam (Ayat-ayat Kauniyah adalah jagat raya ini berikut
isi-isinya termasuk manusia beserta isi hatinya) yang tersirat, yang bisa jadi
memiliki makna berupa kabar peringatan, persaksian pembuktian/contoh, hikmah
dan atau pelajaran atau sekedar hiasan saja.
Ketika
Allah SWT ingin menciptakan makhluk baru, Allah mengangkat tabir-tabir langit
dan berfirman kepada para malaikat, ”lihatlah para penghuni bumi dari kalangan
makhluk-Ku; lihatlah jin dan nisnas.” Ketika para Malaikat menyaksikan dosa-dosa
yang tengah diperbuat Jin dan Nisnas, para Malaikat pun terkejut dan menganggap
mereka tak ubahnya seperti monster. Para Malaikat berkata,”Wahai Tuhan Engkau
Mahamulia lagi Mahakuasa. Mereka itu lemah, eksistensi mereka berlangsung
dengan topangan rezeki dari-Mu, namun mereka durhaka kepada-Mu, dan Engkau
tidak menghukum mereka. ”Allah SWT berkata, ”Aku akan menciptakan makhluk yang
akan menggantikan mereka di muka bumi dan menampilkan dari keturunannya para
nabi dan hamba salih maupun para imam yang lurus yang akan Aku tunjuk sebagai
penerus di muka bumi. Akan Aku bersihkan bumi-Ku dari Nisnas dan akan Aku buang
kau tiran dari kalangan Jin yang durhaka, sedangkan (Jin lainnnya) Ku-izinkan
mereka untuk tinggal di udara dan di seluruh bumi, dan Aku ciptakan satu tabir
yang memisahkan Jin dan ciptaan-Ku.” (Kisah itu diriwayatkan oleh Ali
bin Ibrahim (shahib Tafsir al-Qummi) yang sanadnya sampai pada Imam Baqir as
menukil keterangan Amirul Mukminin. Kisah lengkapnya dapat anda baca di Konsep
Tuhan, hal. 294 karya Yasin al-Jibouri)
Jadi jelaslah bahwa periode jaman
tidak diketahui ini adalah periode jaman Nisnas, yaitu peradaban makhluk serupa
Jin sebelum digantikan oleh kekhalifahan Manusia, adapun peninggalan mereka
yang tersisa ikut ditabirkan pula sesuai dengan bangsa tersebut yang diberi
tabir dari pengelihatan umum pandangan mata Manusia, bila tidak ditabirkan juga
seharusnya sisa-sisa peradaban Jin yang lalu, dan bahkan hasil peradaban/kota-kota
Jin di masa yang sekarang harus pula terlihat tanpa ada tabir penghalangnya, kemudian
digantikan oleh peradaban Manusia awal yang sangat maju peradabannya, jadi
kondisi dimana artefak-artefak yang muncul dan ditemukan adalah bisa jadi dari
jaman Manusia pula (periode nabi-nabi) dan tidak mungkin Manusia berubah dari
jenisnya sendiri menyerupai binatang atau kebalikkannya, karena Sunatullah dari
masing-masing makhluk mempunyai batas yang tidak mungkin dirubah jenisnya
menjadi makhluk lain tak serupa, hanya dimungkinkan bila Allah SWT menghendaki
perubahan tidak lazim tersebut dengan salah satu cara dengan pemberian kutukan.
Telah banyak literatur yang penulis beri sebagai bahan bantahan yang mencakup
keyakinan ini. Adapun kemungkinan adanya Nisnas Allien (serupa Manusia atau
serupa Jin) bisa jadi ada, namun ditabirkan keberadaannya sesuai pendapat
penulis diatas. Dan bisa saja penabiran ini akan dibuka pada waktunya yaitu
pada waktu periode jaman kiamat, penulis akan mencoba asumsi-asumsi yang ada
dalam pembahasan di jaman tersebut yang juga berkaitan kecanggihan jaman kiamat
tersebut.
Ada asumsi dari penulis tentang
cara turunnya nabi Isa as ke akhir jaman saat Nabi Isa as (Yesus) turun ke
dunia, kemungkinan ada 2 versi caranya, yang salah satu pendapat kelak akan
gugur bila telah terjadi, yaitu :
1.
Diapit 2 malaikat (namun karena malaikat
tidak keliatan (ditabirkan), berarti terlihat turun sendiri dengan kemungkin
ada cahaya di kiri kanannya, ini berarti mukzizat dari Allah SWT, saint sulit
membuktikan cara-caranya, namun bisa jadi dengan diciptakannya sebuah keajaiban
alam berupa perpindahan waktu, keajaiban alam ini hanya khusus pada waktu itu
saja dan tidak terjadi sering kali di dunia.
2.
kembalinya Nabi Isa as (Yesus) ke akhir jaman
tentu berhubungan dengan perpindahan waktu, biasanya kelak saint bisa menjawab
hal-hal alam yang terjadi, dan kemungkinan kedua ini bila dihubungkan dengan
saint adalah mesin waktu. Walau juga tetap ada malaikat yang mengapit tapi yang
namanya malaikat itu ditabirkan dari pandangan manusia, hanya saja kali ini
cara perpindahan waktunya juga dibantu oleh manusia yang memiliki/menciptakan
mesin waktu tersebut, dan manusia yang membawa nabi Isa as ini bisa terlihat.
Tentunya Anda merasa apa yang
tertulis ini masih terasa mengembang, tidak mencakup penjelasan yang sangat
detail seperti yang Anda idam-idamkan dan masih penuh dengan beberapa
kemungkinan yang ada dimana penulis hanya membuang dan menggugurkan tentang
teori Darwin dari 7 kesimpulan awal. Pada dasarnya untuk bagian ini penulis
hanya memberi tujuan tentang kemungkinan yang bisa terjadi dan dengan
batasan-batasannya, dengan maksud yang sama sebagai jaman tidak diketahui atau
periode Nisnas. Cukuplah Manusia bisa mengetahuinya, namun yang bisa diketahui
sangat terbatas. Jadi, tidak usah berambisi untuk tahu sangat banyak dan secara
berlebihan/keterlaluan sesuatu yang ditabirkan tentang “Nisnas” dan lain-lain
itu tapi sah-sah saja bila Anda berniat mencari detailnya tentunya dengan ilmu
saint dan keagamaan yang benar. Cukup Kita memahami keberadaan (Jin, Alien,
Nisnas lain dan mesin waktu) sebagai petunjuk kebesaran kekuasaan Tuhan yang
Maha Pencipta bila ia memang berhak diciptakan dan diadakan hadirnya oleh Allah
SWT. Biarkan yang ghaib tetap ghaib dalam tabirnya hingga ada pengabaran yang
nyata ketika tabir tersebut di buka entah hari esok, di dalam kubur atau saat
di surga karena “Untuk setiap kabar ada
tempat letaknya dan nanti kamu akan mengetahuinya” (QS. Al An’aam : 67).
Yang penting kita mengetahui batasan-batasan dan kemungkinan-kemungkinan yang
bisa jadi ada sebagai mana kita mengimani hal-hal ghaib lainnya yang ditabirkan
seperti contoh adanya Malaikat. Apa yang terjadi di dunia, bila ia sebuah
kebenaran yang mutlak terimalah ia dan bila ia adalah sesuatu yang masih
membingungkan, hadapilah ia sebagai permainan atau hiasan sampai ada kebenaran
pengabaran dariNya.
Adapun tabir dengan batasan
tertentu, yang penulis maksud salah satunya adalah bisa juga seperti seorang
atau sekelompok manusia mengetahui sesuatu yang sebenarnya ditabirkan dari umum
namun tidak buat mereka yang dibukakan tabirnya keseluruhan oleh Allah SWT,
mereka mengetahui tabir tersebut karena pembukaan tabir dariNya atau mereka
sendiri yang membuat sesuatu “itu” bertabir sebagai hal dan tujuan yang
bersifat rahasia dari mereka. adapun tujuan mereka tidak menyebarluaskan,
mungkin disebabkan hal tertentu, seperti mencegah timbulnya kekacauan, saat
yang tidak sesuai untuk penyampaiannya, menyembunyikan kerahasiaannya, manfaat
yang kurang buat orang lain mengetahuinya, dsb. Contoh penabiran ini seperti
rahasia pemerintah, rahasia pribadi, rahasia perusahaan, zionis, dsb. Contoh
manusia yang banyak mengetahui isi tabir dan memberi kabar ke manusia lain secara
terang dan atau kadang juga secara samar yang di dapat dariNya adalah nabi
Muhammad SAW. Misalnya seperti pengetahuan Beliau tentang umatnya di masa-masa
Iman Mahdi atau misalnya Peneliti yang menabirkan hasil sesuatu penyelidikan
namun belum di buka pada publik karena merasa belum waktunya/belum siap
keseluruhan pernak-perniknya.
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata:
"Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab:
"Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari
orang-orang yang jahil".
Mereka
menjawab: " Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan
kepada kami; sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan
tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu".
(Bila
tabir (keghaibannya) dibatasi Allah SWT sampai disini cukuplah ini menjadi
batasan untuk Kita terima.)
Mereka
berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua
warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya."
(Bila
tabir dibatasi dengan tambahan pembukaan tabir baru sampai keadaan seperti ini,
cukuplah ini menjadi batasan untuk Kita menerima apa yang diberiNya.)
Mereka
berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu
(masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat
petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."
Musa
berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi
betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk
mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata:
"Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang
sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakan perintah itu. QS. Al-Baqarah : 67-71
(Bila
tabir telah dibuka sepenuhnya oleh Allah SWT cukuplah ini menjadi batasan untuk
Kita meng-Aamiin-kannya. Allah SWT akan memberi segala sesuatu dengan
takarannya yang pas pada waktu dan kondisi yang tepat, entah di tingkat tabir
pertama sebagai contoh, atau di tingkat pembukaan tabir lain sebagai contoh
kedua atau di tingkat pembukaan keseluruhan hal ghaib tersebut sebagai contoh
model ketiga.)
Dari Abu Hurairah Abdul Rahman
bin Sakhar r.a : " Bahwa saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : 'Apa yang aku larang kamu lakukan maka
hendaklah kamu tinggalkannya, dan apa yang aku perintahkan kamu lakukan hendaklah
kamu lakukan sekadar kemampuan kamu. Sesungguhnya
telah binasa umat-umat yang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak bertanya
serta pertelingkahan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka. (Hadis)
“Para mufasir berbeda pendapat
tentang besarnya perahu Nabi Nuh as itu, bentuknya, masa pembuatannya, tempat
pembuatannya dan lain-lain. Berkenaan dengan hal tersebut Fakhrur Razi berkata:
"Ketahuilah bahwa pembahasan ini tidak menarik bagiku karena ia merupakan
hal-hal yang tidak perlu diketahuinya. Saya kira mengetahui hal tersebut hanya
mendatangkan manfaat yang sedikit." Mudah-mudahan Allah SWT merahmati
Fakhrur Razi yang menyatakan kebenaran dengan kalimatnya itu. Kita tidak
mengetahui hakikat perahu ini, kecuali apa yang telah Allah SWT ceritakan
kepada kita tentang hal itu. Misalnya, kita tidak mengetahui dimana ia dibuat,
berapa panjangnya atau lebarnya, dan kita secara pasti tidak mengetahui selain
tempat yang ditujunya setelah ia berlabuh. untuk masa itu cukuplah Kita
meyakini pengabaranNya dengan batasan tabirNya namun bilalah perahu itu telah
ditemukan barulah Kita mempelajari detail perahu tersebut karena tabir telah
terbuka beberapa bagian dari penemuannya.”
"Telah aku katakan kepada
tuan-tuan bukan sekali dua, bahwa wajiblah kita awas benar dengan kisah-kisah
di dunia, Orang-orang yang berminat besar kepada penyelidikan sejarah dan ilmu
pengetahuan di jaman kini sependapat dengan kami, bahwa tidak boleh dipercaya
saja barang sesuatu dari kisah-kisah Gelap yang belum jelas kebenarannya,
melainkan sesudah penyelidikan yang mendalam dan membongkar bekas-bekas kuno
yang terpendam. dengan kisah-kisah yang sepenuhnya belum dapat dipercayai itu,
Tetapi kita tidak boleh berpegang saja kepadanya, bahkan kita larang keras.
Cukup jika kita berpegang saja dengan nash-nash yang seterang itu dalam alQur'an
dan tidak pula kita lampaui lebih dari itu. Kita hanya suka mengambil untuk
penjelasan jika penjelasan itu sesuai dengan bunyi al-Qur'an, apabila shahih
riwayatnya dan juga menggugurkan pendapat dari penulis ini jika sekiranya telah
ada kebenaran jelas."
Tahukah engkau apa yang
menghancurkan Islam?” Ia (Ziyad) berkata, aku menjawab, “Tidak tahu.” Umar bin
Khattab RA berkata, “Yang menghancurkan Islam
adalah penyimpangan orang berilmu, bantahan orang munafik terhadap Al-Quran,
dan hukum (keputusan) para pemimpin yang menyesatkan.”(Riwayat Ad-Darimi,
dan berkata Syaikh Husain Asad.
dan
kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para malaikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri (QS An-Nahl 16 : 49)
Penciptaan
Nabi Adam AS: Persenyawaan Atom dan Sinar Kosmik?
Sungguh, tiada yang sebanding
dengan ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur`an, karena di dalamnya sudah pasti
terselip ilmu dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Sehingga jika semakin di
gali, maka akan kian menambah ilmu dan keimanan. Dan salah satu buktinya adalah
mengenai proses penciptaan Nabi Adam AS, yang dapat dijelaskan/dibuktikan
secara ilmiah modern.
Untuk mempersingkat waktu, mari
kita ikuti penelusuran berikut ini:
Di dalam tubuh manusia, 86%-nya
terdiri dari 4 unsur dominan, yaitu :
1. Oksigen (55%)
2. Karbon (18%)
3. Hidrogen (10%)
4. Nitrogen (3%)
Hal ini, nampaknya bersesuaian
dengan berita yang terkandung di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, sebagaimana
terdapat pada 6 (ayat) berikut :
1. QS. Ar-Rahman [55] ayat 14: “Dia (Allah) menjadikan manusia dari tanah
liat (shal-shal) seperti tembikar (fakhkhar = tanah yang dibakar)”.
Yang dimaksudkan dengan kata
“shal-shal” di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah kering yakni “zat
pembakar” atau oksigen (O), sedangkan kata “fakhkhar“, ialah “zat arang”
atau atom karbon (C).
2. QS. Al-Hijr (15) ayat 28: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Malaikat; sesung-guhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia
(Adam) dari tanah liat (shal-shal) dan lumpur hitam (hamaain) yang ber-bentuk
(berupa)”
Di ayat ini kata “shal-shal” yang
bermakna oksigen (O), sedangkan kata “hamaain” ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).
3. QS. As-Sajadah [32] ayat 7: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari thien (tanah)”
Yang dimaksud dengan kata “thien”
(tanah) di ayat ini ialah atom hidrogen (H).
4. QS. Ash-Shaffaat [37] ayat 11:
“…., Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan
manusia dari tanah liat (laazib)”.
Yang dimaksud dengan kata
“laazib” (tanah liat) di ayat ini merupakan hasil persenyawaan antara “zat
besi” atau ferrum (Fe) dengan Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
5. QS. Ali-`Imran (3) ayat 59: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi
Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadi lah
dia”
Yang dimaksud dengan kata “turab”
(tanah) di ayat ini ialah “unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah”
yang dinamai “zat-zat anorganis”.
6. QS. Al-Hijr (15) ayat 29: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud”
Di ayat ini, menerangkan tentang
proses terakhir kejadian manusia, yaitu melalui ditiupkannya ruh. Proses yang
melibatkan “campur tangan” Sang Maha Pencipta ini, menjadi pembeda antara kaum
beriman dengan kaum atheis. Pihak Atheis menolak, proses munculnya kehidupan
yang datangnya dari Allah SWT, sementara mereka sendiri kebingungan untuk
menjawab, darimana datangnya asal kehidupan itu?
Pada ke enam ayat Al-Qur`an ini
Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk
manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh
jasmani dan rohani).
Sebagaimana disebutkan pada ayat
yang ke lima tentang kata “turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di
dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru terjadi setelah
melalui proses persenyawaan atom.
Jelasnya adalah persenyawaan
antara fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang), shal-shal (atom oksigen (O)= zat
pembakar),hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dan thien (atom hidrogen (H)
= zat air), kemudian bersenyawa dengan “laazib” yang merupakan hasil
persenyawaan besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
Dalam proses persenyawaan
tersebut, lalu terbentuklah “turab” (zat-zat anorganis) dalam QS. Ali-`Imran
[3] ayat 59. Dan salah satu di antara zat-zat anorganis yang penting ialah “Zat
Kalium/Ca” yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, terutama di dalam
otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena mempunyai aktivitas dalam
proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.
Dengan berlangsungnya aktivitas
“proteinisasi” berlanjut kepada “proses penggantian” yang disebut “substitusi”.
Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah elektron-elektron
kosmik yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga “sebab wujud”
atau Causa Formatis.
Adapun sinar kosmik merupakan
sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat-sifat zat yang berasal dari
tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat mewujudkan pembentukan tubuh
manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala,
tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
*****
Subhanallah…. Begitu terang dan
jelas sebuah tuntunan yang diberikan Sang Maha Pencipta, Allah SWT kepada umat
manusia. Tinggal berapa gigihnya ia untuk terus menggali ilmu yang terkandung
di dalam petunjuknya (Al-Qur`an) itu. Karena seseorang tidak hanya akan
mendapatkan ilmu, melainkan akan bertambah pula keimanannya kepada Tuhan,
Lantas, masihkah kita segan dan malas untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur`an??
Semoga dengan kajian singkat ini
akan membantu kita untuk terus dari sekarang mempertebal keimanan kepada
Al-Qur`an, dan termotivasi pula dalam upaya mengembalikan kejayaan Islam yang
pernah di capai dimasa lalu, sehingga bisa menempatkannya di saat kini dan yang
akan datang. Amin.
“Ilmu tentang Al-Qur`an adalah
yang paling pertama dan utama. Pelajarilah ia sebelum engkau mempelajari
ilmu-ilmu yang lainnya. Karena pasti tetap akan lurus (iman) dan terarah kehidupanmu”
Tulisan ini tidak dimaksudkan
untuk menyinggung masalah SARA dan merupakan petikan dari dialog Islam-Kristen
yang terjadi dari tanggal 9 Maret 1970 sampai dengan 18 Maret 1970 di Pesantren
Sumenep, Madura; antara Antonius Widuri, penganut Kristen Katolik Roma dengan
Alm. Kyai Bahaudin Mudhary, pengasuh Pesantren Sumenep.
Dalam dialog itu, setelah dibahas
secara detail tentang berbagai pertentangan ayat-ayat yang ada di dalam Bibel,
Antonius Widuri menanyakan tentang adanya indikasi pertentangan beberapa ayat
Alquran berkaitan dengan penciptaan manusia (Adam). Ayat-ayat yang dimaksud
yaitu:
1. Surat Ar-Rahman ayat 14
menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2. Di surat Al Hijr ayat 28
menyebutkan: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat;
sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah
kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”.
3. Di surat As Sajadah ayat 7
menyebutkan: “Dan Tuhan menciptakan manusia dari Tanah”.
4. Di surat Ash Shafaat ayat 11
menyebutkan: “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah
liat”.
5. Di surat Ali Imran ayat 59
menyebutkan: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah”.
Antonius Widuri bertanya, “Yang
manakah yang benar tentang asal kejadian manusia, apakah dari tanah yang
dibakar, dari tanah kering dan lumpur, dari tanah biasa, atau dari tanah liat?”
Menaggapi pertanyaan tersebut
Kyai Bahaudin Mudhary menjelaskan:
Di kitab Alquran dinyatakan bahwa
asal manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian:
1. Di Surat Ar Rahman ayat 14: “Dia (Allah) menjadikan manusia seperti
tembikar, (tanah yang dibakar)”. Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal”
di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah kering yakni “zat pembakar” atau
oksigen (O).
2. Di ayat itu disebutkan juga
kata “fakhkhar“, yang maksudnya ialah “zat arang” atau atom karbon (C).
3. Di surat Al Hijr ayat 28: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia
(Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”. Di ayat
ini tersebut juga kata “shal-shal” yang artinya oksigen (O), sedangkan kata
“hamaa-in/lumpur hitam” di ayat tersebut ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).
4. Di surat As Sajadah ayat 7: “Dan (Allah) membuat manusia berasal dari
pada tanah”. Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah
atom hidrogen (H).
5. Di Surat Ash Shaffaat ayat 11:
“Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan
manusia dari tanah liat”. Yang dimaksud dengan kata “lazib” (tanah liat) di
ayat ini ialah “zat besi” atau ferrum (Fe).
6. Di Surat Ali Imran ayat 59: “Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah
kemudian Allah berfirman kepadanya ‘Jadilah engkau’, lalu berbentuk manusia”.
Yang dimaksud dengan kata “turab” (tanah) di ayat ini ialah “unsur-unsur zat
asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
7. Di surat Al Hijr ayat 28: “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan
(bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)”.
Pada ketujuh ayat Alquran ini
Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk
manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh
jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata
“turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai
zat anorganis. Zat anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses
persenyawaan antara “fakhkhar (zat arang/karbon/C)” dengan “shal-shal (zat
pembakar/oksigen/O” dan “hamaa-in (zat lemas/nitrogen/N” dan thien (zat
air/hidrogen/H)”.
Jelasnya adalah persenyawaan
antara Fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14,
Shalshal (atom oksigen (O)= zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14,
Hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28, Thien
(atom hidrogen (H) = zat air) dalam surat As Sajadah ayat 7. Kemudian
bersenyawa dengan zat besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan,
yang disebut “laazib” (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11. Dalam
proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein.
Inilah yang disebut “Turab” (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59.
Salah satu di antara zat-zat
anorganis yang penting ialah “Zat Kalium/Ca” yang banyak terdapat dalam
jaringan tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting
karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan
halus. Dengan berlangsungnya “proteinisasi” menjelmakan “proses penggantian”
yang disebut “substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu
menggempurlah elektron-elektron kosmic yang mewujudkan sebab pembentukan
(formasi), dinamai juga “sebab wujud” atau Causa Formatis.
Adapun sinar kosmik itu ialah
suatu sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat-sifat zat yang
berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat mewujudkan pembentukan
tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan,
kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.
Sampai di sinilah ilmu
pengetahuan exact dapat menganalisis tentang pembentukan tubuh kasar
(jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract
wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang
sangat erat hubungannya dengan ilmu metafisika.
Simpulan: ayat-ayat Alquran yang
disangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian
manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan
proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya
(invisible), sampai berwujud manusia.
………………………………
Demikianlah petikan dialog antara
Antonius Widuri dengan Kyai Bahaudin Mudhary yang diakhiri dengan pengucapan
dua kalimat syahadat oleh Antonius Widuri di hadapan orang-orang yang
menyaksikan perdebatan dari awal hingga akhir.
Semoga melalui refleksi Alquran
membuat kita senantiasa diberi kemudahan dalam mentadaburi Alquran, memetik
ilmu dan hikmah di dalamnya, sekaligus (sekali lagi) membuktikan kesucian
Alquran sebagai kalam Illahi yang tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi
petunjuk bagi orang-orang yang takwa, dan mukjizat terbesar sepanjang sejarah
peradaban manusia.
Bersambung ...
Bila ingin membaca lebih lanjut ebook ini, Klik tulisan ini untuk kembali ke-link-link di daftar isi
Anda sedang membaca artikel tentang 1.C. Batasan Periode Tidak Diketahui/Periode Pra Manusia/Periode Nisnas dan anda bisa menemukan artikel 1.C. Batasan Periode Tidak Diketahui/Periode Pra Manusia/Periode Nisnas ini dengan url http://manfaatputih.blogspot.com/2013/08/1c-batasan-periode-tidak.html, anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopypaste-nya jika artikel 1.C. Batasan Periode Tidak Diketahui/Periode Pra Manusia/Periode Nisnas ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link 1.C. Batasan Periode Tidak Diketahui/Periode Pra Manusia/Periode Nisnas sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri Komentarmu disini!