Jumat, 26 Juni 2015

8. Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya)


Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya)

Teori Kiamat berdasarkan saint

1. Big Crunch
Teori yang pertama adalah 'Big Crunch' dimana semesta akan berakhir jika telah menjadi kesatuan yang sangat mapat. Berdasarkan teori ini semesta akan terus mengembang sebagai konsekuensi dari teori Big Bang namun pada akhirnya semesta akan berhenti mengembang sehingga nantinya semesta akan menyusut dan mapat. 

2. Big Bounce
Dalam teori ini tidak ada yang namanya akhir dunia. Seperti halnya ajaran Budha yang mengajarkan tentang reinkarnasi, semesta ini juga akan mengalami reinkarnasi. Teori ini menjelaskan bahwa semesta ini membentuk siklus awal dan akhir lalu kembali lagi ke awal, Big Bang merupakan awal dari terciptanya semesta, lalu semesta ini akan mengalami pemapatan/kematian yang disebut Big Crunch hingga akhirnya semesta kembali melakukan proses teori Big Bang. 

3. Big Freeze
Semesta akan mengalami suatu fase kehilangan energi panas sehingga semesta kehilangan cahaya dan membeku. Teori ini bertolak belakang dengan teori Big Crunch, dimana dalam teori tersebut semesta mapat.

4. Big Rip
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Big Freeze, dimana semesta akan membeku dan mengembang terpisah jauh terpencar, galaksi satu yang saling berdeketan membeku dan terpisah. adanya energi gelap yang yang menentang gaya gravitasi akan membuat bentangan antar galaksi. Namun teori ini nampaknya tidak akan terjadi dikarenakan adanya observasi yang menunjukan energi gelap tidak menumbuhkan kekuatannya.

Teori Kiamat berdasarkan Islam/Quran

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi  Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Qs 39 Az-Zumar: 67)

Surat Al – Anbiya Ayat 104. (Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas.  Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami lah yang akan melaksanakannya.

Surat Al – Qari’ah
101:4. Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,
101:5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Surat Al – Zalzalah
99:1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
99:2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,

Surat At – Takwir
81:1. Apabila matahari digulung,
81:2. dan apabila bintang-bintang berjatuhan,
81:3. dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

81:11. dan apabila langit dilenyapkan,
81:12. dan apabila neraka Jahim dinyalakan,
81:13. dan apabila surga didekatkan,

Surat Al – Infithar
82:1. Apabila langit terbelah,
82:2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
82:3. dan apabila lautan dijadikan meluap,
82:4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
.
Surat Al – Insyiqaq
84:1. Apabila langit terbelah,
84:2. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,
84:3. dan apabila bumi diratakan,
84:4. dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,
84:5. dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya).

Al Qiyaamah
8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya
9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,

Bisa jadi didahului oleh bulan yang akan telah hilang cahayanya (yaitu ketika matahari mati dan tidak membiaskan cahayanya ke bulan) kemudian langit digulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas, matahari dan benda langit lainnya ikut digulung menjadikan benda-benda langit terkumpul (saling tumpang tindih termakna tergulung atau yang dimaksud terlipat) matahari yang mati dan bulan yang telah gelap dikumpulkan dan bumi mengalami guncangan dasyat, kemudian langit terbelah dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, bersamaan itu bumi mengeluarkan beban-beban beratnya, manusia bagai anai-anai yang berterbangan, lautan menguap dan gunung-gunung dihancurkan, bumi menjadi rata karena bumi memuntahkan seluruh bebannya bagai bulu-bulu berterbangan, baik yang ada didalam bumi dan dipermukaannya lalu langit dilenyapkan dan neraka Jahim dinyalakan, maka panasanya menyebar dengat sangat panasnya sementara itu surga didekatkan juga.

Teori kehancuran semakin berkembang seiring dengan adanya beragam isu mengenai kapan tepatnya kehancuran alam terjadi. Dalam kehidupan masyarakat hari kehancuran alam lebih dikenal dengan Hari Kiamat. Setelah masa yang semakin berlalu, keadaan yang menandakan akan dekatnya zaman menuju kehancuran semakin digali. Bahkan telah banyak ilmuan menemukan beberapa fenomena alam yang dapat menjelaskan kebenaran Al-Quran dan hadis mengenai tanda datangnya Hari Kehancuran Alam. Tidak bisa dipungkiri, rahasia Hari Kiamat hanya Allah SWT yang tahu, Dialah yang mengetahui segala sesuatu.

Di dalam Al-Quran sendiri, terdapat beberapa tanda-tanda Hari Kehancuran salah satunya seperti dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 104, “ Pada hari Kami melipat langit bagaikan melipat lembaran buku-buku. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama Kami akan mengulanginya. Suatu janji atas diri Kami sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya.”

Ketakutan yang besar dan terbesar itu, mulai terjadi pada hari Allah melipat langit dengan sangat mudah bagaikan melipat lembaran buku-buku atau kertas. Ketika itulah bermula proses perhitungan dan pembalasan. Hal itu sangat gampang Allah lakukan, walaupun makhluk telah mati dan punah, karena sebagaimana Allah telah memulai penciptaan pertama dari ketiadaan menjadi ada, begitulah Allah akan mengulanginya.

Pengetahuan tentang hari kehancuran, hanya Allah yang mengetahuinya. Manusia hanya diberi ilmu sedikit. Al-Qur’an hanya memberikan beberapa isyarat tentang hari kehancuran alam semesta ini. Belum tentu sebagai suatu rangkian mekanisme yang pernah terjadi atau dapat diprakirakan oleh sains saat ini. Tetapi mengkaji kemungkinan secara ilmiah, diharapkan memerkuat keyakinan kita akan kepastian hari kehancuran.

Menurut saint akan teori evolusi bintang, matahari akan membesar menjadi bintang raksasa, merah menjelang kematiaanya. Pada saat itu matahari bersinar sedemikian terangnya hingga lautan akan mendidih dan kering, batuan akan meleleh, dan kehidupan pun akan punah. Kemudian matahari akan terus bertambah besar hingga planet-planet disekitarnya, merkurius, venus, bumi dan bulan serta mars, masuk ke dalam bola gas matahari. Kita tidak bisa bicara tentang rentang waktu tibanya peristiwa ini sampai akhirnya kehancuran total alam semesta. Karena, walaupun secara teoritik, saint katanya dapat diperkirakan kapan matahari akan menjadi bintang raksasa merah, sekitar 5 milyar tahun lagi, tetapi kepastian cara dan tentang saat kehancuran hanya Allah yang tahu.

Jatuhnya pecahan komet berdiameter sekitar 100 meter di Tunguska (Siberia Utara) menumbangkan hutan dengan radius 25 km, dan ledakannya terdengar sejauh 800 km. ini contoh kerusakan akibat tumbukan benda langit.

Kehancuran total nampaknya bermula dari berkontraksinya alam semesta. Kontraksi atau pengerutan alam semesta yang digambarkan dalam model alam semesta yang digambarkan dalam model alam semesta “tertutup” mirip dengan gambaran Al-Qur’an tentang hari kehancuran semesta. “Apabila matahari digulung dan apabila bintang-bintang berjatuhan” (at-Takwir: 1-2). Mungkin ini menggambarkan ketika alam semesta mulai mengerut. Ketika itulah galaksi-galaksi mulai saling mendekat dan bintang-bintang, termasuk tata surya, saling bertumbukan, atau ‘jatuh’ satu menimpa yang lain. Alam semesta makin mengecil ukurannya. Dan akhirnya semua materi di alam semesta akan runtuh kembali menjadi satu kesatuan seperti pada awal penciptaannya. Inilah yang disebut Big Crunch (keruntuhan besar) sebagai kebalikan dari Big Bang, ledakan besar saat penciptaan alam semesta. Kejadian inilah yang digambarkan oleh Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 104 dengan mengumpamakan pengerutan alam semesta seperti makin mampatnya lembaran kertas yang digulung.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi (pen: rujukan global sebagai alam semesta). Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (ayat Kursi)

Bila "Kursi" adalah yang ternyata benar-benar penopang alam semesta/tempat melekatnya materi (alam semesta, baca di pembahasan takdir dan penciptaan), artinya terciptanya alam semesta di dalam rana "kursi", maka saat penghancurannya, kemudian pengulangannya kembali, tentunya masih terjadi di rana"kursi". dengan artian di "kursi"lah alam semesta terdahulu hancur, kemudian alam semesta sekarang tercipta dan kelak hancur lalu dilanjutkan alam semesta baru, bahwa penciptaan alam semesta yang dimulai dengan terjadinya peristiwa Big Bang atau ledakan dahsyat merupakan kejadian yang terjadi di rana “kursi”, Pencipta alam semesta tetap dinisbahkan pada Allah SWT, cuma tempat diciptakan itulah yang harus dirinci. Maka teori Big Bounce yang mendekati.

Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS, Fisikawan terkemuka Inggris ini, dalam buku barunya mengemukakan argumentasi dan penalaran bahwa bukan Tuhan yang menciptakan semesta dan “Big Bang” (Dentuman Hebat) merupakan konsekuensi tidak terhindarkan dari hukum Fisika. Ia dalam “Grand Design” menulis, “Dengan adanya aturan seperti gravitasi, alam semesta dapat menciptakan sesuatu dari tiada menjadi ada. Dengan dalil penciptaan spontan, sesuatu yang tadinya tiada kemudian menjadi ada. Dunia ada dan kita juga ada. Kita tidak perlu bersandar kepada Tuhan untuk memulai segalanya dan menggerakan alam semesta.”

Apabila Anda mencermati alinea di atas akan kita saksikan bahwa berbeda dengan kesimpulan umum yang dimuat di laman/situs (sengaja atau lalai), alinea ini tidak berbicara tentang keberadaan Tuhan. Barangkali yang serupa dengan alinea ini dapat ditulis seperti ini, “Bersandar kepada Tuhan untuk mencari tahu siapa pencipta alam yang fisikal ini bukanlah merupakan sebuah urusan yang urgent.”

Makanya anggapan ia alam semesta seakan-akan tidak diciptakan Tuhan, benar klo selama ini dianggap tuhan menyatu di alam semesta ciptaanNya, soalnya kan cuman terjadi dari ciptaanNya pula (kursi), makanya bikin pusing sama ilmuan itu sendiri, karena awalnya yang dilihat/diyakini/terpikirkan fisikawan adalah persatuan wujud, jadi ia akhirnya menggugurkan pendapat persatuan wujud itu karena mau tidak mau mengakui teori barunya sendiri. Seharusnya dia bisa berkata "Ia mengatakan bahwa penciptaan alam semesta yang dimulai dengan terjadinya peristiwa Big Bang atau ledakan dahsyat merupakan kejadian yang terjadi atas kehendak alam (harusnya terjadi atas kehendak "kursi"), tetap skenario Tuhan bukan berarti harus bersandar pada Tuhan secara langsung, tapi cukup Tuhan memerintahkan kursi yang meliputi langit dan bumi (baca: alam semesta) untuk melakukan proses penciptaan alam semesta tersebut."

pen: pencipta alam semesta tetap dinisbahkan pada Allah SWT, cuman tempat diciptakan itu (kursi) lah yang harus dirinci, yang fisikawan lain tidak tahu atau juga tidak mau tahu bahwa tempat itu bukan Tuhan, tapi kemungkinan adalah zat “Kursi”. sayang beliau tidak tahu islam, jadi ia bingung menjelaskannya.

Selama ia bersandar pada A Unifier Theory (sebuah teori penyatu), ia harus melepas dulu pikiran bahwa Tuhan menyatu dengan alam semesta dan tidak ikut mencoba membenarkan itu baru ia akan bisa menyelesaikan dan menjelaskan A Unifier Theory yang ia teliti, yang dapat menjelaskan kejadian alam semesta (namun bukan mengikutkan manusia, karena penciptaan manusia berbeda, hanya alam semestanya mungkin juga planet-planet dan benda-benda langit lainnya (semua yang tercipta dari "kursi"), kecuali ada dijelaskan penciptaannya yang berbeda seperti manusia, jin, malaikat, dsb, maka ia tidak masuk rana ini). sebenarnya mungkin ia mau berkata, makhlukNya (Kursi) menciptakan alam semesta, jadi antara ciptaanNya menciptakan ciptaanNya, karena bukan Islam, jadi ia menganggap Tuhan tidak turut campur. padahal ini sama pengertiannya "Bukan Engkau Yang Melempar Ketika Engkau Melempar, Tetapi Allah-lah Yang Melempar". Nabi yang melempar, hakekatnya Allah yang melakukan, Engkau yang berusaha dan Dia yang menciptakannya, "Kursi" yang melakukan, Tuhan yang memerintahkan/Menciptakan perbuatan itu/dinisbahkan ke Dia.

klo bingung kya gini : Tuhan pencipta manusia - manusia membuat robot
ateis menjawab : klo ditanya siapa yang buat robot, jawabnya : manusia.... titik (tanpa campur tangan tuhan)
agamis : klo ditanya siapa yang buat robot, jawabnya : manusia, itu karena karunia keilmuan yang diberi Allah (ada campur tangan Tuhan) dan bahan-bahannya juga dari ciptaan Allah SWT yaitu alam semesta dan isi-isi materialnya, apa robot bukan ciptaan Allah, secara hakekat ia ciptaan Allah juga kan http://lam-alif.com/images/smilies/smile.png

jadi Tuhan pencipta "Kursi" lalu "Kursi" membuat alam semesta (juga menjadi tempat melekatnya materi - alam semesta) - karena manusia, jin, malaikat itu lain cara penciptaannya, jadi otomatis mereka harusnya bukan cakupan yang dimaksud diatas.

Kemudian bila Allah SWT menghendaki akan terjadi proses pengulangan pembentukan alam semesta baru, maka proses kembali ke big bang.

Teori Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Islam/Quran

"(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Janji yang pasti kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.". (Q.S. Al-Anbiya' [21] : 104)

"Dan Dialah yang memulai penciptaan itu, kemudian Dia mengembalikannya/mengulangi kembali ciptaan itu, dan mengulangi itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Mahatinggi di langit dan bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana". (Q.S. Ar-Ruum [30] : 27)

"Katakanlah, "Adakah di antara sekutumu yang dapat memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali?". Katakanlah, "Allah memulai penciptaan, kemudian Dia mengulanginya (mengembalikannya). Maka bagaimana kamu dipalingkan (menyembah selain Allah) ?". (Q.S. Yunus [10] : 34)

"Sungguh, Dia mulai menciptakan, dan Dia mengulangi (kembali)". (Q.S. Al Buruuj [85] : 13)

Allah SWT Menurunkan Al-Quran kepada manusia 14 abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi pada abad ke-21, yang telah difirmankan Allah SWT. didalam Al-Quran 14 abad yang lalu. Didalam Al-Quran terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut telah sesuai dengan penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal terpenting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firman Allah SWT.

Dalam Al-Quran surat Fush-shilat (41:11), “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

Kata asap dalam tersebut menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil. Salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori Big bang) disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari suatu ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk titik.

Didalam Al-Quran dijelaskan tentang terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya : 30), “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman”.

Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar Surin (1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar mengelilingi sumbunya sejak berjuta-juta tahun. Dalam peroses perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka terlontarlah bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin bertambah jauh, hingga masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

Namun bila melihat urutan dalam surat Fush-Shilat 9-12, maka pada mulanya ketika langit dan bumi bersatu (sebingkah penuh), sampai kemudian bumi telah terbentuk (masih mati) dan langit masih bersatu dengan bumi dalam bentuk asap, setelah penyempurnaan bumi, lalu dipisahlah bumi dan langit yang masih berupa asap, pada waktu 7 lapisan bumi telah sempurna dan bumi telah hidup (sampai penyiapan kadar makanan penghuni bumi siap, salah satunya adalah pengisian bumi dengan air/cairan, karena segala yang hidup (makanan) berasal dari air), kemudian langit diperintahkan memuai selebar-lebarnya (teori Bigbang) namun harusnya hanya sampai batasan pemuaian yang dikehendaki Allah SWT, setelah membentuk tujuh langit, sambil langit dihiasi bintang-bintang pada langit terdekat artinya galaksi-galaksi masih berada dilangit terdekat. Maka bumi adalah pusat alam semesta karena dari letaknya berawal pemuaian langit kesegala penjurunya.

Dalam surat Adz-Dzaariyaat (51:47), “Dan langit, dengan kekuasaan Kami, Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”.

Teori ledakan maha dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang diumpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup (Bigbang) yang mengisyaratkan juga bahwa alam semesta seharusnya akan hancur kembali setelah batas selebar-lebarnya telah sampai karena akan terjadi pengkerutan/pengempesan dengan cepatnya (balon kempes yang terbang kesana-kemari tergulung-gulung).

Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ (21:104): “(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.

Dalam surat Ath-Tholaq (65:12), Artinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa terdiri dari 7 lapis.

Didalam surat As-Sajada (32:4), Artinya: “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan”.

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat :

9. Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".

10. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."

12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.

Dengan perincian penafsirannya sebagai berikut :
1. Tahap pertama penciptaan bumi 2 rangakain waktu
2. Tahap kedua penyempurnaan bumi 2 rangkaian waktu
3. Tahap ketiga penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.

Selain surat-surat tersebut diatas masih banyak lagi yang menjelaskan tentang terbentuknya alam raya ini, namun dari yang telah kami sampaikan dalam ringkasan ini terlihat bahwa secara umum proses terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa, dimana tahapan-tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa terciptanya alam raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu.

Mana yang benar “Matahari mengelilingi Bumi” atau “Bumi mengelilingi Matahari”

Mohon maaf, sebenarnya penulis tidak ingin mempermasalahkan hal satu ini atau mau berdebat soal ini, karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan dari penulis sendiri jadi biarlah Anda menilai sendiri dan sambil menunggu perkembangan saint dan astronomi itu sendiri. Penulis hanya memaparkan apa yang dapat disimpulkan.

Konsep Kebenaran Ilmu
Wahyu (al Qur’an dan as Sunnah) memiliki nilai kebenaran yang mutlak (al haqiqah al muthlaqah) karena langsung berasal dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Tetapi pemahaman terhadap wahyu yang memungkinkan beberapa alternatif pemahaman tidaklah bersifat mutlak. Sedangkan ilmu yang didapat dari alam semesta memiliki nilai kebenaran yang nisbi (relatif) dan tajribi (eksprimentatif) atau dengan istilah al haqiqah at tajribiyah.

Kebenaran yang mutlak harus dijadikan burhan atau alat untuk mengukur kebenaran yang nisbi, jangan sampai terbalik, justru kebenaran yang mutlak diragukan karena bertentangan dengan kebenaran yang nisbi (relatif dan eksprimentatif). Sejarah ilmu pengetahuan sudah membuktikan bahwa suatu penemuan atau teori yang dianggap benar pada satu masa digugurkan kebenarannya pada masa yang akan datang. Hal itu disebabkan keterbatasan manusia. Dalam mengamati, menyelidiki dan menyimpulkan segala fenomena yang ada dalam alam semesta. Oleh sebab itu jika terjadi pertentangan antara kesimpulan yang didapat oleh manusia dari al kaun dengan wahyu, maka yang harus dilakukan adalah menguji kembali kesimpulan tersebut, atau menguji kembali pemahaman manusia terhadap wahyu. Logikanya, wahyu dan alam semesta semuanya berasal dari Allah SWT yang Maha Benar, mustahil terjadi pertentangan satu sama lain.

Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: “Apakah Matahari berputar mengelilingi bumi?”. ”Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam adalah sebagai berikut.http://moslemsunnah.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif?m=1207340914g silahkan Anda cari sendiri dan tanya paman Goggle, dalil-dalil dari Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin (geosentris) dan lawan dari dalil-dalilnya ini (heliosentris).

Perlu penulis ingatkan bahwa persoalan apakah matahari mengelilingi bumi atau tidak bukan merupakan persoalan aqidah bagi seorang muslim. Sehingga tidak ada ruang untuk mengkafirkan mereka yang sepakat maupun yang tidak sepakat atas “matahari mengelilingi bumi”.

Terakhir, tidak ada (potongan) ayat Quran yang secara tersurat berarti “matahari mengelilingi bumi” atau sebaliknya, “matahari tidak mengelilingi bumi”. Yang ada adalah upaya muslim untuk mempelajari dan memahami Al-Quran dan fenomena-fenomena alam raya ini dengan sunguh-sungguh dan tulus untuk memperoleh ridha Allah SWT dan menambah kedekatan sang hamba kepada Rabbnya.

Untuk Perhatian: Tidak ada satu pun ulama ahlussunnah yang dahulu maupun sekarang meng-KAFIR-kan orang yang tidak sependapat dengan teori diatas.

Pendapat ditengah-tengah masalah ini :
Sebagai seorang muslim, wajib beriman kepada kebenaran Al-Quran yang diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia. Al-Quran sebagai petunjuk manusia meskipun mengajak menusia untuk berfikir dan merenungkan tentang alam akan tetapi tidak secara real memberikan pengetahuan yang lebih rinci dan detail tentang bagaimana alam berperilaku mengikuti sunnatullah  sebagaimana disiplin ilmu sains, karena memang Al-Quran bukan kitab sains.

Oleh karena itu konsep pemahaman Pergerakan Matahari harus berdasarkan keyakinan terhadap kebenaran Al-Quran yang mutlak sifatnya. Dalam konteks ini, pemahaman bahwa Matahari mengelilingi Bumi berdasarkan fakta dan realita pengalaman manusia sehari-hari dimana saat pagi hari matahari terbit dari timur dan tenggelam di ufuk barat saat senja hari tetap tidak sesuai dengan pernyataan yang sudah qath’i di dalam kitab suci Al-Quran. Begitu pula menurut perspektif yang lain, dimana dengan adanya perkembangan teknologi pesawat luar angkasa yang mampu menembus atmosfer Bumi dan menempatkan teleskop di luar angkasa, kemudian dipahami bahwa  Bumi mengelilingi Matahari pun tidaklah tepat dan tidak sesuai dengan ketetapan yang sudah qath’i dari Allah.

Berdasarkan pada kajian terhadap ayat-ayat Pergerakan Matahari dan juga pembahasan kitab-kitab tafsir (ilmiah) seperti dalam abstrak di atas,  maka mereka berpendapat bahwa Paradigma berfikir yang tidak mengacu kapada realita empirik dan fakta sains terkait dengan pemahaman Pergerakan Matahari adalah tidak salah; karena justru dengan mengacu kepada sumber yang paling syar’i, yakni kitab suci Al-Quran, kebenaran akan tetap terjaga hingga akhir zaman. Kebenaran yang disampaikan Allah dalam Al-Quran sudah terbukti tidak lapuk oleh perjalanan waktu. Di saat manusia meyakini bahwa Bumi menjadi pusat pergerakan dan Matahari bergerak mengitarinya (teori geosentris), Al-Quran tidak serta merta dapat disalahkan karena memang di dalam Al-Quran telah termaktub bahwa Matahari melakukan pergerakan dan tidak diam di tempat.

Di saat manusia meyakini bahwa ternyata yang sesuai ilmu pengetahuan yang paling mutakhir (sains modern) adalah Bumi bergerak mengitari Matahari (teori heliosentris), Al-Quran juga tidak serta merta dapat disalahkan, karena di dalam Al-Quran tidak termaktub bahwa Matahari dikitari oleh Bumi.

Allah sengaja tidak mencantumkan penyebutan secara eksplisit perihal pergerakan Matahari agar keabsahan nilai-nilai yang terkadung di dalam Al-Quran  tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia yang sangat tentatif. Inilah kebenaran yang dibawa Al-Quran, dan hanya Allah SWT yang mampu melakukan hal semacam ini. Inilah salah satu nilai kemukjizatan kitab suci Al-Quran dari sisi metode penyampaian kepada ummat manusia.

Alkitab juga menyebutkan “matahari mengelilingi bumi”
Perlu Anda tahu pula bahwa di dalam alkitab juga ada dijelaskan “matahari mengelilingi bumi” yang menyebabkan Galileo Galilei wafat. Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.

Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.
Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.

Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.

Yosua 10
12 Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!"
13 Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.

Pengkhotbah 1
5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali

Mazmur 19
4 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,
5 yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
6 Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.

Baca juga Kejadian 1:1-18, dimana matahari diciptakan pada hari keempat setelah adanya kehidupan, berarti pusat tata surya adalah bumi menurut alkitab

Nah ini sebenarnya masalahnya :
Kita sudah tahu hal-hal dari mengikuti teori “bumi mengitari matahari” selama ini, yang kita tidak tahu rasanya bila ternyata kebenaran dari “matahari mengelilingi bumi” adalah lebih benar maka siapkah Anda menerima konsekuensinya dari kejadian alam ini. Siapkah Anda?

Harus ada penelitian lebih lanjut dalam hal ini bila menginginkan kejelasan tafsir.

Kesimpulan yang harus dilakukan dalam penelitian terbalik :
“Artinya: Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengirinya,” Qs. Asy-Syam : 1-2

Matahari berada di depan disusul bulan yang dibelakangnya, seperti keadaan orang yang sedang lomba lari di stadion dimana yang satu di lintasan paling bawah (jalur lintasan 1) dan yang lain di lintasan diatasnya misalnya di jalur lintasan kedelapan.

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Qs. Yaasiin: 40.

Matahari tidak bisa mengejar bulan (matahari tidak dapat melewati satu putaran full terhadap bulan, dan bulan tidak dapat ketinggalan satu putaran full), bulan tidak dapat melampaui matahari (selalu menyusul, kemungkinan ½ atau mungkin juga seperti keadaan kadang beriringan kadang menjauh diputaran dibelakang matahari).

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Qs. Faathir: 13.

Walau ternyata harusnya gerak matahari dan bulan seperti kejadian tersebut diatas, namun yang terjadi adalah juga bahwa akan harus tetap ada 2 gerhana tanpa penghalang dari sebab “kejar mengejar” tersebut diatas, kejadian diatas itu tidak menyebabkan 2 gerhana tidak terjadi.

Namun di mana bumi, bulan, matahari dan benda angkasa lainnya melakukan zikir/bertasbih dan thawaf, tetap melakukan rotasi pada porosnya masing-masing, artinya mungkin saja lebih besar kenyataan bumi melakukan hal sama, berotasi.

 “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu.” (QS. An Naml : 88)

Sebagaimana diketahui oleh para ahli astronomi bahwa awan tidaklah bergerak sendiri akan tetapi perpindahannya dibawa oleh angin, demikian pula gunung-gunung yang dilihat oleh seseorang, dia mengira bahwa gunung itu tetap di tempatnya padahal dia bergerak dengan cepat juga sementara manusia tidak melihatnya.

Hal itu bukanlah dikarenakan gunung-gunung atau orang-orang yang melihatnya yang memindahkannya akan tetapi akibat rotasi bumi pada porosnya ataukah karena hanya sebab dari pergerakan lempengan tektonik daratan bumi yang bergerak saja, tanah daratan inilah yang membuat kokoh pula gunung walau mengakibatkan gunung bergerak seperti awan yang digerakkan angin. Perputaran lempengan tektonik juga seakan-akan mengelilingi kabah dalam perputarannya. Dan kedua-duanya adalah ciptaan Allah swt yang telah meneguhkan segala sesuatu, Dia lah Yang Maha Suci yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan dan Dialah swt yang menggerakkan lempengan tektonik bumi yang membawa gunung-gunung yang berjalan seperti perjalanan awan.

Ini makna berbeda untuk sekedar pengujian dilapangan, bukan makna utama dari ayat-ayat diatas, sebagaimana pula seharusnya penghamparan bumi bukan bermaksud mengartikan bumi adalah datar, dalam bahasa saint penghamparan itu seperti diayun-ayun, Jadi salah satu fungsi dijadikan gunung-gunung di bumi adalah sebagai penyeimbang, menstabilkan rotasi bumi, yang bersama-sama dengan gravitasi bumi, mengakibatkan goyangan akibat rotasi bumi tidak dirasakan oleh manusia, sehingga manusia di bumi tetap merasakan bahwa bumi itu "terlihat datar" dan "terlihat diam", tidak ikut menggoyangkan manusia yang hidup di permukaannya. Demikianlah ketetapan Allah, Tuhan semesta alam. (telah banyak literatur di internet yang menyinggung hal ini).

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. Qs. Luqman: 10

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, An Nahl: 15

Jadi dalam persepsi geosentri ada tiga hal yang perlu diuji pula, apa bumi cuma diayun-ayun, atau cuma melakukan rotasi atau tetap melakukan kedua hal tersebut karena sifatnya yang tetap berada di tempatnya semula.

Jadi diantara “Geosentris” atau “Heliosentri” teori manakah yang bila bumi, bulan, matahari disejajarkan putarannya yang tidak menyebabkan matahari dan bulan saling bergantian berselisih kadang di depan dan kadang berada dibelakang, namun hanya saling susul menyusul saja namun pula tetap menyebabkan 2 gerhana?

Namun benar-benar ada pihak-pihak ketiga tertentu yang sengaja dan ingin merusak citra ulama-ulama terdahulu serta ingin membuat umat Islam terus dalam keadaan terpecah belah. Mereka yang mencatut nama-nama ulama terdahulu untuk sengaja menyebar fitnah antar golongan, memakai dan mencatut nama golongan satu menghasut golongan lain dan sebaliknya. Bila menemukan ini sebaiknya Anda melihat dahulu karya-karya ulama rujukan tersebut serta ada tidaknya pembahasan mereka terhadap “kata-kata tersebut” dan baru menjadikannya hujjah setelah memastikannya. Karena terdapat hadits-hadits yang menjelaskan bahwa para sahabat nabi memiliki manhaj ilmiyah nan teliti dalam istidlal (pengambilan dalil) dan istimbat (pengambilan hukum) juga terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini termaksud diri manusia dan ciptaan buatan tangan manusia, begitupun ulama-ulama yang ingin mengikuti mereka.

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Hujurat : 6).

Penulis sangat menghormati ulama-ulama terdahulu tersebut sebagaimana mereka telah memberi andil dalam pengembangan Islam. Teliti dahululah dengan keilmuan yang Anda punya dengan bersandar kepada Allah saja dan termaksud tidak pula menerima mentah-mentah apa yang telah penulis simpulkan di dalam tulis ini dan karena suatu saat juga seiring ilmu yang di dapat akan bisa berubah pula apa yang penulis telah tulis ini. insyaAllah.

Tatsabbut dan Tabayyun
Tatsabbut sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini, Allah telah memerintahkan kita untuk tatsabbut, Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Hujurat : 6).

Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata,  “Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti dan yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan kabar yang datang, sampai menjadi jelas dan terang baginya.” (Fathul Qadir, 5:65).

Ia adalah konsekwensi sikap Al Anah yang disebutkan dalam hadis:
“Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai oleh Allah yaitu Al Hilmu dan Al Anah.” (HR Muslim).

Al Anah adalah tenang dalam menghadapi gejolak dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap, dan tatsabbut kita lakukan dalam berbagai macam kabar yang sampai kepada kita, terutama ketika menghadapi beberapa perkara berikut ini:

a.      Isu dan Kabar Burung
Sesungguhnya kehidupan masyarakat tidak lepas dari isu dan kabar burung, ini disebabkan oleh adanya tiga jenis manusia: Pertama adalah orang yang menggunakan isu untuk merusak kehidupan masyarakat Islam, yaitu dari kalangan orang-orang munafik dan non muslim. Kedua adalah orang yang mudah menerima kabar dan segera menyampaikannya kepada orang lain tanpa memeriksa kebenarannya. Dan yang ketiga adalah orang yang mudah berburuk sangka atau cepat menyimpulkan lalu ia segera mengabarkan kepada orang lain berdasarkan sangkaan yang salah tersebut.

Jenis yang pertama dan kedua ditunjukkan dalam kisah ifki dimana Aisyah dituduh berzina dengan seorang shahabat sehingga kota Madinah pun berguncang dan sebagian shahabat terpengaruh oleh kabar burung yang disebarkan oleh orang-orang Munafik, lalu Allah menurunkan ayat-ayat Alquran yang membersihkan nama Aisyah dan mengancam orang yang membuat isu dengan adzab yang pedih.

Adapun jenis yang ketiga ditunjukkan oleh kisah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengisolir istri-istrinya selama dua puluh sembilan hari, lalu dipahami oleh sebagian shahabat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menalak istri-istrinya, sehingga tersebarlah isu bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menalak istri-istrinya, namun ketika ditanyakan langsung oleh Umar apakah engkau menalak istri-istrimu? Beliau menjawab, “Tidak”.

Isu dan kabar burung adalah penyakit yang berat yang dapat merusak nama baik seseorang. Oleh karena itu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita menyampaikan semua kabar yang kita dengar tanpa diperiksa terlebih dahulu. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,.
“Cukuplah bagi seseorang kedustaan; ia menyampaikan semua kabar yang ia dengar.” (HR. Muslim dalam muqadimah shahihnya).

Dan menyebarkan isu adalah perangai yang dibenci oleh Allah dan tidak layak bagi seorang mukmin, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah membenci untukmu tiga perkara: kata anu kata anu (isu), menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya (yang tidak-tidak).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Terlebih bila isu tersebut berhubungan dengan kehormatan seorang muslim, maka hendaknya kita lebih berhati-hati agar kita tidak menuduh seseorang dengan kebodohan lalu menjadi penyesalan bagi kita kelak, Syaikh Abdul ‘Aziz As Sadhan rahimahullah berkata, “Apabila isu itu berhubungan dengan orang yang shalih dan baik, maka hendaklah berbaik sangka terlebih dahulu dan memberikan udzur (dispensasi) untuknya jika udzur itu masih diterima secara syariat”.

Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu berkata,
“Janganlah engkau berprasangka buruk terhadap kalimat yang keluar dari mulut seorang muslim sementara engkau masih menemukan untuknya makna dalam kebaikan.”

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, “Kabar apapun apabila engkau ingin menukilnya, wajib memeriksanya terlebih dahulu, apakah benar kabar tersebut dari orang yang engkau nukil atau tidak. Kemudian jika benar, maka jangan langsung menghukumi sampai engkau periksa dalam vonis tersebut, barangkali kabar yang engkau dengar berdasarkan pada pokok yang engkau tidak mengetahuinya sehingga engkau memvonis bahwa ia di atas kesalahan, namun kenyataannya tidak salah…”

b.      Menukil Ilmu
Seorang muslim terlebih penuntut ilmu wajib berhati-hati dalam menerima segala kutipan dari kitab-kitab atau penceramah yang tidak sejalan dengan sunah. Karena seringkali kita dapati mereka mengutip suatu dalil dengan tidak lengkap atau menisbatkan hadis kepada shahih Bukhari dan Muslim misalnya, namun setelah diperiksa ternyata hadis tersebut tidak ada pada kedua kitab tersebut. Terkadang juga membawakan pendapat ulama dengan cara memenggalnya sebatas yang mendukung ra’yu mereka dan menghilangkan sebagian kata yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka dan lain sebagainya.

Contoh mengutip dalil dengan tidak lengkap adalah yang dilakukan sebuah jamaah yang mengingkari hadis ahad dalam masalah aqidah dan berusaha mencari dalil yang mendukung pendapat mereka, di antaranya mereka berdalil dengan ayat:
“Mereka tidak mempunyai ilmu kecuali mengikuti sangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.” (QS. An Nisaa: 157).

Mereka berkata, “Orang-orang Yahudi membunuh orang yang diserupakan dengan Nabi Isa dengan dugaan kuat bahwa ia adalah Nabi Isa, namun Allah  mencela mereka karena mengikuti dugaan tersebut. Ini menunjukkan dugaan kuat tidak dapat dijadikan hujjah dalam aqidah sedangkan hadis ahad hanya menghasilkan dugaan kuat.”

Demikian klaim mereka, padahal jika kita baca ayat tersebut secara lengkap akan gugurlah pemahaman tersebut, lengkapnya Allah Ta’ala berfirman,
“Dan perkataan mereka: “Sesungguhnya kami membunuh Al Masih Isa bin Maryam utusan Allah, padahal mereka tidaklah membunuhnya tidak pula menyalibnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih padanya benar-benar dalam keraguan darinya, mereka tidak mempunyai ilmu kecuali mengikuti sangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.” (QS. An Nisaa: 157).

Awal ayat ini menunjukkan bahwa mereka dalam keadaan syak (ragu) dan keraguan itu di bawah dugaan yang kuat, ini menunjukkan bahwa zhan yang disebutkan setelahnya adalah keraguan bukan dugaan yang kuat. Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Tidak boleh dikatakan bahwa mengikuti zhan (sangkaan) di sini meniadakan keraguan (syak) yang Allah kabarkan bahwa mereka berada di dalamnya, karena yang dimaksud dengan syak di sini adalah keraguan, dan zhan (sangkaan) adalah salah satu macamnya, dan zhan di sini bukan bermakna yang unggul salah satu sisinya (dugaan kuat).”

Ini adalah salah satu contoh dari contoh-contoh yang amat banyak, maka seorang muslim wajib segera waspada dan memeriksa dengan teliti setiap dalil atau perkataan ulama yang dibawakan oleh orang-orang yang tidak sejalan dengan sunah, agar ia tidak terseret kepada syubhat dan pemikiran yang menyimpang.

c.       Berita dan Peristiwa
Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia ini merupakan hasil rekayasa orang-orang yang dengki terhadap Islam dan kaum muslimin. Mereka berusaha menyulut api fitnah dan membakar semangat orang-orang yang mempunyai ghirah yang tinggi terhadap Islam, sehingga banyak orang-orang tidak tahu termakan dan dipermainkan oleh berita.

Seorang muslim yang berpegang kepada sunah bukanlah orang yang mudah terpengaruh dan terpicu oleh api fitnah sebagaimana telah kita jelaskan. Mereka memeriksa dengan teliti segala berita yang ia dengar atau saksikan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap. Mereka memandang jauh dengan keilmuan yang dalam dan tajam tentang hakikat di balik sebuah peristiwa, sebelum mereka menyebarkan kabar tersebut, sehingga ia mengetahui sikap apa yang harus ia lakukan.

Dan selayaknya kabar-kabar dan peristiwa yang ada hendaknya diserahkan kepada para ulama dan orang-orang yang mempunyai pengalaman, agar mereka memahaminya dan meletakkannya pada tempatnya.

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, “Aku mempelajari Alquran dari beberapa orang kaum Muhajirin di antara mereka adalah Abdurrahman bin ‘Auf. Ketika aku berada di rumahnya di Mina dan ia bersama Umar bin Khathab pada akhir haji yang beliau laksanakan, tiba-tiba ada orang kembali kepada Abdurrahman dan berkata,

“Andaikan engkau melihat seseorang yang mendatangi amirul mukminin pada hari ini, lalu ia berkata, ‘Wahai Amirul mukminin apakah engkau mengetahui si fulan yang berkata, ‘Jika Umar telah mati, maka aku akan membai’at si fulan, demi Allah bai’at Abu Bakar terjadi karena kebetulan lalu menjadi sempurna’. Umar pun marah kemudian berkata, ‘Sesungguhnya insya Allah besok sore aku akan berdiri di hadapan orang-orang untuk memberikan peringatan tentang bahaya mereka yang ingin merampas urusan ini’.”

Abdurrahman berkata, “Aku katakan, ‘Wahai Amirul mukminin, jangan lakukan itu. Karena musim haji berkumpul padanya orang-orang yang bodoh dan merekalah yang paling banyak berada di sisi engkau ketika engkau berdiri di hadapan khalayak, dan sesungguhnya aku khawatir engkau mengucapkan kata-kata yang tersebar kemana-mana sementara mereka tidak memahaminya dan tidak dapat meletakkannya pada tempatnya. Tunggulah sampai datang ke kota Madinah karena ia adalah negeri hijrah dan sunah, lalu bermusyawarahlah dengan para ahli ilmu dan orang-orang yang mulia. Engkau boleh mengatakan perkataan itu dan para ahli ilmu akan memahaminya dan meletakkannya pada tempatnya.’

Umar berkata, ‘Demi Allah insya Allah aku akan lakukan pertama kali aku masuk kota Madinah…dan seterusnya’.”

Demikianlah seharusnya sikap kaum muslimin mengamalkan firman Allah,
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalaulah mereka menyerahkan kepada Rasul dan ulil amri (para ulama) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka. Kalaulah bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja di antaramu” (QS. An Nisaa : 83).

Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata, “Ini adalah pemberian adab dari Allah kepada hamba-hamba-Nya bahwa perbuatan (menebarkan setiap berita) itu tidak layak. Hendaknya apabila datang kepada mereka berita tentang urusan-urusan yang penting dan kemashlahatan umum yang berhubungan dengan keamanan dan kegembiraan kaum muslimin atau berhubungan dengan ketakutan yang menjadi musibah bagi mereka agar diperiksa dahulu secara seksama (tatsabbut) dan janganlah mereka tergesa-gesa menyebarkan berita tersebut, akan tetapi mengembalikannya kepada Rasul dan ulil amri yaitu ahli ilmu dan akal yang mengetahui hakikat perkara itu dan mengetahui kemashlahatan dan kebalikannya.

Jika mereka memandang bahwa menyebarkannya dapat memberikan mashlahat dan kegembiraan kepada kaum muslimin dan keselamatan dari musuh mereka, tidak mengapa dilakukan.

Dan jika mereka memandang bahwa menyebarkannya tidak memberikan mashlahat, atau ada padanya mashlahat namun madharatnya lebih banyak dari mashlahatnya maka tidak boleh disebarkan.”

Syaikh Muhamad Al ‘Aqil hafizhahullah berkata, “Di antara keanehan keadaan umat di zaman ini, yaitu bahwa orang-orang yang menukil berita dan segera menyebarkannya tidak dapat membedakan siapa yang membawa berita itu. Engkau lihat ia meriwayatkan berita dari majalah atau media milik orang-orang kafir dan menjadikannya sebagai kabar yang menghasilkan keyakinan. Dengan itu ia membangun di atasnya masalah-masalah yang berbahaya yang berhubungan dengan mashlahat umat. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa orang kafir tidak layak dijadikan sebagai rujukan dalam menerima berita. Tidakkah mereka tahu bahwa orang-orang kafir itu menyebarkan kabar-kabar tersebut untuk memporak-porandakan barisan kaum muslimin dan menebarkan ketakutan, kelemahan, dan keraguan kepada umat?!”

Semua kembali ke manusianya, kita hanya pemberi kabar gembira dan peringatan, begitulah yang dikatakan nabi. Yang dapat memberi petunjuk hanya Allah. Agama Islam bukan mendahulukan akal daripada wahyu, namun akal dan hasil akal harus sejalan dengan wahyu, bisa jadi banyak hal yang bertabir yang belum sampai kepada keilmuan akal manusia sendiri

Dalil dari Allah baik ayat atau hadits yang shahih, tidak perlu diteliti lagi akan kebenaran kandungannya, tinggal kita terima dan imani saja, tentu saja dengan penelitian dari diri sendiri untuk keyakinan "nilai makna" itu. terlepas akal kita menerima atau tidak, sebab akal kita terbatas, dan agama islam bukanlah mendahulukan akal diatas wahyu, terlepas kapan ada kebenaran nyatanya disitulah kebenaran akan dipegang baik sebelum, saat itu atau sesudahnya, kebenaran akan selalu fleksibel dengan hasil olah manusia menuju jaman barunya. hal ini menyebabkan umat islam mudah menerima kebenaran bila manusia itu telah menemukan kebenarannya walaupun posisi akal pemikiran awalnya berbeda dalam penemuan tanda kekuasaannya di alam kemudian berbeda lagi hal baru dalam akal pikiran pada tanda kekuasaan di alam, semuanya tidak terlepas bahwa ada hikmah dibalik itu. mau berubah atau tidak pemikiran manusia, islam akan dapat selalu menerima kebenaran, yang dilihat Allah bukan selalu proses tapi hasil proses, yaitu niat dan hati manusia dan siapakah yang dapat memberi petunjuk?

Bila menemukan pertentangan kembalikan ke Quran dan Hadis dan nilai persatuan umat, telitilah dan intropeksi diri berharap jalan yang lurus dari jalan pertentangan itu bila tidak dapat juga hingga terlibat ambillah sikap pertengahan. sebenarnya debat bukanlah hal yang mengasikkan namun bila mau terjun kesana maka bila pertentangan dengan ateis lawanlah dengan logika dan nalar umum, bila pertentangan dari ahlikitab lawanlah dengan alkitab sendiri, buat mereka berpikir pada alam pikiran mereka, timbulkan pertanyaan yang dapat mengupas pemikiran diri mereka sendiri kepada “tanda-tanda”, dan salah satunya Anda bisa minta bantuan kepada paman Google dalam mencari literatur yang tepat dalam hal itu dan mudah-mudahan mereka menemukan cahaya kebenaran itu dari intropkesi pada cara mereka yang berhadapan dengan cara mereka pula. jangan jadikan agama kita diolok-olok dan jangan pula terpancing, sebab “mereka cuma mau mendengar apa yang mau mereka dengar, bukan ingin mendengar apa yang benar karena tidak selamanya yang benar itu akan didengar” maka dengan itu bisa pula sedikit demi sedikit sisipkanlah pula bahasa agama yang mudah dicerna dan yang cerdik yang tidak menyebabkan timbal-balik pengolok-olokan ajaran agama pada waktu yang pas. Bila dalil agama dilawan dalil agama sungguhlah Allah akan memberi petunjuk kepada mereka yang mencari petunjuk, siapkan diri menerima petunjuk dari perselisihan tersebut walau akal belum dapat menerima sepenuhnya, hadapkan diri hanya kepada Allah buat yang terbaiknya karena kita pun adalah manusia yang bisa khilaf dan salah, demikian semuanya pula. Maka telitilah kebenaran isi/tafsir atau terjemahan hadis, ayat dan rujukan ulama yang dipakai dalam pertentangan tersebut karena bisa jadi Anda yang mendapatkan banyak hikmah pembelajarannya, bisa jadi pula mereka mencatut karena mengandung unsur ingin mengadu domba antar kelompok.

Sebaiknya diam jika hanya sedikit tahu, sampai saatnya kita tahu sepenuhnya barulah boleh bicara… masalahnya, di dunia ini tidak ada seorang manusiapun yang tahu segalanya.. apakah berarti tidak perlu ada yang bicara? bagaimana peradaban bisa terbentuk jika tidak ada komunikasi antar manusia? lalu bagaimana keberlanjutan dakwah? sampaikanlah walaupun hanya satu ayat, jadi…sampaikanlah ketika memang itu benar dan berdasar, walaupun itu satu-satunya ilmu yang kamu ketahui, namun kita haruslah tahu pula kapan seharusnya kita diam dan kapan seharusnya bicara agar tidak memancing dan terpancing.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).

Oleh karena itu, selayaknya setiap orang yang berbicara dengan suatu perkataan atau kalimat, merenungkan apa yang akan ia ucap. Jika memang ada manfaatnya, barulah ia berbicara. Jika tidak, hendaklah dia menahan lisannya.”

“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari no. 6478)

ketelitian dapat menghindari dari adu domba dan dari kerusakan diri.

64. Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Qs. An Nahl

Dari al-Mundzir bin Jarir, dari ayahnya, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa yang merintis perbuatan (sunnah) baik yang kemudian diikuti (orang-orang), maka dia memperoleh pahalanya sendiri dan pahala (orang-orang) yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.Dan barangsiapa memelopori perbuatan buruk yang kemudian diikuti (orang-orang), maka ia mendapat dosanya sendiri dan dosa (orang-orang) yang mengamalkan sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." HR Ibnu Majah (203)

46. maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. Qs. Al Hajj

99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
100. Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Qs. Yunus

Kembali ke masalah “geosentris dan heliosentris”

Nah ini masalahnya sebenarnya, Maka konsekuensi dari bila “matahari mengelilingi bumi” adalah lebih mendekati kebenaran adalah :

Pertama : Dapatkah Anda menerima bahwa benda-benda langit lain pun akan melakukan sama mengelilingi bumi?

Kedua : lebih besar kemungkinan tidak ada Nisnas diluar angkasa (Allien/Makhluk berakal, beriman dan bernafsu), melainkan makhluk melata di langit adalah hanya “Man” (yang dimaksud hanya jenis Jin) dan “Maa” (bintang dan tumbuhan) yang dimaksud hidup di planet lain yang berkondisi mirip bumi.

Mengapa bisa dikatakan seperti itu karena untuk menjadi khalifah, Nisnas tersebut haruslah hidup di pusat alam semesta seperti keadaan manusia yang hidup di pusat alam semesta ini. Adakah alam semesta yang tampak dilihat manusia ini mempunyai lebih dari satu pusat alam semesta? Saint masih harus mencari jawabnya.

Bila pun ada jin yang hidup di planet lain atau pun luar angkasa, maka tentunya kita tahu bahwa makanan jin adalah tulang dan kotoran, maka tentu ada planet yang punya binatang melata hidup di dalamnya. Bila saja ada jin yang dapat hidup di planet lain.

Pertanyaannya : Siapkan Anda menerima bahwa hampir-hampir tidak ada Allien di alam semesta manusia ini kecuali adanya alam semesta lain-lain (berbeda) yang sejaman dengan alam semesta manusia tinggal dan hal demikian tidak ada tercampur peradaban.

Ketiga : karena semua benda angkasa mengelilingi bumi (bumi pusat alam semesta) maka hitungan melihat bulan tidak tergantung pada matahari yang matahari juga melakukan hal sama, mengelilingi bumi pula, melainkan manusia bisa memastikan bahwa hal ini adalah hanya fokus pada putaran bulan terhadap bumi, jadi dalam hal ini bila ilmu astronomi telah dapat menghitungnya, Anda harus independen melihat putaran bulan ke bumi untuk lebih menyamakan/mengglobalkan seluruh dunia bukan hanya per daerah kreteria ketika melihat bulan, dapat diartikan bila telah melebihi 0o derajat di ufuk, maka masuk bulan baru kecuali bila satelit, komunikasi dan teknologi elektronik hilang lagi dari dunia karena sebab-sebab tertentu barulah memakai kriteria awal jaman islam kembali yaitu melihat bulan lewat mata langsung lagi. Karena bumi tidak berputar pada matahari, jadi matahari tidak mempengaruhi melihat bulan yang berdasarkan perjalanan bulan memutari bumi saja dengan kata lain hubungan perubahan siang dan malam dari dapat dan tidaknya sinar matahari tidak mempengaruhi hitungan waktu perputaran bulan, telah tepat pula untuk masa ini melihat bulan dari melihat perputarannya berdasarkan astronomi tersebut. Karena tahu hitungan astronomi perputaran bulan, maka rukyah dapat dilakukan di Mekkah namun karena tidak selamanya hilal terlihat mata pada kondisi hilal dibawah 2o maka rukyah bisa pula sebagai alternatif lain yaitu dilakukan pada negeri atau daerah yang sekiranya rukyah dapat dilakukan dengan melihat hilal secara mata langsung yaitu yang posisi bulan di negeri tersebut mencapai 3o-6o, jadi rukyah ini harus global diterima seluruh dunia, demikian seterusnya pergiliran rukyah dari negeri yang positif hilal bulan dapat dilihat.

Pertanyaannya : Siapkah Anda menerima dan menyatukan pendapat lebih mengglobal seluruh dunia dalam kriteria melihat bulan ini?

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar (pen: punya cahaya sendiri) dan bulan bercahaya (pen: tidak punya cahaya sendiri, memantulkan cahaya matahari) dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu) (pen: bahkan perhitungan waktu (maknanya lebih luas dari yang ada pada pengertian orang sekarang) dan juga tahun dari perhitungan pergerakan bulan). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Qs. Yunus: 5

Keempat : Mana yang lebih tua diantara bumi atau matahari, bulan, bintang dan benda angkasa lainnya

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Qs. Yaasiin: 33

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. Qs. Al Hadiid: 17

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Qs. Al A'raaf: 54

Saat bumi masih mati, langit masih berupa asap dan masih bersatu dengan bumi. Saat langit dimuaikan selebar-lebarnya baru diciptakan dan terbentuk matahari, bulan dan bintang-bintang juga benda angkasa lainnya yang berada pada langit terdekat.

Bila melihat urutan dalam surat Fush-Shilat 9-12, maka pada mulanya ketika langit dan bumi bersatu (sebingkah penuh), sampai kemudian bumi telah terbentuk (masih mati) dan langit masih bersatu dengan bumi dalam bentuk asap, setelah penyempurnaan bumi, lalu dipisahlah bumi dan langit yang masih berupa asap, pada waktu 7 lapisan bumi telah sempurna dan bumi telah hidup (dikokohkannya dengan gunung-gunung sampai penyiapan kadar makanan penghuni bumi siap, salah satunya adalah pengisian bumi dengan air/cairan, karena segala yang hidup (makanan) berasal dari air), kemudian bersamaan langit diperintahkan memuai selebar-lebarnya (teori Bigbang) sampai batasan yang dikehendaki Allah SWT, setelah membentuk tujuh langit, sambil langit dihiasi matahari, bulan dan bintang-bintang pada langit terdekat artinya galaksi-galaksi masih berada dilangit terdekat. Maka bumi adalah pusat alam semesta karena dari letaknya berawal pemuaian langit kesegala penjurunya. Atau bumi ditempatkan letaknya secara khusus yaitu di pusat alam semesta, meskipun mungkin saja pusat alam semesta ini, di galaksi kita adalah berada di pinggir galaksi, namun ia adalah tengah-tengah massa alam semesta dan bumi diletakkan secara khusus berada disana.

Sebelumnya tidak perlu diragukan bahwa bumi itu ada terdahulu dari pada benda-benda langit, mengingat dalam surat Fush-Shilat ayat 11 bahwa Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati.". jelas terlihat penyebutan bumi dan juga jelas terlihat penyebutan langit namun penyebutannya langit yang masih berwujud gas, secara logika sederhana bumi itu adalah satu planet kecil sedang langit terdiri banyak benda-benda angkasa besar, so yang mana bila mau dibentuk pun ada beberapa milyar atau ratusan milyar benda langit yang harus dibuat dibandingkan dengan membuat 1 bumi yang merupakan benda langit yang kecil, apalagi dikatakan penyebutan pasti dengan perkataan bumi, berarti bumi telah ada ataupun bibit bumi telah ada sementara langit masih berupa asap/gas (langit tunggal) yang belum sempat dimuaikan dan dihiasi oleh bintang-bintang dan pembentukan 7 lapisannya, dikuatkan lagi Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Qs Al Baqarah: 29. Masalahnya kemudian apa saat langit dan bumi yang bersatu ini, saat langit tunggal ini dimuaikan selebar-lebarnya menjadi 7 lapis, maka menyebabkan bumi dan ujung langit pun terdorong dari pusat pemuaian ini atau bumi tetap diposisi awal pemuaian, soalnya bila bumi masih di pusat awal pemuaian bukankah biar benda-benda langit dahuluan pun tercipta, bumi akan tetap menjadi pusat alam semesta.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan Qs Al Baqarah: 164. 

Bila dilihat yang menurunkan hujan adalah lapisan langit pertama yang menutupi bumi, atmosfir, jadi perujukannya bukan untuk penciptaan seluruh benda-benda langit sebelum bumi hidup. Lalu kenapa ada pembolak-balikan kata-kata “langit dan bumi atau bumi dan langit”.

Sederhananya bukan permasalahan mana yang pertama tercipta antara partikel langit dan bumi, karena kedua-duanya tercipta saat bersamaan, mereka dahulu adalah dari suatu yang padu kemudian dipisah, tapi yang bermasalah manakah yang dahuluan bumi atau benda-benda dengan tanda kutip “yang ada” dilangit yang tercipta setelah adanya langit.

Didalam Al-Quran dijelaskan tentang terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya : 30), “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman”.

Dengan perincian penafsirannya sebagai berikut :
1. Tahap pertama penciptaan bumi 2 rangakain waktu
2. Tahap kedua penyempurnaan bumi 2 rangkaian waktu
Total empat masa

3. Tahap ketiga penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.

Hadis tentang penyempurnaan bumi :
Hadis Muslim, 039.6707 yang terjemahannya adalah sebagai berikut : Abu Huraira meriwayatkan bahwa Nabi menggenggam tangan ku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan :Tanah liat pada hari Sabtu, gunung pada hari Minggu, pepohonan pada hari Senin dan segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada hari Selasa,(pen: termaksud pula mineral-mineral bumi bukan mineral penyubur tanaman, yaitu mineral tambang seperti hasil dari fosil tumbuhan, pen: bisa juga empat masa yang dimaksud adalah 4 hari ini, Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya), cahaya pada hari Rabu (pen: kemungkinan penghidupan matahari dan bulan, pencahayan sebelumnya buat pohon mungkin dari bentuk gas yang panas), menyebarkan binatang pada hari Kamis dan Adam setelah ashar pada hari Jumat, ciptaan terakhir pada hari Jumat antara Sore dan Malam [Di  4.1856, 4.1857, Abu dawud 3.1041, 3.1042 diriwayatkan Abu Huraira bahwa Adam diciptakan pada hari Jum'at]

Menurut teori General Realivity oleh Albert Einstein dikatakan bahwa “Time passes slower near object more massive than Eath (clocks run slower in stronger gravitional fields" -- Waktu berjalan lebih lambat pada objek yang sangat besar, dengan kata lain jam akan melambat di daerah dengan medan gravitasi yang lebih kuat

“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhan-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs. Al-Hajj [22]:47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya pada satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (dan dunia pun musnah).” (Qs. Al-Sajdah [32]:5)

“Malaikat-malaikat dan ruh (malaikat muqarrab di sisi Allah) naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Qs. Al-Ma’arij [70]:4)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, Qs. Ali 'Imran: 133

Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan ternyata kursi Allah meliputi langit dan bumi (ayat Kursi)

Tidaklah langit yang tujuh dibandingkan dengan kursi melainkan ibarat lingkaran anting yang diletakkan di tanah lapang.  (HR. Ibnu Hibban no.361 Syaikh Albani mengatakan hadits ini Shahih)

Aku mendengar Rosululloh Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Tidaklah Kursi jika dibandingkan dengan 'Arasy melainkan ibarat baju besi yang dilemparkan di tengah-tengah padang pasir yang luas." (Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah Ibnu Abil, Juz 1 hal:182)

Hari di hadis tersebut diatas mengikuti hitungan hari yang terjadi di “kursi” sebagaimana persepsi penulis bahwa “kursi” tempat melekatnya materi (alam semesta). Seberapa besar hari tersebut menurut hitungan manusia di titik kecil langit dan bumi.

112. Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
114. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. Qs. Al Mu'minuun

Seberapa lama hari menurut ukuran Arsy?

Saat ini adalah bumi yang Anda lihat adalah bumi yang telah hidup, dan mungkin saja Anda menghitung dari umur bumi yang telah hidup ini.

Pertanyaannya : yang mana lebih tua umurnya, bumi saat masih mati plus hingga hidupnya bumi atau materi-materi angkasa lainnya?

Kelima : thawaf di Kabah oleh manusia mengikuti kaedah tangan kanan, berlawanan arah jarum jam agar energi semua manusia yang beribadah naik kelangit (vertikal terhadap orbiter putaran matahari di bumi), kemudian energi tersebut dibelokkan kearah kaedah tangan kanan perputaran alam semesta yang mengelilingi bumi, menuju langit yang lebih tinggi, dibantu hasil olah energi perputaran benda langit terhadap bumi hingga lebih kuat dan dapat mencapai ke langit lebih tinggi dan seterusnya atau ada teknik pengiriman energy (arus) yang ribet dimana arah kaedah putaran benda-benda langit ada yang saling berlawanan arah dalam perputarannya atau dipantulkan ke matahari terlebih dahulu agar mendinginkan matahari dahulu baru dibelokkan mengikuti kaedah tangan kanan arah putaran matahari dan benda angkasa terhadap bumi.

Tidak ada pertanyaan, sekedar teori saja.

Keenam : silahkan pikirkan sendiri halnya, penulis yang tidak terlalu faham ilmu alam, ini hanya sekedar asumsi yang akan gugur salah satunya, so jangan taklid buta sama tulisan penulis ini, apalagi belum dibuktikan adanya asumsi ini di rana saint yang tanda kutip “dapat dipertanggungjawabkan secara luas di masyarakat”, maka sikap tengah-tengah-lah yang masih diambil pada kenyataan peradaban.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]

Definisi pasangan-pasangan itu banyak, dan bisa dikatakan bentuk pasangan adalah suatu hal yang mengikat erat dalam hubungan timbal balik, contoh pasangan-pasangan adalah :
-          Matahari dan bulan/bulan dan matahari
-          Siang dan malam/malam dan siang
-          Langit dan bumi/bumi dan langit

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). Qs. Al 'Ankabuut: 61

-Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.
-Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. Qs. Al Furqaan: 61-62

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Qs. Az Zumar: 5

Apakah pasang-pasangan yang disebut beredar dan berjalan dalam Quran :

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. Qs. Ar Ra'd: 2

Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Qs. Ibrahim: 33

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. Qs. Al Anbiyaa': 33

Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Qs. Luqman: 29

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Qs. Faathir: 13

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Qs. Az Zumar: 5

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Qs. Ar Rahmaan: 5

Jelas disebut pasangan-pasangannya ini dan telah jelas pula disebut tentang masing-masing berjalan atau tentang masing-masing beredar di ayat-ayat diatas.

Pertanyaannya : kita pakai praduga terbalik, coba cari di nash apakah ada penyebutan “bumi dan bulan/bulan dan bumi” sebagai bentuk pasangan-pasangan dan apakah ada pernyataan di nash tentang “bumi dan bulan/bulan dan bumi” yang masing-masing berjalan atau beredar menurut waktu yang ditentukan?

Bila tidak ada maka salah satu teori dari Geosentris atau Heliosentris harusnya secara tekstual/dhahir gugur di nash namun itu semua tergantung penilaian Anda.

Bila pun lebih mendekati kebenaran adalah heliosentris maka apa maksud dari perujukan pasangan-pasangan yang beredar itu punya pemaknaan khusus seperti untuk lebih menekankan perhitungan tahun dan waktu yang kalian ributkan tiap menentukan kriteria dimasa ilmu saint telah mencakup pengetahuan ini atau ada hal lainnya.

Pertanyaan penulis lainnya, siapa sih pencetus ide geosentris yang awal dimasa lalu? Kisah dari kehidupan yang dikatakan canggih dari umat terdahulu dari yang dahulu kah, yang kabar tersebut sampai hingga diupdate dan dianut lagi? Alien yang pernah berkunjung ke bumi dan menyatakan hal tersebut kepada manusia kah? Atau di jaman ratusan nabi datang silih berganti, lalu ada seorang sholeh yang mencetuskan hal tersebut pada umat-umat terdahulu yang kemudian meyakini geosentris tersebut? Atau sekedar peneliti saint dari umat masa lalu? Mengingat pencetusan hal ini jauh sebelum masa nabi Isa as atau masa nabi Muhammad SAW.

Terlepas hal tersebut, dengan sebuah dalil yang menyatakan Kabah berada diantara diameter-diameter lapisan bumi dan lapisan langit, bila dimodelkan seperti berbentuk bulat pula maka titik tengah/pusat bola-nya adalah bumi maka bila ia geosentris apakah langit yang menaungi benda-benda langit berotasi juga/berayun-ayun pula/keduanya atau bila ia adalah heliosentris maka mengikuti pusat titik massa alam semesta sebagai bumi yang mengelilingi matahari, kemudian keduanya mengelilingi bima sakti atau kemudian plus bima sakti mengelilingi sistem besar lagi lainnya, maka langit atau hingga batasan lapisan terluar alam semesta berevolusi alias berthawaf semua yang satu revolusi mencakup perputaran hingga bumi keliling bimasakti atau sistem lebih besar lagi atau sangat besar lagi, maka apakah pusat dari thawaf benda-benda langit semua tersebut itu hingga batasan langit kulit terluar ini? Ataukah ada “massa tertentu” dimana semua yang ada di lapis langit dan lapis bumi dan diantaranya hingga batasan kulit terluar alam semesta (langit terluar) berevolusi mengelilinginya?.

Toh bukankah sekarang Anda melihat menurut saint ada model yang terbaru lagi yang sedang diteliti yaitu …. “Barycentric” Jadi Tata Surya tidak lagi berpusat di Bumi atau di Matahari, tapi pada pusat massa tertentu.

Bukan bermaksud membuat Anda saling bertentangan namun memikirkan sejenak penciptaan sangat besar manfaatnya untuk Anda dalam melihat tanda-tanda kekuasaanNya.

Ka’bah adalah poros alam semesta
Mujahid meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “(Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi (Akhbar Makkah, dikutip oleh Mujahid dari Syu’ab Al-Iyman karya Al-Baihaqi)”

Hadis ini mengandung pengertian bahwa Ka’bah merupakan poros atau sentral alam semesta. Alqur’an selalu membandingkan antara langit dan bumi, meski bumi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kebesaran langit. Dan perbandingan ini tidak mungkin dilakukan jika bumi tidak memiliki posisi istimewa di pusat semesta.

Asumsi ini dikuatkan oleh 20 ayat Alqur’an yang menyinggung tentang keantaraan (bainiyyah) yang memisahkan langit dan bumi:
  • QS. Al-Ma’idah (5):17,18
  • QS. Al-Hijr (15):85
  • QS. Maryam (19):65
  • QS. Thaha (20):6
  • QS. Al-Anbiya’ (21):16
  • QS. Al-Furqan (2):59
  • QS. Asy-Syu’ara (26):24
  • QS. Ar-Rum (30):8
  • QS. As-Sajdah (32):4
  • QS. Ash-Shaffat (37):5
  • QS. Shad (38):10,27,66
  • QS. Az-Zukhruf (43):85
  • QS. Ad-Dukhan (44):7,38
  • QS. Al-Ahqaf (46):3
  • QS. Qaf (50):38
  • QS. An-Naba’ (78):37

Allah SWT berfirman: “Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.”

Keantaraan ini tidak akan ada kecuali jika bumi berposisi sebagai pusat atau sentral alam ini.

Dalil ketiga yang menegaskan fakta ini adalah firman Allah yang bisa kita baca pada surah Ar-Rahman. Dia berfirman: “Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.” (QS. Ar-Rahman (55):33-34)

Diameter segala bentuk geometris adalah garis yang bertemu di antara dua ujungnya, melewati pusat (titik tengah). Penjuru langit tidak mungkin sama dengan penjuru bumi (sebagaimana penjelasan ayat di atas) kecuali jika bumi menjadi pusat atau titik tengah langit.

Dari keterangan terdahulu tampak jelas sisi kemukjizatan dalam hadis Nabi yang ada di hadapan kita, yakni sabda beliau: (Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi.

Ketujuh bumi semuanya berada di bumi kita ini. Lapisan luar satu bagian bumi menutupi lapisan dalam bumi lain. Begitu juga tujuh langit semuanya menaungi kita pada tingkatan yang jelas mengelilingi matahari. Bagian luar menutupi bagian dalam langit yang lain. Dan Ka’bah berada di tengah-tengah lapisan pertama bumi, yaitu daratan, sementara di bawahnya terdapat enam lapisan bumi yang lain. Dengan posisi demikian, Ka’bah berarti menjadi poros tujuh langit dan tujuh bumi.

Fakta ini tidak mungkin diketahui siapapun, karena batas maksimum pengetahuan yang dapat dijangkau ilmu manusia hanyalah lapisan yang sangat kecil dari langit dunia yang menaungi kita dan dihiasi oleh Allah dengan bintang.

Bahkan lapisan kecil inipun terus-menerus mengalami perentangan (tamaddud). Ketika manusia mengembangkan mesin sarananya untuk berusaha mencapai ujung-ujungnya, ia selalu menemukan bahwa ia telah melampauinya. Hal ini dikarenakan langit terus mengalami perentangan. Sehingga betapapun berkembangnya teknologi dan kemampuan manusia, ia tetap tidak akan mampu mencapainya karena cepatnya perentangan semesta.

Tantangan Alqur’an kepada semua manusia dan jin untuk menembus penjuru langit dan bumi tidak akan dapat mereka lakukan, karena mereka tidak akan bisa keluar dari langit dan bumi kecuali dengan kekuatan Allah SWT.

Jikalau Alqur’an dan hadis tidak menjelaskan kepada kita bahwa ada 7 langit berlapis-lapis, 7 lapisan bumi yang berposisi pada sentral atau titik nolnya, dan Ka’bah merupakan titik tengah antara 7 langit dan 7 bumi, maka selamanya manusia tidak akan mempunyai media untuk mengetahui hal itu, meskipun penelitian-penelitian tentang struktur dalam bumi telah membuktikan akan adanya 7 lapisan yang berbeda, bagian luar ditutupi bagian dalam lapisan yang lain, begitu juga dengan langit, saling berhimpitan, khususnya penelitian astronomi modern yang telah membuktikan dengan sejumlah data matematis bahwa alam kita ini bergaris kurva (munhani). Satu catatan ini cukup sebagai bukti penetapan bahwa 7 langit dan 7 bumi saling berhimpitan mengelilingi satu pusat yakni bumi itu sendiri, tepatnya di Ka’bah, dan Ka’bah merupakan poros atau titik tengah langit dan bumi.

Dari sini bisa ditangkap sekilas sebuah kemukjizatan saintis yang terdapat dalam hadis Nabi: (Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi. Juga dalam sabda: Baitul Ma’mur itu berhadapan dengan Mekah. Serta dalam deskripsi beliau yang dikutip oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya: Ada Baitullah di langit ketujuh itu yang persis di atas Ka’bah sehingga jika jatuh tentu ia akan jatuh di atas Ka’bah.

Pernyataan-pernyataan ini tidak mungkin muncul kecuali dari seorang nabi yang menerima wahyu dan mendapatkan ilmu pengetahuan dari Zat Pencipta tujuh langit dan tujuh bumi.

Semoga shalawat kesejahteraan, salam kedamaian dan keberkahan selalu tercurahkan kepada beliau beserta keluarga, sahabat, dan mereka yang mengikuti petunjuknya dan berdakwah di jalanNya sampai kiamat kelak. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
(Sumber: Pembuktian Sains dalam Sunnah) buku 2, oleh Dr. Zaghlul An-Najjar) 

Menarik disimak sebuah diskusi dibawah ini :

pembuktian empiris memang sangat menggiurkan kang,,, namun sungguh, pembuktian empiris geosentris atau heliosentris tidak cukup hanya dengan berangkat ke langit tata surya walaupun berada disana selama 100 tahun!

untuk pembuktian empiris secara 'pasti', kita harus keluar dari sistem, keluar dari orbit tata surya, keluar dari orbit bimasakti, bahkan mungkin harus keluar dari sistem alam semesta!

mungkin menjadi bingung, kenapa harus keluar alam semesta? ya begitulah...

contohnya, jika kita masih berada dalam pengaruh tata surya, maka mau tidak mau posisi kita di angkasa akan terpengaruhi oleh matahari yang memiliki massa terbesar di tata surya. hasilnya, jika posisi relatif kita terhadap matahari tidak berubah, maka kita akan menganggap bahwa pesawat kita sedang diam bersama matahari sehingga yang nampak adalah bumi yang sedang berputar mengelilingi matahari (heliosentris).

jika dengan bukti ini kita berkesimpulan bahwa heliosentris lah yang benar, maka saya tegaskan bahwa itu adalah kesimpulan yang terburu2. dalam konteks tatasurya dimana matahari 'dianggap' diam, kesimpulan kita adalah kesimpulan yang benar. tapi belum tentu jika kita keluar dari sistem tata surya dan menuju ke sistem bimasakti...

bisa saja saat kita terpengaruh oleh grafitasi blackhole yang menjadi inti bimasakti, pemandangan mengejutkan bisa saja terjadi, dimana terlihat ternyata matahari beredar mengelilingi bumi! karena ternyata, posisi bumi terhadap blackhole relatif lebih diam daripada posisi matahari terhadap blackhole.

pemandangan bisa saja berubah saat kita berhasil keluar dari sistem bimasakti dan terpengaruh oleh grafitasi massa yang lebih besar lagi. bisa saja ternyata kita melihat bahwa bimasakti ternyata berputar mengelilingi bumi!!!!

kita tidak akan pernah tahu benda langit mana yang benar2 diam dalam artian yang sesungguhnya jika kita tidak pernah berhasil keluar dari sistem alam semesta.

saat ini perhitungan sistem revolusi masih tak bisa lepas dari teori heliosentris. bukan karena para astronom telah yakin seyakin2nya bahwa teori tsb benar. tapi karena ketidak-berdayaan melawan pengaruh grafitasi, yang memaksa kita untuk menjadikan matahari sebagai benda yang 'direlatifkan' diam pada sistem tata surya, dan blackhole inti bimasakti sebagai benda yang 'direlatifkan' diam pada sistem galaksi bimasakti.

para ilmuan tahu bahwa semua perhitungan adalah relatif, relatif terhadap benda yang direlatifkan diam. (mudah2an kata2nya gak bikin bingung).

banyak dari teori ilmiah sebenarnya adalah sebuah keyakinan juga, keyakinan yang tidak bisa secara langsung terbukti secara empiris. apa2 yang terbukti secara empiris kebanyakan hanyalah premis2nya saja, itupun bukan premis langsung, tapi premis yang menghasilkan sebuah teori, yang mana teori tsb dijadikan sebuah premis lagi untuk membentuk teori lainnya.

sebenarnya para penganut geosentris pun dapat membuat teori ini menjadi nampak seilmiah teori heliosentris.

matahari memang mengelilingi bumi, fenomena ini dapat kita lihat setiap hari saat kita berada di bumi. karena posisi kita sedang relatif diam terhadap bumi.

bumi memang mengelilingi matahari, fenomena ini dapat kita saksikan jika kita mendekati matahari dengan pesawat angkasa, dan posisi kita sedang relatif diam terhadap matahari, dan bimasakti pun mengelilingi matahari pada kondisi ini.

matahari memang mengelilingi bimasakti, fenomena ini dapat kita saksikan jika kita mendekati pusat galaksi dengan pesawat angkasa, dan posisi kita sedang relatif diam terhadap pusat galaksi tsb. begitu seterusnya...

adapun mengenai perhitungan-perhitungan astronomis, teori heliosentris menjadikan sebagian besar perhitungan menjadi lebih sederhana. sedangkan dengan teori geosentris, perhitungannya akan jauh lebih rumit.

namun bukan berarti semuanya bisa terjawab dengan heliosentris, masih banyak fenomena2 astronomis lain yang masih menjadi misteri. namun karena tidak begitu berpengaruh pada kehidupan manusia, menjadi tidak terlalu terperhatikan.

sebenarnya tak perlu sikap saling menjatuhkan, apalagi jika kita telah mengetahui apa sebenarnya hakikat teori ilmiah.

teori adalah seperangkat pernyataan yang saling berhubungan yang disusun secara sistematis terhadap suatu hal, untuk digunakan sebagai rujukan atau dasar bagi kajian seterusnya.
sering kali teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan, namun teori umumnya hanya diterima secara sementara dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif, dan memiliki potensi kesalahan.

teori geosentris dan heliosentris, memang merupakan 2 teori yang bertolak belakang. namun, selama keduanya masih mampu menjalankan fungsi teori yaitu rujukan atau dasar bagi kajian seterusnya, maka tidak perlu dipertentangkan secara 'panas'. toh kajian seterusnya tetap akan dikontrol oleh bukti2 empiris baru, sehingga walaupun teori rujukannya salah atau masih belum sempurna, akan segera terbenahi oleh kontrol tsb.

untuk membenahi sebuah teori, bukan dengan cara menjatuhkan dengan membabi buta, akan tetapi harus sesuai dengan metode dan prinsip keilmuan.

sebenarnya masih banyak yang mungkin perlu di uraikan tentang kedua teori ini, agar lebih jelas kelebihan dan kekurangan masing2 teori, siapa tahu dengan bekal pengetahuan tsb ada diantara teman2 yang mampu membenahi teori2 tsb...  :)

Bigbang menganggap bumi sebagai pusat Alam semesta?
Kita semua mengetahui bahwa semua observasi yang dilakukan terhadap pergerakan yang ada di alam semesta dilakukan dari bumi, sehingga kecepatan perkembangan dan sebagainya sebenarnya dihitung relatif terhadap bumi, maksudnya bila memang alam semesta mengembang dan galaksi serta gugusnya bergerak menjauh, dan kecepatan pergerakan juga dihitung relatif terhadap pengamat di bumi, maka pernyataan ini sebenarnya secara tidak langsung memperlihatkan seolah-olah bumi adalah pusat dari pergerakan, dan dengan demikian selama masih memegang teori bigbang maka masih terjebak pada anggapan bahwa pusat alam semesta adalah bumi (walaupun para ahli astronomi sebagian besar berusaha menolak mati-matian anggapan ini) dengan berdalih bahwa perkembangan bumi adalah seperti perkembangan roti kismis atau seperti balon tetapi bila semua benda menjauh seperti kismis pada roti yang dipanggang tentu asumsi ini akan kuat bila didukung data bahwa semua benda saling menjauh satu sama lain, nyatanya kita tak dapat menghitung pergerakan galaksi-galaksi yang terjauh, apakah benar mereka menjauh satu sama lain?

kita tidak bisa membuktikan heliocentrist/a-centrist versus geocentrist dari mudah atau tidaknya sistem perhitungan yang dipakai. Ditambah lagi ada pernyataan bahwa sistem geocentrist tidak bisa diterapkan di kehidupan nyata?

benda-benda langit itu ketika mengorbit ada aturannya. Dan ternyata dengan tidak menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta maka aturan mengorbit benda-benda langit bisa dibikin sama. Sedangkan kalo menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta, setiap benda langit punya aturan orbitnya sendiri-sendiri

"Apakah dengan perhitungan yang -katanya- lebih simpel itu bisa dijadikan bukti bahwa sistem yang berjalan sebenarnya adalah memang demikian?" Ya. Karena alam semesta tidak akan menciptakan hukum fisika yang berbeda untuk tiap benda langit yang ada. Tapi kalo sampeyan penganut dinamisme, tentu saja tiap benda langit ada "roh" yang punya kemauan sendiri-sendiri.

Ternyata urusannya karena perhitungan yang lebih ruwet dari heliosentris. Selama alam semesta tersistematis dan punya mekanisme, maka kaedah perhitungan matematisnya atau rumusannya kelak akan bisa jadi didapatkan pula oleh saint, bisa jadi perhitungan ini lebih mudah, ringkas dan dapat menyatukan beberapa pendapat karena masalah perhitungan yang tidak tepat walaupun ribet diawal untuk mencari perhitungan/rumusannya yang memang sangat ribet terlihat diawal-awal penelahaannya. Kenyataan dilapangan perhitungan yang dipakai saat ini menunjukkan perhitungan yang satu tidak dapat dipakai pada perhitungan yang lain, perhitungan yang lain tidak dapat menjelaskan perhitungan lainnya pula namun kenyataannya juga kedua perhitungan ini dipakai pada tempat dan skalanya tersendiri secara bersamaan. Karena pula tidak semuanya bisa terjawab dengan heliosentris, masih banyak fenomena-fenomena astronomis lain yang masih menjadi misteri ……………………………………………………………………………..

Cuplikan literatur, olokan agama.
Ga ada muslim yang bisa bantah lagi bahwa telah jelas bahwa ajaran dalam Islam (yang bersumber dari quran dan hadist shahih), mengajarkan konsep matahari lah yang bergerak yang menyebabkan siang dan malam (perubahan waktu) di bumi.

1. Dari Quran:
Al A'raf:98 Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?

Kenapa dikatakan "matahari naik", jika matahari sebenarnya tidak bergerak naik di langit bumi (yang berkaitan tentang perubahan waktu di bumi)?

2. Dari Quran dan (yang diperkuat oleh) Hadist Shahih:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

Nah sebaik-baik tafsir adalah tafsiran yg diberikan oleh muhammad.
Dan inilah tafsir muhammad akan ayat "matahari berjalan di tempat beredarnya"

Perhatikan
“Aku pernah bersama Nabi Saw di masjid pada saat matahari mulai terbenam. Lantas dia bertanya: ‘Wahai Abu Dzar, "Tahukah ke manakah matahari ini pergi (terbenam)?", dan aku menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu ‘kan?’. Lantas Nabi Muhammad Rasulullah Saw bersabda: ‘Sesungguhnya matahari itu pergi terbenam dan bersujud di bawah ‘Arsy Allah. Itulah tafsir dari firman Allah Ta’ala didalam Qs Yasin ayat 38 (Dan matahari beredar di tempat peredarannya)’. Lantas Beliau Saw bersabda lagi: ‘Sesungguhnya tempat peredaran matahari itu terletak di bawah ‘Arsy Allah!’”. (HR. Shahih Bukhari 4428).

kelanjutannya...

Dia (matahari) tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: 'Hai matahari, bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang (terbit)!’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya

Jadi jelas yg dimaksud "matahari beredar pada tempat beredarnya" yg ada di quran QS 36:38 tsb adalah peredaran matahari mengelilingi bumi (matahari yg pergi (bergerak) terbenam; matahari yg bergerak ke timur).

Jadi maksud Qs 36:38 BUKAN tentang matahari beredar menuju bintang Vega spt tafsir cocokologi yg sering dikoar2kan muslim (utk menunjukan keajaiban quran nya).

3. Dari Hadist Shahih:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah yang ingin pergi berperang, maka beliau berkata kepada umatnya, 'Tidak boleh ikut bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan dari itu ia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya. Begitu pula orang yang telah membangun rumah tetapi atapnya belum selesai. Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta bunting yang ia tunggu kelahiran anaknya.' Maka berangkatlah nabi tersebut untuk berjihad. Ketika Ashar hampir tiba rombongan tersebut telah sampai di desa atau daerah yang akan dituju. Nabi tersebut memerintahkan kepada matahari, 'Wahai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam.'

Maka Allah menahan matahari itu hingga Allah menaklukkan daerah tersebut. Setelah itu balatentaranya mengumpulkan semua harta rampasannya di sebuah tempat, kemudian ada api yang menyambar tetapi tidak membakarnya, maka Nabi itu berkata, 'Di antara kalian ada yang berkhianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan, aku harap dari setiap kabilah ada orang yang bersumpah.' (HR. al-Bukhari, 3124; Muslim,1747).

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, ‘Ada seorang Nabi dari Nabi-nabi Allah yang ingin berperang. Dia berkata pada kaumnya, ‘Tidak boleh ikut bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan isterinya dan dari itu dia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya, begitu pula orang yang telah membangun rumah tapi atapnya belum selesai. Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta bunting yang dia tunggu kelahiran anaknya’. Maka berangkatlah Nabi itu berjihad, dia sudah berada di dekat desa/daerah yang dia tuju saat Ashar telah tiba atau hampir tiba. Maka dia berkata kepada matahari, ‘Hai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan aku pun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam.’ Maka Allah menahan matahari itu hingga Allah menaklukkan daerah tersebut. Setelah itu bala tentaranya mengumpulkan semua harta rampasan di sebuah tempat, kemudian ada api yang datang menyambar tetapi tidak membakarnya. Maka Nabi itu berkata, ‘Di antara kalian ada yang khianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan. Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku.’ Maka mereka pun datang satu per satu untuk disumpah. Kedua tangan Nabi itu lengket pada tangan salah seorang di antara mereka, ia berkata, ‘Di antara kabilah kalian ada orang yang berkhianat, aku minta semua orang di kabilahmu untuk bersumpah.’ Satu per satu mereka disumpah. Tiba-tiba tangan Nabi itu lengket pada tangan dua atau tiga orang. ‘Kalian telah berkhianat,’ katanya pada mereka. Lalu mereka pun mengeluarkan emas sebesar kepala sapi. Emas itu kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan lain yang telah dikumpulkan sebelumnya di sebuah lapangan. Tiba-tiba datanglah api menyambar dan melalapnya. Harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk umat sebelum kita. Dan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita’.” (Diriwayatkan oleh Muslim secara sendiri)

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya matahari tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seseorang, kecuali untuk Yusya’. Yaitu pada malam–malam dia berjalan ke Baitul-Maqdis (untuk berjihad)” [HR. Ahmad 2/325 no. 8298; shahih].

Jika utk menunda waktu, KENAPA yg ditahan oleh Allah adalah pergerakan matahari nya, dan bukan pergerakan bumi nya?

Padahal fakta science menunjukan bahwa perubahan waktu terjadi karena pergerakan bumi (pergerakan rotasi bumi), dan bukan karena pergerakan matahari.

Harusnya bumi (rotasi bumi) yang ditahan, bukan matahari, karena matahari disifatkan “diam” pada sistem tata surya heliosentris.

muslim pada terdiam, mingkem, ga bisa jawab lagi, hahaha....

tambahan ayat quran:

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya.” (QS Asy Syams: 1-2).

Makna (mengiringinya) adalah datang setelahnya.

Nah Bagaimana mungkin bisa dikatakan "bulan mengiringi matahari (mengiringinya)", jikalau matahari sebagai pusat tata surya?

Cerdas juga orang yang menghina ini, tahu kalau matahari yang mengelilingi bumi, jadi emang matahari yang harus ditahan. Ya… pada kenyataannya bila dilihat di sudut bumi (geosentris) ataupun melihat di sudut matahari atau benda angkasa lain (heliosentris) tetap juga bumi yang harus ditahan berotasi pada porosnya agar matahari diam atau waktu menjadi diam, tapi penisbahan hadis ini dan banyak hadis lain yang menjadi olok-olokkan mereka, menerangkan mataharilah yang ditahan atau berhenti, apapun sudut pandangnya jadi rancu hadis-hadis ini semua kecuali bila bumi tidak berputar pada porosnya tetapi arus bersifat diam atau terayun saja. Jadi mau sudut pandang orang islam itu heliosentris atau geosentris selama meyakini bumi perputar pada porosnya alias berotasi juga maka hadis-hadis ini harusnya tidak bernilai sahih pada kenyataan, benarkah hal itu? Ya… benar kenapa karena kan harusnya bila hadis-hadis ini dinyatakan bahwa pemaknaannya kepada rotasi bumi yang ditahan namun dalam sudut pandang mata dhahir terlihat seakan-akan adalah matahari jadi terdiam maka juga akan bertentangan dengan nash-nash lain yang menyatakan gunung ditancapkan agar tidak membuat goncang, jadi bila penisbahannya tetap pada rotasi bumi yang tertahan maka akan menyebabkan kegoncangan dan gunung-gunung tidak berjalan lagi sebagai jalannya awan padahal salah satu fungsi gununglah yang dinyatakan sebagai pasak agar tidak membuat bumi dan manusia bergoncang, lagian umat yang berperang itu akan tergoncang-goncang, bisa tambah kacau waktu perang terbatas itu buat mereka. penisbahannya bukan pada rotasi bumi dan tidak ada dalil tersurat akan hal itu karena kata seru ”hai/wahai matahari” Dan kedua sudut pandang heliosentris dan geosentris dari umat islam yang ia serang/olok-olok, niat orang tersebut hanya ingin menghina saja akan nash.

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, Qs. An Nahl: 15

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (QS. Ali Imran 3 : 190)

“Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa siang dan malam yang terjadi adalah karena bumi yang mendapatkan sinar dari matahari tersebut berputar pada porosnya (berotasi) dimana siang dan malam tersebut berlangsung berulang-ulang dalam 1 siklus, yakni 24 jam” pen: kutipan-kutipan akan ditulis bergaris miring pula.

Bila pun kita berpegang dalil ini untuk sebagai pemaknaan akan faham heliosentris, ia juga akan bertentangan dengan hadis diatas, sebab bukankah hadis menyatakan matahari yang ditahan, untuk berhentinya waktu siang/sore di hari dikejadian tersebut bukan rotasi bumi yang ditahan bergerak.

Kecuali hadis tadi bernilai dhaif, namun ternyata sahih, Jadi apa dalil-dalil ini bertentangan? Tentu tidak. Namun hanya belum dibuktikan dalam saint saja.

Hadis ini menceritakan tentang Yusya dan kaumnya, yaitu bani Israel, beberapa masa setelah nabi Musa as dan nabi Harun as, merujuk hadis ini bisa dilihat bahwa kaum bani Israel pada masa itu percaya geosentris pula, terlihat dalam pernyataan nabi dari bani Israel ini menyatakan dan meminta dalam doanya agar matahari ditahan bergerak agar tidak terbenam, jadi kepercayaan geosentris jauh hari telah ada dan ini juga masih dianut di jaman nabi Isa as hingga ke masa Nasrani. Bila dilihat bahwa perujukannya kepada seorang nabi, bila ia adalah kesalahan seharusnya hal ini akan diluruskan oleh Allah SWT sebagai kelengkapan nabi-nabi dalam berkata baik dan benar, dan harusnya nabi itu akan berkata “hai bumi, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah bumi itu sejenak agar tidak bergerak.” Maka kelak bisa diartikan bahwa bumi berotasi yang menyebabkan siang dan malam, namun ternyata penisbahannya kepada matahari dan kemudian diberitakan kepada nabi Muhammad SAW, terlihat karena hadis dari Beliau, dan bila ia kesalahan pula maka sudah keharusan dan seharusnya Allah SWT meluruskan kesalahan ini pula kepada nabi Muhammad SAW, dua nabi Allah menyatakan dan menisbahkan pada matahari dan dibiarkan saja pernyataan itu oleh Allah SWT, apa maksudnya? jadi hal inilah yang benar bahwa matahari penyebab siang dan malam, dan mataharilah yang harus ditahan bergerak, jadi bisa jadi saint sekarang salah dengan meyakini bawa bumi berotasi pada porosnya sebagai penyebab siang dan malam. Hadis ini paling jelas menjelaskan bahwa matahari ditahan untuk umat tersebut dapat berperang sebelum masuk hari sucinya, artinya menjelaskan siang dan malam terjadi karena penahanan matahari, sore itu akan lebih panjang buat umat itu untuk menyelesaikan jihadnya, sebelum hari suci mereka masuk waktunya. Paling jelas terlihat penahanan waktu sore pada saat itu agar menjadi panjang, matahari disuruh berhenti. jadi matahari penyebab siang dan malam, maka pendapat penulis langit berarus, bumi bisa terayun saja atau bisa pula tetap berotasi, tapi bukan penyebab siang dan malam, jadi tidak melakukan revolusi. soalnya jelasnya kabah pusat 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, bila langit mengikuti bentuk bulat juga maka apa langit (alam semesta) tidak ikut titik pusatnya berada (bumi (kabah) titik pusat diameternya), kalau ia heliosentris maka langit akan ikut gerakan titik pusatnya, kemanapun bumi (titik tengah langit) sampai mengelilingi sistem terbesar atau lebih besar dari bima sakti, untuk satu revolusi langit maka apa pusat thawaf langit? faham penulis dalam mencoba memahami nash, melihat revolusi langit tidak didukung dengan sebuah ayat. jadi titik pusatnya pun tidak akan didukung untuk revolusi, sama diamnya. namun bisa saja dalam diamnya mereka (langit dan bumi) berotasi.

dan ternyata ada ayat mendukung, bahwa langit tetap ditempat, bukan bola liar yang berputar berkeliling melingkar, “Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan bergerak, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[QS. Fathir:41]

'Wahai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam.'

Ini hanya teori global penulis yang dikembangkan dengan melihat pemaknaan dari nash berdasarkan faham penulis, kalau salah, bukan ayat atau hadis sahih-nya yang salah, tapi pemahaman penulis (orangnya) saja yang salah dan harus dirubah. Jadi pertimbangannya kembali ke diri masing-masing saja.

Teori yang dibangun berdasarkan keinginan mencoba memahami nash juga harus dilihat apa tidak bertentangan dengan dalil-dalil lainnya di nash, bila ada satu pertentangan, maka harus teorinya disesuaikan dan atau dirubah agar tidak ada pertentangan dengan dalil-dalil lainnya tersebut.

Teori baru Geosentris
Mau tidak mau penulis harus berpikir akan sebuah teori, lagi-lagi jadi sifatnya teori-teorian karena belum ada dalam penelitian saint, jadi nilainya masih benar dan salah. Namun ya… lagi-lagi Quran itu berisi alam semesta jadi berteori berdasarkan pemaknaan Quran yang mungkin saja dapat tepat bisa saja akan terjadi pada kenyataan.

Perlu diketahui pandangan penulis adalah geosentris, walaupun pada awalnya adalah pandangan pada seluruh alam semesta saja (kabah sebagai pusat alam semesta), pada masalah tata surya penulis hanya berpandangan tengah-tengah pada peradaban, namun karena adanya pembahasan ini dan penulis terlibat dan akhirnya penulis bertabrakan dengan menemukan banyaknya orang-orang pihak ketiga yang hanya ingin mengolok-olokan agama berdasarkan pandangan tata surya bukan pada karena pilihan pemahaman saja pada dalil, jadi penulis mencoba lebih jauh untuk mengenal alam semesta ini. Mau nga mau penulis harus memperjelas hal ini berdasarkan pilihan pemahaman agama penulis, dan pemahaman penulis ini belum tentu benar pula jadi temukan ia bila bermanfaat dan buang saja/gugurkan saja bila pemahaman penulis salah. Apalagi penulis bukan saintis tapi hanya manusia biasa yang mencoba memahami nash dan berharap jalan yang lurus.

Bagaimana kalau ternyata yang berotasi adalah langit, langit memiliki arus/berputar? Dark energy atau apapun nama materi langit itu. Perlu dibedakan antara langit, bumi dan benda-benda yang melekat dilangit.

Maka penulis coba mengambil kesimpulan baru :

dan atap yang ditinggikan (langit), Qs. Ath Thuur: 5

Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. Qs. Al Anbiyaa': 32

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], padahal kamu mengetahui. Qs. Al Baqarah: 22

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. Qs. Al Mu'min: 64

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. Qs. Luqman: 10

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. Qs. Ar Ra'd: 2

  1. Kesimpulannya langit seperti atap, dan atap ini dibuat dengan tanpa tiang. Langit atau atap ini ditinggikan tanpa tiang.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan Qs Al Baqarah: 164. 

Pengisaran angin dan awan terjadi diantara langit dan bumi. Asumsi ini dikuatkan oleh 20 ayat Alqur’an yang menyinggung tentang keantaraan (bainiyyah) yang memisahkan langit dan bumi, Allah SWT berfirman: “Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.”

 “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu.” (QS. An Naml : 88)

  1. Gunung berjalan sebagai mana jalannya awan yang dikendalikan diantara langit dan bumi, apa gunung dikendalikan diantara langit dan bumi atau digerakkan oleh lempengan tektonik bumi saja????

  1. Kabah sebagai poros tujuh langit dan tujuh bumi

Mujahid meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “(Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi (Akhbar Makkah, dikutip oleh Mujahid dari Syu’ab Al-Iyman karya Al-Baihaqi)”

  1. Laut sebagai contoh mempunyai pemisah, antara air asin dan air tawar dan ada juga antara arus dalam/bawah laut dan arus atas laut juga berbeda termaksud suhu/temperatur, bila melihat samudra maka arusnya bermacam-macam arah disebabkan beberapa faktor x dan juga laut/air juga memiliki gravitasi mendekati 0 (nol) maka dipakai untuk latihan astronot sebelum ke langit.

Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Qs. An Naml: 61



Ada 20 ayat Alqur’an yang menyinggung tentang keantaraan (bainiyyah) yang memisahkan langit dan bumi, Allah SWT berfirman: “Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.”.

Jadi seperti laut yang dipisahkan, maka bumi dan langit mempunyai suatu pemisah (bainiyyah) dimana Kabah berada disana sebagai pusatnya dan pula dimana ini membuat bumi dan langit disebut sebagai pasangannya. Dan kemungkinan pemisah ini sampai batasan atasnya di pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, makanya dikatakan langit dibangun tanpa tiang dan diumpamakan sebagai atap, karena tiang ini adalah bersifat bainiyyah. Dan apakah bainiyyah ini tiap lapisan-lapisan 1-7 langit dan 1-7 bumi berbeda sifat dan batasannya pula sesuai dengan batasan lapisannya. Bainiyyah ini membagi sifat khusus langit dan sifat khusus bumi, ia tempat yang membatasi/penetral kedua sifat khusus langit dan bumi bertemu.

Tafsir Ibn Kathir atas ayat 21:30: ...Tidakah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah.

Said bin Jubayr mengatakan ‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Al Qur’an (bainiyyah).

Al hasan dan Qatadah mengatakan,’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini.

Melihat asumsi ini dan berdasarkan contoh laut, maka dapat disimpulkan bahwa bisa jadi yang sebenarnya berputar bukan bumi pada porosnya tapi hanya langit diluar dari batasan bainiyyah ini, bumi hanya terayun-ayun (penghamparan atau mihaadan, ayunan atau buaian, tidak selalu tegak lurus). Namun karena tidak ada tiang dan tidak tampak maka bumi yang dianggap berputar pada porosnya padahal telah terjadi rotasi/arus diluar batasan bumi (daratannya) atau pada lapisan langit saja yang paling dekat serambut/sejari dengan bumi hingga yang terjauh. Perlu pula diteliti dan dipisahkan antara bumi dan permukaan bumi, bainniyyah diantara keduanya dan awal kulit langit, maka akan ditemukan yang berotasi atau memiliki arus adalah langit. Dan sifat khusus langit ini seperti arus (rel) yang mudah membuat sesuatu bergerak dengan hanya sedikit gaya sorong/tolak namun juga dapat membolak-balik/melipat-lipat benda merotasikan benda yang terkena arusnya ataupun kalau bumi berotasi maka langit berotasi pula namun siang dan malam bukan karena penisbahan ke rotasi bumi melainkan matahari yang didorong oleh arus langit.

Karena satelit yang mengorbit sebagai rujukan akan adanya rotasi bumi, maka bumi dianggap berotasi padahal rotasi satelit telah masuk dibatas langit yang berputar atau memiliki arus dan bergravitasi nol, sementara perbedaan bainiyyah adalah adanya gravitasi kuat satu arah dan udara pada batasan atas bawah bainiyyah, makanya untuk keatas dibutuhkan kekuatan. Sedangkan langit telah tidak memiliki gravitasi dan udara. Yang pasti ada perbedaan sifat langit, sifat bumi dengan sifat bainiyyah ini

Perujukan penelitian atau pengamatan dari bumi terbentur pada sisi gravitasi dan udara di bainiyyah kemudian tersambung ke gravitasi nol langit, apakah ada pengaruhnya, saintis yang menjawab, soalnya berarti dalam sisi pengamatan di permukaan bumi yang dilihat kemudian dinilai sama dan terabaikan perbedaannya yang terkena pengaruh bainniyah dan terkena pengaruh langit, tidak ada pemisah dikedua pengamatan ini bila ia melihat satu garis lurus pandangan padahal sudah terbentur pada bainiyyah dahulu baru langit yang berotasi. Maka apa tidak ada efeknya pada paralaks bintang

Bila demikian halnya berarti langit bersifat terputar/berarus dan juga dapat membolak-balikkan benda angkasa dan karena saintis tidak tahu sifat lebih dalam materi langit maka juga tidak tahu ada geraknya dark energy ini, dan bumi adalah akan tetap diluar batasan rotasi langit ini, bila demikian seharusnya pada planet dan bintang lain juga seperti itu terdiam tidak terpengaruh arus langit, namun ternyata tidak demikian pada planet lain atau bintang, dalam hal ini sifat bainiyyah pada planet dan bintang tersebut tidak ada, bila ia ada maka ia akan mempunyai makhluk hidup. Bila sifat bainiyyah ada disebuah planet lain maka arus langit diseputarnya terpengaruh dan termaksud pula pada bintang-bintang didekatnya yang tidak mempunyai bainiyyah akan ikut terpengaruh arus langit yang berputar disekeliling planet ber-bainiyyah ini. Arus langit ini yang menyebabkan revolusi dan rotasi benda-benda angkasa yang tidak mempunya bainiyyah ini. Jadi revolusi bukan hanya disebabkan gaya tarik menarik gravitasi antar benda angkasa namun juga didorong oleh rel (arus) langit ini.

Penulis sudah menyinggung diawal bahwa langit dan bumi dahulu satu kemudian dipisah, kemudian penulis juga menyinggung “kursi” tempat melekatnya materi alam semesta atau langit dan bumi, dan ternyata kemungkinan lagi langit tempat melekat benda-benda angkasa, bagi yang membaca dari awal akan memahami perbedaan ini.

“Pada waktu kita menembakkan peluru dari senapan kita, kita akan merasakan tolakan ke belakang. Ini terjadi di mana pun, baik di Bumi maupun di ruang angkasa yang hampa udara. Konsep ini dipakai oleh pesawat ruang angkasa untuk mengurangi kecepatan pesawat dan membuat pesawat membelok menuju Bumi. Untuk lebih jelasnya anggap suatu pesawat sedang mengorbit Bumi pada suatu ketinggian. Pesawat akan merasakan dua gaya. Pertama gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi Bumi dan besarnya tergantung pada kecepatan pesawat. Gaya kedua adalah gaya gravitasi Bumi yang arahnya menuju Bumi. Pada orbit ini kedua gaya ini seimbang (astronot dapat melayang-layang di dalam pesawat). Ketika pesawat menyemburkan gas berlawanan arah dengan arah kecepatan, tolakan akibat semburan ini akan mengurangi kecepatan pesawat. Makin kecil kecepatan pesawat makin kecil pula gaya sentrifugalnya. Sekarang gaya gravitasi Bumi lebih dominan, akibatnya pesawat akan ditarik mendekati Bumi dalam bentuk spiral”

“Stasiun luar angkasa ini terletak di orbit sekitar Bumi dengan ketinggian sekitar 360 km, sebuah tipe orbit yang biasanya disebut orbit Bumi rendah. (Ketinggian persisnya bervariasi sejalan dengan waktu sekitar beberapa kilometer dikarenakan seretan atmosfer dan "reboost". Stasiun ini, rata-rata, kehilangan ketinggian 100 meter perhari.) Dia mengorbit Bumi dengan periode 92 menit; pada 1 Desember 2003 dia telah menyelesaikan 33.500 orbit sejak peluncurannya”

“Yang dimanfaatkan adalah gaya SENTRIFUGAL, bukan sentripetal. Boleh juga sih, dibilang sentripetal tapi arahnya minus. Nampaknya cara yang paling praktis dan hemat energi memang masih dengan putaran. Bukan berupa silinder tunggal, tapi lebih bagus menggunakan semacam roda, atau donat. Dua roda berputar berlawanan arah, agar tidak memerlukan "pancal"-an di luar sistemnya. gravitasi buatan terbentuk di dinding dalam, sisi luar donat. Cara lain ada juga, tapi jauh kalah efisien dan praktis dibanding sistem double-donat. Misalnya dgn cara merubah-rubah akselerasi, atau dengan membuat medan magit super kuat (memanfaatkan sifat paramagnetik air dalam tubuh). kalau gravitasi buatan kayanya bisa juga pakai gaya sentripetal atau gaya dorong seperti di pesawat atau di mobil F1. Kalo ada balap kan ada ukurannya side force 3g atau 4 G. sekedar info manusia normal hanya bisa tahan sampai 4G steelah itu akan pingsan sedangkan astronaot AS bisa sampai 9G. bisa, pada dasarnya semua benda yg bergerak pada alur tidak lurus akan punya gaya centrifugal dan centripetal. yg menjadi pseudografity pd sebuah tubuh saya yakin adlh gaya centrifugal, (g-force) seperti saat tubuk kita serasa terlempar saat mobil dibelokkan tajam.  nah, sudah ada penelitian untuk alat pembuat gravitasi buatan, tapi masih dalam tahap2 awal, dimana skalany masi sangat kecil”.

“Bumi yang beratnya sekitar 700 triliun ton tidak jatuh pada matahari karena gaya lantingnya (centrifugal) dalam keadaan mengorbit, sebaliknya Bumi juga tidak terlanting jauh keluar dari garis orbitnya sebab ditahan oleh gaya gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Kekuatan gaya lanting Bumi dan gaya gravitasi adalah sama besarnya, orang ahli menyebutnya dengan Equilibrium. Oleh karena itulah sampai hari ini Bumi yang kita diami terus menerus berputar dan beredar mengelilingi matahari. Andaikan kalau Bumi hanya memakai gaya lantingnya saja tanpa menggunakan gaya gravitasi. Maka, bisa dipastikan Bumi akan melayang jauh meninggalkan matahari. Dengan begitu, tenaga centrifugal seperti yang dimiliki Bumi dapat diadopsi oleh “piring terbang” untuk terbang jauh jika tenaga gravitasinya dihilangkan. Kita boleh mengatakan bahwa kendaraan manusia kini sudah kolot, kuno atau usang karena sistem yang dipakainya sudah berlaku selama ribuan tahun, yang semuanya itu memakai prinsip menolak ke belakang untuk maju ke depan dan menolak ke bawah untuk naik ke atas. Setelah manusia sanggup memakai gaya centrifugal barulah manusia akan memulai kendaraan modern”

Bila demikian bersentuhan tenaga sedikit saja dari arus langit akan membuat ia terikut arus langit ini, alias akan berevolusi dan berotasi walaupun tidak menggunakan tenaga sendiri, bisa jadi pengembangan teori ini akan menemukan antigravitasi hingga membuat pesawat antigravitasi bila ia adalah ternyata bernilai hal benar.

Penulis tidak tahu kandungan hadis dari ahlubait ini apa bernilai sahih atau tidak, hadis ini juga sering dipakai buat olok-olokan ke seluruh umat islam oleh pihak ketiga yang menjelek-jelekkan ulama-ulama terdahulu dan mencatut nama golongan-golongan tertentu padahal ia bukanlah dari kalangan golongan tersebut berdasarkan bahasan pemahaman golongan yang dicatut oleh mereka, hadis ini bisa menjelaskan prinsip dari teori ini :

Dikisahkan bahwa suatu hari Rasul Allah berkata kepada ‘Aisyah: “Sesungguhnya ketika Allah menciptakan matahari, Dia menciptakannya dari mutiara putih dengan ukuran 140 kali ukuran bumi, dan meletakkannya di atas roda (‘ajalah). Roda ini memiliki 860 tali pengikat (‘urwah) dan pada setiap tali itu terdapat rantai dari yaqut merah. Allah memerintahkan 60.000 Malaikat Muqorrobin untuk menarik matahari dengan rantai-rantainya itu, sedangkan mereka telah diberi kekuatan khusus oleh Allah untuk itu. Matahari pun, bak falak di atas roda tersebut, bergerak mengitari qubbatul khodlro (kubah hijau), dan keindahannya tampak bagi penduduk bumi. Setiap harinya matahari itu berhenti di atas khatulistiwa di atas Ka’bah, karena ia adalah pusat bumi, dan berkata: ‘Wahai para malaikat Tuhanku, sesungguhnya setiap kali sampai ke tempat yang sejajar dengan Ka’bah yang merupakan kiblat mukminin ini, aku malu kepada Allah -’Azza wa Jalla- untuk melewatinya.’ Para malaikat mengerahkan segenap kekuatannya untuk menarik matahari, tapi tetap saja tidak mampu. Kemudian Allah -Ta’ala- mewahyukan kepada para malaikat dengan wahyu ilham, maka para malaikat menyeru: ‘Hai matahari, dengan kehormatan lelaki yang namanya terukir di atas wajahmu yang bercahaya, kembalilah ke jalur perjalananmu sebelum ini.’ Ketika mendengar itu, maka bergeraklah matahari dengan kekuatan Al-Maalik (Sang Pemilik, yaitu Allah swt)”. ‘Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah lelaki yang namanya terukir di Matahari?” Rasulullah menjawab: “Dia itu adalah Abu Bakar As-Shiddiq, wahai ‘Aisyah. Sebelum menciptakan alam semesta, Allah telah mengetahui dengan ilmu-Nya yang qadim, bahwa Dia akan menciptakan udara, dan akan menciptakan langit di atas udara tersebut, dan akan menciptakan laut dari air, dan akan menciptakan roda diatasnya sebagai kendaraan bagi matahari yang menyinari dunia; dan bahwa matahari akan mogok dan melawan kekuatan para malaikat (yang menariknya) setiap kali melewati khatulistiwa. Allah juga telah menetapkan untuk menciptakan seorang Nabi di akhir zaman yang melebihi keutamaan para Nabi lain. Dia itu adalah suamimu, hai ‘Aisyah, meskipun para musuh membenci hal itu. Dan Allah mengukir pada wajah matahari nama menterinya, yaitu Abu Bakar Shiddiiqul Musthafa. Maka jika para malaikat bersumpah dengannya, matahari pun akan bergerak (melewati khatulistiwa) dan kembali ke jalur perjalanannya, dengan kekuatan Al-Maula. Demikian pula jika seorang ummatku yang berdosa lewat di atas neraka jahannam dan api neraka akan melahapnya, maka berkat kecintaannya kepada Allah di dalam hatinya dan terukirnya nama-Nya di lidahnya, api tersebut akan surut mundur ke belakang, dan mencari orang lain”. (Hadits ini diriwayahkan di dalam Kitab “Umdatu At-Tahqiiq Fii Basyaairi Aali As-Shiddiiq”, Halaman 183, pada catatan pinggir kitab Roudlu Ar-Royaahin, tulisan Al-Yaafi’iy, cetakan Mesir tahun 1315).

Sebelum menciptakan alam semesta, Allah telah mengetahui dengan ilmu-Nya yang qadim, bahwa Dia akan menciptakan udara, dan akan menciptakan langit di atas udara tersebut, dan akan menciptakan laut dari air, dan akan menciptakan roda diatasnya sebagai kendaraan bagi matahari yang menyinari dunia, dalam hal ini udara adalah sifat bainiyyah antara bumi dan langit, langit berada diatasnya dan materi langit disifati seperti air atau arus dan sebagaimana sifat air seperti itulah sifat materi langit, maka arus (rel) ini menjadikan banda-benda angkasa berevolusi dan terbolakbalik (berotasi), sementara pada pertemuan arus pada sifat air maka akan ada riak dan gelombang, pusaran dan juga akan ada buih-buih yang dibuang, bisa jadi alam semesta sekarang ini telah menyusut, bukan dalam posisi memuai lagi dengan membuang banyak energinya, namun ini hanya sebatas teori yang belum bisa dibuktikan.

Dan khusus matahari sesuai arus langit yang mendorongnya, maka ia berevolusi ke bumi sementara bintang lain dan planet lain tanpa bainiyyah ia akan ikut arus langit terkuat disekitarnya. Jadi ada sedikit pemahaman salah dalam saintis yang hanya terpaku dan terpatok pada melihat benda angkasa sendiri sebagai berputar dan berkeliling tapi tidak menghitung bahwa adanya zat lain yang membantu gaya dorong ini, zat yang mudah mendorong dan membolak-balikkan sesuatu dengan hanya sedikit gaya, yaitu adanya arus langit. Bisa jadi vega yang mendekati matahari sekarang ini karena arus langit disekitar vega tersebut atau adanya penyusutan bukan lagi pemuaian. Bainiyyah pada bumi yang menahan bumi agar tidak berotasi, bisa jadi udara (bainiyyah) dan atau langitlah saja yang sebenarnya berotasi namun terlihat bumilah yang seakan-akan berotasi.

“kejadian condong seperti itu juga bisa terjadi karena bumi berotasi pada porosnya. Hal ini sama dengan ketika anda mengendarai mobil, di kanan-kiri jalan terdapat pepohonan. Anda akan melihat bahwa pepohonan itu seperti berjalan, akan tetapi kenyataannya Andalah yang berjalan), Masih ingat kenangan pertama kali menumpang mobil (tidak ketika anda masih bayi) ? Pada saat berada di dalam mobil yang sedang bergerak, anda melihat seolah-olah pohon atau bangunan bergerak. Pada saat itu anda mungkin berpikir pohon-pohon atau bangunan tersebut bergerak, sedangkan anda dan mobil diam. Kenyataannya anda dan mobil bergerak, sedangkan pohon-pohon atau bangunan diam. Pengalaman mengenai gerak semu atau gerak palsu ini sebenarnya kita alami setiap hari. Setiap pagi “matahari terbit” di ufuk timur lalu bergerak ke barat dan “terbenam” di ufuk barat pada sore hari. Demikian juga pada malam hari, anda sering melihat bulan bergerak dari timur ke barat. Apakah anda pernah berpikir atau menduga bahwa matahari dan bulan bergerak mengelilingi bumi, sedangkan bumi diam ?”

Mengapa tidak katakan saja seperti melihat gunung di kanan kiri, maka anda bisa melihat gunung berjalan dan kenyataannya gunung memang berjalan seperti awan yang dijalankan angin, dan anda terkena/melewati angin saat berjalan melihat gunung jadi anda bisa melihat jalannya gunung, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Gunung berjalan sebagai mana jalannya awan yang dikendalikan diantara langit dan bumi, apa gunung dikendalikan diantara langit dan bumi atau digerakkan oleh lempengan tektonik bumi saja??? Jadi bisa dilihat bila berjalan melewati atau membuat angin dari sebab jalan dan benar-benar berjalan karena digerakkan lempengan tektonik dan atau rotasi bumi juga (namun bukan penyebab siang dan malam). Bila kita diam maka awan tetap berjalan dan gunung diam, berbeda dengan gunung bila kita berjalan ia bergerak dan awan relatif diam bila arahnya jalan kita sama???, Atau sebenarnya batasan bainiyyah ini ada arusnya juga hingga berotasi juga. Maka dalam penglihatan atau perujukan ini sebenarnya berbeda batasannya bukan bumi tapi ada dibainiyyah atau telah ada dilangit. Jadi apa efek doffler hanya terpengaruh pada bainiyyah dan langit saja, bukan pada batasan bumi? Seakan-akan ada batas jelas bainiyyah pemisah pada antara gunung dan awan, maka terlihat seakan-akan adanya gerak semu berlawanan tersebut. Dalil gunung berjalan seperti jalannya awan ini bisa jadi penguat akan adanya rotasi bumi namun bisa pula penguat akan adanya daya ayun bumi. Seperti pergerakan angin yang mendorong awan, maka gunung pula didorong arus yang ada di bainiyyah (jadi materi langit itu berarus, bainiyyah juga ada arusnya namun apakah arus bainiyyah ini adalah sebenarnya angin atau sebuah bentuk lain pergerakan materi diudara maka perlu diteliti lagi apakah sifat angin dapat melakukan hal tersebut pada gunung, sementara gerakan angin di bumi sudah diketahui bermacam-macam arah), gunung serupa seperti sayap baling atau sayap kincir bila diembus arus di udara maka ia akan memutar bumi (membuat bumi berotasi) atau sekedar mengayun bumi saja, jadi maksud gunung berjalan real karena sifat serupa sayap baling atau kincir dari bumi dan juga ditambah adanya pergerakan lempeng tektonik, selain itu karena bumi tergantung dan berada diantara materi langit serupa air maka daya dorong atau daya tarik sifat arus dibainiyyah bisa memutarnya atau mengayunnya karena gunung yang menjadi sayap baling atau kincirnya.

Pada pembuatan gravitasi pada wahana antariksa, maka seperti di film yang memakai efek berputar diluar, maka didalam mesti ada pembatas bainiyyah dengan sifatnya agar gravitasi tercipta.

“Penelitian juga jelas melihatkan bahwa venus berevolusi ke matahari bukan ke bumi hingga terlihat membentuk manzilah-manzilah selayak seperti manzilah-manzilah bulan. Pengamatan Galileo terhadap Venus menggunakan teleskop menunjukkan bahwa Venus memiliki fase sebagaimana halnya Bulan. Fakta ini menegaskan bahwa Venus mengelilingi Matahari, berbeda dengan pandangan Ptolemius dan penganut geosentrisme yang mengira Venus dan Matahari mengelilingi Bumi. Karena apabila begitu, Venus tidak akan menunjukkan perubahan fase. Ditambah dengan beberapa bukti pengamatan lainnya di tahun-tahun sesudahnya, geosentrisme pun semakin tergeser”





“Venus telah menjadi perhatian banyak kebudayaan sejak lama. Para penduduk suku Maya menjadikan Venus sebagai penanda waktu dalam sistem kalendernya karena mereka dapat hitung dan prediksikan kemunculannya yang periodik bergantian di langit timur dan barat. Uniknya, putaran rotasi Venus berlawanan dengan putaran rotasi Bumi. Jadi jika kita berada di Venus kita akan menyaksikan Matahari terbit di barat dan terbenam di timur. Arah rotasi Venus yang terbalik itu biasa disebut dengan istilah retrograde alias searah dengan putaran jarum jam jika kita melihatnya dari kutub utara ekliptika. Namun kini diketahui bahwa sebenarnya kutub rotasinyalah yang terbalik. Inklinasi kutub utara rotasi Venus terhadap kutub utara ekliptika adalah 179 derajat, sangat besar dibandingkan Bumi yang hanya 23,5 derajat saja. Penyebab inklinasi sebesar ini diduga adalah karena ada benda besar yang menabrak Venus di awal pembentukannya dulu. Apakah ini bisa jadi bukti pula bahwa akan ada permanen “matahari terbit dari barat” kelak bukan hanya sehari saja, karena sampai sekarang venus tetap berbalik arah dalam peredarannya.Venus berada di depan bumi terhadap kedudukannya pada letak matahari artinya orbit venus selalu di depan bumi pula bila ia melakukan revolusi kepada matahari. Venus mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari, Venus berotasi secara lambat dari timur ke barat. Planet Venus melakukan putaran sekali setiap 243 hari Bumi artinya satu hari Venus sama dengan 243 hari Bumi. Ini suatu hal yang aneh karena Venus mengelilingi matahari dalam waktu 224,7 hari Bumi sedangkan bumi mengelilingi matahari 365 hari”

Ini sebenarnya bisa jadi pembuktian yang baik, bila ia dinyatakan sebagai berputar pada matahari maka fase-fase/manzilah-manzilahnya yang seperti bulan tetap harus ada venus hilang full terhalang matahari dan venus penuh pada suatu saat dilihat dari bumi atau ada gerhana venus,  namun fase-fase ini akan berubah-ubah pewaktuannya/fasenya/sudut pandang fasenya atau lamanya seiring berbedanya lama perputaran kepada matahari dan perputaran bumi kepada matahari yang berbeda hari revolusinya, fase ini tidak setetap fase bulan yang jelas waktu-waktu perhari sampai sebulannya pada bumi dan relatif tetap sama pada tiap revolusi bulan ke bumi. Bila venus keliling bumi maka fase-fase tiap revolusinya harus relatif tetap serupa bulan pada bumi. Namun ini juga tidak bisa jadi patokan bila ternyata langitlah yang benar-benar berotasi/berputar maka bisa saja ia mengikuti arus langit terdekatnya, maka venus yang mengelilingi matahari kemudian bersama matahari mengelilingi bumi.

Bila matahari berputar pada bumi, dimana venus berputar pada matahari dan sebab berputar matahari, matahari dan “venus yang mengelilingi matahari” berputar pada bumi, maka harusnya ada manzilah venus yang setetap bulan. Berhubung bulan langsung berputar kepada bumi, maka fasenya hanya berbentuk satu model fase, namun venus bisa jadi punya fase dimana beberapakali venus hilang, beberapa kali sabit venus kelihatan, hingga mencukupi satu putaran penuh “venus dan matahari” pada bumi. Kenapa fasenya ada beberapa kali hilang venusnya, karena venus juga berputar pada matahari, venus punya fase sekali seperti bulan berputar pada matahari, dan dari bumi venus punya fase yang agak lebih rumit dari bulan karena ada perputaran tambahan venus ke matahari. Namun hitungannya vasenya akan tetap serupa hitungan bulan dari hitungan bulan “hijriah” venus.

Pola pengulangan 105,5 - 8 - 121,5 - 8 tahun bukanlah satu-satunya pola yang mungkin terjadi dalam satu siklus 243 tahun, karena ketidakcocokan yang sangat tipis antara waktu ketika Bumi dan Venus tiba di titik konjungsi. Sebelum tahun 1518, pola transit Venus adalah 8 - 113,5 - 121,5 tahun, dan rentang inter-transit delapan tahun sebelum tahun 546 Masehi adalah selama 121,5 tahun. Pola saat ini akan berlanjut hingga transit tahun 2846, ketika akan digantikan dengan pola 105,5 - 129,5 - 8 tahun. Sehingga, siklus 243 tahun relatif cukup stabil, tetapi banyak transit dan waktu terjadinya akan bervariasi seiring waktu. Karena perbandingan proporsi rasional periode orbit Bumi dan Venus sebesar 243:395 adalah sekedar perkiraan, terdapat tiga rankaian transit berbeda yang terjadi setiap selisih 243 tahun, masing-masing dapat mencapai beberapa ribu tahun, yang seiring waktu digantikan oleh rangkaian lainnya. Sebagai contoh, terdapat sebuah rangakaian yang berakhir pada tahun 541 Masehi, sementara rangkaian yang terjadi pada tahun 2117 sendiri baru dimulai pada tahun 1631

Biar tidak melebar karena penulis hanya memakai logika dan perasaan saja bukan berdasarkan keilmuan yang dalam dan penulis juga bukan saintis, maka apakah benar ada bainiyyah ini adalah pemisah jelas antara batasan yang dimaksud langit dan batasan yang dimaksud bumi serupa berpisahnya 2 air laut, dan apakah prinsipnya langit yang berputar/berotasi/berarus, dimana sementara bumi tetap diam, maka nash-nash diatas tidak bertentangan lagi. Langit yang berarus disini dimaksud pada materi langit yang membuat revolusi dan rotasi pada benda-benda tidak berbaniyyah, jadi tidak diperlebar dulu kepada benda-benda angkasa dahulu. Bila tidak apakah yang dapat menjelaskan pertanyaan mereka itu.

Bisa jadi pula bumi tetap pula berotasi, langit juga berarus/berotasi sebagai penyebab gaya dorong revolusi benda angkasa, soalnya ada kejar mengejar antara matahari dan bulan, bulan mengiringi matahari.

Disini karena hanya penulis tidak bisa mengabaikan dalil-dalil lain masalah ini, seperti hadis diatas, soalnya ngapain lagi matahari ditahan kalau sudah sifatnya diam (bukan yang mengelilingi bumi, heliosentris), sinar matahari di bumi, oleh atmosfir disebarkan makanya terang yang berbeda di bumi, pada saat sinar ini masih di luar angkasa, ia kalah sama kegelapan di luar angkasa.

Sore menjadi lama, berarti siang dan malam merujuk ke matahari bukan kepada rotasi bumi. Inilah yang anehnya kenapa matahari yang diminta bertahan. Bisa saja rotasi bumi membantu dalam revolusi matahari ke bumi, seperti bisa saja matahari 6 bulan saja berevolusi, rotasi bumi membantu agar mencukupi 1 tahun dilihat dari bumi hingga pergerakan matahari menjadi 1 tahun terasa. Rotasi bumi seimbang dengan revolusi matahari sama-sama 6 bulan satu putaran agar menjadi 1 tahun hitungan yang terlihat dan agar bulan tetap berjalan normal 1 bulan beriringan atau ada hitungan-hitungan selainnya.

Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi.” Ma’alimut Tanzil 7/382, Darut Thayyibah, cet. IV, 1414 H, syamilah

Ali bin Abi Thalib radiyallahu 'anhu ditanya tentang al-bait al-ma'muur, beliau menjawab: Suatu rumah di langit yang dinamai "Adh-Dharrah" ia selurus dengan ka'bah dari atas, keharamannya (kehormatan) di langit sama seperti keharaman al-bait (ka'bah) yang di bumi, di dalamnya salat setiap hari 70.000 malaikat dan tidak akan kembali lagi selama-lamanya. [Syu'ab al-iman Al-Baehqiy]

Riwayat ibnu jarir: Baitul Makmur letaknya sejurus dengan Ka’bah yang ada di bumi. Seperti yang diterangkan dalam hadits Dari Qatadah dia berkata, diceritakan pada kami bahwa Rasulullah Saw bersabda:  “Baitul Makmur adalah sebuah masjid yang ada di langit sejurus dengan Ka’bah. Seandainya Baitul Makmur itu jatuh niscaya menimpa Ka’bah. Setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke dalamnya, ketika mereka telah keluar, mereka tidak pernah kembali ke Baitul Makmur.” ( Ibnu Jarir, Fii Fatkh Al-Baari Juz 9 Hal. 493)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utasimin rahimahullah berkata, “Baitul Makmur terletak pada langit ketujuh. Sebagaimana pada hadits ‘sejajar dengan ka’bah’ maknanya “di atasnya”. Ini bukanlah hal yang aneh. Allah atas segala sesuatu Maha Menguasai. Atau maknanya ‘berlawanan arah’ sebagaimana penduduk bumi memakmurkan ka’bah maka penduduk langit juga memakmurkan baitul makmur.” Liqa’ Bab Al-Maftuh

Merujuk sejajarnya Baitul Makmur yang ada dilangit ketujuh, bila ia mau terus sejajar maka tidak bisa dipungkiri, bila bumi diam langit akan diam, bila bumi berotasi maka langit akan berarus/berotasi, agar Baitul Makmur dan Kabah tetap sejajar. Jadi saat bumi dianggap berotasi langit juga akan berotasi, maka tidak bisa dipungkiri arus langit yang mendorong matahari, matahari didorong oleh rotasi langit ini sebagai pembantu gaya dorongnya, dalam tabir keghaibannya digambarkan pula adalah malaikat-malaikat yang menariknya. Bila bumi berevolusi, langit akan ikut berevolusi maka langit berevolusi dua model, mengikuti bumi melingkar matahari kemudian mengikuti matahari dan bumi melingkar bimasakti atau kemudian mengikuti bima sakti melingkari sistem yang lebih besar.

surah At-Takwiir (81) ayat 15-16 yang terjemahannya adalah :

[81:15] Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang (al-khunnas)
[81:16] yang beredar (al-jawaari) dan terbenam (al-kunnas)


Pada terjemahan bahasa indonesia di atas, al-khunnas di terjemahkan sebagai bintang-bintang, dan al-kunnas diterjemahkan sebagai terbenam. Al-khunnas secara literal memiliki arti menarik (retreat), and al-kunnas secara literal memiliki arti bersembunyi, tersembunyi, menghilangkan, membersihkan, menetralkan. Bintang sendiri dalam bahasa arab adalah al-najm, dan planet adalah kawkaban, bukan al-khunnas.

Jadi terjemahan surah At-Takwiir (81) ayat 15-16 kata per katanya adalah :
[81:15] Sungguh, Aku bersumpah dengan "yang menarik"
[81:16] "yang beredar, berjalan atau berlari", "yang tersembunyi, menghilangkan atau menetralkan"

Melihat al-jawaari dan al-kunnas berada di dalam satu ayat, yang berbeda dengan al-khunnas, maka tidaklah salah apabila surah At-Takwiir (81) ayat 15-16 di atas memiliki dua entitas, yaitu benda "yang menarik" dan benda yang "beredar/menghilangkan/menetralkan". Dalam hal ini karena surah at-takwiir secara umum membicarakan mengenai langit, Pengertian lainnya bahwa benda angkasa saling tarik menarik (adanya tarikan gravitasi) kemudian menjadi beredar dan saling menetralkan gravitasi pada titik pasnya agar menjadi tetap posisinya. Namun bisa pula yang dimaksud dan dapat dimaknai adalah sifat air di langit yang menarik sebagai arus, menjadikannya berjalan dan tersembunyi keberadaannya.

Ada juga pengertiannya sebagai black hole
Black Hole adalah bintang yang berat massanya dan terssaljuyi sehingga tidak bisa dilihat. 2. Makhluk ini berjalan dengan kecepatan mencapai puluhan ribu kilometer per detik. 3. Black Hole menarik, menekan, dan membersihkan setiap sesuatu yang ditemuinya dalam perjalanannya.

Nah, sekarang kita merujuk kepada isyarat al-Qur’an mengenai benda tersebut. Allah berfirman yang makna harfiahnya sebagai berikut, ‘Maka aku bersumpah dengan khunnas, yang berjalan lagi menyapu.’ (at-Takwir: 15-16)

Mari kita cermati maknanya dan sejauh mana kesesuaiannya dengan data-data saint modern. Kata khunnas berarti sesuatu yang tidak terlihat selama-lamanya. Kata ini terbentuk dari kata khanasa yang berarti tersembunyi. Karena itu, setan dalam surat an-Nas disebut khannas karena ia tidak terlihat. Kata al-jawari berarti yang berjalan atau berlari. Dan kata al-khunnas terambil dari kata kanasa yang berarti menarik sesuatu yang dekat dan menghimpun kepada dirinya dengan kuat. Dan inilah yang benar-benar terjadi pada Black Hole, tepat seperti yang dibicarakan al-Qur’an.

Saint menyebut benda ini dengan Black Hole, tetapi penamaan ini tidak tepat. Karena istilah ‘Hole’ berarti kosong, dan itu sama sekali berlawanan dengan bintang-bintang yang memiliki massa yang berat sekali. Dan kata ‘Black’ juga tidak tepat secara ilmiah, karena benda ini tidak memiliki warna, karena ia tidak mengeluarkan suatu cahaya yang bisa dilihat.

Karena itu, kata khunnas adalah kata yang mendeskripsikan hakikat makhluk tersebut secara tepat. Dan kata khunnas yang berarti menyapu itu kita temukan di akhir artikel-artikel ilmiah tentang makhluk ini. Bahkan para ilmuwan menyatakan, ‘Benda itu menyapu ruang angkasa.’

Gambar di atas menunjukkan letupan suatu bintang karena kehabisan seluruh bahan bakarnya, dan ia mulai membentuk Black Hole (khunnas), karena energi pada bintang ini tidak lagi cukup baginya untuk eksis sebagai bintang. Inilah yang mengakibatkan bintang itu memudar dan meningkat gravitasinya. Dan karena itu al-Qur’an menyebut benda ini dengan kata al-jawari al-khunnas yang berarti yang berjalan dan berlari.

Mengenai bobotnya, Black Hole seberat bumi itu diameternya kurang dari satu sentimeter saja! Dan Black Hole seberat matahari itu diamenternya hanya 3 km. Subhanallah!

Black Hole ukuran sedang itu beratnya 10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kilogram, atau 10 pangkat 31, dengan diameter 30 km saja. Ada banyak Black Hole di pusat galaksi kita dan galaksi-galaksi lain, dan satunya memiliki berat jutaan kali berat matahari.

Bagaimana ia bisa dilihat sedangkan ia tidak mengeluarkan pancaran cahaya? Muncul pemikiran dari seorang peneliti bahwa Black Hole itu memiliki ukuran tertentu, dan ia berjalan di ruang angkasa. Ia pasti akan lewat di depan sebuah bintang sehingga cahayanya tertutup dari kita, seperti kejadian gerhana matahari. Setelah ide itu dilaksanakan dan terbukti benar, maka para ilmuwan sepakat bahwa cahaya bintang tersebut tertutup karena lewatnya Black Hole, sehingga mengakibatkan tertutupnya pancaran cahaya yang bersumber dari bintang tersebut. Hal itu terjadi selama jangka waktu tertentu, kemudian bintang tersebut kembali menunjukkan sinarnya.

Tidak hanya terbatas pada bintang dan matahari sebagai "penarik", tapi bisa juga meliputi planet-planet beserta bulannya, dan objek-objek lain yang memiliki gravitasi. Faktanya, setiap objek memiliki apa yang dinamakan dengan atom.

Atom memiliki proton sebagai "yang menarik", elektron sebagai "yang beredar", dan neutron sebagai "yang netral". Bahkan didalam ilmu fisika partikel, terdapat konsep yang dinamakan dengan anti-materi, dinama anti-atom pun memiliki antiproton sebagai "yang menarik" dan positron sebagai "yang beredar"

Istilah atom diperkenalkan pertama kali oleh Democritus dari Yunani dengan istilah atomos, sekitar tahun 450 SM.  Atomos yang berarti "tidak dapat dibagi-bagi" mengacu kepada teori adanya elemen terkecil yang membentuk suatu materi. Istilah ini kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain dengan penyebutan yang berbeda-beda. Di arab, hal ini dikenal dengan sebutan dzarrah. Dzarrah secara spesifik disebutkan di dalam Al-Qur'an, bahkan diterangkan pula bahwa dzarrah atau atom dapat dibagi-bagi dan terdapat partikel-partikel yang lebih kecil daripada atom.

[10:61] ... Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar dzarrah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata

[34:3] ... Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat dzarrah (atom) pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata

Kenyataannya, saat ini diketahui bahwa tidak saja atom dapat dipecah-pecah menjadi elemen-elemen pembentuknya yaitu proton, elektron dan neutron, akan tetapi telah diketahui pula bahwa partikel-partikel pembentuk atom tersebut dapat dipecah-pecah kembali menjadi sub-partikel yang lebih kecil lagi, yaitu apa yang dinamakan kelompok sub-atomik partikel atau partikel dasar (elementary particle/fundamental particle), yaitu :  fermion (quark dan lepton), serta bosonic.

Spektrum cahaya
[24:35] ... cahaya diatas cahaya (nuruun ala' nuurin)...
"nuruun ala' nuurin" menggambarkan bahwa cahaya itu memiliki lapisan. Sebagaimana Allah menggambarkan bahwa langit itu berlapis-lapis dengan istilah "Dialah yang menjadikan tujuh langit, satu diatas yang lain" pada surah Al- Mulk (67) ayat 3, atau ketika Allah menggunakan ekspresi dan gaya bahasa yang sama ketika mengatakan kemurkaan yang berlapis di surah Al-Baqarah (2) ayat 90 : "... Karena itu mereka mendapat kemurkaan diatas kemurkaan (kemurkaan yang berlapis) ..." atau pada Ali-Imran (3) ayat 153 : "... karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan (kesedihan yang berlapis) ...", maka di surah An-Nuur(24) ayat 35 ini juga menerangkan bahwa pada dasarnya cahaya itu berlapis-lapis.

Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa cahaya itu terdiri dari beberapa lapisan spektrum. Cahaya itu sendiri merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana apa yang kita sebut sebagai "cahaya" adalah spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh manusia (visible spectrume). Spektrum elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, dimana yang diketahui manusia saat ini adalah mulai dari sinar gamma sampai dengan gelombang radio. Lapisan-lapisan cahaya atau dapat dilihat pada gambar dibawah.

Kekekalan energi
[24:35] ...  (pelita itu seperti) dinyalakan dari pohon yang diberkati - zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar (terang) walaupun tidak disentuh api ...

Dikatakan bahwa pelita itu seperti dinyalakan dari minyak yang berasal dari pohon zaitun yang khusus. Mengapa Allah mengumpamakan dengan pohon zaitun? Karena di zaman dulu, terutama di daerah arab dan mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu. Tetapi lebih lanjut Allah menyatakan bahwa pohon zaitun ini, sebagai sumber penghasil "minyak", bukan pohon zaitun biasa, akan tetapi pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mempu menerangi tanpa adanya api.

Seperti halnya kilat, lonjakan listrik sendiri mampu memberikan cahaya yang terang, akan tetapi tidak lama. Untuk membuat listrik itu memberikan penerangan yang lama, dibutuhkan media lain yaitu filamen, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filamen sehingga akhirnya filamen berpendar. "Sang pelita" lebih lanjut di katakan sebagai "laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin", "tidak timur dan tidak barat". Sebagian tafsir mengatakan bahwa "laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin" disini mengindikasikan bahwa pohon zaitun disini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur maupun di barat.

Hal ini mengindikasikan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, akan tetapi sebagai suatu bentuk sumber energi yang nantinya akan menghasilnya "minyak" yang merupakan simbolisasi dari energi itu sendiri. Listrik sendiri, yang merupakan bentuk energi yang mengalir dari dari kutub positif ke kutub negatif, sering di asosiasikan juga dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir-hampir menerangi, sebagaimana halnya kilat (lightning), dan akan terus menerangi jika disalurkan ke dalam media lain yaitu filamen yang akan berpendar jika dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang disimbolkan dalam ayat ini dengan "minyak", menggunakan istilah metafora yang mampu diterima pada masa ketika ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di masa kemudian.

Lebih jauh perlu di perhatikan juga bahwa "laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin" juga dapat di artikan sebagai "tidak memiliki tempat terbit dan tidak memiliki tempat tenggelam" dalam kaitannya dengan "sang pelita". Ayat ini memberitahukan kita "sang pohon zaitun" sebagai sumber minyak (baca: sumber energi) menghasilkan "sesuatu" yang mempu memberikan cahaya, akan tetapi "sesuatu" itu tidak lah terbit maupun terbenam. Tentu saja, listrik sebagai suatu bentuk energi sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat di ubah dari dan ke bentuk energi yang lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik berubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya.

Menurut teori "relativitas umum", kekekalan energi ini bersifat relatif dan sebetulnya tidak bersifat kekal karena adanya lekukan umum wakturuang "manifold" yang tidak memiliki simetri untuk translasi atau rotasi. Dari sudut pandang agama, tentu saja semua bentuk energi awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah berkehendak. Itu lah sebabnya dalam mengindikasikan energi yang dihasilkan oleh "sang sumber energi" atau "pohon zaitun khusus" ini menggunakan istilah "laa syarqiyyatin walaa gharbiyyatin", yang berarti pada awalnya di ciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, akan tetapi dalam proses ditengah-tengah-nya tidak dapat diterbitkan (baca: diciptakan) dan ditenggelamkan (baca: dimusnahkan) oleh manusia, tetapi dapat di ubah dari dan ke bentuk energi lain

11. Demi langit yang mengandung hujan[1570] Ath Thaariq
[1570]. Raj'i berarti kembali. Hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.

Maka bisa pula berarti dalam arti literal “Demi langit yang mengembalikan”, berarti membuat atau memiliki siklus, dari awal proses ke akhir proses mengembalikan ke awal proses lagi, seperti hujan atau langit itu sendiri juga berproses awal ke akhir dan kembali ke awal. Hal lain lagi ia juga bisa bermakna mengembalikan atau memantulkan seperti lapisan ozon mengembalikan sinar radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari luar angkasa dan lapisan ionosfer memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi kebelahan bumi lainnya, atau lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif yang berbahaya yang dipancarkan benda-benda luar angkasa kembali ke luar angkasa sebelum sampai ke bumi. Pengulangan serupa sistem-sistem walau dalam pemakaian dan wujud berbeda telah dijelaskan pula didalam alkitab dan Quran

Dalam surah Adz-Dzaariyaat ayat 1-4 di bawah :

[51:1] Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya (waldzaariyaati dzarwan)
[51:2] dan awan yang mengandung hujan (falhaamilaati wiqran)
[51:3] dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah (faljaariyaati yusraan)
[51:4] dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (falmuqassimaati amran)

Arti literal kata per kata dari Adz-Dzaariyaat ayat 1-4 di atas adalah :

[51:1] Demi (mereka - jamak) yang menyebarkan (dan) tersebar
[51:2]  dan (mereka - jamak) yang membawa beban
[51:3] dan (mereka - jamak) yang mengalir dengan mudah
[51:4] dan (mereka - jamak) yang membagi urusan

Keempat ayat di atas ketika diturunkan 15 abad yang lalu memiliki arti yang kurang dapat dimengerti secara literalnya pada saat itu, sehinga seringkali ditafsirkan dan diterjemahkan dengan angin yang menerbangkan debu sekuat-kuatnya (ayat 1), awan yang mengandung hujan (ayat 2), kapal-kapal yang berlayar (ayat 3) serta malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan (ayat 4). Namun sebagaimana yang telah dijelaskan di postingan-postingan sebelumnya bahwa pemilihan dan penggunaan kata adalah kekuatan Al-Qur'an. Pertanyaannya, selain dapat ditafsirkan sebagai angin, awan, kapal yang berlayar dan malaikat, arti apa lagi yang terkandung pada Adz-Dzaariyaat ayat 1-4 di atas ?

Jika diperhatikan lebih lanjut, awal ayat ke 2-4 di atas menggunakan konjugasi "fa" yang dapat duga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "dan". Konjugasi "fa" ini sendiri sebagai "dan" dapat berarti melanjutkan penjelasan dari kalimat sebelumnya, sehingga tidak menutup kemungkinan, ayat 1-4 di atas mendeskripsikan satu hal yang sama, dengan adanya konjugasi "fa". Lebih lanjut lagi, apakah hal yang dicoba untuk dideskripsikan oleh keempat ayat tersebut?

Untuk menjawab hal itu, kita beralih terlebih dahulu ke 3 ayat selanjutnya yaitu  Adz-Dzaariyaat ayat 7, yang terjemahan dan transliterasi dalam bahasa Indonesianya adalah sebagai berikut :

[51:7] Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (wassamaai dzaati l-hubuk)

Arti literal ayat ke-7 di atas adalah "demi langit (wassamaa-i) yang penuh dengan (dzaati) jalinan/rajutan". Al-Hubuk secara literal berarti "rajutan" atau "jalinan benang". Dan yang menjadi subjek disini adalah samaa-i, bukan samaawaati, yang berarti al-hubuk ini ada di langit pertama atau langit dunia. Di masa sekarang, fisika kuantum telah menemukan partikel-partikel dasar atau elementary particles, yang diyakini membentuk materi dan anti materi di alam semesta. Di antara elemen-elemen dasar tersebut terdapat kelompok yang dinamakan dengan bosonic, yang terdiri dari empat jenis gauge boson (photon, gluon, Z-boson, W-boson) dan Higgs Boson. Partikel elemen tambahan yang diajukan para ilmuwan adalah graviton, yang merupakan partikel tak bermassa dari spin-2 boson. Untuk partikel yang terakhir, Higgs Boson, meskipun hipotesis keberadaannya telah diketahui sejak pertengahan abad ke-20, namun pembuktian keberadaannya secara eksperimental baru dapat dilakukan pada tahun 2012, merupakan partikel yang banyak terdapat dalam bentuk tidak stabil, yang sangat mudah meluruh menjadi elemen-elemen lain. Penemuan Higgs Boson ini yang diharapkan dapat membawa ke arah pembuktikan keberadaan dark matter (materi gelap).

Partikel-partikel bosonic yang ada di luar angkasa, yang masing-masing partikel memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan deskripsi yang dijelaskan oleh Adz-Dzaariyaat ayat 1-4 di atas, mengenai sifat-sifat partikel bosonic yaitu :

·         bersifat menyebarkan dan tersebar
·         memiliki gaya (force) dan sebagian memiliki massa
·         mengalir dengan mudah di alam semesta
·         tiap-tiap partikel memiliki tugas dan fungsinya masing-masing : gluon (interaksi gaya kuat), z & w boson (interaksi gaya lemah), photon (elektromagnetik / cahaya), graviton (interaksi gravitasi), higgs boson (pembentuk partikel melalui peluruhan)

[51:1] Demi (mereka - jamak) yang menyebarkan (dan) tersebar
[51:2]  dan (mereka - jamak) yang membawa beban
[51:3] dan (mereka - jamak) yang mengalir dengan mudah
[51:4] dan (mereka - jamak) yang membagi urusan

Bahasa lainnya, langit yang disifati atau langit yang memiliki air ini, materinya menyebar dan tersebar, dapat membawa beban berat seperti benda-benda angkasa yang bermassa, mengalir artinya berarus dengan mudahnya dan membagi urusan, aturan rel/arusnya ini sebagai definisi langit yang mempunyai jalan-jalan dan ada gambaran dalam tabir keghaiban adalah matahari dijalankan diatas jalan ini dengan roda (sebagai tabir cukuplah demikian tanpa dirinci). Jadi bahasanya ada dua, sebagai bentuk materi lengkapnya/lebih besarnya dari dark energy ini atau pecahan materinya (materi dasarnya) seperti diatas.

Didalam Oceanografi dikenal apa yang dinamakan dengan water mass (massa air), yaitu suatu kumpulan air yang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan karakteristik air-air di sekitarnya. Merujuk sifat air juga dijelaskan ada pula dibawah arsy, air ada bagian langit pula dan bagian bumi pula namun serupa nama mungkin tak sama sifat-sifat asalnya dalam definisinya.

Hadis ini juga sering dipakai pihak tertentu buat olok-olokan terhadap umat islam :

Rasulullah saw. bersabda, "Telah ditugaskan kepada matahari tujuh malaikat yang melemparinya dengan es setiap hari. Kalaulah tidak demikian niscaya ia akan membakar segala sesuatu yang dikenainya.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, Abu asy-Syaikh, dan Ibn Mardawaih Abu Umamah al-Bahili)

Dari Abu Umamah RA; Nabi Muhammad Saw bersabda: “Kepada matahari diutus sembilan Malaikat. Setiap harinya mereka menghujani matahari dengan salju. Seandainya matahari tidak demikian, niscaya tiada sesuatupun yang terkena sinar matahari melainkan pasti terbakar!”. (Hadits Shahih Riwayat Thabrani melalui Abu Umamah)

Tidak cuma matahari, bisa jadi milyaran bintang-bintang serupa sifat dengan matahari baik yang lebih besar maupun lebih kecil juga dilempari salju atau es.

Dari sini ada 2 hal yang bisa dilihat secara nyata :
  1. Matahari sifatnya membakar segala sesuatu, berarti matahari punya sifat api dan panas, mengapa ia dikatakan dapat membakar segala sesuatu?
  2. Agar matahari tidak membakar segala sesuatu maka ada sifat materi luar angkasa yang dingin yang meminimalisir atau menetralkan sifat api tersebut, gambarannya salju atau es.

Pertama Kita lihat sifat api dibumi dan diluar angkasa

Sifat api di bumi





Kenapa api menyala keatas?
karena pada saat api menyala, udara disekitarnya akan terkena energi panasnya. Panas ini menyebabkan udara di sekitar nyala api memuai, dalam arti jarak antara molekul-molekul udara menjadi renggang - massa jenis udara disekitar api jadi lebih ringan sehingga bergerak menjauhi gravitasi bumi, ruang kosong disekitar api yang ditinggalkan udara ringan tadi akan diisi kembali oleh udara dingin disekitarnya, lalu udara dingin tersebut jadi panas, memuai, massa jenis ringan dan bergerak ke atas, begitu seterusnya sehingga terjadi aliran udara dari sekitar nyala api ke arah atas, menyebabkan nyala api tampak terdorong ke atas. Coba sistem seimbang tersebut kita ganggu dengan meniupkan udara ke arah nyala api, pasti arah nyalanya akan terganggu sesaat karena kekuatan dorong aliran udara ke atas kalah kuat dengan tiupan kita.

Rumus Kimia Api
Sebagai mahasiswa kimia dia pernah memberikan pertanyaan cerdas (atau tidak) mengenai rumus kimia api. Alasannya tanah, air dan udara ada rumus kimianya, tapi apa rumus kimianya api? Rupanya dia masih berada pada ribuan tahun yang lalu ketika Aristoteles mengajukan mengenai empat unsur yang ada di bumi ini.

Mungkin cukup mengherankan bagi semua orang juga. Bagiku juga cukup mengherankan dan membuatku mencari penjelasannya. Waktu itu aku belum tahu jawabannya, hanya saja aku yakin api itu tidak seperti air, tanah ataupun udara. Menurutku api merupakan bentuk yang lain. Tapi setelah beberapa pencarian (yang tidak diniati) aku mendapatkan jawabannya. Ternyata aku juga salah, api merupakan bentuk lain dari oksigen, jadi sama sekali tidak berbeda dengan air, udara atau tanah. Tapi pertanyaan temanku itu memang sedikit tolol dengan menanyakan rumus kimia api. Mungkin lebih beradab bila ditanyakan apa wujud api?

Air berwujud cair. Pada suhu nol memang berwujud padat dan keras, makanya jangan heran bila seseorang meminum jus buah, kemudian meminta ditambahkan air keras (karena memang es memang relevan dengan istilah itu). Begitupula bila di atas suhu seratus, air berwujud gas. Udara umumnya berbentuk gas, sedangkan tanah umumnya berwujud padat (tak bisa kubayangkan bila udara bukan gas, atau tanah bukan padat).

Tapi apa wujud api?
Jelas tak mungkin menggolongkannya sebagai benda padat atau cair. Yang paling memungkinkan disebut sebagai gas. Siapapun bisa dengan mudah menguji hipotesis ini. Nyalakan lilin, kemudian tutup dengan gelas atau semacamnya. Tanpa menunggu hitungan detik, api tersebut akan mati karena persediaan oksigen habis. Semua orang tahu itu (atau tidak?)

Tapi menurut saya pernyataan yang mengatakan api bentuk lain dari oksigen adalah pernyataan yang paling bodoh. Mengapa, karena kalau api adalah bentuk lain dari oksigen mustahil api itu membutuhkan oksigen lain (dari luar) untuk bertahan hidup. Contoh api yang hidup kemudian  ditutup dengan wadah yang tak memungkinkan untuk oksigen masuk, api itu akan mati. Kalau api itu adalah Oksigen dia akan tetap bertahan hidup dalam wadah yang tertutup tersebut karena otomatis dia tak perlu sokongan oksigen dari luar karena dia juga oksigen. Jadi intinya api bukan lah bentuk lain dari Oksigen dapat dipatahkan dan setiap materi mempunyai rumus kimia juga dapat dipatahkan.

Ternyata ada penjelasan yang lebih baik. Tentunya karena menggolongkan api ke dalam gas ada beberapa kriteria yang bisa didebatkan mengenai sifat-sifat gas yang seharusnya melekat seperti gas menempati semua ruangan. Api jelas tidak memenuhi kriteria tersebut, karena bila iya maka satu sulutan saja akan membakar seantero bumi ini.

Untuk membunuh rasa penasaran, sebenarnya ada wujud keempat selain cair, padat dan gas yaitu plasma. Secara sederhana (mudah-mudahan) plasma merupakan gas dari atom yang terionisasi. Dan boleh terkejut karena 99% alam semesta ini terbuat dari plasma. Dengan adanya elektron yang ditendang atau masuk tanpa permisi ke dalam sebuah atom, plasma memiliki karakteristik magnet dan dapat bergerak. Pergerakannya ini tak dapat diprediksikan. Jadi ketika lingkungan berubah, maka plasma akan berubah, seperti sepasang pedansa di pesta. Bahkan bisa dibilang plasma itu hidup. Bahkan bagi orang kimia dan fisika benda padat seperti meja pun dikatakan bergerak karena elektron di dalamnya tak pernah diam.

Jadi api bisa dijelaskan sebagai gas oksigen yang diberi energi sehingga elektronnya berloncatan memancarkan emisi. Emisi ini kemudian mejadi panas dan warna nyala.

Sebenarnya istilah plasma bukanlah istilah baru. Tentu semua orang kini tahu tentang TV plasma, tapi ini bukan dalam konteks tersebut. Sejak abad ke-19 sudah ada yang dinamakan gas terionisasi oleh Sir William Crookes, sang penemu elektron. Namun baru pada tahun 1928 Irving Langmuir menamakannya plasma. Waktu itu dia tahu itu merupakan bentuk keempat, tapi tidak tahu mengapa plasma berperilaku seperti itu. Sampai sekarang pun para ilmuwan masih mencari tahu mengapa plasma berperilaku seperti itu, selalu bergerak sesuai dengan perubahan lingkungan.



Plasma diyakini para ilmuwan sebagai penyelesaian dari masalah energi terbarukan. Perlu diketahui inti matahari yang bersuhu 15 juta derajat Celsius juga berupa plasma. Sudah tak terhitung ilmuwan yang mencoba menirukan matahari dengan membuat reaktor raksasa kemudian memfusikan berbagai unsur dalam cakupan reaksi nuklir. Mungkin Doc Oc dalam Spiderman 2 salah satu ilmuwan ambisius itu. Dalam percobaan itu Doc Oc membuat sebuah reaktor yang sangat besar, tapi ternyata masih gagal. Satu alasannya, dia butuh reaktor yang lebih besar lagi. Lebih besar, bahkan sampai melahap bumi ini sendiri. Tapi bayangkan bila manusia bisa membuat matahari kedua. Bukankah bumi hari-hari ini sudah terlalu panas?

Mungkin sebaiknya sudahi saja pembuatan matahari kedua itu. Oleh para ilmuwan kini plasma diproyeksikan untuk mengisi bahan bakar roket. Plasma biasanya panas, tapi ada juga yang dingin. Plasma dingin ini bisal diaplikasikan dalam chip komputer. Siapapun tidak mau komputernya terlalu panas kan? Lainnya, plasma bisa mensterilkan peralatan atau apapun yang akan rusak bila dibersihkan oleh panas. Atau membunuh sel kanker tanpa membunuh sel jaringan yang sehat. Plasma juga bisa membuat serat memiliki data serap yang lebih tinggi. Dan bisa juga makin melekatkan tinta pada kemasan snack.

Berdasarkan kelimpahannya, para ilmuwan memprediksikan di masa depan yang tidak terlalu jauh lagi, plasma akan digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Akan tiba saatnya (bila kiamat 2012 tidak terjadi tentunya). Dan ketika saatnya tiba tak ada lagi mahasiswa kimia yang mempertanyakan rumus kimia dari api.

Sifat api di luar angkasa
Astronot yang berada di International Space Station (ISS) menganalisis api di luar angkasa. Mereka berupaya mengungkap bagaimana dan mengapa api bisa terbentuk menjadi bulatan-bulatan kecil. 


Dilansir Redorbit, Rabu (19/6/2013), ribuan reaksi kimia berlangsung secara bersamaan yang melibatkan elemen api. Molekul hidrokarbon dari sumbu dapat menguap dan pecah-pecah terpisah oleh panas.

Peneliti mengombinasikan proses menguapnya hidrokarbon tersebut dengan oksigen untuk menciptakan cahaya, panas, karbondioksida dan air. Terlihat bentuk mirip tetesan air mata yang merupakan api, sebagai efek buoyancy (gaya apung) yang terjadi ketika udara panas naik dan menarik udara sejuk.

Api tersebut terlihat berkedip. Namun, di ruang tanpa gravitasi, proses pembakaran dari api akan berbeda, di mana api tersebut membentuk bola-bola kecil.

"Dalam ruang difusi molekular, terjadi proses menarik oksigen ke api dan produksi pembakaran dari api berada di tingkat 100 kali lipat lebih lambat dari aliran 'apung' di Bumi," jelas Dan Dietrich, ilmuwan NASA Glenn Research Center.

Astronot di stasiun luar angkasa ini merekam segala sesuatu dari pengapian hingga memadamkan api tersebut. Astronot merekam menggunakan kamera yang ditempatkan di Combustion Integrated Rack (CIR) NASA. Percobaan 'memainkan' api ini dikenal dengan nama Flame Extinguishment Experiment atau FLEX.

Astronot melakukan percobaan api tersebut untuk memahami bagaimana memadamkan api di lingkungan mikrogravitasi. Sebab, mereka menemukan adanya tetesan kecil yang merupakan pembakaran di dalam ruang bakar FLEX.

Pada percobaan dalam FLEX-2, api pembakaran heptana itu padam tetapi ada hal yang sangat mengejutkan tim, ternyata tetesan bahan bakar terus menyala. Tetesan itu menyala tanpa ada nyala api yang terlihat.

Dijelaskan oleh Williams. Sebenarnya ada api, tapi nyala api itu sangat dingin, sebuah kejadian yang sama sekali tak terduga. Api itu membakar pada suhu relatif rendah antara 500 K sampai 800 K dan menunjukkan proses kimia yang benar-benar berbeda karena normalnya api menghasilkan jelaga, CO2 dan air. Tetapi pada nyala api tersebut menghasilkan karbon monoksida dan formaldehida.
  


 
Pada percobaan tersebut diharapkan para ilmuwan bisa semakin memahami bagaimana api tercipta. Dengan demikian maka bisa diterapkan pada pengapian kendaraan bermotor agar terjadi pembakaran yang bersih dan tentunya bebas polusi.

Tetesan tersebut terus membakar. "Itu benar, mereka tampaknya akan terbakar tanpa (terlihat) api," tutur Forman A. Williams, profesor fisika di University of California, San Diego.

Ia meyakini bahwa api tidak benar-benar hilang, namun api di luar angkasa ini menjadi 'api dingin' (berwarna kebiruan) yang bisa membakar pada suhu relatif lebih rendah. Api tersebut bersuhu sekira 500-800 Kelvin, ketimbang api pada umumnya yang bersuhu 1500 dan 2000 Kelvin.

Aneh ini katanya api butuh udara atau oksigen diluar buat hidup? emang darimana udara itu di dapat diluar angkasa?


Wah … tunggu dulu, bukankah matahari tidak seperti api dalam wujud plasma diatas itu, lihat itu ada lidah apinya keluar dan tidak berbentuk bulat seperti api dingin itu dan matahari juga sangat panas, katanya inti matahari yang bersuhu 15 juta derajat Celsius juga berupa plasma, berarti seperti api dingin diataskan membentuk bola, kalau panas bulat cair intinya kan, Ada dua jenis plasma, yaitu plasma dingin dan plasma panas. Pada umumnya plasma dingin berbentuk mirip gas. Contohnya adalah aurora (cahaya yang berpendar di langit, terlihat di sekitar daerah kutub), sementara plasma panas berbentuk mirip zat cair, contohnya adalah inti dari bintang-bintang yang ada di luar angkasa, Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Lalu lidah api matahari apa wujudnya? Dan mengapa ia dikatakan dapat membakar segala sesuatu? Apa badai matahari dapat membakar benda bila terkena langsung?

Apa karena ini ya? Tentunya karena menggolongkan api ke dalam gas ada beberapa kriteria yang bisa didebatkan mengenai sifat-sifat gas yang seharusnya melekat seperti gas menempati semua ruangan. Api jelas tidak memenuhi kriteria tersebut, karena bila iya maka satu sulutan saja akan membakar seantero bumi ini. Bila lidah matahari adalah berwujud gas maka satu sulutan dapat membakar segala sesuatu?

Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul, bisa berbentuk cairan, benda padat, ikatan molekul akan terlepas pada suhu titik uap benda. Gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan mengisi ruang di manapun mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.

Dari sini ada tiga hal lagi : matahari yang dapat membakar segala sesuatu dalam wujud apa apinya? matahari melakukan fusi nuklir dan kenapa dibumi tidak bisa membuat matahari kedua/fusi nuklir serupa itu? dan api atau O2 dikatakan butuh oksigen lagi buat hidup, Darimana oksigen luar datang dan dimana pendingin matahari datang dari hadis diatas?

Kenapa tidak sama dengan komet/bintang berekor, matahari nga punya ekor juga ya, kalau ada mungkin harusnya akan dapat membakar kan?

Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor. Bagian-bagian komet sebagai berikut.
  • Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
  • Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
  • Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
  • Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat Matahari.

Inti komet adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari Matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati Matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.

Wah … kok ada salju pada komet darimana ya? Katanya udara tidak ada diluar angkasa? H2O atau air dalam wujudnya bila cair, bentuk padatnya air itu salju dan es, bentuk gas katanya udara? Wahh…. jangan-jangan luar angkasa ada air? Iyalah malaikat melempar salju dan es pada matahari? Darimana coba pendingin ini? Materi apakah yang dingin di luar angkasa? Apa wujud air diluar angkasa karena nash dan alkitab seakan-akan merujuk bahwa langit berisi atau memiliki air? Plasma kah?

Miliaran komet mungkin mengorbit jauh di pinggir terluar tata surya sana, namun kita tidak dapat melihatnya dari bumi. Mereka bersinar di langit hanya saat mereka bergerak di dekat Matahari. Penjelasan yang paling diterima luas mengenai komet adalah model bola salju kotor, yang diajukan oleh astronom AS, Fred Whipple tahun 1950.

Saat sebuah komet berada di bagian jauh tata surya, ia hanya terdiri dari nukelus. Tanpa ekor dan tanpa coma. Bentuk dan permukaannya tidak beraturan. Nukleus tersusun sebagian besar oleh air beku dan gas beku lainnya (salju) yang bercampur dengan padatan logam atau batuan (kotor). Kepadatannya sangat rendah begitu juga gravitasi permukaannya.

Kedua Kita lihat sifat materi luar angkasa yang dingin yang meminimalisir atau menetralkan sifat api mungkin dalam wujud gasnya

Kenapa makin ke atas suhu udara makin dingin?
Padahal kan makin dekat dengan matahari?! Pertanyaan yang cukup fair. Sayangnya kalau kita google, kebanyakan jawaban yang ada SALAH, yaitu menghubungkan dengan hukum Gay Lussac yang mengatakan bahwa tekanan udara dan suhu berbanding lurus (PV = nRT). Penurunan suhu dan penurunan tekanan udara tehadap ketinggian adalah dua kejadian alam yang terpisah, memiliki sebab masing-masing! Jadi, jawaban tersebut tidak tepat untuk menjawab pertanyaan di atas. Mengapa? Pertama, hukum Gay Lussac tersebut berlaku pada suatu sistem yang tertutup dan melibatkan volume dari gas. Kesebandingan baru berlaku apabila volumenya tetap (PV = kT) . Padahal perlu kita ketahui volume atmosphere kita tidaklah tetap, tidak ada batasan yang fixed dari atmosphere kita. Bila suatu tempat dipanaskan, udaranya bukan makin besar tekanannya, tetapi malah turun karena volumenya mengembang (ingat peristiwa angin darat dan angin laut?), Apakah sudah ada yang mencoba menerapkan hukum Gay Lussac secara kuantitatif pada atmosfir bumi? Cobalah!

Oke, kalau bukan karena pengaruh tekanan, jadi apa dong yang menyebabkan suhu udara di atas jadi lebih dingin? Jawabannya sebetulnya sederhana: karena makin jauh dari sumber panas! Analoginya adalah api unggun, makin dekat dengan api unggun udara sekitar makin panas bukan? Dan sebaliknya makin jauh dari api unggun (sumber panas), maka udaranya makin dingin.

Lho kok?! Nah, ini. Kesalahan orang-orang adalah mengasumsikan sumber panasnya adalah matahari. Bukan! Sumber panasnya adalah permukaan bumi yang menjadi panas karena disinari cahaya matahari. Cahaya matahari sendiri sebetulnya tidak panas, tetapi dia membawa energi yang menjadi panas kalau ketemu partikel, seperti permukaan bumi. Itulah sebabnya luar angkasa , bahkan yang dekat matahari sekalipun memiliki suhu mendekati 0 absolut (-273 C), karena di luar angkasa tidak ada partikel yang bisa ditabrak cahaya untuk mengubahnya menjadi panas! (ada sedikit debu kosmik sih, tapi sangat kecil)
  


Masih bingung? Kok cahaya matahari dibilang nggak panas? Padahal kalau berjemur kita kepanasan? Hallooo..... yang panas kan kulit kita, bukan cahayanya! Cahaya matahari cuma membawa energi yang ketika ketemu kulit kita terus energinya berubah menjadi panas. Coba, kalau kulit kita dibuat dari solar cell seperti Silicon, alih-alih menjadi panas, energi matahari akan diubah menjadi listrik di kulit kita. Oleh karena itu, hati-hati para wanita yang habis operasi Silicon, jangan dijemur itu piranti anda, nanti tubuh anda penuh muatan listrik, he he he, just kidding, ojo dianggap guyon.

Apakah listrik panas? Listrik, sama seperti cahaya matahari adalah gelombang elektromagnet. Keduanya merambat sambil membawa energi. Listrik sendiri sebetulnya tidak panas, tetapi dia membawa energi yang kalau ketemu dengan resistance (hambatan), misalnya setrika, filamen, lampu, dll, akan menghasilkan panas!

Kalau masih bingung juga, silakan pelajari lagi tentang konsep panas. Bahwa konsep panas terkait dengan energi kinetik partikel. Tidak ada partikel, maka tidak ada panas! Oke?

Kenapa makin ke atas suhu udara makin dingin?
Jawaban yang cerdas adalah karena banyak malaikat melempari milyaran bintang-bintang serupa matahari dengan salju atau es? Tidak heran di luar angkasa suhunya dapat mencapai -270°C (-455°F) mendekati 0 obsolut. Luar angkasa dianggap tidak memiliki materi/partikel terkecuali ada materi yang menghalang maka radiasi sinar matahari membuat materi itu menjadi panas, itu sebabnya astronot berlindung disisi gelap bila memperbaiki logam diluar wahananya dan memakai baju khusus tahan panas dan dingin ekstrem. Benarkah luar angkasa tidak memiliki materi? Kata ilmuan sih ada cuma nga tahu apa partikel atau materi ini?

Jangan tanya penulis, penulis bukan saintis tapi penulis bisa berkata bahwa seperti kata penulis diawal-awal dan seperti yang tersirat di nash dan alkitab maka langit bersifat air atau langit adalah wadah yang berisi sifat air pula, bisa jadi materi dari sifat air pada langitlah yang dimaksud salju dan es pada hadis diatas, air ini pula yang menjadi adanya materi salju dan es pada komet dan menjadikan luar angkasa diantara bintang-bintang dingin juga membuat matahari tidak membakar segala sesuatu, masalahnya apa wujud air langit ini? Plasmakah, plasma cair atau plasma gas, plasma dingin atau plasma panas ataukah ada wujud kelima dari air? Apakah oksigen dari air ini yang dipakai matahari berfusi nuklir? Dan lihatlah kenapa luar angkasa dingin selain masalah jauhnya dari matahari atau bintang ya? Pertanyaan yang paling mendasar apakah rumus kimianya H2O karena apakah memang materi langit ini benar-benar adalah air yang kita tahu.

Bila telah di dapat sifat air ini, bukan mustahil ia ada punya oksigen, maka astronot tinggal mencari teknologi untuk merubahnya menjadi bentuk wujud gas udara/oksigen buat bernafas lama diangkasa, bisa pula untuk membuat bumi baru dengan hujan buatan dari langit, bukankah berarti oksigen bisa berlimpah diluar angkasa walau dalam wujud lain awalannya tersebut, mungkin bisa dirubah kelak menjadi oksigen buat bernafas, dan ini juga bisa menjelaskan bagaimana arus langit terjadi dan juga bisa membuat matahari baru buat ilmuan dalam membuat fusi nuklir tersebut, karena ini yang dibutuhkan dan berbeda sifat pada air di atmosfir bumi (udara/gas) dan pada air di laut (cair) juga akan mempermudah perjalanan antariksa dengan sifatnya yang menjadi banyak jalan-jalan/jaring dan bahan bakar oksigen cair yang dapat diambil dari kandungan materi langit ini.

Adz-Dzaariyaat ayat 1-4
[51:1] Demi (mereka - jamak) yang menyebarkan (dan) tersebar
[51:2]  dan (mereka - jamak) yang membawa beban
[51:3] dan (mereka - jamak) yang mengalir dengan mudah
[51:4] dan (mereka - jamak) yang membagi urusan

Bahasa lainnya, langit yang disifati atau memiliki air ini, materinya menyebar dan tersebar, dapat membawa beban berat seperti benda-benda angkasa yang bermassa, mengalir artinya berarus dengan mudahnya dan membagi urusan, aturan rel/arusnya ini sebagai definisi langit yang mempunyai jalan-jalan, ditambah sifat tidak menjadi partikel langit penyebab panas pada cahaya, menyebabkan dingin di luar angkasa dan membagi urusannya buat macam-macam fungsi diatas tadi dan bila langit diam, maka sifat lainnya materi ini adalah menarik, bila langit berotasi maka sifat materi ini adalah mendorong. Langit bila ia wadah, selain berisi benda-benda angkasa maka ia juga mempunyai/berisi materi sifat air. Bila langit diam, maka bumi diam, materi langit yang bersifat air, punya daya menarik benda-benda angkasa. Bila bumi berotasi maka langit berotasi pula, materi langit di dalam langit yang bersifat air ini sebagai daya pendorong benda-benda angkasa agar berevolusi dan berotasi. Sifat suhu dingin dari materi langit ini berpengaruh atau penetral pada matahari agar tidak membakar segala sesuatu dan dalam keadaan itu terjadi pula proses perubahan reaksi kimia pada materi langit yang bereaksi pada matahari dimana materi langit akan menghasilkan oksigen untuk proses penghidupan sifat api di matahari, sebagaimana hal serupa namun sedikit beda dengan api di bumi yang butuh udara (oksigen) luar untuk hidup.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Qs. Al Baqarah: 164

Bisa jadi ada makna lain dalam ayat ini, bahwa awal mula air di bumi adalah air dari materi langit yang diturunkan agar planet bumi yang mati kemudian dapat hidup yang merupakan bagian dari penyempurnaan bumi.

Sifat suhu dingin dari materi langit ini berpengaruh atau penetral pada matahari agar tidak membakar segala sesuatu dan dalam keadaan itu terjadi pula proses perubahan reaksi kimia pada materi langit yang bereaksi pada matahari dimana materi langit akan menghasilkan oksigen untuk proses penghidupan sifat api di matahari, sebagaimana hal serupa namun sedikit beda dengan api di bumi yang butuh udara (oksigen) luar untuk hidup.

di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan
Contoh serupa sistem adalah api didasar laut, lava adalah berwujud cair dan panas, laut pula berwujud cair, kemungkinan dimana fenomena ini muncul adalah dilaut yang bersuhu dingin dengan batasan tertentu. Darimana api di laut ini dapat hidup terus dan dari mana mendapatkan oksigen luar? Jadi perbandingannya matahari adalah plasma panas berwujud mirip zat cair/gas, dan kemungkinan air di langit adalah plasma dingin berwujud mirip zat cair/gas. Kedua-duanya sebanding dengan isi dari hadis bahwa Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan dengan asumsi sesungguhnya di bawah serupa air terdapat api dan di bawah api terdapat serupa air



Api didasar laut, dapat dilihat pula videonya di Youtube : http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=hmMlspNoZMs

Pertanyaannya, apa yang pertama memantik apinya hingga ada dan keluar (yang menjadi koreknya), klo di darat ditiupkan udara, maka bara akan mengeluarkan api yang akan hidup kembali. Klo dilaut ini, dari lahar ini, apa yang menjadi koreknya, arus dingin lautkah? Lalu bila matahari dan bintang-bintang, apa yang memantik lidah apinya, arus langit yang dinginkah? Api butuh oksigen luarkan, di darat, tiupan udara, jelas. Di laut lahar berapi ini, tiupan air dingin laut, ada udaranya kah? Di luar angkasa materi gelap dingin, menjadi pemantiknya, ada udaranya kah?

Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap (karena materi laut dingin menjadi dindingnya), dan walaupun air laut ini berlimpah-luah, ia tidak bisa memadamkan api.

Firman Allah SWT berikut ini: "Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api." (QS: At-Thur: 1-6).

Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah 'Masjur'. Dalam bahasa Arab, 'Masjur' dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari oleh panas dibawahnya.

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.

Nabi SAW bersabda: "Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan."

Hadits Rasulullah SAW yang sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.

Hadits ini sangat sesuai dengan firman Allah SWT yang  dilansir oleh Al-Qur’an pada permulaan Surah Ath-Thur, tentang lautan yang  di dalam tanahnya ada api "al-bahrul masjur."

Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-Qur’an tidak mampu menangkap dan memahami isyarat Allah SWT demi lautan yang  di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna “sajara” (dan apabila lautan dijadikan meluap Qs. At Takwiir: 6) sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yang  bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?

Namun firman Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita (di dunia).

Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata "sajara," yaitu “mala'a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.

Mengapa penulis mengambil hadis tentang malaikat-malaikat ini :
Perlu diingatkan, dalam tabir, malaikat ada yang bertugas menurunkan hujan juga ada yang berwenang terhadap awan dan petir, bagaimana cara dan keadaannya itu hal bertabir, maka biarkanlah sesuatu itu tetap dalam keghaibannya dan bila ia tertulis didalam nash imanilah demikian adanya, namun dalam ayat kauniyah (alam semesta nyata dan saint) siklus hujan dan banyaknya hujan, cara terjadinya petir dan pergerakan awan bisa dijelaskan oleh saint, dalam ayat-ayat syariahnya itu punya beberapa makna dan hikmah karena ini memang mengandung penjelasan terhadap kejadian pada alam semesta manusia makanya nash-nash ini bisa menjelaskan dan dijelaskan oleh saint, namun ada juga yang benar-benar bertabir tanpa bisa dijelaskan oleh saint maka imanilah dalam keadaan seperti apa adanya tabir itu dan perlu diingatkan kalau nash berbicara Allah SWT maka sangat berbeda, ini tidak termaksud dapat dijelaskan proses nyatanya dalam ayat kauniyah karena sangat diluar jangkauan saint, dalam tabir, imani demikian adanya apa yang tertulis tanpa dimajaskan atau dirinci bagaimana cara dan keadaannya, Bila Allah berkata bersemahyam diatas arsy maka demikianlah adanya, bila Allah berkata dekat dikala hambaNya sujud, demikianlah adanya. Namun bukan dalam sudut pandang, menempatkan atau mengadakan dzatNya dan sifatNya dapat diwujudkan pada apapun makhlukNya, dan bukan dalam sudut pandang membatasi kesempurnaan kemampuan dan keilmuan Allah SWT dan sudut pandang yang tepat adalah ihsan, dalam ayat-ayat syariah/Qauliyah maka tiap hikmah yang ada didalamnya, fahamilah itu.

Ayat Qauliyah, Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal Allah.

QS. At-Tin (95): 1-5 Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).

Ayat Kauniyah, Ayat kauniah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya

QS. Nuh (41): 53 Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. QS. Ali 'Imran: 7
[183]. Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[184]. Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.

Bukti adanya serupa air di langit


 
Ilustrasi : Punch Hole (Lubang di Langit). Teori lainnya : Pesawat terbang dapat membuat lubang di awan dan menyebabkan hujan, inilah yang disimpulkan dari penelitian terbaru, juga teori lainnya lagi : Awan berbentuk melingkar dengan sabuk pelangi itu ternyata sebuah lubang awan (Falstreak Hole) atau juga dikenal sebagai pukulan lubang awan (Skypunch). Lubang-lubang tersebut terbentuk ketika tetesan air di awan membeku menjadi kristal es, menjadi sedikit lebih berat dari tetesan sekitarnya sehingga menarik sebagian dari awan ke bawah. Efek pelangi terjadi karena kristal-kristal yang membeku tersebut membiaskan cahaya.

Ibrahim B. Sayed, seorang ahli fisika dan profesor obat-obatan nuklir dari Universitas Louisville, AS, mengungkapkan kekagumahnya atas kebenaran ayat-ayat Al-qur'an tentang fenomena-fenomena alam dari pandangan ilmu pengetahuan "Telah terbukti dalam sejarah, Islam tidak pernah berselisih dengan sains, dan Al-qur'an tidak berkontradiksi atau berlawanan dengan penemuan-penernuan sains modern. Sejalan dengan itu para pakar Barat memuji ilmuwan-ilmuwan Muslim yang telah menguasai Ilmu pengetahuan jauh lebih dulu dari mereka. Bahkan 1400 tahun sesudahnya, sains modern mulai menerangi kebenaran wahyu-wahyu Al-qur'an dan menguatkan keabsahannya." tutur Ibrahim B. Sayed selanjutnya.

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Qs. An Nuur: 43

Antara lain ia mengutip surah an-Nur: 43 yang isinya menceritakan bagaimana Tuhan mencucurkan hujan dari awan yang ditiupkan angin ke suatu tempat dan menjadi mendung yang kian pekat dan padat. "Tidakkah kaulihat Allah menggiring awan dan mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpang tindih. Maka kaulihat hujan pun turun dari celah-celahnya. Pada saat tersebut Allah menggambarkan proses terbentuknya awan dan hujan yang mengucur dari awan-awan itu. Fenomena ini sudah dikenal seluruh umat manusia dan bukan sesuatu yang luar biasa.

Akan tetapi, satu hal yang belum diketahui kebanyakan manusia adalah kelanjutan ayat tersebut yang bercerita tentang komet-komet salju, yang di situ dinamakan gunung-gunung dari baradin. Tetapi anehnya, bukan berasal dari awan, melainkan dari langit atau ruang angkasa. "Dan Allah menurunkan dari langit, gunung-gunung berisi butiran-butiran es yang dijatuhkan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, dan dipalingkan dari siapa pun yang dikehendaki-Nya." Ayat-ayat senada dapat dijumpai pula pada surah al-Baqarah: 22 yang mengatakan bahwa A1lah menurunkan air dari langit dan bukan dari awan. Juga pada surah Ibrahim: 32 serta an-Nahl: 10 dan 65.

Masalahnya ialah, mengapa Allah menyatakan bahwa ia menurunkan air dari langit, bertentangan dengan pernyataan lainnya bahwa air itu turun dari awan? Bila tidak dipelajari secara cermat, penggal kedua ayat 43 surah an-Nur tersebut, yang menyatakan bahwa Allah menurunkan gunung-gunung berisi butiran-butiran es, akan membuat orang kafir lebih meremehkan dan memandang rendah firman-firman Tuhan. Sebab yang dimaksud dengan baradin dalam ayat itu, atau hati dalam bahasa Inggrisnya, adalah hujan beku atau batu es.

Ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa Tuhan menurunkan gunung-gunung berisi bola-bola es atau komet-komet salju dari langit ke bumi. Sampai tahun 1986 fenomena tersebut belum diketahui manusia. Barulah pada tahun 1988 kebenaran ayat itu mendapat konfirmasi dari ilmu pengetahuan, atau dalam bahasa yang lebih tepat, ilmu pengetahuan baru menemukan kebenaran ilmiah yang sudah lama diungkapkan oleh Alquran. Dr. Louis Frank, seorang ahli fisika dari Universitas Iowa, mempelajari data yang dikumpulkan oleh satelit Dynamic Explorer 1 sejak tahun 1981 hingga 1986.

Satelit tersebut merekam gambar-gambar ultraviolet, terutama untuk mempelajari lapisan udara yang mengitari bumi. Dari gambar-gambar ini Dr. Louis Frank menemukan lubang-lubang yang menembus atmosfer. Hingga saat itu belum ada yang bisa menerangkan, lubang-lubang apa itu sebenarnya. Ia memilah-milah sejumlah penjelasan dari berbagai pakar setelah menganalisisnya dengan tekun. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa lubang-lubang itu hanya mungkin terbuat oleh bola-bola es atau komet-komet salju yang datang dari ruang angkasa (langit).

Ia memperkirakan, tiap komet beratnya sekitar 100 ton, terbungkus oleh lapisan hidrokarbon berwarna hitam. Komet-komet itu berjatuhan ke bumi kurang-lebih 100 juta banyaknya tiap tahun, atau 19 butir tiap menit. Ukurannya kira-kira 30 kaki (20 meter). Menurut Dr. Clayen Yeates, ahli fisika pada Laboratorium Tenaga Dorong Jet di Pasadena, komet-komet tersebut berkecepatan 10 km per detik sejajar dengan kecepatan bumi, dan berada 1000 km di atas bumi. Bola-bola batu atau komet-komet salju itu lalu berpencaran menjadi butiran-butiran kecil dan menguap di atmosfer. Akhirnya uap ini akan berjatuhan sebagai hujan dan menyatu dengan sistem perputaran air di bumi.

Dalam perhitungan Dr. Louis Frank, tiap 10.000 tahun komet-komet itu dapat mengisi satu Inci dari seluruh persediaan air yang terdapat di bumi. Maka bumi ini terbentuk 4,9 biliun tahun yang lalu, dan kejadian tersebut sudah berlangsung sejak awal terbentuknya bumi, proses turunnya komet-komet itu memang dapat memenuhi kebutuhan air untuk mengisi semua lautan dan bungkahan-bungkahan salju di kutub.

Dengan menggunakan teleskop yang dapat menangkap seisi ruang angkasa di Observatorium Kltt Peak, Arizona, Dr. Yeates meneropong ke langit dan melihat bola-bola es itu berada pada jarak 150.000 km di atas bumi. Ia berhasil memotret bola-bola es atau komet-komet salju itu kian mendekati bumi. Seraya mendecak takjub la berkata kepada Prof . Ibrahini B. Sayed, "Sungguh mengherankan. Hasil-hasil penyelidikan ini sesuai betul dengan ramalan-ramalan Al-qur'an."

Dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih. (Al-Furqon 48) Yakni dengan memandang “min” dengan makna Ibtidaiyyah atau permulaan, seperti pendapat sebagian Ulama’. Dengan kata lain makna ayat adalah “Dan Kami turunkan bermula dari langit air yang amat bersih”.

Pen: karena diluar angkasa adalah gudangnya mata air lumpur hitam (air langit) yang matahari tenggelam diantaranya (akan diterangkan belakangan sekaligus keterangan tambahan tentang kisah Zulkarnain)

(islamlagi) Subhanallah... Sebuah teori mengatakan asal-usul air adalah dari objek trans-Neptunus, atau meteorit (protoplanet) yang kaya akan air menabrak Bumi. Pengukuran rasio isotop hidrogen deuterium dan protium menunjukkan peran asteroid karena kemiripannya dengan persentase ketidakmurnian dalam kondrit yang kaya akan karbon di samudra Bumi, sementara pengukuran terhadap konsentrasi isotop di komet dan objek trans-Neptunus tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi. Melihat unsur yang terkandung dalam air, teori inilah satu-satunya yang lebih masuk akal.

Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute International Hado Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan mengenai kristal air. Menurutnya, lima tahun yang lalu, sebuah asteroid membawa es ke bumi. Para peneliti dari Universitas Hawaii mengukur dan menemukan bahwa beratnya 100 ton. “Setiap tahun ada puluhan juta kepingan es sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita menghitung jumlah air yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin asal mula air di bumi berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii mengatakan bahwa mungkin pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul di bumi berasal dari ruang angkasa.

Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru. Seorang peneliti dari ilmu fisika Universitas Lowa menyimpulkan bahwa setiap hari ribuan komet berukuran rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan semuanya dapat dikategorikan planet-planet air. Begitu komet-komet ini memasuki atmosfer, mereka terurai dan berubah menjadi uap air. Foto-foto yang merekam bumi pada saat itu memperlihatkan titik-titik gelap yang dinaungi oleh uap air. Foto-foto ini dapat membantu mengindentifikasi ukuran dan jumlah komet pembawa air memasuki atmosfer bumi. Fisikawan, Louis A. Frank mengatakan bahwa mereka menemukan sesuatu datang pada kecepatan dua puluh komet per menit atau satu komet per tiga detik. Dia juga mengatakan tipe komet tersebut terlihat seperti dua buah kamar rumah kecil dan beratnya dua puluh sampai empat puluh ton.

Profesor Frank menggunakan satelit NASA untuk mengambil gambar-gambar tersebut. Pertama kali dia mempublikasikan hasil penelitiannya pada tahun 1986. Dia mengatakan kepada wartawan CNN bahwa ini sepertinya “hujan kosmik” yang halus dapat dianggap satu-satunya sumber air di bumi. NASA pun menanggapi penelitian Dr. Frank dengan serius. Petugas NASA, Steve Maran memberitahu CNN bahwa walaupun masih memerlukan banyak penelitian untuk benar-benar memahami komet-komet ini, namun jelas sekali bahwa mereka mengandung jumlah air yang besar.

“Kulit es yang keras ini mengelilingi dengan longgar membungkus “bola-bola salju”. Ketika komet-komet masuk ke atmosfer bumi, bola-bola salju tersebut terurai dan menjadi uap air. Tidak seperti komet yang lebih besar, mereka tidak mengandung debu dan metal. Kesimpulannya, mereka tidak terang seperti komet besar ketika melintas udara. Sejak mereka terurai terpisah pada ketinggian di atas 965 km, mereka bukan sebuah ancaman bagi manusia atau pesawat terbang,” demikian seperti dikutip CNN belum lama ini.

Menurut penelitian ilmiah terbaru ini telah ditemukan bahwa air bumi terbentuk selama jutaan tahun dari luar angkasa melalui miliaran meteor yang jatuh di Bumi. Sangat menakjubkan bahwa Al-Qur'an telah mengungkapkan sumber air dari langit. Allah SWT mengatakan:

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al-Mukminun : 18)

Subhanallah...Ayat ini menegaskan bahwa sumber air bumi adalah dari langit, sebuah fakta yang telah terbukti secara ilmiah. Sepertinya fakta ilmiah itu tidak diketahui pada saat wahyu Al-Qur'an. Ini perlu direnungkan, karena pertanyaan ini diungkapkan jauh sebelum manusia mengetahui alat cangggih dan jauh sebelum manusia memiliki ilmu tentang astronomi. Namun hal ini merupakan fakta bahwa wahyu yang diterima Nabi Muhammad telah membimbing dan menjelaskan akan fakta yang telah ditemukan para ilmuan empat belas abad yang lalu. Subhanallah...MahaBenar Allah atas segala firman-Na. (K.7,A.A)

Jadi dalam ayat An Nuur: 43 terdapat pengertian akan dua makna tentang proses hujan dan hujan salju di bumi (bainiyyah) dan serta makna kedua tentang awal mula proses terciptanya air (sungai, danau dan lautan) di bumi yang berasal dari sifat air di langit yaitu dengan turunnya hujan dari langit (dari mata air yang berlumpur hitam).

Jadi udara yang kita hirup di bainiyyah juga bisa dikatakan atau dikatagorikan sejenis air pula, air dalam wujud gas atau plasma gas.

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Qs. Al Mu'minuun: 18
Pen: didalam alkitab juga ada dijelaskan dibaginya air ini, yang satu bertempat-tempat khusus dan tidak tersebar kemana-mana (dibatasi daratan)

Itu pula sebabnya ada juga orang-orang yang berpandangan bahwa kekhalifahan bangsa jin (Nisnas di bumi) telah ada saat bumi masih mati yaitu mungkin masih berbentuk padat panas membara atau belum ada kehidupan untuk manusia yang mendukung, orang-orang ini berpandangan pada ayat Al 'Ankabuut: 63

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya). Qs. Al 'Ankabuut: 63

Dengan makna lain bahwa cobalah kau tanya bangsa Jin, Syetan dan Iblis atau nenek moyang Jin, Siapa yang menurunkan air hujan dari langit ketika bumi masih membara/mati hingga ada air di daratan bumi, Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Dengan pengertian mereka mengetahuinya karena pernah langsung melihat dan mengalami peristiwa tersebut. Kemudian setelah peristiwa itu, terciptalah air sungai, danau dan laut dan muncullah kehidupan pohon-pohon pada masa ketiga (Tanah liat pada hari Sabtu, gunung pada hari Minggu, pepohonan pada hari Senin). Karena tentang Nisnas ini masih lingkup tabir (penulis tidak membenarkan dan menyalahkan, cukuplah batasannya kemungkinan-kemungkinan yang ada, karena manfaatnya juga kurang untuk tahu detailnya).

Masih berpikir tidak ada serupa air dilangit? dari mana komet-komet salju murni itu ada dan muncul dilangit?

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Qs. Al Anbiyaa': 30

Air = H2O, terdiri dari hidrogen dan oksigen, hidrogen adalah materi pertama muncul setelah pengembangan alam semesta sebelum fixnya (ada hadis yang menyatakan telah fixnya besaran alam semesta) atau (baca: hanya bisa diambil separuh pengertian big bang, mengembangnya langit sebatas besaran apa yang Tuhan kehendaki saja) yang merupakan materi penyusun alam semesta, sedangkan oksigen adalah 70% materi di bumi.

Apakah segala makhluk hidup di bumi saja yang berasal dari air, tidak untuk semua apa-apa yang ada di alam semesta manusia ini berada.

"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. Hud: 7)

Ini merupakan berita dari Allah Ta'ala bahwa Arasy-Nya dahulu di atas air sebelum diciptakannya matahari dan bumi serta apa yang ada di dalamnya.

Qatadah berkata, "Tuhan kalian menjelaskan kepada kalian bagaimana awal penciptaan sebelum diciptakannya matahari dan bumi." (Tafsir Thabari, 15/246)

Bukhari juga meriwayatkan (no. 2953) dari Imran bin Hushain radhiallahu anhuma, bahwa sejumlah orang dari Yaman bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Kami bertanya kepada anda tentang perkara ini" Beliau berkata, 'Dahulu Allah, tidak ada sesuatupun selain-Nya, dahulu arasy-Nya di atas air, Dia menulis dalam sebutannya segala sesuatu, lalu Dia menciptakan langit dan bumi."

“Arsy berada di atas air, dan Allah ‘azza wa jalla berada di atas ‘Arsy, yang mengetahui apa-apa yang kalian lakukan” [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir; shahih]

Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu: "Al-Qalam ini Allah ciptakan ketika Allah memerintahkannya menulis taqdir semenjak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, jadi Al-Qalam tersebut diciptakan sebelum langit dan bumi, dan dia adalah mahluk pertama yang pertama dicipta sebelum alam semesta, dan penciptaannya setelah Al-'Arsy, sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil dan inilah pendapat jumhur salaf" (Majmu' Al-Fatawa 18/213)

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari hadist-hadist dan ucapan para ulama di atas bahwa Al-Arsy dan air lebih dahulu diciptakan daripada Al-Qalam, namun bukan berarti maknanya Al-Arsy adalah mahluk yang pertama kali Allah ciptakan secara mutlak, karena yang demikian butuh dalil yang jelas dan shahih. (Lihat lebih jelasnya perkataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu' Al-Fatawa 18/217)

“Sebelum menciptakan alam semesta, Allah telah mengetahui dengan ilmu-Nya yang qadim, bahwa Dia akan menciptakan udara, dan akan menciptakan langit di atas udara tersebut, dan akan menciptakan laut dari air, dan akan menciptakan roda diatasnya sebagai kendaraan bagi matahari yang menyinari dunia”, dalam hal ini bila diurutkan dan bila dikhususkan sebelum jadi/ada alam semesta, dengan ilmuNya, Allah SWT telah tahu juga dan kemudian akan membuat/menciptakan  adanya roda (rel) diatasnya sebagai kendaraan matahari atau maksudnya adanya roda diatas air (materi langit) jadi bisa disimpulkan atau dapat dikatakan udara adalah sifat bainiyyah antara bumi dan langit, langit berada diatasnya dan salah satu isi dari langit yaitu materi langit disifati seperti air atau punya arus dan sebagaimana sifat air seperti itulah sifat materi langit dan dijelaskan juga laut yang ada dibumi ada karena awalnya diciptakan dari sifat air dari materi langit ini salah satu kemungkinannya dengan siklus hujan yang turun dari langit, maka arus dari air ini atau sesuatu materi diatas air langit atau melingkupi/membungkus air langit ini menjadi serupa arus/rel yang akan menjadi serupa sistem kerja dari roda agar matahari dan benda-benda angkasa lain dapat bergerak. Jadi pergerakan benda angkasa bukan hanya pengaruh 2 gravitasi tarik menarik dari benda angkasa namun juga karena adanya arus/rel di dalam langit, dapat dikatakan pula pengaruh gravitasi menahan agar tidak keluar orbit arus/rel ini. “Sebelum menciptakan alam semesta, Allah telah mengetahui dengan ilmu-Nya yang qadim, bahwa Dia akan menciptakan udara (bainiyyah), dan akan menciptakan langit di atas udara tersebut, dan akan menciptakan laut dari air (air yang dimaksud air yang berada dilangit, laut di bumi awalnya berasal dari air di langit), dan akan menciptakan roda (bersifat arus atau rel) diatasnya (diatas air dilangit) sebagai kendaraan bagi matahari yang menyinari dunia”. Berdasarkan sistem “jalan-jalan/rajutan/jalinan” maka bisa ada pengertian lain pula tentang “Dia menciptakannya dari mutiara putih dengan ukuran 140 kali ukuran bumi, dan meletakkannya di atas roda (‘ajalah). Roda ini memiliki 860 tali pengikat (‘urwah) dan pada setiap tali itu terdapat rantai dari yaqut merah. Allah memerintahkan 60.000 Malaikat Muqorrobin untuk menarik matahari dengan rantai-rantainya itu”, seperti bahwa tarik menarik gravitasi antar benda-benda angkasa tidak hanya terhadap 2 benda angkasa melainkan ia tiap-tiap pada satu benda angkasa bisa berjumlah banyak tarik menarik gravitasi seperti kemungkinan matahari berjumlah 860 daya tarik menarik hingga dikatakan sebagai “jalan-jalan/rajutan/jalinan, serupa jalinan benang atau rajutan dan juga kemungkinan lainnya lagi, ini bisa menyerupai suatu kaedah perhitungan atau rumusan terhadap sesuatu hal.

Dalil “gunung berjalan seperti jalannya awan” bisa jadi penguat akan adanya rotasi bumi namun bisa pula hanya penguat akan adanya daya ayun bumi. Seperti pergerakan angin yang mendorong awan, maka gunung pula didorong arus yang ada di bainiyyah (jadi materi langit itu berarus/berrel, bainiyyah juga ada arusnya namun apakah arus bainiyyah ini adalah sebenarnya angin atau sebuah bentuk lain pergerakan materi diudara maka perlu diteliti lagi apakah sifat angin dapat melakukan hal tersebut pada gunung, sementara gerakan angin di bumi sudah diketahui bermacam-macam arah), gambarannya gunung serupa seperti banyak sayap baling atau banyak sayap kincir yang tertanam kuat pada inti baling atau kincir tersebut (bumi) agar tidak lepas atau pecah dari intinya dan bila diembus arus di udara maka ia sebagai sayap tersebut akan memutar bumi (membuat bumi berotasi) atau sekedar mengayun bumi saja, jadi maksud gunung berjalan real karena sifat fungsi serupa sayap baling atau kincir dari bumi dan juga ditambah adanya gerak lain gunung dari pergerakan lempeng tektonik, selain itu karena bumi tergantung dan berada diantara materi langit serupa air maka daya dorong atau daya tarik sifat arus dibainiyyah bisa memutarnya atau mengayunnya dengan mudah dan sedikit gaya tarik atau dorong saja karena gunung yang menjadi sayap baling atau kincirnya bumi.

Dalam badan kita ada banyak air, tapi kenapa bila kulit terluka, darah yang keluar? Dalam hati kita ada banyak darah, tapi kenapa bila hati terluka, airmata yang keluar?

Sekarang tinggal mencari materi apa yang keluar dari bumi yang kembali ke langit??? Selain dari amal dan doa.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan Qs. Al Hadiid: 4
[1454]. Yang dimaksud dengan yang naik kepada-Nya antara lain amal-amal dan do´a-do´a hamba.

Maka Beliau berkata; "Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia sedangkan 'arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di didalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi) lalu Dia menciptakan langit dan bumi"

Berdasarkan hal ini kemungkinan pada zat “Kursi” telah terdapat serupa air pula, dan dalam penciptaan langit dan bumi pada sewaktu masih bersatu, sebingkah penuh maka telah terdapat materi awal atau adanya atom hidrogen dan oksigen awal, diantaranya akan membentuk serupa air pada langit dan mengembangkan atau memiliki juga partikel/atom hidrogen dan partikel/atom oksigen dan diantaranya yang lain ia membentuk sesistem tanah diatas air (yang dimaksud serupa air di langit, terjadi bersamaan dengan pembentukan air langit itu pula) dan darinya bumi dibentuk dan diperluas.

Setelah langit tunggal terbentuk dan bumi terbentuk, kemudian terjadi proses pembentukan bainiyyah, dengan adanya cahaya dari langit tunggal maka terjadilah siklus air dari langit ke bumi dan kembali ke langit dan setelah dalam tahap penyempurnaan bumi atau telah ada tumbuh-tumbuhan maka siklus ini juga membawa mikroorganisme dari bumi, selain ada juga akibat letusan gunung berapi dan jatuhnya meteor kelak setelah terbentuknya meteor. Microorganisme ini yang kelak akan menjadi pemicu dan pengikat agar terbentuknya sesistem tanah lain di langit dan darinya sebuah benda angkasa dibentuk dan diperluas dan menjadikannya sistem paralel serupa yang sambung menyambung membentuk benda-benda angkasa lainnya dan akan mengisi penjuru langit terdekat sambil sementara langit mulai membentuk lapisan-lapisannya, setelah kejenuhan didaerah sekitarnya bumi, ia membentuk sesistem tanah yang lain yang kemudian kelak bersamaan ketika terbentuk banyak akan dijadikan sebagai alat pelempar setan, demikian pula kejenuhan ditempat lain-lainnya. Hipotesa ini berdasarkan adanya penemuan banyaknya alga/ganggang sejauh 900 km diatas bumi, kemungkinan siklus tersebut benar-benar membawa microorganisme dari bumi ke langit. Namun hal ini tidak bermaksud membenarkan evolusi manusia, karena terhadap penciptaan manusia ia berbeda caranya.

“Wallis memperoleh sampel meteorit dari peneliti Sri Lankan Medical Research Institute di Kolombo. Sebanyak 628 pecahan batu meteorit diberikan oleh peneliti Sri Lanka. Wallis dan timnya yang melakukan identifikasi sampel-sampel tersebut. Mereka menemukan ada tiga sampel yang tergolong carbonaceous chondrite. Mereka mengonfirmasi bahwa batuan yang dimaksud memang berasal dari pecahan meteorit. Merujuk pada hasil foto elektron fosil alga yang ditemukan, Wallis menegaskan bahwa flagella tipis yang dimiliki oleh fosil alga itu merupakan bukti bahwa mikroorganisme yang melekat di meteorit tersebut telah berevolusi dengan lingkungan yang memiliki gaya gravitasi dan tekanan rendah. Fakta yang mengejutkan dari kajian Wallis dan timnya adalah, semua fosil yang ditemukan di sampel yang dianalisis seluruhnya adalah jenis mikroorganisme perairan tawar yang hidup di Bumi. Alga (ganggang) dapat terbawa udara. Kapan asinnya air baru ada pertama kalinya?”.

Kemungkinan ada pula siklus perubahan serupa air dari bainiyyah (udara) menjadi bentuk terionisasi di langit, lalu diantaranya serupa air dilangit membentuk meteorit kecil es yang juga akan ada yang kembali jatuh ke bumi. Jadi bentukan siklus hujan ada 2 jenis, siklus yang terjadi hanya di bainniyah saja dan siklus yang terjadi pada bumi dan langit. Perkiraan penulis, siklus ini yang keluar dari bumi bisa berupa gas, yang paling mungkin adalah metana atau karbondioksida atau oksigen (udara) itu sendiri. Kemudian ia terionisasi menjadi bentuk plasma gas dingin atau mungkin pula ada wujud kelima air.

Bila kita berkata “dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”, Api dalam rumus kimianya adalah O2, atau oksigen juga, maka sama saja berpendapat Iblis, Syetan dan Jin terbuat dari unsur oksigen dalam wujud plasma (api), tidak heran mereka dapat berjalan dalam aliran darah serupa oksigen yang kita hirup, keluar masuk ke tubuh. Jadi apa rumus kimia tanah, yang manusia terbuat dari tanah? Selain itu berapa umur tertua tanah liat, karena berdasarkan hadis, tanah liat adalah masa awal bumi terbentuk dan yang tertua ada dibawah Kabah, itulah prediksi yang paling mendekati umur dunia. Lalu apakah cahaya punya rumus kimia pula? Apa unsurnya dan apa wujud cahaya itu? Berapa kecepatan materi pecahan cahaya ini? Seperti tersirat pada makna lainnya bahwa ada pecahan atom dan pada cahaya dan ia merupakan cahaya pula, cahaya ini terbungkus cahaya pula. Maka konstanta kecepatan cahaya sekarang pada saint bisa ada yang mengalahinya. Apa konsekuensinya? Tahukah kalian apa konsekuensi geosentris adalah benar? Banyak dalil-dalil astronomi sekarang akan hancur dan dalil-dalil evolusi akan hancur pula serta filsafah/ideologi ikutannya akan runtuh pula. Namun bisa pula perhitungan heliosentris dan geosentris, masing-masing dipakai pada skala dan tempatnya tertentu pula.

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Qs. An Nuur: 35

Disini penulis bukan ingin menentang saint, penulis hanya ingin berkata bila sudut pandang kita adalah saint menjelaskan nash, maka ia mempunyai batasan sebatas apa adanya penemuan saint pada masa tersebut saja namun bila kita selalu berpatok nash menjelaskan saint maka batasannya adalah sampai puncak ilmu pengetahuan yang diberi Allah untuk manusia, sudut pemikirannya bisa jauh lebih kedepan dari batasan saint yang ada saat ini. Namun itupun juga sejauh mana bila faham akan nash bernilai benar dan sejauh mana kedalaman ilmu, bahasa dan tafsir dalam lingkup nash tersebut. Prinsip ini berbeda dari orang-orang yang hanya pandainya mengolok-olok agama Islam saja. Takwil berdasarkan nafsu bahwa Islam adalah salah, Quran bukan Wahyu.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. QS. Ali 'Imran: 7

Penulis pun belum tentu punya pemahaman dalil yang bernilai benar, jadi berharap ahli-ahli ilmu dari kalangan Islam lah yang lebih giat dalam meneliti kedalaman kandungan pada nash.

Cuplikan literatur
Ilmu di Seluruh Penjuru Langit dan Bumi
Benar sekali bahwa hidup adalah perjalanan untuk mencari ilmu, setiap hal setiap detik, yang kita lewati pada hakikatnya mengandung hikmah dan pelajaran bagi orang yang mau memikirkan. Saat ini sudah memasuki musim hujan, entah berangkat maupun pulang kerja sering kali harus menggunakan perlengkapan perang yaitu jas hujan, sendal jepit, dan kresek besar agar bisa berangak atau pulang dan lappy serta barang-barang dalam tas yang lain tetap aman. Dari hujan pun saya menyadari bahwa Allah itu sungguh Maha Pemurah, Maha Mengatur, Maha Berkuasa. Setiap saya berangkat dan pulang saya melewati sawah-sawah yang terbentang luas, yang saat ini sedang memasuki musim tanam. Dan tadi sore saat hujan saya berpikir tentang banyak hal sepanjang jalan pulang.

Coba bayangkan, siapa yang menciptakan air??? Air yang hakikatnya hanyalah 2 macam atom H dan O yang tidak telihat dan saling berikatan menjadi hal yang paling vital dalam kehidupan umat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa air, dan Allah menurunkan GRATIS dari langit dan mengeluarkannya GRATIS pula dari dalam tanah. Dengan air, tumbuh-tumbuhan padi, gandum, buah, sayur, tumbuh dan berbuah menjadi makanan untuk manusia. Siapakah yang membuat tanaman itu berbuah??? Usaha manusiakah??? Atau Kemurahan Allah??? Bukankah bisa saja tanaman yang berbuah banyak tiba-tiba diserang hama menjelang panen? Sungguh manusia itu hanya bisa berusaha, sedang hasilnya adalah karunia dan Kemurahan serta Kasih Sayang Allah.

Hasil tanaman satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda dan sungguh itu semua adalah karena Allah hendak melebihkan satu orang dari yang lainnya, Allah menentukannya dengan kadar yang berbeda. Seraya turunnya tiap tetes air hujan Allah menurunkan rahmat-Nya untuk bumi, untuk manusia dan semua makhluk ciptaan-Nya. Bukankah Allah sungguh Maha Pemurah??? Allah-lah yang mencukupkan semuanya untuk manusia, Allah pula berkuasa untuk mencabut segalanya dengan secepat kedipan mata.

Pernahkan terlintas dalam renungan, semua yang kita miliki benar-benar milik-Nya. Lalu masih layakkah kita bersedih atas kehilangan sesuatu??? Bukankah kehilangan kita juga atas izin Allah??? Dan bukankah apa-apa yang hilang dan diikhlaskan akan diganti yang lebih baik??? itu janji Allah. Janji yang pasti.

Dan masih pantaskah kita tidak bersyukur??? setiap helaan nafas adalah hal yang harus disyukuri, karena berarti kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk menyiapkan bekal untuk perjalanan menuju akhirat. Seringkali karena kesedihan yang sedikit manusia jadi lupa bersyukur.

Dari hujan sepanjang perjalanan ini saya berpikir begitu banyak, begitu banyak nikmat yang Allah karuniakan pada manusia, pada saya khususnya. Lalu jika saya masih malas-malasan beribadah, menunda-nunda shalat padahal suara azan sudah terdengar, berat untuk menambah beberapa lembar bacaan tilawah sesudah shalat, kadang memilih untuk menyanyi daripada untuk dzikir ataupun sekedar murajaah….ohhh.. betapa tidak tahu diri kamu yaninda.

Hey you.. kalau you jadi gubernur memanggil anak buah untuk pertemuan jam 8, dan anak buahmu datang jam 9 bagaimana reaksimu??? Ini Allah yang memanggil. Untung Allah itu Maha Pengampun, tidak langsung marah dan menghukum hamba-nya walau sering menunda sholat. Maluuuu… beneran malu sama Allah… Selama ini dari 5x dalam sehari waktu sholat, mungkin cuma 3 atau 4x yang di awal waktu. entah ada aja yang bikin salah satu molor. Tilawahpun gak pasti, kadang bisa sehari se-juz kadang 2 atau 3 lembar, kadang malah lewat… Astaghfirullah.

Padahal Allah itu gak butuh. Gak butuh sholat-mu, tilawahmu, dzikirmu. Gak butuh!!!
Kamu yang butuh, Kamu yang butuh, Kamu yang butuh!!!
Pikir baik-baik. Renungkan baik-baik.
Apa bekalmu kelak???
Berapa banyak nikmat yang kamu terima???
Berapa nikmat yang kamu syukuri???
Berapa yang kamu sedekahkan???
Bagaimana Sholatmu??? Qiyamul Lail-mu??? Dhuha-mu??? Rawatibmu???
Bagaimana Puasa sunnah-mu???
Bagaimana tilawahmu??? Hafalanmu???
dan
Apakah seimbang ibadah-mu dibandingkan nikmat yang kamu terima????
sungguh ibadahmu hanyalah kewajibanmu sebagai hamba, dan sebagai hamba sungguh pengabdian dan syukurmu itu SANGAT KURANG. Camkan lah baik-baik….

*edisi menahan lelahan air mata sambil ngetik
oleh http://lovelyninda.wordpress.com/2013/12/23/ilmu-di-seluruh-penjuru-langit-dan-bumi/

Inilah beberapa alasan kenapa penulis mengambil teori ini berdasarkan faham penulis saja kepada nash, bila salah maka ia kesalahan penulis, Allah SWT kemudian RasulNya berlepas dari apa yang penulis tulis ini.

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya matahari tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seseorang, kecuali untuk Yusya’. Yaitu pada malam–malam dia berjalan ke Baitul-Maqdis (untuk berjihad)” [HR. Ahmad 2/325 no. 8298; shahih]

Ini kisah klo tidak salah Joshua/Yosua, nabi Israel atau ada yang mengatakan bahwa ia adalah murid nabi Musa as saat dibawa dalam perjalanan bertemu Khaidir. disebutkan matahari tidak terbenam dari siang/sore sampai walau pada saat itu harusnya sudah malam kalau waktu normal (matahari tidak ditahan), dilihat dari disebutkan penyandaran kata-kata malam “pada malam–malam dia berjalan ke Baitul-Maqdis” ketika Joshua/Yosua sampai didekat atau masuk di Baitul Maqdis yang sebenarnya hari normalnya harusnya sudah malam, namun masih sore karena matahari ditahan dan menjadi penyebab siang dan malam adalah penyandaran pada matahari.

Sebagai penutup telah dijelaskan nash bahwa akan ada perbedaan pendapat pada umat akan hal ini.

7. Demi langit yang mempunyai jalan-jalan/jalinan/rajutan[1415],
[1415]. Yang dimaksud adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet ataukah langit memang punya jalan buat orbit tetap tiap benda angkasa.
8. sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat. Adz Dzaariyaat

Kecuali … diayat 9

Kitab kejadian
1:1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (pen:dari satu kemudian berpisah)
1:2Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (pen: bumi masih mati, belum sempurna hidup)
1:3Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
1:4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. (pen: Dibuatnya cahaya masih dalam wujud gas panas, langit tunggal berwujud gas/asap, saat berpisahnya bumi dan langit tunggal dengan adanya bainiyyah)

1:6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." (bainiyyah sebagai pemisah antara langit dan bumi, disebut sebagai cakrawala disini, dan air juga telah disifati dua jenis, air di bumi dan air di langit)

1:7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. (langit pun disifati atau memiliki seperti air)

1:8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. (pen: disini bainiyyah ini dinamakan juga cakrawala atau juga sebagai langit, sama seperti nash yang mengatakan hujan diturunkan dari langit artinya atmosfir sudah dianggap termaksud salah satu lapisan langit namun pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, tetap disebut bainiyyah/cakrawala di dalil lain pada nash atau ada makna kedua berbeda diantara dua nash diatas)

1:9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. (pen: air laut tidak dibuat tersebar dan menyebar seperti air di langit melainkan hanya berkumpul pada satu tempat)
1:10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1:12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
1:14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, (pen: matahari dan bulan belakangan tercipta daripada bumi, kalau bumi dahuluan tercipta dan bumi yang dianggap berevolusi pada matahari, maka sebelum matahari tercipta, bumi berevolusi pada apa dong?)
1:15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
1:16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. (pen: bintang-bintang belakangan juga tercipta daripada bumi)
1:17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (pen: siang dan malam dinisbahkan ke matahari dan bulan sebagai penguasanya, perkataan umum dari dulu dan sehari-hari sunset, sunrise, matahari terbenam dan matahari terbit itu adalah jenis perkataan makna geosentris)

Kitab Ayub
9:5Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; (pen: gunung berjalan juga di alkitab)
9:6yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; ((6) Allah membuat gempa sampai bumi berguncang, dan tiang penyangga dunia bergoyang-goyang), (pen: dari kesimpulan pendapat beberapa ulama terdahulu bahwa langit tanpa tiang ikut dapat bergoyang pula bila pusatnya (bumi) bergoyang karena gempa atau hal lainnya, sesuai pula dengan untuk selarasnya Kabah di bumi dengan yang ada dilangit)
9:7yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai; (pen: lagi matahari diperintahkan berhenti terbit, termaksud penisbahan siang dan malam kepada matahari)
9:8yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut (pen: disebutkan juga tentang pemuaian langit atau teori bigbang, seorang, satu bukan tiga)

Mazmur 104
104:1 Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar ! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak,
104:2 yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda, (pen: yang melebarkan/memuaikan langit seperti atap)

Mazmur 93:1
*ITB* TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang
kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang
*ITL* Bahwa Tuhan yang memegang perintah, dan Iapun berpakaikan kemuliaan, ia itulah perhiasan Tuhan, dan kuasa itulah mengikat pinggangnya. Maka bumi ini telah tetap, tiada ia akan bergoncang.
*KJV* The LORD reigneth, he is clothed with majesty; the LORD is clothed with strength,
wherewith he hath girded himself: the world also is stablished, that it cannot be moved.
** יְהוָה מָלָךְ גֵּאוּת לָבֵשׁ לָבֵשׁ יְהוָה עֹז הִתְאַזָּר אַף־תִּכֹּון תֵּבֵל בַּל־תִּמֹּֽוט׃

Kata 'kun' dalam bahasa ibrani tegak, tidak miring seperti anggapan ilmuwan tanda kutip. Sementara kata 'mo' dalam bahasa Ibrani, gerak. Ayat tersebut di atas ingin memberitahukan kita bahwa bumi TEGAK dan TIDAK BERGERAK, tidak berputar pada porosnya dan tidak berotasi mengelilingi matahari.

Dari Abu Dzar  bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Alloh dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya: ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”
Takhrij Hadits :
  • Diriwayatkan oleh Bukhari 4802,3199,7424,7433, Muslim 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya 460, Ahmad dalam Musnadnya 5/145,152,165,177, Abu Dawud 4002, Tirmidzi 3227, Nasa’i dalam Sunan Kubra 11430, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah 4292, 4293, dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar z.
  • Abu Isa At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.” Al-Baghawi berkata, “Hadits shahih menurut syarat Muslim.”

Dari Abu Dzar Al-Ghifariy RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya matahari itu terbenam dan dia bersujud di bawah ‘arsy Allah. Hampir-hampir saja matahari tidak diizinkan lagi untuk terbit. Maka terbitlah dia dari arah barat!”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Telah menceritakan kepada kami ‘Ayyasy bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Al A’masy dari Ibrahim At Taimi dari Ayahnya dari Abu Dzar berkata: “Aku bertanya kepada nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- mengenai kutipan ayat: ‘(dan matahari berjalan di persinggahannya)’ (Qs. Yasin: 38), beliau berkomentar: ‘Persinggahannya (persinggahan matahari) adalah di bawah ‘Arsy‘”. (Hadits shahih didalam Kitab Shahih Bukhari nomor 6881)

(BUKHARI - 2960) : Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Ibrahim at-Taymiy dari bapaknya dari Abu Dzar radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abu Dzar ketika matahari sedang terbenam: "Tahukah kamu kemana matahari itu pergi?". Aku jawab; "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu". Beliau berkata: "Sesungguhnya dia akan terus pergi hingga bersujud di bawah al-'Arsy lalu dia minta izin kemudian diizinkan dan dia minta agar terus saja bersujud namun tidak diperkenankan dan minta izin namun tidak diizinkan dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah ke tempat asal kamu datang". Maka matahari itu terbit (keluar) dari tempat terbenamnya tadi". Begitulah sebagaimana firman Allah QS Yasin ayat 38 yang artinya: (Dan matahari berjalan pada tempat peredarannya (orbitnya). Demikianlah itu ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) ".

Hadis ini selain menjelaskan tentang akan terjadinya “matahari terbit dari barat” juga menceritakan tentang matahari dalam sudut pandang pihak/makhluk ketiga (sudut pandang matahari itu sendiri) bukan sudut pandang dari manusianya. Perlu halnya diketahui dalam melihat sudut pandang, umumnya terbagi tiga hal yaitu, sudut pandang Pencipta, sudut pandang Subjek dan sudut pandang Objek. Jadi dalam hadis seperti ini, harus pula dipahami maknanya dalam sudut pandang Allah sebagai pencipta, juga melihat sebagai/andaikan seperti dalam sudut pandang matahari dan dalam sudut pandang manusia, penulis biasanya menyebut hal ini “melihat dan memahami segala sisi dan dalam hubungan timbal baliknya”, bisa saja ada sisi lainnya pula.

Dalam sudut pandang Allah sebagai Pencipta, demikianlah adanya tabir ini, Kita dapat mengimaninya dengan batasan tabir ghaibnya. Soalnya yang dapat mengetahuinya hanya Allah SWT dengan matahari itu sendiri, dan mungkin juga makhluk ghaib lainnya yang bersidimensi sama dengan prihal keghaiban ini, seperti Malaikat. Namun bisa pula sebenarnya tabir yang ini dapat dilihat manusia secara nyata dalam dimensi manusia dan ada dibuka dalam dalil-dalil lainnya yang mungkin saja belum kita fahami secara mendalam.

Dalam sudut pandang pihak ketiga, Matahari mungkin akan menjawab begini, apa kau adalah aku, aku adalah kau, itu prasangka dirimu dalam sudut pandangmu sendiri sebagai pihak kesatu, bila tidak bisa melihat atau kau ragu aku melakukan sujud, coba kau jadi diriku maka kau tahu aku sujud kepada Penciptaku dan kau juga akan tahu bagaimana cara aku sujud. Kita makhluk berbeda, maka cara sujud Kita berbeda. Kalau aku berkata aku sujud sambil berjalan, kau akan bingung, kalau aku berkata aku sujud sambil diam, kau juga bingung, karena kau bukan aku dan tidak tahu cara aku bersujud. Kalau kau berkata tentang aku, “matahari bersujud dengan cara diam”, eh… apa kau sejenisku matahari juga, hingga tau cara aku bersujud, Kalau kau berkata tentang aku, “matahari bersujud dengan cara tetap berjalan”, eh… apa kau golongan bangsaku “matahari juga”, hingga tau cara aku bersujud. Maka penulis hanya berkata “tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah”, hanya kepada Allah tabir ini dikembalikan, hanya pertolongan Allah yang dapat membukanya.

Hampir-hampir penulis mau berkata kepada mereka yang mengolok-olok, hai … kalau begitu, kau matahari ya, bukan manusia, dong! hingga tahu matahari tidak sujud, logikamu matahari selalu beredar tidak pernah berhenti, maka kau menganggap matahari tidak sujud, padahal bisa saja, matahari sujud sambil berjalan atau sujud sambil diam dan atau bisa pula matahari sujud secara diam, namun hitungan kecepatan diamnya berbeda dengan kau, kau memakai jam, menit dan detik, sementara matahari bisa memakai jam kecepatan cahaya atau bahkan lebih dari itu atau kecil dari itu, maka kau tidak melihat kecepatan sujud matahari ini, karena terbatasnya dan ada batasan ruang lingkup kecepatan dirimu dalam melihat. Jadi kau …. adalah matahari juga kan, karena kau merasa tahu? Kalau kau balik menanya ke penulis, penulis akan menjawab, kami bersandar kepada Allah SWT dan rasulNya dalam hal ini, bila Tuhan mewahyukan seperti itu, demikianlah adanya iman Kami, “Kami dengar dan Kami patuh”.

Dalam sudut pandang manusia, ada pertanyaan kalau memang hakikatnya matahari pergi pulang ke arsy tiap hari, dalam logika kita manusia di muka bumi, tentu harus ada masa di antara dan di dalam 24 jam bumi tidak mendapat sinar matahari dan juga alam semesta. Namun separuh manusia yang melata di muka bumi ini selalu dalam keadaan melihat matahari. Matahari tidak pernah tenggelam dari pandangan seluruh manusia di sekeliling bumi. Matahari hanya kelihatan terbit buat segelintir orang yang kebetulan berada pada posisi matahari terbit. Demikian juga matahari hanya terbenam dalam pandangan manusia yang kebetulan berada di belahan bumi yang sebentar lagi membelakangi matahari. Dan semua itu terjadi bergantian. Tapi sesungguhnya matahari tidak pernah absen dari kita. Yang terjadi sesungguhnya, manusia lah yang absen dari matahari dengan membelakanginya. Jadi kapan sujud matahari itu?

Maksudnya kalau matahari melakukan sujud dibawah Arsy berarti matahari harusnya terlihat seperti akan stop-stop tiap detik waktu sesuai adanya pemakaian waktu untuk sujudnya dilihat dari bumi, Ya .. dalam pandangan sepihak. Bila hal ghaib ini juga jelas dapat dilihat atau dapat diukur dalam dimensi manusia, berarti akan ada bentuk lain pergerakan yang memungkinkan tafsir ghaib tersebut dapat ditafsiri manusia secara saint (kauniyah). Namun bila tetap ghaibnya, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin/pertolongan Allah yang dapat membukanya/melihatnya.

Jadi bila demikian harusnya ada satu sela masa dimana membuktikan matahari sujud dibawah arsy? Ya … susah dijelaskan kalau ini masih ditabirkan oleh Allah, namun kalau telah dibukakan tabirnya tentu akan terlihat hal tersebut. Masalahnya apakah dapat dilihat dalam sudut dimensi manusia dan apakah hal ini berlaku tiap detik gerakannya (pen: detik hanya hitungan gambaran kata-kata penulis, soalnya hitungan terkecil waktu umumnya dipakai manusia adalah “detik”) atau hanya berlaku suatu masa (periode) tertentu secara berkala (periode) atau tidak pula.

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS.Al-Isra’:44)

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Alloh bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, dan sebagian besar daripada manusia (QS.Al-Hajj:18)

Mungkin timbul pertanyaan: Kalau matahari sujud, lantas bagaimana sujudnya?
  • Imam Nawawi berkata, “Adapun sujudnya matahari, maka hal itu dengan perbedaan yang diciptakan Alloh baginya.” Syarh Shahih Muslim 2/197
  • Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Setiap makhluk sujud karena keagungan Alloh baik suka maupun terpaksa. Dan sujudnya segala sesuatu itu berbeda-beda sesuai dengan pribadinya masing-masing.” Tafsir Al-Qur’an al-Azhim 5/398
  • Al-Kaththabi berkata, “Dalam hadits ini terdapat informasi bahwa matahari sujud di bawah Arsy. Hal itu tidak mustahil bisa terjadi ketika dia melewati Arsy dalam peredarannya.” Syarh Sunnah 15/95-96, al-Baghawi
  • Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata, “Seluruh makhluk bersujud dan bertasbih kepada Alloh dengan tasbih dan sujud yang diketahui Alloh sekalipun kita tidak mengerti dan mengetahuinya.”  Majmu` Fatawa wa Maqalat 8/295
  • Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, “Hadits ini menunjukkan bahwa makna (لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا) adalah tempat peredaran, karena dia sujud di bawah Arsy. Kita tidak mengetahui bagaimana sifat sujudnya, sebab matahari tidak sama seperti manusia sehingga sujudnya bisa disetarakan dengan sujudnya manusia, bahkan dia adalah makhluk yang lebih besar. Oleh karena itu, janganlah muncul pertanyaan kepada kita: Apakah matahari sujud sambil berjalan ataukah berhenti dahulu? Bagaimana matahari sujud dan meminta izin kepada Alloh sedangkan dia terus berjalan dalam orbitnya?!!”  Tafsir Surat Yasin hal.137
  • Syaikh Abdur Rahman al-Mu`allimi berkata, “Bagaimanapun sifat sujudnya matahari, yang penting hal itu menunjukkan kepada kita akan kepasrahan dan ketundukannya yang sempurna terhadap perintah Rabbnya selama-lamanya. Barangkali saja tenggelamnya matahari ke arah bawah seperti dalam pandangan mata kita itu yang dimaksud dengan sujudnya matahari.” Al-Anwar al-Kasyifah hal.294

Ada perkataan bernada seperti ini :
- “Dan keindahannya tampak bagi penduduk bumi. Setiap harinya matahari itu berhenti di atas khatulistiwa di atas Ka’bah, karena ia adalah pusat bumi” = Pada dalil ini menyatakan bahwa matahari itu indah dan keindahan matahari terlihat oleh para penduduk bumi. Matahari itu setiap hari selalu mengelilingi bumi, namun dia suka berhenti dulu tepat di atas Khatulistiwa yakni di atas Ka’bah, Mekkah Al-Mukarromah. Matahari berhenti beredar di atas Ka’bah karena matahari tahu bahwa Ka’bah adalah pusat bumi.

- “Dan berkata: ‘Wahai para malaikat Tuhanku, sesungguhnya setiap kali sampai ke tempat yang sejajar dengan Ka’bah yang merupakan kiblat mukminin ini, aku malu kepada Allah -’Azza wa Jalla- untuk melewatinya.” = Ini adalah dalil bahwa matahari bisa berbicara, kepada siapa? Yakni kepada para Malaikat Muqorrobin yang bertugas menarik matahari di atas roda. Matahari yang sedang berjalan di langit, sengaja dia mogok dulu ketika dia melihat Ka’bah tepat di bawahnya. Makanya matahari curhat kepada para Malaikat Muqorrobin supaya dia mogok dan belum mau melanjutkan perjalanannya, karena dia merasa malu kepada Allah ketika dia melewati Ka’bah, Mekkah Al-Mukarromah.

Kemudian disisi lain ketika berbicara tentang sujudnya matahari dibawah Arsy, mereka berkata mataharikan selalu berjalan/beredar, kapan ia diam. Atau mengatakan matahari beredar siang hari saja, sementara malam tidak karena melakukan sujud. Nah kan jadi rancu. Diatas bilang matahari berhenti diatas Kabah pada tengah hari, ketika bicara tentang sujudnya matahari, bilang matahari selalu jalan atau matahari jalan pada siang hari dan sujud diwaktu malam saja. Materinya bukan ingin mengajak memahami dan memaparkan maknanya tapi hanya ingin membuat mengembang dengan batasan agar membingungkan atau menyesatkan orang lain yang membacanya terhadap faham agama orang yang membacanya. Tapi biasanya seorang muslim malahan bisa jadi akan mendapat hikmah, manfaat dan ilmu pemahaman lebih dalam terhadap agamanya dari sebab-sebab perbuatan itu dan mereka tidak mendapat manfaatnya melainkan akan menambah kejelekan diri sendiri. Sebagai wahyu dari Allah SWT, akan ada masanya nash akan membela dirinya. Dan itu perlu kau.. ya kau.. umat islam, untuk membelanya.

Terlepas hal tersebut, pertanyaan mendasar apakah ini bisa dijabarkan secara saint, kemungkinannya ada sih berdasarkan dalil-dalil yang mendukungnya namun ini berdasarkan faham penulis terhadap dalil-dalil itu sendiri dan belum tentulah faham penulis ini adalah bernilai benar juga, jadi ini lagi-lagi bersifat hipotesa semata. Point-pointnya adalah :

Berdasarkan bagian hadis diatas dijelaskan bahwa matahari setiap kali sampai ke tempat yang sejajar dengan Ka’bah ia akan sejenak berhenti, disini point pentingnya sejajar dan setiap kali sampai yaitu pada tengah hari.

Berdasarkan hadis lain bahwa kabah adalah pusat lapisan 7 bumi dan lapisan 7 langit, dan juga hadis lain tentang Ka'bah itu adalah sesistem tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442] Qs. Ar Rahmaan : 17
[1442]. Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.

Istiwa A'zham (Persinggahan Utama) - Saat Matahari di Atas Ka'bah




Dalam satu tahun masehi, matahari singgah dua kali tepat di atas Ka’bah. Hal ini merupakan pengetahuan yang sudah tua umurnya. Namun sepertinya masyarakat awam tidak banyak yang mengetahui. Dalam bahasa arab disebut sebagai peristiwa Istiwa A’zham (Persinggahan Utama).

Dengan kata lain, di mana pun kita berdiri, sepanjang masih berada di antara garis lintang 23,44 LU hingga 23,44 LS,  akan terjadi situasi di mana Matahari bakal tepat berada di atas kepala kita dalam dua kesempatan berbeda setiap tahun Masehi (Tarikh Umum). Jika hal ini terjadi, tak ada benda yang berdiri tegak lurus muka Bumi atau paras air laut rata-rata yang memiliki bayangannya saat Matahari mencapai puncak kulminasinya.

Jadi, "hari tanpa bayangan" tak hanya sekedar terjadi di garis khatulistiwa saja. Bagi Jakarta, misalnya, fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi setiap tanggal 4/5 Maret dan 8/9 Oktober.
Kabah sebagai pusat kota suci Mekkah terletak pada garis lintang 21,427 LU sehingga juga mengalami fenomena hari tanpa bayangan yang sama, yakni pada tanggal 27/28 Mei pukul 12.17 dan 14/15 Juli pukul 12.27 waktu Mekkah setiap tahunnya.

Namun, dengan konsepsi kiblat sebagai lingkaran berdiameter 45 km yang berpusat di Kabah,  fenomena tersebut bakal terjadi pada 26-28/27-29 Mei dan 13-15/14-16 Juli, bergantung apakah tahun Matahari yang sedang dijalani merupakan tahun kabisat atau bukan. Rentang waktu ini merupakan konsekuensi dari bergesernya proyeksi posisi Matahari di muka Bumi sebesar rata-rata 20 km/hari ke arah utara/selatan dari suatu tempat dalam kulminasi atasnya.

Inilah waktu di mana Matahari memerankan dirinya sebagai penjaga kiblat (qibla-keeping) sehingga setiap titik di muka Bumi yang tersinarinya dapat menyejajarkan arah kiblat setempatnya dengan leluasa. Peran ini sebenarnya juga bisa dilakukan oleh Bulan mau pun benda langit lainnya seperti planet-planet dan bintang-bintang tertentu. Namun, dengan dominasi Matahari sebagai pusat tata surya sekaligus benda langit terbenderang bagi Bumi,  kedudukan Matahari sebagai penjaga kiblat jauh lebih menonjol.

Peristiwa ini menyuguhkan banyak makna. Salah satunya adalah bahwa hanya dengan perpindahan kiblat inilah di hari-hari ini kita dapat menikmati peranan Matahari sebagai penjaga kiblat yang berkesinambungan. Hal ini takkan terjadi jika kiblat masih ada di Baitul Maqdis. Sebab, dengan lokasinya di garis lintang 31,78 LU,  tempat ini takkan pernah mengalami situasi hari tanpa bayangan sepanjang masa.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Mei (atau 27 di tahun kabisat) pukul 12:18 waktu Mekah dan 16 Juli (atau 15 di tahun kabisat) pukul 12:27. Artinya, semua orang yang bisa melihat matahari pada saat itu dan menghadapkan wajahnya ke sana telah menghadapkan wajahnya ke kiblat. Atau jika kita melihat bayangan benda yang tegak lurus di atas tanah, maka bayangan tersebut akan membentuk garis arah kiblat.

Bagi yang di Indonesia, waktu kejadian tersebut adalah 28 Mei jam 16:18 WIB dan 16 Juli jam 16:27 WIB. Jadi, bagi yang ingin mengecek atau melihat benar tidaknya arah kiblat yang digunakan selama ini silakan keluar pada waktu tersebut dan lihat matahari (atau bayangannya)

Kesimpulannya :
Bila dikatakan Kabah sebagai tempat bumi diperluas, sebagai pusat bumi, kemudian nyata pula ada sejajarnya dengan matahari hingga matahari berhenti setiap kali sampai (tengah hari), maka point edar (titik semu orbiter) matahari dimana kedua tempat terbit matahari dan kedua tempat terbenamnya jelas pula bisa diketahui, dengan sudut pandang manusia atau perhitungan melihat dan mengamati dari Kabah dan saat sejajarnya matahari dengan kabah. Dan ingatlah bahwa dalam satu tahun masehi, matahari singgah dua kali tepat di atas Ka’bah, dan juga adanya sudut miring/tidak tegak lurus/ayunan dari poros bumi, bukankah sangat jelas ada makna lain pula pada “Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442] Qs. Ar Rahmaan : 17”. Maka nyatakan letak kedua tempat terbit dan kedua tempat terbenamnya matahari dapat diketahui, di point edar (titik semu orbiter) matahari yang mana koordinat, jarak dan hitungannya pada waktu terjadinya peristiwa tersebut, maka itulah benar-benar yang dinamakan “titik terbit dan terbenam matahari yang ada di langit” namun hitungan ini hanya berlaku bila geosentris adalah yang lebih tepat dan kemudian pula dikondisi wilayah/daerah yang mana dibumi dalam sudut pandang bumi yang dimaksud sebagai wilayah terbit dan wilayah tenggelam matahari berdasarkan 2 tempat terbit matahari dan kedua tempat terbenamnya sebagai kondisi real di bumi. Ada pembedaan makna dan pengkhususan wilayah untuk langit dan juga ada khusus untuk bumi.

Untuk wilayah lain pada saat sejajar matahari di tengah hari, ia harusnya gugur karena bukan pusat bumi.

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya Qs. Ar Rahmaan : 17

Maka kemungkinan paling sedikit bisa jadi ada 3 makna pada ayat ini :

  1. Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin
  2. Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah menyangkut adanya 2 titik pada garis semu orbiter matahari sebagai benar-benar wilayah khusus untuk dinamakan/penamaan dari 2 tempat terbit dan 2 tempat terbenam matahari, namun ini adalah wilayah perhitungan geosentris.
  3. Maksud dari dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya adalah 1.Menyangkut adanya titik pada garis semu orbiter matahari sebagai benar-benar wilayah tempat terbit dan terbenam matahari (ada di langit) dan juga 2.Menyangkut pula adanya titik khusus pada daerah di bumi sebagai benar-benar wilayah tempat terbit dan terbenam matahari dalam sudut pandang manusia dan untuk makhluk bumi (ada dibumi).

Bisa jadi wilayah/daerah/lokasi titik pandangan manusia saat 2 tempat terbitnya matahari (timur) di bumi adalah wilayah yang banyak setan dari jenis manusianya pula, seperti ada di :

(BUKHARI - 3032) : Telah bercerita kepada kami Muhammad telah mengabarkan kepada kami 'Abdah dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika alis (bagian lingkar luar) matahari mulai terbit janganlah kalian shalat hingga terang (selesai masa terbitnya), dan jika alis matahari mulai terbenam janganlah kalian shalat hingga benar-benar telah hilang (terbenam), dan janganlah kalian menunggu untuk shalat saat terbitnya matahari atau saat terbenamnya, karena saat seperti itu dia terbit pada dua tanduk syaitan", ('Abdah bin Sulaiman) berkata; "atau asy-syaitan (definitive), aku tidak tahu mana yang dikatakan oleh Hisyam.

Sahih Bukhari, Volume 4, Book 54, Number 494: Diriwayatkan Ibn Umar: Rasulullah bersabda, “Ketikan bagian pinggiran (atas) matahari terlihat (di waktu subuh), jangan melakukan sholat sampai matahari sepenuhnya terlihat, dan ketika bagian pinggiran (bawah) matahari terbenam, jangan melakukan sholat sampai matahari terbenam seluruhnya. Dan kamu seharusnya tidak sholat pada saat matahari terbit dan terbenam karena matahari terbit diantara kedua sisi kepala dari iblis (atau Setan). (pen: untuk yang ini jangan diambil perhatian, karena ini termaksud praduga dan berburuk sangka, ini maksudnya sekedar pembelajaran saja bagi Kita semua, karena yang dimaksud kemungkinan besar adalah setan yang bertabir, bukan dari golongan manusianya)

Hitungan ini hanya bisa berdasarkan prinsip geosentris
1.      Bila dianggap posisi 0o derajat di Kabah, maka bila hitungan biasa 12 jam siang dan 12 jam malam, maka apakah wilayah posisi terbit ini?, bila berpatokan dengan matahari ketika sejajar di Kabah, maka yang dibalik sejajarnya pada bagian bumi yang malam adalah benua Amerika (+12 jam), dan hampir pas membagi 2 benua Amerika, ini diasumsikan bahwa revolusi full matahari terhadap bumi adalah 1 hari dan bumi dalam keadaan diam tidak berotasi, apakah bulan 1 hari pula berevolusi dan rotasi bulanlah selama 1 bulan agar terjadi fase-fase bulan? (masih tabir apa geosentris adalah saint yang benar dan masih tabir hitungan geosentris yang tepat), jadi batasan tempat terbenam (finish) dalam sudut pandang matahari sendiri adalah tempat sujudnya hingga mencapai batasan tempat terbit (star) tersebut, seperti modeling lapangan lari. Kecepatannya adalah kecepatan dari matahari sendiri, jadi dalam sudut pandang manusia, adakah sela terdiam sejenak dari batasan -12jam ke +12jam yang selisih sedetik ini bila dilihat dalam dimensi manusia.
2.      Bila 12 jam siang yang dibagi tengah atau +6 jam dari Kabah, maka akan kena Indonesia bagian timur, Jepang, Korea, Australia namun titik tengahnya sepertinya laut, asumsi geosentrisnya kecepatan rotasi bumi adalah 2 kali dari kecepatan revolusi matahari terhadap bumi atau kecepatan revolusi matahari = kecepatan rotasi bumi atau hitungan yang lainnya. Disini sama dengan pembanding bahwa sujud matahari adalah ketika pergerakan terbenam hingga batas terbitnya matahari (matahari sujud sepanjang malam hari dan dalam tabir caranya), bulan melakukan kebalikkannya. Lihat pula apa ada perubahan kecepatan gerak matahari sebelum detik-detik matahari terbit.
3.      Tapi kalau ternyata itu adalah +3 jam, sepertinya masuk wilayah Khurasan (asumsi ini dibangun berdasarkan salah satu kemungkinan dari varian lain terhadap hitungan geosentris. Walaupun akan ada beberapa titik tempat terbit dan terbenamnya pada orbiter matahari selama revolusi matahari ke bumi namun yang asli atau dimaknai yang benar adalah titik yang sama dari sudut tengahnya sejajar Kabah.
4.      Dan terakhir adalah sudut pandang pada sejauh kemampuan mata manusia yang memandang dari Kabah sebagai pusat pengamatan terhadap pandangannya tempat terbit matahari tersebut atau tempat/wilayah dibumi yang dianggap tempat terbitnya matahari dalam pengamatan di Kabah.

Penulis berasumsi saja, soalnya tidak melihat secara langsung atau pakai hitung-hitungan dan jangan diambil perhatian, karena ini termaksud praduga jelek dan berburuk sangka. Sekedar sebagai pemahaman makna akan beberapa kemungkinan dari kedalaman isi dalil-dalil agama.

(BUKHARI - 6563) : telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Yusuf dari Ma'mar dari Az Zuhri dari Salim dari ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau berdiri ke samping mimbar dan bersabda: "Fitnah muncul disini, fitnah muncul disini, (yaitu) dimana tempat tanduk setan muncul, " atau beliau mengatakan: "tanduk matahari."

Disini jadi jelas pula, bahwa point pada titik semu orbiter matahari yang khusus itu adalah sebagai tempat terbenamnya, yang bisa berarti pula daerah itu adalah tempat bersujud matahari dibawah Arsy ketika terbenam dan ada hadis pula yang menyatakan pintu tobat ada di barat (kedua-duanya adalah batasan tabir), kemudian matahari dan bulan terbenam dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan tidak ada retaknya, maka ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak diterima amal yang baru sesudah tertutup pintu itu. Tempat terbenam adalah tempat sujud matahari dan juga ada terdapat pintu taubat disekitar sana, sedangkan tempat terbit adalah tempat atau antara 2 tanduk Syetan.

Lalu bagaimana dengan matahari yang sujud dibawah Arsy, apakah diam atau berjalan. Penulis juga tidak tahu, namun mungkin pula bisa disimpulkan.

Bisa jadi ayat ini bagian alkitab yang benar (asli) namun penulis tidak membenarkan dan juga tidak menolak karena gugur tidaknya dalil alkitab sebagai penguat juga dilihat dari nash, masalahnya saat ini penulis masih mencari referensi nash yang tepat untuk hal tersebut. Klo ada yang dapat dalilnya, tolong, disharing ke penulis. Jadi ini sangat lebih-lebih lagi bersifat hipotesa semata.

Yosua 10:12 Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!". (pen: penisbahan matahari penyebab siang dan malam dengan dihentikanya matahari, sama dengan hadis nabi terhadap pengabaran cerita tentang nabi Israel ini ketika berjihad)
Yosua 10:13 Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. (pen: ini bisa jadi penguat dalam penjelasan penulis sebelumnya, dari salah satu kemungkinan bahwa langit berarus, membuat menarik/mendorong revolusi matahari pada bumi, dan bumi membantu agar genap setahun dengan berotasi pula, namun penisbahannya kepada matahari penyebab siang dan malam sesuai dalil lainnya, seperti contoh revolusi matahari 6 bulan, bumi berotasi 6 bulan atau perbandingan revolusi matahari adalah ½ kecepatan rotasi bumi atau hitungan yang lainnya, matahari bergerak lambat-lambat yang dimaksud gerak semu matahari secara lambat terbenamnya dari gerakan rotasi bumi saja yang pada waktu itu matahari ditahan. “Sesungguhnya matahari itu terbenam dan dia bersujud di bawah ‘arsy Allah”. Ada penekanan kata “sesungguhnya”, sesuai definisi bahasa umum adalah lebih menyatakan dan menguatkan pernyataan atau pendapat “bahwa matahari bergerak terbenam”. Karena penulis tidak tahu juga, sifatnya masih hanya teori saja)
Yosua 10:14 Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN.

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya matahari tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seseorang, kecuali untuk Yusya’. Yaitu pada malam–malam dia berjalan ke Baitul-Maqdis (untuk berjihad)” [HR. Ahmad 2/325 no. 8298; shahih]

Ini kisah klo tidak salah Joshua/Yosua, nabi Israel atau ada yang mengatakan bahwa ia awalnya adalah murid nabi Musa as saat dibawa dalam perjalanan bertemu Khaidir. disebutkan matahari tidak terbenam dari siang/sore sampai walau pada saat itu harusnya sudah malam kalau waktu normal (matahari tidak ditahan), dilihat dari disebutkan penyandaran kata-kata malam “pada malam–malam dia berjalan ke Baitul-Maqdis” ketika Joshua/Yosua sampai didekat atau masuk di Baitul Maqdis yang sebenarnya hari normalnya harusnya sudah malam, namun masih sore karena matahari ditahan dan menjadi penyebab siang dan malam adalah penyandaran pada matahari.

Bisa jadi akan ada yang bilang ini plagiat, jadi untuk beberapa bagian alkitab yang dibilang plagiat bisa jadi bagian yang benar (asli) dari alkitab, bisa pula separuh asli, dan bisa pula aspal. Jadi katakan saja, Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Bukankah hal itu telah tertulis dalam Quran dan Hadis?

Pengkhotbah 1:6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. (pen: ada dalil tentang siklus juga, namun tidak tahu apa siklus ini benar pada kenyataan)

Pengkhotbah 1:9 Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.
Pengkhotbah 1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. (pen: penjelasan adanya perulang-ulangan serupa sistem, penulis juga masih mencari dalil nash yang tepat hal ini, soalnya saat ini dalil yang penulis dapatkan dari nash adalah perulang-ulangan prilaku, walau bisa juga dimaksudkan serupa sistem tapi rasanya kurang tepat saja buat hal-hal seperti ini)

Pengkhotbah 1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. (belum ketemu dalil di nash)

Pada hadis ada tertuang tentang matahari yang setiap kali sampai ke tempat yang sejajar dengan Ka’bah ia akan sejenak berhenti, jadi bisakah diasumsikan matahari sujud dengan cara diam atau tetapkah berjalan?

Jadi ada sudut pandang yang bisa diteliti, apakah benar ada pergerakan diam sejenak ini. Karena 2 hal masalah diam adalah pada saat sujudnya matahari dibawah Arsy (saat matahari terbenam) dan diamnya sejenak matahari diatas Kabah (tengah hari). Maka lihat dan hitunglah apakah ada sesaat loncatan perlambatan atau kemudian percepatan pergerakan seperti terburu-buru ini dari matahari, dari nilai kecepatan seharusnya matahari berjalan/beredar, dari normalnya kecepatan gerak matahari tersebut secara biasa. Pada dua kondisi tersebut, lihatlah di atas kabah dan lihatlah pula pada point semu garis edar ketika matahari terbenam dari ujung barat dari sudut titik tengah Kabah, klo tidak bisa terbaca gerak terburu-buru ini, maka ia hal tabir atau matahari sujud dalam keadaan tetap bergerak. Jadi ini hanya teori-teorian yang masih harus dicari kebenarannya. Dalam hal ini ada 3 kemungkinan setelah melihat ada tidaknya perubahan kecepatan jalan/edarnya matahari tersebut seperti gambaran “terburu-buru terbit”.

  1. Bila ada perubahan percepatan jalan/edar matahari di orbiternya, maka matahari sujud dalam keadaan diam sejenak dengan masa waktu khusus buat matahari sendiri melakukan sujud tersebut (cara wujud sujud matahari dalam tabir tetap hal yang pasti, namun pada ayat kauniyahnya, cara dengan diam atau cara dengan bergeraknya bisa dilihat dengan apa yang dapat dilihat/difahami/diilmui/di-saint-kan oleh manusia).
  2. Bila tidak ada perubahan percepatan jalan/edar matahari di orbiternya, matahari tetap berjalan sesuai kecepatan revolusinya secara normal maka dapat dikatakan matahari sujud dalam keadaan bergerak/beredar, disini ada 2 hal pula, pertama: Lama sujudnya matahari adalah hanya pada titik semu orbiter terbenam tersebut saja (caranya tabir), kedua: Batasan lama sujud matahari dengan cara bergerak ini adalah terbenamnya sampai hingga terbitnya (sepanjang malam) dalam sudut pandang mata manusia atau ilmu pengetahuan manusia dari titik pengamatan di Kabah, berarti bulan melakukan kebalikkannya. Ini adalah sudut pandang manusia dengan batasan dimensinya, namun bisa saja dalam dimensi manusia, kita melihatnya bergerak ternyata pada tabir atau dimensi matahari sendiri ia adalah wujud posisi diam atau memang wujud bergerak pula dalam sudut pandang dimensi matahari itu sendiri karena Kita tidak tahu bagaimana pergerakan fisik (perumpamaan saja: pergerakan cara sujud anggota tubuh) sejati dari matahari, matahari bukan manusia dan manusia bukan matahari.

“Untuk setiap kabar ada tempat letaknya dan nanti kamu akan mengetahuinya” (QS. Al An’aam : 67)

Kalaupun tidak mampu mencari kebenarannya, maka imani apa adanya batasan tabir sesuai kemungkinan-kemungkinannya dan nanti saja kelak terjawab di akhirat atau ditanyakan kepada nabi Isa as, Soalnya banyak hipotesa, misteri, dan teori yang akan gugur dan dibuang ke tong sampah ketika Beliau datang, termaksud bisa saja hipotesa penulis ini juga, ditambah pada masa damai itu tidak adanya permusuhan dan pertikaian, kemungkinan orang-orang akan lebih menekankan pada kemajuan teknologi pada masa itu, bila hal tabir ditanyakan dan kemudian diberitahukan oleh Beliau akan jawaban-jawabannya, bisa jadi ilmu pengetahuan sangat berkembang super cepat dimasa akhir kekhalifahan Islam dan menjadikannya warisan peradaban dan teknologi terakhir Islam kepada orang-orang di periode Kiamat.

Masalah Allien, masalah Nisnas, masalah peradaban awal, masalah astronomi, masalah dan hitungan saint lainnya dan sebagainya juga termaksud misteri-misteri lain bisa jadi akan terungkap, karena memang saatnya yang tepat untuk bisa dibuka, hal yang berdasarkan tingkat kecanggihan berpikir orang sekarang telah dapat menerima hal tersebut. Namun perlu juga diingat bahwa bisa pula kemungkinan keduanya adalah orang-orang jaman tersebut hanya ingin sekedar tahu saja dan sudah cukup hanya sampai disitu, karena mereka mungkin saja akan lebih gencar, fokus dan lebih memperbanyak ibadah saja soalnya sudah tahu waktu mereka akan berakhir dengan cepatnya.

Adakalanya seseorang yang melihat orang lain yang berakhlak buruk, ia mengambil ilmu dan hikmah dari melihat hal tersebut, hingga mengetahui apa-apa yang dianggap bernilai akhlak buruk dan apa-apa sifat yang tidak disukai orang lain, kemudian ia menimbulkan apa-apa yang dimaksud dengan akhlak baik pada dirinya dan menjauhkan prilaku yang tidak disukainya dan umum tidak disukai orang lain terhadap sebuah sifat atau prilaku, adakalanya seseorang yang melihat orang lain yang berakhlak baik, ia akan berusaha lebih keras untuk menjadikan akhlaknya serupa atau lebih baik pula. Adakalanya orang lain membuat suatu prasangka dan makar yang bermaksud sesuatu yang buruk atau jelek, namun dengannya kadang pula seorang muslim dapat mengambil manfaat dari prasangka dan makar tersebut atau dengannya membuat orang-orang menemukan hidayah hingga menjadi muallaf, sementara orang itu hanya sekedar mendapatkan nilai prasangka dan makar saja yang tidak bermanfaat buatnya.

Mereka membuat ambigu, prasangka dan penghinaan, tapi orang muslim bisa jadi malahan mendapatkan hikmah pelajaran berharganya, bukankah itu akan menambah sakit hati mereka saja. Tertawaan yang berbalik akan menambah kebencian dan sakit hati pada diri sendiri. Sebagai pesan untuk mengingatkan, lihatlah ayat ini :

"Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.” (Ali Imran 3:69)

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar. Qs. Al Furqaan: 52

Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan. Qs. Al Kahfi: 56

Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. Qs. Al Kahfi: 106

Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izinNya/pertolonganNya.

Kecepatan diatas kecepatan cahaya, kecepatan cahaya diatas cahaya, kecepatan Buraq, Konstanta B  = 14989624.94 km/detik atau 1498962.494 km/detik. Buraq sendiri lebih cepat lagi berlipat-lipat dari kecepatan ini.

Artikel ini ditulis khusus untuk pemula, yang ingin belajar/tertarik tentang Teori Relativitas.

Pertanyaan dasarnya adalah: Bagaimana cahaya matahari bisa sampai ke bumi?
Jawabannya adalah: Menggunakan media Eter (edisi Fisika lama)

Ternyata Eter tidak ada, berarti cahaya sampai ke bumi tanpa media/perantara. (edisi Fisika modern)

Ingat, tanpa perantara. Dengan tidak adanya media/perantara, maka seharusnya cahaya tidak memerlukan kecepatan untuk mencapai bumi.

Sederhananya, misalnya jika kita butuh makanan saat lapar dan kita telpon ke delivery order untuk pesan Pizza. Maka Pizza itu butuh perantara/media untuk sampai ke rumah kita, yaitu diantar oleh petugas delivery order sehingga membutuhkan waktu untuk menempuh perjalanan dari tempat delivery order ke rumah kita, dengan kata lain Pizza ini butuh kecepatan untuk sampai ke rumah kita. Seandainya Pizza ini tidak butuh seorang pengantar untuk sampai ke rumah kita, maka Pizza ini akan sampai sekejap mata. Wuuzzzz.... langsung sampai...

Mulai paham kan... Hehe...

Nah,, kenyataannya,, cahaya matahari mencapai bumi memerlukan waktu sekitar 8 menit.

Mengingat: Dalam berbagai percobaan di bumi telah diketahui bahwa kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik.

Saya belum tahu apakah sudah ada percobaan di luar angkasa yang hampa udara dan bebas dari gravitasi bumi, apakah kecepatan cahaya hasilnya sama....

Sampai sini dapat disimpulkan bahwa cahaya masih memerlukan kecepatan untuk merambat meskipun cahaya bisa merambat tanpa media.

Sampai sini juga dapat disimpulkan bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi yang bisa dicapai di alam ini,,,, loh kok bisa menyimpulkan demikian yaaaa.....  hehe... kembali lagi alasannya karena cahaya matahari tidak memerlukan jasa pengantar (media) untuk mencapai bumi. Pahamkaannn........ 

Oke,,, kita sudah punya 2 kesimpulan, yaitu:
·         Cahaya merambat tanpa media
·         Kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi

Ada pertanyaan lagi ni. Apa yang terjadi dengan kecepatan cahaya ketika sumber cahaya juga mempunyai kecepatan terhadap objek/layar tempat jatuhnya cahaya?

Jika sumber cahaya mempunyai kecepatan relatif terhadap layar, apa yang terjadi dengan kecepatan cahaya?

Mengingat: Kita telah mengenal Efek Dopler yang berlaku terhadap gelombang suara, Efek Dopler ini tidak berlaku terhadap cahaya karena cahaya tidak memerlukan media rambat.

Maka terjawab pertanyaan di atas bahwa kecepatan cahaya adalah tetap untuk setiap pengamat yang bergerak relatif atau bergerak dipercepat terhadap sumber cahaya.

Sampai sini dapat kita simpulkan bahwa ketika suatu berkas cahaya diciptakan oleh sumber cahaya, ketika itu pula cahaya mendeteksi keberadaan tujuannya/layarnya dan mengetahui waktu berapa lama dia akan sampai pada tujuannya itu sehingga ketika waktunya telah tepat, maka cahaya pasti sudah sampai pada tujuannya itu tidak peduli apakah tujuannya itu telah berpindah tempat.

Einstein pun mengakui kebenaran percobaan Morley dan Michelson, hal ini yang mendasari Einstein bahwa Eter itu tidak ada. Tetapi kali ini Einstein ceroboh, bahwa sebenarnya percobaan Morley Michelson menghasilkan dua pilihan kesimpulan, yaitu:
·         Pilihan kesimpulan pertama yaitu Eter itu tidak ada. Hal ini dibuktikan dengan peralatan percobaan Morley Michelson dimana kecepatan cahaya tetap walaupun peralatan itu diubah posisinya dengan diputar 90 derajat.
·         Pilihan kesimpulan kedua adalah Eter itu ada. Dengan percobaan yang dilakukan Morley Michelson, jika kita tetap mengasumsikan bahwa Eter itu ada, maka syaratnya adalah Zat Eter ini harus mempunyai kecepatan yang sama terhadap bumi dimana percobaan itu dilakukan. Dengan kata lain, Zat Eter ini diam terhadap bumi.

Einstein tidak pernah memikirkan pilihan kesimpulan yang kedua ini, atau bisa saja dia takut untuk mengungkapkannnya karena jika yang benar adalah pilihan kesimpulan yang kedua maka teori Heliosentris yang selama ini diyakini adalah salah.

Sebenarnya untuk lebih meyakinkan kita, perlu adanya percobaan Morley Michelson yang dilakukan di luar bumi. Misalnya saja di bulan.

Jika ternyata Eter itu ada, maka teori Geosentris berlaku dan teori Relativitas pun hanya akan jadi suatu kesalahan yang dilakukan oleh Einstein, kecepatan cahaya tidak lagi merupakan kecepatan tertinggi di alam.

Fisikawan mainstream masih berpegang pada teori relativitas untuk menjelaskan kecepatan cahaya di ruang hampa. Meskipun demikian masih ada yang berusaha mencari penjelasan alternatif.

Hasil negatif dari experimen MM bisa juga dijelaskan dengan teori balistik Ritz, ataupun teori eter dengan melibatkan eter drag. Pernah baca artikel yang menyimpulkan kembalinya teori geosentris, karena jika benar begitu, experimen MM akan menghasilkan ouput yang berbeda jika dilakukan di planet lain, misalnya Mars.
http://www.forumsains.com/fisika/penyederhanaan-pemikiran-einstein-mengenai-kecepatan-cahaya/

Kekuatan Misterius Mengubah Alam Semesta
Para ilmuwan mengetahui bahwa alam semesta sedang mengalami pengembangan yang lebih cepat. Menurut mereka 'energi gelap' adalah kekuatan pendorong di balik pengembangannya. Namun, tidak diketahui apa sebenarnya 'energi gelap' itu, sehingga berpaling ke doktrin kuno.

Beberapa sarjana telah menghidupkan kembali konsep 'ether' atau 'quintessence' (Intisari-unsur ke-5) filsuf Yunani kuno. Menurut orang zaman dahulu kala, ether adalah suatu unsur yang murni dan berasal dari surga yang berkesinambungan, berbeda dengan ke-4 unsur lainnya yang membentuk dunia.

Dalam sebuah artikel terkait NASA mengatakan, "Jika ether adalah energi gelap, kita tidak tahu bagaimana rupanya, kita juga tidak tahu materi apa yang berinteraksi dengannya, dan lebih tidak tahu lagi mengapa ia bisa eksis. Karena itu, energi gelap yang akan berkelanjutan merupakan sebuah misteri."

Teori ether modern akan menjadikannya sebagai suatu energi yang terus berubah di lokasi dan waktu yang berbeda. Einstein juga pernah menyebutkan suatu energi ruang yang terjadi dengan cara yang tidak pernah kami amati. Sampai ketika para sarjana mulai meneliti pengembangan alam semesta, mereka baru menyadari bahwa teori gravitasi Einstein mungkin perlu direvisi. Teori gravitasi yang ada sekarang mungkin tidak bisa secara akurat menggambarkan daya tarik antara objek.

Dalam sebuah artikel dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang diberikan kepada NASA mengatakan, "Para sarjana umumnya enggan merevisi hukum fisika yang ada sekarang, terutama teori gravitasi Einstein. Namun, beberapa ilmuwan terkemuka kini sedang memeriksa kemungkinan perlunya revisi terhadap teori (Einstein) yang dihormati ini."

Artikel itu lebih lanjut menyebutkan, tidak peduli apa itu energi gelap, namun, massanya yang sudah diketahui menempati 68% di alam semesta. Sedangkan massa misterius (dark matter) lainnya menempati 27%, menyisakan segudang masalah bagi kita. Kita hanya bisa menyelami massa yang hanya tersisa 5% itu. Ini juga hanya suatu gambaran terhadap alam semesta yang sudah diketahui. Alam semesta kemungkinan juga merupakan sebutir pasir yang luas di padang pasir. (joni/rahab). http://erabaru.net/headline/6803-kekuatan-misterius-mengubah-alam-semesta

Terjemahan dari Indonesia :
45. Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu,
46. kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami[1069] dengan tarikan yang perlahan-lahan. Qs. Al Furqaan
[1069]. Maksudnya: Bayang-bayang itu Kami hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai dengan terbenamnya matahari sedikit demi sedikit.

Makna pertama : tentang proses bayangan dibumi

Terjemahan dari Malaysia :
[45]Tidakkah engkau melihat kekuasaan Tuhanmu? – bagaimana Ia menjadikan bayang-bayang itu terbentang (luas kawasannya) dan jika Ia kehendaki tentulah Ia menjadikannya tetap (tidak bergerak dan tidak berubah)! Kemudian Kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan perubahan bayang-bayang itu;
[46]Kemudian Kami tarik balik bayang-bayang itu kepada Kami, dengan beransur-ansur. Qs. Al Furqaan

Makna kedua : tentang dark energy

Lihat pada ayat di atas. Domir "hi" ('alaihi) itu merujuk kepada "dzilla" bayang-bayang (dark energy), bukan matahari yang menjadikan dalil kekuasaan Allah SWT tentang "dzilla" (dark matter/dark energy) yang sentiasa membekalkan tenaga kepada matahari agar dapat sentiasa membakar dan menyala. "Kami" biasanya adalah pemakaian untuk melibatkan beberapa materi atau beberapa bagian makhlukNya menjadi sebuah satu proses, penisbahan kepada Pencipta (Allah) sebagai pembuat, pemberi sebab-pemberi akibat, yang memerintahkan, yang mengizinkan proses itu, sementara dalam proses alamiahnya dikerjakan oleh beberapa ciptaan-ciptaanNya yang bekerjasama/bergotong royong menciptakan proses tersebut terjadi pada alam. Dark energy memang bergerak dengan beberapa sebab kerjasama materi-materi lainnya, atau bagian-bagiannya dari dark energy itu sendiri, matahari bisa menjadi cara untuk menyelidikinya.

Makna ketiga : bisa jadi ada lagi dengan sebab-sebab dalil pada ayat setelahnya atau adanya dalil-dalil pendukung lainnya.

Ada pula hadis yang bisa jadi sebuah kemungkinan yang menyatakan bahwa pada masa nabi ada, alam semesta telah fix besarannya.

Selain berkaitan dengan ilmu falak, juga berkaitan dengan ilmu fisika modern, yakni teori relativitas waktu, Pada ayat 18 dari surah al Kahfi, disana ada kata:
1. “Kami balik-balikan mereka kekanan dan kekiri”
2. “Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling ” (karena ketakutan)..
dari point pertama diatas jika kita asumsikan, bahwa mereka itu di gerakkan dengan kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya oleh malaikat), maka mereka akan merasakan waktu seakan bergerak sangat lambat, sehingga pada waktu mereka bangun, maka mereka hanya merasakan tidur 1/2 hari saja, padahal sudah tidur ratusan tahun. sedangkan poin ke:2 menunjang asumsi kita di point pertama, karena jika kita bisa mendapati sesuatu benda berkecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya) di dekat kita, pastilah kita ketakutan..

Berdasarkan kisah pemuda kahfi dengan asumsi nash ini kekaitannya dengan teori relativitas waktu, pergerakan kekanan dan kekiri hingga terjadi penguluran waktu atau panjang dan pendek bayangan seperti bila menggoyang telunjuk kiri kanan yang ditengah akan hilang karena hampir transparant dan bisa disaksikan bayangan tersebut dari  sorot cahaya, ditutupnya pendengaran mereka agar tidak ada efek merusak karena suara mendekati kecepatan cahaya tersebut. maka batasannya adalah usia tetap muda namun waktu tetap maju dan mereka tidak mundur dalam waktu, malahan tetap maju 309 tahun dengan tetap usia muda yang mereka anggap tidur sebentar saja tapi heran lihat anjingnya telah menjadi tulang belulang, karena hampir transparant kadang-kadang pergerakannya ditengah dan kelihatan diujung-ujung saja agak jelas maka akan menakutkan yang melihat pada waktu itu. jadi klo pun ada teknologi time travel bisa ke masa depan bukan undur kemasa belakang, dalam nash juga ada contoh 2 batasan 1000 tahun dan 50000 tahun dalam sehari jadi demikian juga batasan kecepatan manusia, bilapun mereka mendapatkan kecepatan cahaya tapi ini juga masih batasan kecepatan, sepertinya akan masih ada energi yang tidak dapat dilewati/membatas dari +1 ke 0 ke -1, tersangkut diantara 0 keatas saja. kemungkinan air langit / dark metter maka serupa dapat dicontohkan seperti itu jadi transparant karena itu disuruh lihat dari sinar matahari pada waktu ujung-ujungnya pagi dan petang baru kelihatan sedikit.

Langit yang disifati jaring/rajutan, menggambarkan dark energy, yaitu seperti matahari punya 860 jalur ikatan daya tarik menarik gravitasi, diumpamakan 1 ikatan jaring benda-benda angkasa putus dengan meledaknya satu benda angkasa dari ikatan rajutan tersebut maka benda-benda langit seputarnya yang lain otomatis bergerak mencari ikatan-ikatan sambungan gravitasi-gravitasi yang terputus itu, merombak daerah kedudukan awalnya benda-benda angkasa yang memiliki ikatan titik hilang itu merajut kembali jaring-jaringnya, ini bukan pembuktian bahwa langit masih mengembang dengan tambah cepat tapi karena benda-benda seputarnya itu mencari rajutannya kembali agar terikat pada banyak jalur rajutan/jaring menggenapi jalur rajutan yang harus ia miliki yang hilang karena meledaknya satu benda angkasa, jadi klo pesawat kya lift dari satu benda angkasa yang memiliki ratusan ikatan daya tarik menarik, dengan menyesuaikan tarikan satu jalurnya akan mempercepat perjalanan pesawat itu satu kemudahan dari dark energy.

Coba tanya saintis bila ada bintang hidup atau bintang mati (supernova) apa jalinan rajutan ini bolong saja kaya jaring nelayan yang bolong titik sambungan jaringnya atau karena gravitasi ikatan yang banyak benda-benda tersebut akan membuat menyusun ulang formasinya?

Mengapa bumi berada/mengantung ditempat yang tergelap?

38. Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ath Thuur

44. Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan mengatakan: "Itu adalah awan yang bertindih-tindih." Ath Thuur

Namun tidak tahu apa bisa seperti itu, bagian ini sih hanya karangan saya saja.

Maka carilah terjemahan literalnya dari melihat dan memakai seluruh akar-akar kata bahasa-bahasa di dunia bahkan bahasa daerah sekalipun yang cocok dan tidak menyalahi dengan tafsir ayat-ayat tersebut dan tidak pula bertentangan dengan dalil-dalil lainnya dan boleh jadi Anda menemukan banyak makna tersembunyi pada ayat-ayat ini. Begitupun keseluruhan isi nash maka Anda akan menemukan banyak kandungan makna yang sangat dalam dari isi nash, seperti kata seseorang, yang penulis pun berpandangan sama bahwa bahasa nash seperti bahasa kode komputer, ia adalah supernya super komputer, bahasa Arab adalah satu bahasa hibrid, iaitu bahasa pertuturan manusia yang berkonsepkan bahasa komputer; hybrid antara bahasa manusia dan bahasa komputer, seperti salah satu contoh dibawah ini :

Terjadi perselisihan apakah kedua nama ini berasal dari bahasa Arab ataukah bukan. Yang berpendapat bahwa keduanya dari bahasa Arab, mereka mengatakan bahwa keduanya berasal dari kata ajja (َ جَّأ ), yang berarti berkobar. Atau dari kata ujaaj (ُ جاٌجَأ ) yang berarti air yang sangat asin. Atau dari kata al-ajj ( جُّأ لَ اْ ), yang berarti melangkah dengan cepat. Atau Ma`juj berasal dari kata maaja (َ جَام ) yang berarti goncang. (Asyrathus Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 365-366). Dalam kamus Lisanul-’Arab dikatakan bahwa kata Ya’juj dan Ma’juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul. Kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat.

Sejumlah ahli bahasa meyakini bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang Turk. Ya’juj dan Ma’juj, menurut ahli lughah, ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bahasa Arab) berasal dari Ajaja an-Nar artinya jilatan api. Menurut Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja, yaitu kekacauan. Ma’juj berasal dari Mu’juj, yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya’juj dan Ma’juj bukan isim musytaq, melainkan isim ‘ajam dan laqab (julukan). Ada pula yang menyebutkan kata Ya’juj dan Ma’juj adalah dari bahasa Cina. Ya bermakna Asia, Jou atau Zhou adalah benua (tempat tinggal) dan Ma adalah kuda. Ya’juj adalah Benua Asia dan Ma’juj adalah bangsa berkuda. Bangsa nomad berkuda.

Mungkin saja pada satu waktu tertentu ada yang memang berciri seperti itu dan satu waktu yang lain berciri khusus seperti yang lainnya itu.

Ada pendapat seperti ini, bahwa untuk mengetahui atau memahami makna-makna lebih detail pada nash, harus faham bahasa induknya, bahasa yang dipakai nash dan tidak berselisih dari pendapat-pendapat nabi, sahabat dan ulama terdahulu pula. Namun karena nash merupakan wahyu dan diturunkan untuk seluruh umat manusia di bumi yang notabene beragam bahasanya dari penciptaNya langsung, dan terlihat banyak mualaf menyadari bahwa kandungan nash memang mudah mereka fahami meskipun mereka tidak tahu tata sastra bahasa aslinya. Sebagai wahyu mungkin saja memang nash punya makna-makna lain bila dicarikan kesesuaiannya literalnya dan tentunya selama tidak melanggar hal-hal yang pokok dan sudah baku dalam syariat islam.

“motor” ditulis terdiri hanya satu kata, bila memperinci bagian motor maka akan terbentuk satu booklet kecil, bila memperinci bagian-bagiannya lagi, seperti ban, maka akan ada pendapat, model ban, jenis pemakaian yang cocok, jenis karet, ukuran, dsb, ia akan membentuk satu atau beberapa buku tebal karena bila dirinci lagi tentang cara mendapatkan karet, industrinya, pengolahan karetnya, bibit karet, cara menanam, masalah hama, dsb. Maka akan banyak kata yang harus ditulis dan melibatkan berbagai disiplin ilmu yang terlibat, karena bagian-bagian motor tidak hanya ban saja, dan jadi apa Kau kira isi kandungan Quran itu tidak semesta alam. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). Qs. Al- Kahfi: 109. Penulis tidak pandai hal tersebut.

Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada paradigma Alquran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat manusia. Premis-premis normatif Alquran dapat dirumuskan menjadi teori-teori empiris dan rasional.

Matahari Tenggelam/Terbenam Di Dalam Laut Yang Berlumpur Hitam.

Aku(=Abu Dzar) pernah membonceng rasulullah SAW berada di atas keledai saat matahari berada di arah barat. Kemudian beliau bersabda: “Tahukah di manakah matahari ini tenggelam?”. Aku menjawab: “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari tenggelam di MATA AIR(= aynin) YANG BERLUMPUR HITAM”. (Hadist HR. Abu Daud, no. 3488)

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang ber LUMPUR HITAM dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. (QS. 18:86)

Terkadang ayat ini menjadi bahan untuk menunjukkan bahwa ayat diatas tidak masuk akal. Dan menjadikannya bahan untuk mengolok-olok umat islam. Bagaimana mungkin Matahari tenggelam di laut berlumpur hitam?.

Untuk menjawab ini, ada beberapa hal yang harus diketahui.
“Tenggelam/terbenam didalam “mata air”/”laut” yang berlumpur hitam” yang dimaksud disini, salah satunya bermakna atau merupakan makna kias/majas/konotatif, kata pakar tafsir kenapa bermakna kias sebab adanya qarinah/indikasi yang mencegah untuk dimaknai sebagai kata denotatif/hakikat, baik pada ayat itu sendiri ataupun pada ayat sebelumnya dan atau sesudahnya. Qarinah/denotatif oleh kata sesudahnya “dan dia mendapati disitu segolongan umat” yang dari segi logika mustahil ada manusia yang hidup dengan matahari. Bila tidak tahu akan jenis dan macam majas dijelaskan disini http://id.wikipedia.org/wiki/Majas, dalam mata pelajaran bahasa hal majas ini, kata kias adalah tanda kutip “sangat umum dan sangat biasa” dalam percakapan atau tulisan dan seperti pula puisi, peribahasa, ungkapan dan pantun pada setiap bahasa di dunia. Jadi kesan olok-olok ini seperti orang yang bodoh yang tidak pernah belajar atau mendapat pendidikan akan sastra atau mata pelajaran bahasa. Ada hadis (maaf, lupa lagi redaksinya) seperti demi jihad rela menjual anak dan istrinya, bila dikonotasikan negatif, tentu akan dimaknai atau diakali orang yang mengkonotasikannya sebagai perbuatan bejat, maka coba dikonotasikan positif, yang bisa bermakna gaya “hiperbola”, hiperbola (Yunani Kuno: ὑπερβολή 'berlebihan') adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Karena kuatnya “tekad” jihadnya, “seakan-akan” untuk itu ia rela menjual anak dan istrinya untuk menggapai tujuannya itu. kekuatan tekadnya sampai tingkatan “seakan-akan” sebanding nilainya dengan hal tersebut, sangking semangatnya untuk berjihad. Dalam kenyataan realnya tidak dilakukan demikian cuman menunjukkan tingkatan atau besarnya tekad/keinginan baja seseorang itu untuk berjihad.

Tenggelam disini juga menandakan bahwa “waktu” pada saat peristiwa/momen/kejadian itu adalah hari sudah menjelang sore/senja. Seperti halnya jika anda pergi ke pantai, saat sore hari Matahari seolah-olah tenggelam di laut (SunSet). Ini mengindikasikan hari sudah sore saat Dzulkarnaen tiba di tepi lautan tersebut. Dan tentu secara dasar bahwa adanya pernyataan sunset ini sama saja menguatkan atau mengindikasikan bahwa bumi adalah berbentuk bulat.

Hal yang lain, yang menarik yaitu “sampai ke tempat terbenamnya matahari” dapat dikatakan adalah bermakna wilayah atau arah, yaitu arah barat atau wilayah barat. Dapat juga dikatakan perjalanan dari Zulkarnain menuju matahari tenggelam alias menuju arah barat. Dan ini pun selain “terbenam didalam laut lumpur hitam” bermakna kias, kalimat diatas juga dibuat bermakna kias pula. Karena sebagai kalimat kias tentu sebuah redaksi kalimat akan menjadi punya atau menghasilkan beberapa makna-makna atau beberapa maksud-maksud yang ingin disampaikan. Bila pelaut dimalam hari berpatokan rasi bintang, maka dapat dikatakan kapal itu menuju rasi bintang “ini”, maka patokan orang yang berjalan siang hari untuk mengetahui arah perjalanannya apakah timur, barat, utara, dan selatan atau untuk mengetahui arah timur dan barat disiang hari adalah melihat arah terbit dan tenggelamnya matahari. Kenapa harus dikias dua kali “sampai” dan “terbenam” yang padahal bisa pula diartikan masing-masing adalah barat, mungkin saja disini selain mempunyai makna “arahnya yaitu barat” juga punya pengertian tersirat sebuah penekanan akan “barat” itu sendiri sebagai wilayah atau sebuah rujukan tempat kejadian/moment/peristiwa tertentu. Seakan-akan ada arti lain bahwa di barat sana, ada sesuatu yang berhubungan dengan matahari yang ditenggelamkan/disembunyikan/dicampakkan/dibuang agar tidak terlihat lagi.

Merujuk “dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang ber LUMPUR HITAM” dapat dikatakan Zulkarnain ketika itu, pada waktu sore/senja itu telah sampai disebuah daerah dimana ia dapat melihat sebuah laut atau danau dan ia melihat sunset yang jatuhnya/terbenamnya diatas laut/danau tersebut, bila kita saat ini ada di Bali, sunset jatuh dilaut mana ya? jadi ia berada didaerah yang tidak jauh dari danau atau lautan tersebut. Maka ciri-ciri tempat seperti ini harusnya lebih mudah dirujuk adanya didalam peta. Ditambah bahwa lautan itu terlihat gelap, entah karena perairannya atau karena waktu sore/senja harinya yang memang sudah menuju malam. Banyak pendapat mengatakan daerah tersebut adalah seputaran wilayah laut hitam, disebut Laut Hitam karena berwarna hitam yang disebabkan Lumpur di dasar laut yang berwarna Hitam. Laut ini ada di perbatasan Turki dan Rusia. Sedangkan disebut laut Merah karena berwarna merah karena dasar lautnya terdapat ganggang berwarna Merah yang berada di daerah Mesir. Nah dari arah penglihatannya ke barat itu, sebenarnya posisi matahari secara realnya entah dirujuk titik tengah siang harinya (sebagaimana ada penegasan untuk “tujuan lain” diayat selanjutnya, namun untuk dapat dirujuk untuk ayat ini juga), saat itu Zulkarnain melihatnya senja, sementara dibarat yang lebih jauhnya (merujuk arah lebih barat) lagi dari tempat Zulkarnain berada saat itu, bukanlah senja tapi diwaktu sebelumnya, masih lebih terang/siang atau sudut terjauh tenggelamnya itu dari arah pandang dia, maka tempat tersebut adalah adanya diwilayah barat atau eropa saat ini, entah di wilayah mana. Sebagaimana pengertian serupa model akan dalil lain akan “tempat terbitnya matahari atau tempat tenggelamnya matahari” dan mungkin saja wilayah di “barat” itu dijadikan rujukan waktu dunia.

Jadi makna lainnya secara kiasan pula dapat dikatakan dibarat sana ada sesuatu yang berhubungan dengan matahari yang tenggelam atau ditenggelamkan dilumpur hitam.

" Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam ... ". Pertanyaan, Apakah hal ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa, matahari tidak pernah terbit di sebelah timur, dan terbenam di sebelah barat, sebab kenyataannya terjadinya siang dan malam akibat dari rotasi bumi pada porosnya.

Karena berdasarkan kenyataan yang nyata pulalah, sama ketika anda melihat dari bumi anda perpijak akan sunset dan sunrise maka dari arah mata angin mana sunset dan sunrise itu, barat dan timur, bukan? "dia telah sampai ke tempat terbenam matahari" dapat bermakna penunjukan arah, yaitu barat. Dari kenyataan manusia di bumi dalam menentukan arah dan waktu hari, siang, pagi atau senja dan malam (kompas alami akan barat melihat condongnya arah matahari dari titik tengahnya, siang hari) maka maknanya sampai didaerah barat (arah barat), kemudian dilanjutkan "melihat matahari terbenam" secara kias dapat difahami pula bahwa itu dapat menunjukkan makna waktu, kapan orang-orang dapat melihat “matahari terbenam” yaitu ketika hari telah mendekati malam, alias senja. Dan melihat sunsetkan harus menghadap mata angin barat, ya nga? nah ini kalau mau bicara kenyataan. disini ada makna 2 barat, dia berjalan kearah barat (sampai disana ketika waktu senja), dari tempatnya sekarang yang dibarat ini, dia pula juga sedang melihat atau tetap melihat kearah barat (aktivitas) melihat sunset yang matahari jatuh atau tenggelam di lautan yang berlumpur hitam.

Seumpama saya dikala siang hari iseng ikut bergerak mengikuti arah matahari berjalan yang tentunya saya melihat matahari makin lama makin condong kesebuah arah, kemudian tentu saya akan perpindah dari titik awal saya menuju kesebuah titik baru yang sesuai dengan arah tersebut, yang orang-orang terdahulu karena manusia mengetahui “nama-nama” telah menyebutkan perpindahan antara titik ini dengan menamainya arah kemudian dispesifikkan lagi arah tersebut dengan nama barat agar mudah menyebutkan kondisi dan letak perpindahan ini. Pada satu waktu kemudian karena saya mengikuti pergerakan matahari ini, yang tentunya lama-kelaman matahari ini akan makin condong ke barat hingga nantinya hilang di ufuk. Bila ketika matahari itu telah mau menghilang tentu disana, di satu titik baru dimana saya sekarang berada diarah barat ini saya dapat melihat fenomena matahari tenggelam. Saya dapat beristirahat sejenak disana karena tidak mungkin lagi mengikuti arah condong matahari, karena mendekati waktu malam dimana tentu matahari akan tidak tampak lagi. Maka saya beristrahat di waktu senja dan sambil menikmati panorama matahari sedang tenggelam. Jadi mana yang lebih nyata antara apa yang sedang saya lihat, rasakan dan nikmati saat itu dengan sebuah teori. Mana lebih nyata dimata saya. Teori ini pun dibangun secara asumsi dan hipotesa yang tanda kutip “sejalan” dengan kemajuan jaman ini, ke masa depannya lagi, entahlah karena saint selalu berdinamika, seperti pergerakan benda yang jatuh di ketinggian, pesawat angkasa yang terlihat mengelilingi bumi atau mungkin karena saya berada di titik sama di pesawat itu jadi saya mengira bumi yang berputar padahal pesawatnya sendiri yang berputar seperti di film-film, apakah di planet lain ada stasioner yang benar-benar sesestabil stasioner bumi, gunung berjalan apakah yang dimaksud hanya karena lempeng daratan bumi yang diketahui dibawahnya ada bentuk cair, apakah perputaran itu termaksud pula inti bumi dan lain-lainnya atau hanya di maksud pada lempengannya saja atau tidak kesemuanya unsur bumi dan lapisannya, percobaan bandul foucault, dsb. Intinya yang mana lebih nyata dimata saya dan bukankah teori itu sampai sekarang masih diperdebatkan dan tidak senyata apa yang lagi saya lihat, fenomena alam yang saya lihat ketika berjalan mengikuti arah matahari ini. Jadi redaksinya sih adalah penggalan kisah pengalaman seseorang nan tidak ada hubungannya dengan teknologi atau ilmu pengetahuan, apalagi kejadian ini di masa lalu yang belum ada masalah perdebatan atau penemuan teori-teori ilmu pengetahuan itu.

“Dia telah sampai”, siapa yang menyaksikannya? Wah kaya nga pernah baca novel saja. Contoh novel ya, nulis redaksi itukan bisa memakai kalimat/pengganti kata dari sudut pandang si tokoh secara langsung (pihak pertama), atau bisa juga sudut pandang ketiga yang umumnya sebagai pengkisah, klo di novel si pengkisah bisa mengkisahkan secara fiktif atau juga berdasarkan pengalaman pernah melihat secara langsung akan kejadian pada si tokoh. Banyak bertanya tapi nanya nyeleneh gitu sih. Cari sendiri dech siapa yang menyaksikan, perkataan siapa itu.

Disuatu tempat di daerah saya, kadang di hari libur, bila sore tidak terlalu terik, adalah sesuatu yang menyenangkan rasanya, nongkrong di melaway sambil menikmati capuccino dingin memandang kearah laut, melihat aktivitas kapal-kapal di laut dan memandang matahari yang mulai dan akan berlahan-lahan tenggelam di seberang sana diiringin mendengar suara murrotal yang indah yang keluar dari masjid yang dekat kawasan tersebut, terasa suasana senja nan sejuk dihati, murottalnya pun mengetuk-ngetuk kesyaduan hati namun bila melihat kearah depan, berbalikkannya, malah sebaliknya bikin kepala pusing karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang, ditambah saya ini sebagai bagian dari pada kaum jomblo yang terbully, ya memang lebih enak memandang kelaut aje. … Gmana? puas!

Namun apakah ada hubungan redaksi ayat ini dengan ilmu pengetahuan, ya mungkin saja ada, namun saya memandang hubungannya secara lain, dan ini berdasarkan cocoklogi saya pula, cara saya memandang pula. Kalau pertanyaan tadi diatas menggunakan cara pandang cocoklogi dengan sudut berbeda, ternyata penulis pun telah melihat dengan cara pandang berbeda pula.

Berhubung ada pula orang-orang yang mengolok-olokan redaksi ini berdasarkan cocokloginya maka penulis juga akan melakukan kaedah yang sama, cocoklogi. Jadi dibawah ini bukan tafsir resmi, sekali lagi ini bukan tafsir hanya sekedar cocoklogi yang butuh pembuktian dan penguatan dalil-dalil berdasarkan kaedah-kaedah sastra arab, kaedah-kaedah dan ilmu-ilmu tafsir, ilmu hadis dan ilmu lain-lain penunjangnya. Ini diserahkan kepada ahli-ahli keilmuan tersebut.

86. Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam[887] di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat[888]. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan[889] terhadap mereka.
[887]. Maksudnya: sampai ke pantai sebelah barat di mana Dzulqarnain melihat matahari sedang terbenam.
[888]. Ialah umat yang tidak beragama.
[889]. yaitu dengan menyeru mereka kepada beriman.

90. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari[890] itu,
[890]. Menurut sebagian ahli tafsir bahwa golongan yang ditemui Dzulqarnain itu adalah umat yang miskin. Pen: ada juga yang berkata bahwa ini merujuk tempat atau daerah yang kurang atau tanpa perbukitan/pegunungan, untuk pelindung dari matahari seperti dataran tinggi/rendah yang luas, padang ilalang, rawa, atau daerah gurun (sekaligus maknanya bahwa Zulkarnain di siang hari itu di arah timur telah sampai di daerah serupa itu). Dalam kaitan makna kias lainnya bahwa ada sesuatu yang berhubungan dengan matahari, di barat sana ia ditenggelamkan kedalam lumpur hitam (kias) dan bahwa di timur sebenarnya sesuatu yang berhubungan dengan matahari ini buat orang timur (kias) itu jelas pemahamannya dan jelas terbuka hal sebenarnya kenyataannya karena tidak diberi penghalang atau sengaja dihalangi antara orang timur dengan pengertian dan pemahaman dengan sesuatu yang berhubungan dengan matahari ini. Bagi orang timur ia sangat transparan dalam pemahamannya. (bahasa indonesia punya struktur bahasa yang “persis” sama dengan bahasa arab, maka bisa diterjemahkan atau diliteralkan kata perkata. *Selama bukan menentang hal pokok atau bertentangan dengan syariat).

Dibarat sana matahari tenggelam dilumpur hitam (dalam redaksi dalil dan kejadian adalah disengaja oleh Pencipta seperti itu redaksi bahasanya) dan sesuatu yang berhubungan dengan matahari, oleh barat sengaja ditenggelamkan dilautan lumpur hitam (kias), sedangkan di timur, orang-orang timur ini seharusnya faham bahwa sesuatu yang berhubungan dengan matahari ini, karena nyata tidak ada penghalang antara mereka dengan sesuatu ini, dan ini telah ada turun temurun bahkan dari umat-umat sebelumnya dan sejenis mereka.

Setelah mencari tahu, sesuatu yang berhubungan dengan matahari yang tanda kutip “sampai sekarang diributkan” versi barat dan timur atau versi saint barat dan agama samawi adalah adanya pertentangan teori tentang “matahari mengelilingi bumi” atau “bumi mengelilingi matahari”, adanya heliosentris dan geosentris.

“Pergerakan harian bintang, bulan dan matahari di langit sebenarnya fenomena yang mudah diamati siapa saja, sehingga tak heran, sejak zaman Yunani kuno, dominan pendapat yang menganggap bumi pusat alam semesta (geosentris). Apalagi kemudian teks-teks agama-agama samawi seolah-olah mengatakan demikian. Tak heran kalau kemudian astronom, sekaligus jenderal dan pendeta Mesir kuno Ptolomeus menegaskan teori geosentris. Dia mewajibkan keyakinan itu untuk menutup kesempatan para penyembah matahari”.

Jadi secara cocoklogi pada kias lainnya ini, ada pengertiannya bahwa sebenarnya “matahari mengelilingi bumi”, bahwa di barat sana tentang “matahari mengelilingi bumi” ditenggelamkan pengetahuannya ke lumpur hitam, sedang orang timur yang sejenis, mereka harusnya jelas mengetahuinya karena tidak terhalang atau sengaja dihalangi.

Dan pula pada kenyataannya sendiri, Dia, si matahari mau disudut mana pun dilihat di bumi ia sendiri sebagai benda angkasa memang mengorbit, berjalan dan tenggelam di materi gelap diluar angkasa, karena memang sekelilingnya adalah materi gelap. klo bahasa geosentrisnya itu eter, klo bahasa heliosentris itu dark metter, yaitu sebanding dengan perumpamaan sebuah lautan berlumpur hitam, dapat juga dikatakan sebagai mata air karena memang sumbernya. Klo kenyataan diangkasa maka matahari memang tenggelam dilautan lumpur hitam/materi hitam/liquid gelap/eter/dark metter darimanapun sudut mata manusia memandang dibumi.

Kalau dikatakan sebagai mata air, maka tempat kejadian Zulkarnain itu dibumi dalam peta akan lebih jelas lagi bisa diketahui, berarti ia adalah danau atau kumpulan air yang juga merupakan atau punya sumber air sendiri.

Jamak pula diketahui secara umum adanya hubungan atau adanya kaitan yang erat antara teori heliosentris dengan teori evolusi dan serta bangunan dari filsafat atau ideologi atheis atau juga falsafah/ideologi sekuler, komunisme, materialistik, dsb diluar islam. Didalam nash, teori evolusi telah dijawab dan dibantah dengan adanya penjelasan akan asal-usul penciptaan manusia (penciptaan nabi Adam as). Maka merujuk kaitan ini pula, ternyata benar, ditemukan pula dalam dalil penciptaan manusia, ada pula kata serupa “lumpur hitam” ini. Mungkin saja memang ada makna untuk menjawab ketiga kaitan ini.

Dalam kisah Zulkarnain, jamak pula kita ketahui bahwa kisah ini menyangkut fitnah besar pula, dan juga di dalam kisah Zulkarnain terdapat kata chami-atin (lumpur hitam), yaitu adalah kata benda yang bergender perempuan (disebut sekali), kata berjenis tunggal dengan bentuk dan formatnya tidak terpengaruh atau berubah karena waktu baik lalu, sekarang dan masa depan, dengan kata lain punya unsur tetap (serupa mata air) kemudian membanding dengan kata sejenisnya di dalil lainnya (di dalam dalil penciptaan manusia, tentang penciptaan nabi Adam as), yaitu hamaa-in (lumpur hitam) (disebut tiga kali) jenis kata benda atau dapat pula sifat, merupakan jenis kata benda yang berakhiran dengan tanwin ini dapat memiliki akhiran an, in atau un. untuk kata ini akhirannya adalah in. bentuk akhiran (apakah an, in atau un) ini tergantung pada kata sebelumnya. akhiran ini ditujukan untuk menujuk kata benda tunggal sembarang atau yang mana saja tetapi dapat juga digunakan untuk menerangkan suatu kata benda jamak yang tidak beraturan. Hal ini tergantung pada kata yang digunakan, kata benda ini dikatakan bergender pria sesuai kemudian akan membentuk “pria” nabi adam as.

Surat Al Hijr ayat 28: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”. Di ayat ini tersebut juga kata “shal-shal” yang artinya oksigen (O), sedangkan kata “hamaa-in/lumpur hitam” di ayat tersebut ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).


Lalu ada hubungan apa antara zat ini. anggap saja sementara tentang positif negatif, sifat zat yang berlawanan sifatnya atau sifat zat yang sering atau dianggap menjadi pasangannya zat itu, ini berhubungan dengan zat pembangun eter atau zat dari dark metter. maka ia disebut eter/liquid gelap/darkmetter/lumpur hitam. Bila hamaa-in ini dikatakan nitrogen, maka nitrogen adalah unsur bergender pria. Sedangkan eter/dark metter adalah “air dilangit” yang salah satunya unsur kimianya/lumpur hitam bergender wanita dengan jenis unsur yang tetap atau stabil.

Bila di cocoklogi lebih jauh, 3x ibu, 1x ayah atau 4 wanita satu pria, maka zat lumpur hitam/eter/dark metter ini adalah kombinasi dari 4/5 unsur, “shal-shal” sendiri dikatakan ada 4 bagian. Itu sebabnya ada pendapat astronomi yang berkata untuk mengetahui eter atau dark metter haruslah sekali-kali cobalah memakai percobaan persenyawaan kimia atau reaksi kimia, seperti untuk mengekstrak oksigen dari unsur kimia lainnya di angkasa (air langit). Makanya eter dianggap sebagai liquid/cairan gelap.

Percobaan Michelson-Morley, opsi kesimpulan yang dapat diambil:
1. Bumi tidak bergerak.
2. Ether tidak ada.
Opsi kedua-lah yang diambil dan populer hingga kini.

“Yup, sayangnya begitu. Ane memang seorang Geocentrist. Minoritas di sini, bahkan di seluruh dunia. Tapi, ane yakin teman-teman ilmuwan di forum sains ini semuanya open minded dan menghargai minoritas.

Masalah centrism (Geocentrism atau Heliocentrism) sebenernya hanya masalah preferensi belaka. Memilih salah satu di antara keduanya tidak lain karena entah ia punya pondasi ideologi atau sekedar ikut-ikutan, bukan murni hasil observasi sains. Observasi sains bisa diakali dengan Matematika untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kamu punya hasil observasi apa? Punya data apa? Kamu ingin hasilnya seperti apa? Biar Matematika yang urus. Pakar fisika
Herbert Dingle berkata dalam bukunya Science at the Crossroads halaman 33:

"...in the language of mathematics we can tell lies as well as truths, and within the scope of mathematics itself there is no possible way of telling one from the other. We can distinguish them only by experience or by reasoning outside the mathematics, applied to the possible relation between the mathematical solution and its supposed physical correlate."

Jujur, ane memilih Geocentrism karena nash-nash agama yang ane anut, Islam, mengarah ke sana, bahkan Yahudi dan Nashrani pun sebenarnya juga sama. Sains buat ane, sebagai pendukung. Jadi, ane punya dasar ideologi religius sekaligus sains. Setidaknya biar enggak masuk hasil riset bahwa orang yang religius biasanya tingkat kecerdasannya rendah.

Eksperimen Michelson-Morley adalah salah satu diantara observasi-observasi yang sebenarnya membuktikan diamnya bumi. Sebagaimana ane tulis di post sebelumnya, opsi dari hasil eksperimen Michelson-Morley cuma 2:
1. Bumi tidak bergerak.
2. Ether tidak ada.

Memilih opsi no. 2, artinya, menutup mata atas eksperimen-eksperimen lain tentang keberadaan Ether sebagai agen gravitasi (dan agen-agen lain, seperti, elektromagnetik(akan dibahas) dan cahaya). Tapi, bagaimana dengan opsi no. 1? Apa yang menghalangi kita mengambil opsi no. 1? Apakah ada ideologi dibalik itu atau murni sains?
Dauglas Giancoli berkata dalam bukunya Physics: Principles with Application halaman 613, tentang implikasi eksperimen Michelson-Morley:

"But this implies the earth is somehow a preferred object; only with respect to the earth would the speed of light be c as predicted by Maxwell’s equations. This is tantamount to assuming that the earth is the central body of the universe, an ancient idea that had been rejected centuries earlier."

Why rejected?

Ideologi-lah biang keroknya. Stephen Hawking berkata dalam bukunya The Large Scale Structure of Space-Time halaman 134:

"However we are not able to make cosmological models without some admixture of ideology. In the earliest cosmologies, man placed himself in a commanding position at the center of the universe. Since the time of Copernicus we have been steadily demoted to a medium sized planet going round a medium sized star on the outer edge of a fairly average galaxy, which is itself simply one of a local group of galaxies. Indeed we are now so democratic that we would not claim that our position in space is specially distinguished in any way. We shall, following Bondi (1960), call this assumption the Copernican principle."

Apa itu Copernican Principle versi Hermann Bondi?

Dikutip dari bukunya Hermann Bondi, Cosmology edisi ke-2 halaman 140:

"...the problem of the origin of the universe, that is, the problem of creation, is brought within the scope of physical inquiry and is examined in detail instead of, as in other theories, being handed over to metaphysics."

Ringkasnya, penciptaan bukanlah sains, karena sains tidak bisa mencerna penciptaan. Apakah sains bisa menerima bahwa langit dan bumi terbentuk hanya dalam 6 hari?

Kalau boleh memberikan ilustrasi kasar: Geocentrism = Creationism, sementara, Heliocentrism = Evolutionism. Orang yang menganut aliran Geocentrism pastilah ia seorang Creationism yang berarti, meyakini keberadaan Tuhan sekaligus karya Tuhan melalui penciptaan-Nya. Orang yang meyakini Heliocentrism dan mempelajarinya (bukan sekedar ikut-ikutan), otomatis seorang Evolusionist. Thus, not believe in God and works of God. Coba tanya Heliocentrist, berapa usia semesta? Jawabannya mereka: 13,5 miliar tahun. Waktu yang panjang untuk terjadinya evolusi. Ane kutip dari
Teilhard de Chardin dalam bukunya Christianity and Evolution: "Fall, Redemption and Geocentrism" halaman 38, mengenai koneksi antara keruntuhan Geocentrism dan bangkitnya Evolutionism:

"With the end of geocentrism, what was emerging was the evolutionist point of view. All that Galileo’s judges could distinctly see as menaced was the miracle of Joshua. The fact was that in consequence the seeds of decomposition had been introduced into the whole of the Genesis theory of the fall: and we are only today beginning to appreciate the depth of the changes which at that time were already potentially completed."

Tahukah apa itu Miracle of Joshua? Mungkin yang beragama Yahudi atau Nashrani di sini tahu, karena kisahnya ada di Perjanjian Lama. Tapi, yang Muslim mungkin belum tahu, karena kisahnya tidak ada di AlQur-an, melainkan di dalam hadits. Joshua dalam Islam adalah Yusya bin Nun, salah seorang nabi dari kaum Israel. Suatu hari, Yusya memimpin pasukan untuk menyerang suatu kota dan menguasainya. Sampai sore hari, pertempuran belum selesai padahal waktu itu hari Jum'at. Memangnya kenapa kalo hari Jum'at? Karena besoknya adalah hari Sabbath dimana kaum Israel diperintahkan beribadah di hari itu dan tenggelamnya matahari adalah tanda permulaan hari. Otomatis peperangan harus dihentikan. Karena tanggung, Yusya berdoa kepada Tuhan agar Matahari ditahan sampai kemenangan dicapai. Doa Yusya dikabulkan, sampai 1 hari penuh matahari tidak tenggelam. Dari sisi sains, apa efeknya bila rotasi bumi berhenti? Apakah sains bisa menerima hal ini? Ane yakin enggak.” Goen, Kaskus.


Sebenarnya ada beberapa lagi pembahasan yang menarik seperti stationer bumi yang dijelaskan Goen, kaskus dengan “gelombang yang tertahan”, dsb yang bila dicocok-cocokkan dengan dalil ada kecocokan.

James Clerk Maxwell, membangun teori elektromagnetik seluruhnya berdasarkan konsep Ether. Jadi teori ether bukan tidak bermakna atau tidak berguna. Nah itu buktinya. Dari teori yang dibuang/ditenggelamkan ke lumpur hitam ini, maka lahirlah teori elektromagnetik, salah satu bahan yang umum, biasa dan mudah untuk membuat dinding/medan elektromagnetik ini adalah “besi dan tembaga”. Sedangkan diketahui pula, awal pertama kali penemuan magnet buatan, dengan percobaan memakai batangan besi yang diberi lilitan tembaga. Dua gunung, ehh salah dua kutubnya utara selatan, merujuk dinding yang memisahkan utara dan selatan dalam kisah Zulkarnain, maka ia bisa saling menarik atau saling menolak. Dalam saintfiksi ada perkiraan elektromagnetik ini dapat menjadi dinding pembatas, seperti dalam film “Battle in Los Angles”, harusnya sih dikasih “efek salju” gitu. Dalam kenyataan dengan kaitan teori heliosentris, evolusi dan kemudian merasuk kedalam filsafat atheis, sekuler, komunis, dsb kemudian terakumulasi menjadi sendi-sendi dasar ilmu pengetahuan dunia saat ini, maka tampaknya saat ini dinding pembatas umat islam adalah ilmu pengetahuan, ia belum dapat ditabuk dan ia, dinding itu sebenarnya ada tapi terkesan tak ada. Penganutnya lebih banyak dan ia terkesan sangat bertentangan. O ya ilmuan-ilmuan peneliti awal ini, beberapa dari Eropa dan ada juga yang dulunya tinggal atau dari Rusia yang berpindah ke Amerika loh. Tembok Zulkarnain diperkirakan berada diseputar kaukakus, yang telah dapat ditabuk kemudian dinding berganti yang ghaib, ada tapi seakan-akan terkesan tidak ada (yaitu ilmu pengetahuan), karena menyangkut kaum yakjuj makjuj yang harus tersebar dahulu didunia (dalam dalil lainnya) namun sebenarnya juga tetap harus ada dinding penghalang yang mengkaburkan/mengghaibkan pemahamananya.

Uniknya atau secara bahasa manusianya “kebetulan” malamnya penulis kepingin betul rasanya nonton film, dan ternyata 2 film yang ditonton malam itu berhubungan dengan permasalahan eter/dark metter ini. Jadi anggap sajalah kebetulan, karena mungkin saja berhubung dikepala masih terpengaruh apa yang sedang ditulis maka melihat beberapa kejadian jadi selalu menghubung-hubungkannya dengan apa yang masih berkeliaran dikepala bahwa ini ada hubungannya gitu, yang padahal bisa saja karena pengaruh apa yang terpikirkan saja lalu dihubung-hubungkan yang padahal belum tentu ada hubungannya.

Dalam film “Thor 2” walau kisahnya nga jelas gitu, diawal kisah dijelaskan bahwa ada senjata kegelapan yang disebut eter yang dapat menghasilkan materi gelap, dark metter, merupakan senjata kegelapan yang sangat mengerikan, pada bagian ending-ending akhir film ini, digambarkan adegan terjadi di sebuah meseum atau monement, apakah itu berhubungan dengan tempat diputuskannya waktu dunia, penulis tidak tahu. Namun juga adalah penjelasan tempat adegan di Greenwich bahwa Greenwich menjadi titik penghubung 9 dunia, dimana Greenwich seakan-akan disengaja diblowup dalam adegan tersebut atau diopinikan sebagai pusat bumi karena posisinya sebagai kiblat waktu dunia. Tanpa ingin memusingkan mencari tahu maksud skenario film tersebut mengapa skenarionya dibuat seperti itu. namun yang menarik adalah tentang senjata eter ini.

Salah satu dari “kemungkinan-kemungkinan” penyebab perang yang lebih adil dimasa depan adalah adanya bencana elektromagnetik di masa tersebut, dikatakan “kemungkinan” karena sifatnya yang belum terjadi dan hanya berdasarkan perhitungan/hipotesa atau mungkin saja Anda benar, hanya karena prasangka dari penulis saja. jadi, ya.. jangan ditelan mentah-mentah. And so Titip makar lagi ya, kalau elektromagnetik itu adalah teknologi manusia maka sudah saatnya kau beralih ke haq dan serahkan kepada kaum yang haq tersebut. Sebenarnya sih senjata umat islam itu adalah Al-Quran dan Hadist, ilmu yang ada didalamnya. Usaha, amal dan doa dibalut tauhid, akhlak, akidah, tawakkal, sabar, semangat jihad, istiqomah, wala, bara, dsb adalah senjata umat islam.

Untuk hal detail dari kemungkinan senjata ini, dan adanya satu wilayah/posisi penting darinya. Rasanya tidak perlu dijelaskan dan diperinci lebih jauh karena, ya bisa saja hanya sekedar prasangka penulis saja.

Dari sini setidaknya kita tahu pula lain hal bahwa salah satu sebab, bagaimana dan mengapa ilmu pengetahuan dan teknologi pada awal-awal islam berkembang pesat, karena dalil-dalil dalam islam kaya dengan premis-premis.

Bila kita melihat umumnya game, bagaimana masing-masing karakter punya tugas dan rutinitas tertentu, dan bila saja game tersebut di autopilotkan semua dengan intelektual dari script dan pada perangkat/gadgetnya sendiri, kita juga bisa melihat jalannya dunianya secara mandiri, seumpama game perang, mereka otomatis membangun barak dan bangunan lainnya sendiri, mengumpulkan resaurcesnya sendiri, membangun pasukannya sendiri dan saling berperang dengan targetnya yang dipilihkan dari hasil scriptnya sendiri. Bila diotomatiskan atau diversus com-kannya game tersebut. Dari sini karena kita sejajar posisinya dengan pencipta gamenya, manusianya, kita bisa melihat ada bentuk miniasi dunia, fisik makhluknya beserta alat prasarananya, dan juga batasan alam akal dan pikirannya. Sebuah bentuk yang diadakan. Bila Anda bisa melihat itu. ya. Tapi ini hanya miniasi yang tidak dapat menggambarkan keseluruhannya. Maka harusnya Anda pun dapat faham bahwa manusia juga adalah makhluk yang sengaja diadakan. Anda harusnya bisa menyelami bahwa ada pencipta yang telah menciptakan Anda. O ya Kenapa? Haaa, itu hanya kebetulan, kebetulan diciptakan layar tv, diciptakan sinyal, gadget, dsb. Yang kebetulan juga bisa diciptakan game sesudah itu. kebetulan ada softwarenya, kebetulan ada hardwarenya, kebetulan ada sinyalnya, dan kebetulan ada setrumnya, ya mungkin juga kebetulan ada yang ngembangin, pengembangnya. Oh jadi ada karena kebetulan ya. Kebetulan gitu kok bisa punya keteraturan yang menakjubkan gitu ya.

Kebayang tidak, bagaimana bila para atheis tiba-tiba mendapat tahu bahwa ilmu pengetahuan yang selama ini jadi acuan hidupnya ternyata mengandung banyak tipuan atau kebohongan yang tersengaja bahkan pula tersistimatik berratus-ratus tahun, ketika telah tidak percaya dengan adanya Tuhan, tiba-tiba juga hilang kepercayaan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah pembangunnya yang serupa tujuan evolusi itu, lalu akan jadi bagaimana mereka kelak tersebut, emosi seperti apa yang akan terjadi pada diri mereka, labil yang seperti apa dan siapakah yang akan ia salahkan?

Tidak terima bila kau hanya makhluk yang diciptakan kah? Jadi ingat pula awal-awal kisah komik feng Shen Ji, bila dikomik itu, dewa dianggap otoriter dan manusia ingin kehendak bebasnya. Mungkin gagasan dikomik ini mengandung beberapa bagian sudut pandang atheis, namun dengan cara berbeda atau dengan sudut pandang lain, kita bisa saja mendapatkan hikmah tentunya melihat secara kacamata dalil syari akan seputaran hal-hal tersebut. Sebagaimana fitnah yang telah masuk ke ruang privat, maka sebagai pasangannya atau lawannya demikian pula kebenaran tentulah telah masuk juga dalam ruang privat.

Kau masih bisa menentang Tuhanmu, agama yang diridhoiNya, utusan yang dipilihkanNya untukmu, dsb. Maka itu tandanya kehendak bebasmu masih merdeka, kau masih diberi dua pilihan, diilhamkanNya jalan kebenaran atau jalan kefasikan. Kau toh bukan robot yang diprogram dengan satu perintah yang tentunya robot tidak akan keluar dari apa-apa yang diperintah program tersebut.

Kebayang tidak, bila Yahudi dan Nasrani, yang tiba-tiba Yesus turun ke bumi dan mengaku beragama islam, mengikuti syariat islam terakhir, diantara mereka akan ada dan banyak yang menolak Beliau, tidak diterima mereka karena dianggap nabi palsu (dari manusia pertama nabi Adam as beragama islam, jadi sejarah dan wilayah dunia ini sudah milik islam, karena klaim islam terhadap orang-orang besar di masa lalu tersebut, karena setiap kaum pernah mendapat utusanNya, maka ada seorang profesor Yahudi berkata, bahwa di timur tengah yang ada adalah pembebasan negeri islam, bukan penaklukan islam atau adanya kolonialisme islam), bila ia tidak mengakuinya sebagai Yesus yang ditunggu-tunggu, setelah mana pula sebelumnya tertipu dengan satu sosok pembohong (yang bakal dianggap nabi/tuhan asli) yang ternyata juga dapat mati, ilmu pengetahuan pun telah rancu pada faham mereka, maka akan jadi apa mereka, emosi apa yang keluar pada saat itu, salahkan siapa?

Siapakah yang hakiki sebenarnya dalam kejengkelan selalu? Ingin membuat jengkel malahan diri sendirinya lah yang tambah kejengkelannya.

Dari beberapa sumber kitab agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan, kita dapat femahaman bahwa masing-masing kaum sedang menunggu satu sosok penting di dekat akhir dunia atau bumi dengan bahasa kerennya “sang penyelamat”. Bahkan kaum satanic pun menyadari bahwa junjungannya akan keluar ketika keadaan dunia sangat kacau balau, yaitu ketika point/batasannya telah penuh atau mencapai puncaknya. Dalam game bila mau upgrade menunggu gold, food, woodnya sampai cukup untuk kebutuhannya baru dapat upgrade buildingnya atau bila point telah cukup baru reward didapatkan. Ketika point telah terpenuhi sampai batasannya barulah sosok penyelamat itu datang. Lucunya seakan-akan yang dianggap kaum yang akan memenuhi dan membuat banyak kekacauan itu umat islam, padahal banyak kaum lain yang benar-benar merekalah yang berpotensi membuat kekacauan itu hingga kelak penuh pada jumlah maksimalnya. Umumnya digeneralkan sebutannya mereka sebagai kaum satanic. Versi satanic pun jadi bermacam-macam lingkupnya. Kalau secara jeleknya, kalau mau cepat sosok itu keluar, mereka atau kaum-kaum itu tahu apa yang harus dilakukan. Kadang pula ada “sekan-akan” tanpa sadar, mereka sebenarnya telah dan sedang melakukan itu. Mereka sangka melakukan perbuatan kebaikan, padahal mereka telah dan sedang membuat kerusakan yang banyak di bumi.

Dajjal saat hadirnya akan mengaku sebagai nabi, kemudian akan mengaku sebagai Tuhan. Dengan kemampuan yang ajibnya akan banyak orang-orang tertipu menjadi pengikutnya. Ia akan mengaku Tuhan yang universal. Pada kaum ini, ia akan mengaku titisan dewa ini, pada lain kaum ia akan mengaku reinkarnasi tokoh abadi umat itu, pada kaum lainnya lagi, ia akan mengaku Tuhan yang berwujud manusia, pada kaum lain, ia akan mengaku sebagai pemimpin pembaharu pemersatu manusia di masa depan dengan satu tata dunia olahannya, dsb. Ketika banyak orang-orang galau dengan ilmu dan galau segalau pula dengan bermacam bencana, ketika itu pulalah banyak yang akan mengikutinya.

Ketika muncul satu sosoknya lainnya lagi, yang mengaku nabi Isa as dan benar-benar ia orangnya, kemudian Dajjal akan menyeru memeranginya atau kaum islam, lucu Dajjal ini sudah tau ada dalil tentang kematiannya bila kesana, ya mau nga mau kali mesti kesana, dari pada kebohongannya terbongkar. Seakan-akan.. ah takdir gue yang nentuin, gue bisa ubah takdir atau gue bisa dan mau buktiin pedoman elu salah, gue bakal selamat kali ye.. gue sudah megang kunci-kunci kemenangan, pengikut gue banyak, teknologinya tinggi, gue pun punya yang ajib-ajib, masa seh gue kalah, mungkin gitu katanya ya! Dan ketika Dajjal kalah dan mati, orang yang tidak bertuhan dan kemudian oleh karena ajibnya hingga mengakui adanya Dajjal adalah sebagai tuhan (apakah atheis tidak akan mengakui pula atau punya tuhan juga kelak, melihat kemampuan Dajjal, apa mereka tidak ikut tunduk?), gimana perasaannya? emosi apa yang akan mendominan wataknya? Demikian pula ketika pemimpin yahudi dan nasrani ini mati (yang tidak membenarkan nabi Isa as hanya sebagai utusan Tuhan, tidak menerimanya sebagai nabi utusan Allah SWT), melihat kejadian ini. Rasa apa yang mereka rasakan, dan apa jadinya … maka datanglah gelombang gerombolan terakhir yang meluluhlantahkan apa-apa yang mereka singgahi.

Bagaimana ketika dua bentuk sistem dari “satu kesatuan tata dunia” bentrok suatu masa nanti? Masing-masing tentulah ada pendukungnya.

Dalil yang menyatakan Yakjuj dan Makjuj adalah kaum manusia pula.
1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah berfirman: “Wahai Adam!” maka ia menjawab: “Labbaik wa sa’daik” kemudian Allah berfirman: “Keluarkanlah dari keturunanmu ahli neraka!” maka Adam bertanya: “Ya Rabb, apakah ahli neraka itu?” Allah berfirman: “Dari setiap 1000 orang, 999 di neraka dan hanya 1 orang yang masuk surga.” Maka ketika itu para sahabat yang mendengar bergemuruh membicarakan hal tersebut. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang menjadi satu orang tersebut?” Maka beliau bersabda: “Bergembiralah, karena kalian berada di dalam dua umat, tidaklah umat tersebut berbaur dengan umat yang lain melainkan akan memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Pada lafaz yang lain: “Dan tidaklah posisi kalian di antara manusia melainkan seperti rambut putih di kulit sapi yang hitam, atau seperti rambut hitam di kulit sapi yang putih.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil pertama membandingkan manusia dengan manusia lain, keturunan nabi Adam as, antara jumlah penduduk surga dan neraka, dalil kedua umat islam (manusia) dibandingkan dengan dua kaum, apakah perbandingan kaum ini, bukan kaum daripada manusia pula?

2. Dari abu hurairoh bahwa Rasulullah bersabda, sesungguhnya yajuj dan majuj menggali [Dinding] setiap hari. ketika mereka nyaris melihat sinar matahari berkatalah orang yang di atas mereka. Kembalilah dan kita akan menggalinya lagi besok. Allah lalu mengembalikanya lebih rapat dari semula. Hingga mereka sampai ke tempat mereka dan Allah berkehendak untuk membangkitkan mereka kepada manusia. Mereka menggali sampai ketika mereka nyaris melihat cahaya matahari, berkatalah pemimpin mereka, kembalilah, kita akan menggalinya lagi besok. Hari berikutnya mereka kembali dan keadaanya sama seperti pada hari mereka meninggalkanya. Maka menggalinya dan keluar kepada manusia. Mereka mengeringkan air. Orang orang berlindung dari mereka di benteng benteng.”
Dari hadits tersebut dapatkah kita mengambil kesimpulan bahwa yakjuj dan makjuj bukan kaum manusia?

3. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i).
Dari hadits ini dijelaskan bahwa kaum yang dimaksudkan yakjuj makjuj adalah kaum "Turk" bermuka licin dan lebar seperti perisai dan pakaian serta sepatu yang terbuat dari bulu. Kaum ini serupa/seperti manusia, sebagaimana Turk adalah bangsa manusia juga.

Umat-umat terdahulu, ketika diberi peringatan lalu diazab hanya melewati rentan waktu sesaat saja atau sekedar puluhan tahun saja. Ada riwayat yang penulis tidak tahu statusnya yang dikatakan bersumber dari nabi, bahwa nabi pernah juga diutus berdakwah kepada kaum Yakjuj dan Makjuj, dan kaum ini menolak dakwah Beliau. Pada riwayat tersebut apa benar peristiwanya pada saat terjadi saat isra miraj atau mungkin pada sebuah waktu khusus dahulu (entahlah). Jamak pula diketahui bahwa ajaran nabi terakhir adalah ajaran penutup yang diperuntukkan untuk seluruh bangsa atau kaum manusia. Peringatan telah berjalan lebih 1400 tahun lamanya, lalu adakah azab yang terjadi seperti azab kaum terdahulu pada umat sekarang. Azab terdahulu sesuai dengan hanya kaum tertentu saja sesuai dengan nabi yang diutus pada kaum tertentu itu saja. Bila ada azab besar umat terakhir ini maka sesuai dengan nabi yang membawa risalah untuk semua kaum-kaum manusia sekarang ini, maka azab pun akan berlaku secara general pada kaum-kaum manusia tersebut. Puncak penyegeraan azab ini terjadi ketika, mereka, sebagian besar mereka berkumpul disebuah tempat, kemudian melakukan atau mengacungkan senjata kelangit dan menantang Allah SWT. Lalu merekapun dimatikan semua pada saat doa nabi Isa as. Asbab-asbab telah ditetapkan dan telah dikabarkan oleh nabi. dan namun Azab itu masih menyisakan kaum-kaum apa yang Allah SWT hendak menyisakannya. Pada saat itupun efeknya akan menyebabkan agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan pun hancur dan runtuh hingga tersisa adalah islam. setelah yang baik-baik diwafatkan, yang buruk dari sisa ini akan kembali pada asalnya, keburukan maka jadilah mereka kaum yang  merasakan kiamat langsung.

Kenapa? Kalau mereka yang di jaman periode kiamat ini masih bisa berketurunan, masih bisa bergenerasi baru, kok nga ada kabar dan peringatan buat mereka, risalah dan agama yang benar, adilkah? Tuhan pasti tau dari sejak penciptaannya yang hakiki dari diri dari ciptaan-ciptaanNya. Memang mereka umat jaman kiamat itu, sudah merupakan produk gagal dan layak masuk neraka dan layak kena azab “hari kiamat” dan itu sudah dalam pertimbangan kemahabijaksanaan, kemahaadilan, kemahatahuan Tuhan terhadap diri manusia-manusia itu meskipun mereka belum diadakan di dunia ini waktu hadirnya. Otoriter banget sih? Nah kamu bisa memprotes Tuhan begini, sama saja hak bebas memilihmu itu ada, masih merdeka, berarti Tuhan nga otoriter seperti dugaanmu. Tuhankan sudah bilang. Bisa saja umat manusia semua dibikin secara produk pabriknya untuk taat selalu atau membangkang. Apa kamu tidak berpikir.

Mengapa harus nabi Isa as yang turun diakhir jaman, bukan nabi-nabi lainnya yang mewakili. Ya, bisa jadi karena ada hubungan istimewa antara nabi Isa as dengan umat akhir jaman, mungkin karena masalah polemik agama, karena ada yang menganggapnya tuhan (dalam injil barnabas, yesus ketika diangkat sampai tidak bisa langsung ke masuk surga sebab ini, dan akan menjadi sebab pula, akan jadi misi baru yang Ia selesaikan permasalahannya nanti di akhir jaman) dan masalah kaum/suku bangsanya, yang mungkin itu berarti umat Yahudi, turunan-turunan Bani Israel dan Nasrani. Nabi Isa as turun sebagai hakim yang adil, Kehadirannya akan menjelaskan seterang-terangnya perkara atau polemik di sekitar permasalahan status dirinya, juga bila umat islam atau bagian umat islam yang menjelaskan bahwa agama islam adalah agama terakhir, agama yang benar menurut Tuhan, tentu banyak umat lain tidak akan begitu saja percaya dengan klaim sepihak itu, maka memang adalah baik bila nabi Isa as yang turut menjelaskan dan menampakkan agama pilihannya, Beliau pula akan memutuskan perkara perselisihan islam dan umat lainnya, menjelaskan dirinya apakah Tuhan atau sekedar utusan Tuhan, makin menguatkan ukhuwah islamiah umat islam (termaksud umat hasil bimbingannya kelak), menombak Dajjal, membersamai dan mengusap wajah-wajah mujahidin yang ketika berperang tidak dapat melihat karena terselimuti gelap (mungkin asap pekat) hingga dapat melihat seterang siang dan tidak jadi kalah, mengukuhkan dan meneguhkan satu system dan tata aturan tata dunia yang satu dibawah kendali syariat Allah SWT, dsb.

Ada nabi dari masa yang lalu diturunkan kembali ke akhir zaman, ada kabar dan peringatan, tidak mengindahkan akan keterangan yang jelas dan seterang ini nantinya, maka Azab seperti umat-umat terdahulu yang dibinasakan bisa saja terjadi, maka ketika kabar akan kejadian azab itu tersebar di dunia di dalam “breaking news”, pastilah efeknya runtuhlah semua agama kecuali islam dan tunduklah semua bentuk pemerintahan. pernah membaca riwayat tentang azab kepada umat dari nabi-nabi dimasa lalu kan.

Dikatakan azab ini, Matius 24:37-39, 12:17, seperti keadaan hukuman kepada umat nabi Nuh as (pemusnahan masal, pembangkangan terus menerus seperti sebelum hingga sampai waktu nabi Nuh as masuk ke bahtera dan air bah datang), menggenapkan firman yang disampaikan nabi Yesaya. Apakah rincian gog magog akhir jaman akan berhubungan dengan firman Yesaya?

Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu[1], sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang[2] atau Kami laknat mereka[3] sebagaimana Kami telah melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu)[4]. Dan ketetapan Allah pasti berlaku[5]. Qs. An Nisa:47

[1] Karena kitab-kitab Allah antara yang satu dengan yang lainnya saling membenarkan, maka jika mereka menolak (tidak beriman) kepada salah satunya, seperti tidak beriman kepada Al Qur'an, sesungguhnya mereka sama saja tidak beriman kepada semua kitab Allah. Pada ayat ini juga terdapat dorongan bagi mereka, yakni sepatutnya mereka lebih dulu beriman kepada Al Qur'an sebelum yang lainnya karena ilmu yang telah diberikan Allah kepada mereka. Oleh karena itu, Allah mengancam dengan menghapus wajah mereka, jika tetap tidak beriman. Pen: karena setiap kaum pernah diutus nabi-nabi, maka mungkin yang dimaksud adalah semua agama dan kepercayaan di dunia sebagai makna ahli kitab, ada juga tafsirnya yang dimaksud yaitu Yahudi dan Nasrani, karena hubungan surat ini membahas umat atau turunan bani israel.
[2] Maksudnya ialah mengubah muka menjadi polos (tidak ada mata dan hidung) seperti bagian belakang kepala mereka. Hal ini merupakan balasan terhadap amal yang mereka kerjakan. Karena mereka telah meninggalkan kebenaran dan mengutamakan kebatilan serta memutarbalikkan fakta, yang batil menjadi hak dan yang hak menjadi batil, maka mereka diberi balasan dengan dihapuskan wajah mereka sebagaimana mereka telah menghapus kebenaran. Pen: ada juga tafsir yang menjelaskan bahwa “sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu)” maksudnya kutukan seperti kutukan yang terjadi kepada Ashabus Sabti (Orang-orang yang melanggar di hari Sabtu), apakah perubahan fisik (wajah) ataukah perubahan sifat, seperti sifat binatang kera dan babi. Hari gini, sifat binatang ini kan banyak contohnya ada pada manusia. Cuman masalahnya apakah ayat ini juga menyangkut keterangan untuk dapat pula dimaknai yang akan terjadi pada akhir jaman, tentang kaum Yakjuj dan Makjuj. Karena ayat ini dapat bermakna juga akan bisa saja ada kaum yang akan dikutuk tanda kutip “kelak”, bukan yang dimaksud ashabus sabti, tapi kutukan yang dapat terjadi seperti ashabus sabti dahulu itu. Dan ayat-ayat diseputar ayat ini menunjukkan contoh manusia yang buta, tuli dan gelap hati. entahlah. (nash kan juga ditujukan sebagai petunjuk pula untuk manusia hari ini, manusia 10 tahun berikutnya dan tahun-tahun berikutnya selama umat islam masih ada).
[3] Menjadi kera.
[4] Lihat surat Al Baqarah ayat 65 dan surat Al A'raaf ayat 163.
[5] Sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia." (Terj. Yaasiin: 82)

Asbâbun Nuzûl: Imâm Jalâluddîn as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 5, 4/an-Nisâ’) dengan menisbahkan kepada Ibnu Ishâq dalam Tafsîr Ibn Ishâqnya:

“Dikemukakan oleh Ibnu Ishâq yang bersumber dari ‘Abdullâh bin ‘Abbâs. ‘Abdullâh bin ‘Abbâs berkata: “Rasûlullâh SAW. berbicara dengan para pemimpin Pendeta Yâhudî, di antara mereka ialah ‘Abdullâh bin Shuria dan Ka’b bin Usaid, lalu sabda beliau SAW: “Wahai kaum Yâhudî, bertaqwalah kepada Allah dan masuklah Islam. Maka demi Allah, sesungguhnya kalian (para pemimpin Pendeta Yâhudî) tentu mengetahui, bahwa apa yang saya (Nabi SAW.) sampaikan kepada kalian (para pemimpin Pendeta Yâhudî) adalah benar”. Maka berkatalah mereka (para pemimpin Pendeta Yâhudî): “Kami (para pemimpin Pendeta Yâhudî) tidak mengetahui hal tersebut, wahai Muhammad!”. Maka Allah SWT. menurunkan Ayat (Ayat: 47, Surat an-Nisâ’):

Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar). (4: 44)

Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).  (4: 45)

Ayat ini diturunkan berkaitan dengan para cendikiawan Yahudi yang tinggal di kota Madinah ketika datangnya Islam. Sepatutnya mereka itu mengimani Rasul dan al-Quran, namun ironisnya, sejak awal mereka mencoba memusuhi dan menentang Rasul, bahkan mereka bekerjasama dengan kaum Musyrik Mekah.

Ayat ini mengingatkan bahwa para cendekiawan Ahlul Kitab mengetahui firman Allah, tapi tidak menjadikan Kitab sebagai jalan petunjuk kebenaran bagi diri mereka sendiri. Tidak cukup itu, mereka malah menyesatkan orang lain yang ingin beriman kepada Allah Swt. Allah menegaskan kepada umat Islam agar mereka tidak takut terhadap permusuhan kaum Musyrik. Karena kaum kafir tidak terlepas dari kekuasaan  ilahi dan kalian  juga  pasti mendapatkan bantuan Allah.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Mengenali  Kitab Allah dan hukum-hukum ilahi dengan sendirinya tidak menjadi penyebab kebahagiaan dan keselamatan.
2. Musuh utama masyarakat Islam adalah musuh agama dan ideologi, baik di dalam maupun di luar negeri.
3.Allah hanya akan melindungi orang yang berpegang teguh pada-Nya.

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (4: 46)  

Salah satu cara penentang Islam mengganggu adalah dengan menghina dan mengolok-olok. Al-Quran banyak mengutip sikap dan gangguan para penentang Islam ini. Jelas, mereka memilih cara ini karena tidak punya kemampuan melawan logika Islam. Mereka hendak mempertunjukkan  kedengkian dan dendam mereka terhadap Islam.  Dalam ayat ini disebutkan, beberapa orang Yahudi menyalahgunakan penggunaan kalimat serta menyindir Rasul dengan mengatakan, "Engkau yang berkata, sementara kami yang tidak mendengarkan dan kami  juga  berkata, engkau tidak mendengar, karena apa yang engkau katakan  adalah untuk membodohi  kami. Inilah  yang  menyebabkan kami tidak menaatimu."

Mereka bahkan menyalahgunakan kata yang mirip.  Ketika Rasul  Saw membacakan ayat-ayat  al-Quran, kaum  Muslimin berkata,  "Wahai Rasul! Raa'ina!" Artinya, bertenggangrasalah kepada kami, dan berikan kepada kami kesempatan untuk dapat mendengarkan perkataanmu dengan lebih baik dan kami simpan di dalam ingatan kami. Adapun kaum Yahudi menggunakan kalimat ini di depan Rasul, dan yang dimaksudkan adalah arti lainnya yaitu membodohkan. Oleh itulah, Allah berfirman ditujukan kepada mereka dan juga kaum Muslimin agar mereka menggunakan  kata "Undzurna"  sebagai ganti kalimat "Raa'ina" yang memiliki arti memberikan peluang dan tidak memiliki makna buruk tadi.

Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Kita harus bersikap obyektif, sekalipun di hadapan para musuh. Ayat ini tidak mencela semua orang Yahudi, tapi hanya kepada mereka yang benar-benar mencemooh.
2.  Tidak boleh menodai  kesucian agama, baik  terkait pemimpin maupun hukumnya.
3.  Keselamatan manusia terletak pada kepatuhannya  kepada Nabi dan Allah.

Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. (4: 47)

Sebagai kelanjutan ayat-ayat sebelumnya yang ditujukan kepada Ahlul Kitab, ayat ini mengatakan kepada mereka, "Kalian telah mengenal Kitab Allah dan semestinya kalian lebih punya kecenderungan kepada Islam. Sebenarnya kalian tidak dapat dibandingkan dengan orang-orang Musyrik yang sama sekali tidak memiliki latar belakang keimanan kepada Allah. Terlebih lagi Islam sejalan dengan Kitab kalian yang mengesakan Allah. Ayat ini kemudian menjelaskan sebuah prinsip penting bahwa bila kalian memungkiri kebenaran atas sifat kebencian dan mengolok-olokinya, sebenanya kalian telah menghapus fitrah kalian sendiri. Bila hal ini terus berlanjut, berarti kalian telah menghapus fitrah kalian dan secara perlahan-lahan sifat kemanusiaan kalian akan sirna.

Ayat ini berbicara tentang perubahan wajah manusia yang mengisyaratkan bahwa alat pemahaman manusia berada di kepalanya. Al-Quran menyebut ketidakberdayaan manusia memperoleh hakikat dan kebenaran dengan terhapusnya wajah mereka. Demikianlah adanya ketika lidah tidak mau mengkaui kebenaran, maka mata, telinga dan akal lambat laut menyeleweng dan melihat kebenaran terbalik menjadi kebatilan.

Sama halnya  ketika manusia melihat alam sekitarnya dari balik kaca mata hitam. Semua yang dilihatnya di siang hari terlihat gelap seperti di malam hari. Ayat ini menyinggung peristiwa penyelewengan beberapa orang Yahudi dari hukum Tuhan, tentang libur di hari Sabtu. Dalam ayat ini Allah mewanti-wanti orang Yahudi bahwa bila sebelumnya mereka yang melanggar larangan hari Sabtu dijatuhi sanksi dengan mengubah wajah mereka seperti kera, maka kalian juga akan binasa bila mempermainkan ayat-ayat al-Quran.

Dari ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Saat mengajak orang lain kepada Islam, kita juga harus mengakui kebaikan orang lain.
2.  Prinsip universal semua agama itu sama.
3.  Islam menyeru para pemeluk  Yahudi  untuk meningkatkan iman dan menerima Islam.
4.  Salah satu penyebab turunnya siksa dunia adalah mempermainkan kesucian agama. (IRIB Indonesia)

47. Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu[1], sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang[2] atau Kami laknat mereka[3] sebagaimana Kami telah melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu)[4]. Dan ketetapan Allah pasti berlaku[5].
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki[6]. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, ia telah berbuat dosa yang besar[7].
49. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci (orang Yahudi dan Nasrani)?[8] Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki[9] dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.
50. Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?[10] Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)[11].
51.[12] Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut[13], dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah)[14], bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman[15].
52. Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah. Barang siapa yang dilaknat Allah, niscaya kamu tidak akan mendapatkan penolong baginya[16].
53. Ataukah mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan)[17], meskipun mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia[18].
54. Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia[19] yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah (kenabian) kepada keluarga Ibrahim[20], dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
55. Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada yang beriman kepadanya[21], dan di antara mereka dan ada pula yang menghalangi (manusia beriman) kepadanya[22]. Cukuplah (bagi mereka yang tidak beriman) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya. Qs. An nisa

Bagaimana kalau penulisnya yang salah cocokloginya, ya bisa saja terjadi karena ini berdasarkan kemungkinan, dinamakan kemungkinan karena belum terjadi dan hanya bersandar pada hipotesa atau mungkin prasangka penulis saja, meskipun merujuk dalil yang ada cocoknya, tapi penulis tidak berani memastikan apakah cocoklogi penulis benar-benar sesuai dengan maksud dalil dan tafsirnya. Bukanlah dalil yang salah tapi faham penulisnya yang salah dan itu bisa jadi… dan jadi… jangan ditelan mentah-mentah dahulu, rujuklah kepada nash dan ulama-ulama yang berkompeten, dan Anda pun termotivasi menyelami nash. Bagaimanapun bisa sajakan penulis ini juga termaksud ruwaibidhah, salah satu alasan tulisan ini, hanya sekedar mengajak anda berpikir ulang. Ambil yang bermanfaat dan buang yang tidak manfaat.

….. Jin yang paling atas mendengar ucapan malaikat, kemudian disampaikan ke jin bawahnya, dan seterusnya, hingga jin yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka mendapat panah api sebelum dia sampaikan kepada dukun, dan terkadang berhasil disampaikan sebelum terkena panah api. Kemudian dicampur dengan 100 kedustaan. (sehingga ada 1 yang benar). Orang mengatakan, bukankah pak dukun telah mengatakan demikian dan dia benar? Akhirnya sang dukun dibenarkan dengan satu kalimat yang benar yang dicuri dari langit. (HR. Bukhari 4800).

Bisa pula, mungkin saja, hipotesa ini dari setiap tulisan ini tercampur dengan kesalahan-kesalahan maka telitilah dan telaahlah. Mungkin ada hal benar dan namun bisa saja ada hal yang tercampur dengan kesalahan, sebagaimana contoh hadis diatas. Hal tulisan-tulisan ini bukan ramalan namun hasil dari hal yang dapat dianalisa, diperhitungkan. Penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Salah satu contoh model lain tentang arahnya hal seperti hadis ini seperti propoganda dalam hal mengaburkan sesuatu keburukan atau sesuatu kebaikan hingga orang dapat salah menilai terbalik. maka kembali lagi untuk Anda cek dan ricek dan juga kembali klarifikasi pada sumbernya, dalam hal untuk tulisan ini Quran, hadis, tafsir dan pendapat ulama-ulama dan cendikiawan/saintis islam, dalam tanda kutip “yang kompeten”, percumakan kalo yang diambil malah ruwaibidhah. Dan juga termaksud fakta real sebab ada hukum atau kaedah tertentu bisa berubah hukumnya berdasarkan posisi, keadaan, dan peralihan zaman atau peradaban sosial, budaya, politik, dsb. pada kaum, sebab ada memang beberapa dalil yang seakan-akan dapat termakna ditujukan pada satu masalah tapi mengandung pengertian hukumnya yang berbeda-beda. Contoh perbedaan hukum karena tanda kutip “posisi” dan “keadaan”. Sholatnya orang sakir dan sehat, yaitu: Sholat dengan Isyarat, berbaring, duduk, berdiri atau disholatkan.

Contoh tercampur dengan 100 kedustaan. Hudud dalam islam adalah perkara hukum yang jelas, dalam hudud sendiri ada syarat pula bila ingin tanda kutip “berupaya” untuk meringankan dan syarat hudud sendiri juga sangat jelas. Ada yang melaksanakan sesuai ketentuan syari, sesuai dengan syariat islam. kemudian mungkin saja ada oknum-oknum yang salah dalam pelaksanaannya, entah karena apa sebabnya, kemudian ada opini dan propoganda tentang mengerikannya hukum islam alasan ham, tidak sesuai jaman, dsb. kemudian karena ada golongan yang melaksanakannya, terus karena ada kondisi pertikaian, kemudian ada yang memakai simbol-simbol golongan ini pula dengan melakukan serangkaian kegiatan yang tanda kutip “buruk” atau di persepsikan “buruk” di mata dunia, ya tentu tujuannya mengkaburkan jati diri golongan ini, membuat kebingungan dan propoganda untuk opini agar keburukan tersemat kepada golongan ini (karena kadang pemakai atribut dan simbol ini apa benar adalah benar-benar real golongan itu atau hanya mata-mata, ahli intelijen, dsb), dsb.

Plus ditambah penulis ini serasa dan merasa tidak dianugrahi untuk punya daya ingat/hafalan kuat atau mungkin juga karena ada sugesti yang berlebihan pada diri sendiri hingga merasuk seperti “merasa” itu, plus juga ilmu agama yang kurang, so.. jadi harusnya pendapat penulis bisa disifati sebagai pendapat yang lemah. Jadi telaah lagi ya.

Bagaimana bila penulis yang salah, maka ini kesalahan diri penulis sendiri, dan tanggungjawab membuat tulisan seperti tanggung jawab terhadap ucapan, tanggungjawab yang besar diakhirat kelak. Jadi jangan ditelan mentah-mentah ya.

Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru kepada jalan yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka sama sekali.” (0172)

Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya dosadan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174)

Dari Utsman bin Affan r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling utama di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya pada orang lain.” (0176)

Beginilah Musuh Islam, dan Beginilah Umat Islam

Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”

“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet. “Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya: “Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.” (9:32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Maka tampak dari luar masih Muslim, padahal internal dalam jiwa ummat, khususnya generasi muda sesungguhnya sudah ibarat poteng (tapai singkong, peuyeum). Maka rasakan dan pikirkanlah itu dan ingatlah bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara, ingatlah akan Hari Pengadilan. WaLlahu a’lamu bishshawab.
Makassar, H.Muh.Nur Abdurrahman.

“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maaidah: 60).

Kembali merujuk bahwa nash adalah juga sebagai petunjuk sepanjang jaman dimana umat islam masih ada di dunia, maka isyarat dalil ini juga apakah “akan tetap ada” kejadian yang terjadi seperti/serupa hal ini, entah perubahan secara sifat atau fisik untuk masa-masa selama umat islam ada. Apakah kaum yakjuj dan makjuj sudah dapat disifati lebih dari “orang-orang fasik”?.

Imran ibn Husain dan Abu Saaid ra meriwayatkan bahawa Rasulullah saw bersabda: Akan berlaku kemusnahan, lontaran dan perubahan rupa di akhir zaman iaitu lahir alat-alat muzik, biduanita-biduanita dan apabila khamar dihalalkan¨ (H/R Tirmizi dan Thabarani).

Abu Maalik Al-Asyaari ra meriwayatkan bahawa Rasulullah saw bersabda: Orang-orang dari umat ku pasti akan meminum khamar yang mereka namakannya dengan bukan nama khamar, dimainkan alat-alat muzik ke atas kepala mereka dan biduanita-biduanita. Allah akan musnahkan bumi bersama-sama mereka dan menjadikan sebahagian mereka sebagai kera dan babi.¨ (Hadis Sahih riwayat Ibn Maajah, Al-Baihaqi dan Ibn Asaakir, Ibn Hibban dan
Thabarani. Sila lihat Sahih Al-Jaami¡¦ As Shaghir 5454, Silsilatul Ahadis As Sahihah 90,
91 dan Sahih Ibn Maajah 3247 ¡V 4020)

Abu Maalik Al-Asyaari ra meriwayatkan bahawa Rasulullah saw bersabda: “Akan ada beberapa kaum dari umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi lelaki), khamar dan alat muzik dan beberapa kamu akan turun/berhenti di sudut sebuah bukit yang tinggi. Para penternak datang kepada mereka di waktu petang dengan membawa haiwan-haiwan ternakan mereka kerana sesuatu keperluan, lalu mereka berkata: Datanglah semua menemui kami esok. Lantas Allah (swt) memusnahkan mereka pada waktu malam dan menjatuhkan bukit yang tinggi itu ke atas mereka dan sebahagian yang lain lagi Allah mengubah rupa mereka menjadi seperti kera dan babi sampailah ke hari kiamat.”

Pen: Ada yang berkata yang dimaksud adalah di akhir jaman ini akan adanya “operasi plastik (merubah penampilan wajah)”, ada pula yang berpendapat adalah perubahan sikap/prilaku serupa prilaku binatang (tak bermoral) dari beberapa manusia akhir jaman atau mungkin benar-benar perubahan fisik sekenaan hubungan dalil-dalil ini.

Bila melihat suasana dunia, maka untuk membalik keadaannya memang hanya tanda kutip “besar kemungkinannya” untuk dapat merubahnya adalah dengan adanya revolusi total, universal dan global diseluruh dunia. Saat ini umat islam dipropogandakan sudah dikatakan sebagai agama teroris dan itu sudah merasuk sangat dalam pada kebanyak pemikiran kaum-kaum. Pada akhirnya bisa saja hal ini terkabulkan olehNya, apalagi mengingat perlunya revolusi total untuk merubah dunia. Mungkin saja pada awalnya ada kerjasama karena menghadapi satu musuh yang sama (dari belakang) namun berhubung stigma/label agama teroris ini, kemudian senjata-senjata kembali akan diarahkan kepada mujahiddin (umat islam), maka melihat dalil-dalil akhir jaman pun pada intinya pada akhirnya jalan jihad adalah hanya satu-satunya pilihan dan tentu akan menjadi teror bagi musuh. Iman diakhir jaman ada di syam, umat terbaik datang, berkumpul dan akan ada di syam, sampai-sampai “jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian”. Dilihat saat ini, itulah negeri-negeri komplik tapi kalau dianggap “rusak” maka bukankah harusnya tidak ada kebaikan lagi yang berpindah, misalnya ke ala islam nusantara dan tidak cara-cara tanda kutip “damai” ala islam nusantara. Rujukannya pada syam yang hari-hari ini selalu bergejolak. Tata dunia baru dan versus khalifahan, masing-masing butuh revolusi total untuk menang. Pecahnya dunia dalam dua kubu.
                                                                                                      
Islam nusantara - hal ini sudah banyak di medsos yang menjelaskannya dari berbagai sisi sudut pandang, saya akan sekedar mengurai dengan sudut pandang yang lainnya, untuk lebih kuatnya anda bisa tanya pada ulama akan benar/tidaknya sudut pandang ini.

Klo ada istilah tambahan islam, dan ini sekedar menurut saya, islam nusantara itu tidak tepat, yang tepat itu untuk menjadi rujukan global adalah islam syam, aswaja syam. Kenapa syam, sama seperti ghuthah, damsyiq, maka syam juga disebutkan dengan nama jelas, tidak disebutkan dengan nama yang samar seperti timur, atau negri di ujung timur. kalaupun disebut gharb, atau maghrib ya seperti itu, tidak timur atau masyriq.

"Penduduk Gharb (yang berada di arah Barat) akan senantiasa menegakkan kebenaran sampai Kiamat datang". [HR Muslim 13/68, Nawawi].
Imam Ahmad berkata,”Ahli Gharb adalah penduduk Syam.” Dan jawaban ini disepakati oleh Ibnu Taimiyah dalam Manaqibisy-Syam wa Ahlihi, halaman 76-77.

Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)
Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak al Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka, aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah menuju Syam.”

Apabila penduduk negeri syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan, tidak ada kebaikan dan itu apa juga termaksud nusantara.

Simplenya begini, negeri syam, sekarang terbagi 4 negara. Siapa representatif dari islam/aswaja ini. Secara garis besar ada 3 bagian umat disana yang mengaku islam. Syiah, yang berhijrah dan kemudian berjihad di suria, dan warga plastina, mungkin untuk plastina umat islam yang selalu disorot hamas. Bila syiah, jelas menyimpang secara syari, Jika dikatakan bahwa yang berjihad di suria itu, yang banyak menganggapnya/mempropagandakannya sebagai ekstrimis teroris adalah islam yang rusak, maka sama saja menganggap syam rusak, sementara bila penduduk syam rusak, maka tidak ada lagi kebaikan, ia tidak digantikan yang lain. Karena dalil ini seakan menyatakan hal tersebut, seakan penduduk syam rusak, ya sudah semua rusak, tidak ada lagi islam. tidak juga islam nusantara. Dan bila yang dimaksud itu warga plastina, dan bila anda menganggap bahwa plastina yang masih menerima produk demokrasi (dengan batasan) itu juga suatu yang rusak, maka tidak ada lagi kebaikkan. tidak juga kau.

Dalil ini seakan hal yang kontinus (berkelanjutan) selama syam dianggap rusak, sama saja menganggp tidak ada lagi kebaikan, padahal keadaan konflik di syam inilah yang dijustifikasi islam nusantara. artinya di syam lah representatif pandangan islam yang benar selalu ada yang menggenggamnya disana dan merujuk kesana. Dimana bagiannya ada yang berjihad qital dan masih juga ada yang bisa menerima sementara demokrasi yang terjadi, tentunya demokrasi yang punya batasan syari. Disini tidak menafikan timur yang bermakna khurasan dan tidak juga menafikan timur yang mungkin dimaksud “negeri diantara dua lautan”, karena pada akhirnya bendera-bendera (baik kawan maupun lawan) akan berkumpul di syam hingga pada akhirnya, dalam dalil lain bahwa ada 9 bagian baik di syam, satu bagian baik diluar syam. So islam ya islam saja. Islam nusantara, islam itu syariat, nusantara itu budaya. Klo mau yang banyak itu di nusantara itu badui. Badui itu ada yang lebih dekat ke penyimpangan dan ada yang lebih dekat kebaikan. Biasanya amalannya dikasih yang mudah, baca ini, baca itu, pahalanya surga. Lakukan ini, lakukan itu, pahalanya surga. Dalam qital (dalil redaksinya lupa, tidak ketemu lagi pernah baca dimana) ada itu tentang masuk islam, bayar upeti atau pedang, dalam nada lain dari dalil ini, ada tentang apa ia serupa badui atau tidak/ atau ia lebih dekat ke penyimpang, ini hukumnya bisa jadi beda. Tapi lupa bahasannya dimana.

Jika kita bisa dan diperbolehkan membuat Islam dalam versi kita sendiri, lalu untuk apa Nabi Muhammad SAW diutus kemuka bumi? Jika Kebenaran bersifat relatif, menurut pendapat masing-masing, lalu untuk apa Allah ta’ala menurunkan Al-qur’an ke muka bumi, yang Allah sebut Al-qur’an sebagai pembeda antara kebenaran dan kesesatan. Jika semua Agama itu sama, lalu untuk apa Allah menyebut Agama Islam ini sebagai Agama yang di ridhoi-Nya yang membuat orang-orang Yahudi iri?

Islam di turunkan pertama kali di kalangan bangsa Arab, bukan berarti Islam mengadopsi budaya setempat dan dijadikan sebagai bagian dari Agama. Justru Islam merubah budaya Arab yang bersifat Jahiliyah dan menyekutukan Allah.

Entah apa tujuan ‘mereka’ yang membuat kelompok dalam Agama ini yang mengatasnamakan Budaya, dan menolak Islam Arab. Sungguh aneh pendapat ini, yang dipertanyakan adalah sebenarnya mereka tidak menyukai Budaya Arab atau Budaya Islam? Lalu kenapa mereka bersikeras untuk memerangi Islam Arab. Sebenarnya yang mereka perangi apakah budaya Arab atau Sunnah Nabi Muhammad SAW? Dan yang paling dipertanyakan adalah apakah ada perintah dari Nabi SAW dan para Sahabatnya untuk berpendapat demikian? Buat apa pula sahabat yang berasal dari nasrani atau yang berasal dari yahudi, harus bersyahadat ulang, bila semua adalah benar.

Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’). Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”

Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu : Pertama : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).
Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)

Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”

Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :
Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.

Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.
Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan dua alasan :
Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).

Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”

Kesimpulan : Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.

Penduduk Syam senantiasa berada di atas al-haqq yang dominan hingga datang Kiamat.
“Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu’adz berkata: dan mereka ada di Syam.“ (HR.Bukhari)

“Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat

“Kalian akan dikumpulkan di sana – tangannya menunjuk ke Syam – jalan kaki atau naik kendaraan maupun berjalan terbalik (kepala di bawah) … “ (HR. Imam Ahmad)

Syam merupakan pusat negeri Islam di akhir zaman
“Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi saw dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada lagi perang. Nabi saw menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat.” (HR. Imam Ahmad)

Negeri Syam dinaungi sayap malaikat rahmat
“Beruntunglah negeri Syam. Sahabat bertanya: mengapa ? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)

Syam adalah negeri iman dan Islam saat terjadi huru-hara dan peperangan dahsyat.
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.”

Pada penjelasan ayat telah disinggung secara sepintas tentang keberkahan tersebut. Dan lebih lanjut, di antara keberkahan Syam juga disebutkan dalam as Sunnah.

1. Syam Merupakan Tempat Para Nabi.
Syam menjadi tempat tinggal banyak nabi. Dari Nabi Ibrahim, yang hijrah ke Syam, Nabi Luth, Nabi Ya’qub, Nabi Musa, Nabi Isa, dan lainnya. Dan akhirnya, Allah menjadikannya sebagai milik umat Muhammad setelah bangsa Yahudi menempuh jalan kesesatan.

2. Perintah Nabi Untuk Bermukim Di Syam.
Imam al Mundziri di dalam at Targhib wat Tarhib menuliskan, bab anjuran untuk bermukim di Syam, dan tentang keutamaan Syam.[23]

Dari Watsilah bin al Asqaa`, berkata: Aku mendengar Rasulullah berkata kepada Hudzaifah bin al Yaman dan Mu’adz bin Jabal yang sedang meminta pendapat beliau tentang tempat tinggal. Maka, beliau mengisyaratkan ke arah Syam. Mereka berdua kembali bertanya kepada beliau. (Dan) beliau mengisyaratkan ke arah Syam. Beliau bersabda: "Beradalah kalian di Syam. Sesungguhnya ia merupakan negeri pilihan Allah, dihuni oleh makhluk pilihanNya" [24]

Para ulama juga telah terbiasa merekomendasi untuk bermukim di Syam, sesuai petunjuk Rasulullah. Ketika ‘Atha al Khurasani berniat pindah tempat tinggal, ia meminta pendapat para ulama yang ada di Mekkah, Madinah, Kufah dan Bashrah serta Khurasan.

‘Atha al Khurasani berkata kepada para ulama tersebut : “Menurut pendapatmu, kemana saya mesti pindah dengan keluarga?”
Masing-masing menjawab: “Berangkatlah ke Syam”.

3. Malaikat Membentangkan Sayap Bagi Penduduk Syam.
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Keberuntungan bagi penduduk Syam,” maka kami bertanya : “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,” Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam)”.[25]

4. Tempat Keberadaan Thaifah Manshurah.
"Penduduk Gharb (yang berada di arah Barat) akan senantiasa menegakkan kebenaran sampai Kiamat datang". [HR Muslim 13/68, Nawawi].
Imam Ahmad berkata,”Ahli Gharb adalah penduduk Syam.” Dan jawaban ini disepakati oleh Ibnu Taimiyah dalam Manaqibisy-Syam wa Ahlihi, halaman 76-77.

5. ‘Asqalan, Merupakan Tempat Penjagaan Penting.
Ath Thabrani meriwayatkan dalam al Mu’jamul Kabir, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :  "Permulaan dari perkara ini (Islam) adalah kenabian dan rahmat. Berikutnya tegaknya khilafah dan rahmat. Selanjutnya muncul kerajaan dan rahmat. Kemudian, orang-orang memperebutkannya, seperti kuda-kuda yang berebut. Maka, kewajiban kalian untuk berjihad. Sesungguhnya sebaik-baik jihad adalah ribath. Sebaik-baik tempat ribath adalah Asqalan". [Ash Shahihah, 3270].
‘Asqalan telah dikenal sejak dahulu. Menempati tempat strategis di bibir pantai, ramai dengan perdagangan. Palestina tidak pernah ditaklukkan, kecuali diawali dengan penaklukkan ‘Asqalan.

6. Cahaya Iman Memancar Dari Syam Saat Fitnah Berkecamuk.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak al Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka, aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah menuju Syam.

Kutipan : “Pemerintah ingin menerapkan norma-norma demokrasi tertentu, satu hal yang seharusnya dilihat oleh para kritikusnya, tetapi mereka seharusnya juga memahami bahwa Palestina tidak akan meniru demokrasi gaya Barat sepenuhnya, karena demokrasi bukanlah satu model yang bisa diterapkan pada semua. Bahkan, situasi politik dan keamanan yang harus pemerintah Palestina hadapi, kadang kala, sangatlah menantang untuk bisa menerapkan norma-norma dan nilai-nilai demokrasi Barat.

Keputusan itu muncul Maret 2005. “Kami harus ikut pemilihan umum jika kami ingin berada dalam posisi memerangi korupsi dan mereformasi Otoritas Palestina,” kata Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misyaal.

Dia mengungkapkan keputusan ikut pemilu ini bukan kemauan pribadi, tapi keinginan sebagian besar kader. “Adalah kebijakan pimpinan memutuskan tidak pada (pemilu) 1996 dan iya pada (pemilu) 2006,” ujar Misyaal seperti dikutip dari buku Gaza: Simbol Perlawanan dan Kehormatan karya Faisal Assegaf (terbitan Hamaslovers, Agustus 2014).

Menurut Musab, ayahnya, Syekh Hasan Yusuf, termasuk yang tidak ingin Hamas ikut pemilihan parlemen 2006. Syekh Hasan mengungkapkan ada kekhawatiran jika Hamas menang, Israel dan sekutunya bakal menghukum rakyat Palestina. “Mereka akan mengatakan kalian memilih Hamas sehingga kami bakal memperketat blokade terhadap wilayah kalian dan membuat hidup kalian susah,” ujar Musab mengutip pernyataan ayahnya kepada wartawan surat kabar Haaretz.

Sembilan tahun lalu, Khalid Misyaal memiliki pandangan berbeda. Pendapatnya bertentangan dengan Syekh Ahmad Yasin dan Musa Abu Marzuq. Kedua tokoh ini ingin Hamas bertanding pada pemilu 1996, pesta demokrasi pertama setelah Otoritas Palestina terbentuk. (Mereka, hamas pada awalnya tidak bersefakat, namun ternyata mampu bersefakat, apakah umat akan bersefakat pada hal yang menyesatkan, bila hal demokrasi sesat secara menyeluruh, tanpa melihat adanya batasan yang dibolekan syariat, baik karena terpaksanya maupun karena hanya mengambil yang sesuai dengan syariat)

Jika ikut pemilu, menurut Misyaal, hanya akan merendahkan diri Hamas lantaran mengikuti aturan main buatan Yasir Arafat, Benjamin Netanyahu, dan Bill Clinton. Apalagi Perjanjian Oslo menghina dan memalukan sehingga keikutsertaan Hamas bakal makin menguatkan dominasi Israel. Selain itu, bisa membiaskan perbedaan penting antara Hamas dengan Arafat dan Fatah. “Pemilu 1996 bukan saat tepat (untuk ikut),” ujar Misyaal.

Hari bersejarah itu tiba pada Rabu, 25 Januari 2006. Hamas menang. Mereka menggusur dominasi Fatah selama empat dekade setelah meraih 76 dari 132 kursi parlemen, sedangkan Fatah meraup 43. Bahkan Hamas meraup semua kursi di tempat tinggal Mahmud Abbas, Ramallah, kecuali satu kursi jatah perwakilan Kristen.”

Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’). Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”

“Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat
“Kalian akan dikumpulkan di sana – tangannya menunjuk ke Syam – jalan kaki atau naik kendaraan maupun berjalan terbalik (kepala di bawah) … “
(HR. Imam Ahmad)

Mungkin ulama lebih bisa menjelaskan tafsir dalil-dalil ini, apa bisa dapat mempunyai dua makna, karena seperti dalil-dalil lain yang tertulis diatas, masing-masing mempunyai penguat makna ini.

Makna pertama sudah dijelaskan diatas tentang bila "agama" dari penduduk syam rusak, maka tak tersisa kebaikan agama di manapun, di dunia. jadi bila dikatakan bahwa yang terjadi di syam adalah keburukan, sebuah bentuk radikal teroris, sama saja mengatakan sudah tidak ada kebaikan lagi dimanapun. Klaim-klaim baru tentang islam di luar syam percuma karena tidak ada lagi kebaikan.

Makna kedua juga menjelaskan tentang status keadaan, dalam hal ini mencakup kewilayahan, dimana bila kewilayahan syam telah rusak (telah terjadi rangkaian huruhara, keributan, peperangan yang terus menerus di wilayah syam hingga selalu porakporanda, plastina, suria), maka itu tandanya sudah tidak ada kebaikan/ketenangan/kedamaian buat umat islam, yang diartikan sudah akan terjadi rangkaian fitnah-fitnah besar kepada islam di seluruh dunia (fitnah-fitnah yang terjadi didalam fase keempat). “dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.” hal ini bila dikaitkan kepada dalil ini, asqalan yang punya kias sebagai statusPembatas keadaan/pewaktuan peristiwa.

‘Asqalan, Merupakan Tempat Penjagaan Penting. Ath Thabrani meriwayatkan dalam al Mu’jamul Kabir, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Permulaan dari perkara ini (Islam) adalah kenabian dan rahmat. Berikutnya tegaknya khilafah dan rahmat. Selanjutnya muncul kerajaan dan rahmat. Kemudian, orang-orang memperebutkannya, seperti kuda-kuda yang berebut. Maka, kewajiban kalian untuk berjihad. Sesungguhnya sebaik-baik jihad adalah ribath. Sebaik-baik tempat ribath adalah Asqalan". [Ash Shahihah, 3270].
Pen: bold.. mungkin yang dimaksud adalah kerajaan yang menggigit (fase tiga) dilanjutkan fase keempat, kerajaan yang memaksakan kehendak.

“Muncul babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak  selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian. Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa sallam diam.” (HR Ahmad)  

‘Asqalan telah dikenal sejak dahulu. Menempati tempat strategis di bibir pantai, ramai dengan perdagangan. Palestina tidak pernah ditaklukkan, kecuali diawali dengan penaklukkan ‘Asqalan.

“Awal perkara ini adalah kenabian dan rahmat, kemudian menjadi kekhalifahan dan rahmat, lalu menjadi kerajaan dan rahmat, kemudian menjadi tanda dan rahmat, dan setelah itu mereka menggigit bibir hingga membekas sebagaimana keledai bertakadum (zaman belenggu), oleh karena itu hendaklah kalian berjihad, dan sebaik-baik jihad kalian adalah pertalian (persaudaraan) dan sebaik-baik persaudaraan kalian adalah menyatukan negeri Asqalan.” (HR. Ath-Tabrani)

Jadi dalil-dalil ini merujuk kepada 3 fase pertama, sambungannya merujuk fase keempat jaman diktator dan penuntasannya dengan jihad. Yaitu sebuah kewajiban. Propoganda yang mengatakan islam agama teror, telah merasuk faham kebanyakan kalangan di dunia, mungkin saja ada perdamaian akibat ada musuh bersama, namun setelahnya kembali lagi karna propaganda yang telah merasuk ini. Dan pada akhirnya nanti akan benar-benar dikabulkanNya.

Karena dianggap teroris umat yang berkumpul, wajar mereka akan membawa 80 bendera dengan 12.000 tentara pada masing-masingnya untuk memerangi teroris radikal ini. Dalam pandangan mereka, jihad sama dengan teroris, dalam pandangan jihadis tentang teroris hakikinya pastilah beda, terbalik. Katanya teroris berkumpul di syam, ya puncak teror itu ketika batu ikut bicara membantu teroris ini (gimana bicaranya batu itu tabir, ia bisa saja bicara fasih bahasa manusia atau bahasanya hanya bentuk isyarat, misal, tiba-tiba temboknya berlubang atau rubuh walau tanpa sebab yang difahami manusia sekalipun mengapa halnya terjadi, hingga keliatan yang bersembunyi dibelakangnya, atau semisal lainnya berupa ada bunyi-bunyi sesuatu atau bunyi senada benda jatuh, yang bisa meningkatkan kewaspadaan, hingga tau bahwa ada sesuatu di belakang batu, dsb. Jadi cara dan bagaimananya gmana, ntar z, liat z sendiri, saat ini tabir, kamu pingin nga, liat fenomenanya secara langsung? So pastikan z datang ya!). jangan keluar dari suria, rugi. Titip keluargamu di pengungsian di negeri yang masih damai, kalau memang Allah SWT menghendaki pasti akan ketemu lagi atau kau letakkan dibelakang punggungmu, katakan saja cepat atau lambat kematian pasti datang, tinggal caranya dan waktu takdirnya. Klo sudah waktunya, pasti ada yang jemput, klo belum, live must go on z. hari ini yang buruk-buruk telah mulai keluar dari syam. Dalil pun berkata bahwa yang buruk-buruk akan keluar dari syam dan berlahan tapi pasti syam akan terkumpul 9 bagian yang baik. Kerugian yang sangat buat yang keluar, bila saja mereka tau kenikmatan bisa syahid.

“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam.”

Selama wilayah syam rusak, selama itu tidak ada kebaikan buat umat islam. Dan syam akan kembali pulih, ketika fase kelima, maka kebaikan buat umat islam pun kembali hingga sampai batas yang ditentukanNya.

Beberapa hadits yang meriwayatkan tentang keutamaan ‘Asqalan semuanya tidak shahih. (Baca: al Fawaid al Majmu’ah: 429-432, dengan catatan kaki dari Syeikh al Yamani).

Syeikh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata: “Secara umum apa yang telah disampaikan oleh para ulama terdahulu dan orang-orang shalih tentang keutamaan ‘Asqalan, Iskandariyah, ‘Aka, Qazwain dan lain-lain, adalah bahwa beberapa tempat tersebut merupakan wilayah perbatasan, bukan karena memiliki keistimewaan tertentu. Sebuah daerah baik menjadi wilayah perbatasan kaum muslimin atau tidak adalah merupakan sifat yang bersifat baru dan sementara bukan bersifat tetap selamanya, sama halnya dengan Daarul Islam (wilayah Islam), wilayah kafir, wilayah perang atau wilayah damai, wilayah penuh ilmu dan iman atau wilayah penuh kebodohan dan kemunafikan. Dan karenanya berbeda satu sama lain desebabkan perbedaan penduduk dan sifat mereka”. (Majmu’ Fatawa: 27/53)

Beliau juga mengatakan: “Sedangkan “ ‘Asqalan” adalah termasuk wilayah perbatasan kaum muslimin, karena banyak orang-orang sholeh dari umat Islam yang bertempat tinggal di sana dalam rangka untuk menjaga (perbatasan wilayah) di jalan Allah, demikian juga semua wilayah yang serupa dengan kondisi ‘Asqalan tersebut, misalnya: Gunung Libanon, Iskandariyah, ‘Ubadan, dan lain-lain di tanah Irak, seperti kota Qazwain dan yang serupa yang merupakan wilayah perbatasan. Di wilayah perbatasan tersebut menjadi tujuan banyak orang-orang shaleh dari umat Islam; untuk menjaganya di jalan Allah”. (Majmu’ Fatawa: 27/141)

Kalau hadits di atas dianggap shahih, maka hadits tersebut menunjukkan keutamaan menjaga (wilayah perbatasan) di ‘Asqalan secara umum, demikian juga kota Gaza; karena ia merupakan bagian dari ‘Asqalan sebagaimana penjelasan sebelumnya, seakan memberikan isyarat kepada kita bahwa kota tersebut tetap menjadi wilayah perbatasan kaum muslimin pada masa yang sangat lama.

Pen: tapi mungkin juga ada peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi dan masih mungkin akan terjadi di Asqalan, mungkin pada periode/masa yang berbeda-beda.

Kutipan : Muhaimin Iqbal. KETIKA saya sampaikan ke teman-teman dekat rencana perjalanan ke Palestina khususnya Gaza, banyak yang mengkerutkan dahi. Palestina? Gaza? Ada apa di sana? Bukankan banyak sekali kegiatan kemanusiaan yang bisa dilakukan di negeri sendiri? Mengapa ke Gaza yang penuh dengan bahaya? Ke Gaza atau secara umum Palestina adalah perintah langsung dalam Al-Qur’an yang belum banyak diketahui oleh kaum muslimin, perjalanan atau perhatian kita pada Palestina ini menjadi bagian dari keimanan kita.

Perintah langsung tersebut ada di ayat berikut:
“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (QS al Maidah [5]:21)

Memang perintah ini aslinya diucapkan oleh Nabi Musa ‘Alaihi Salam kepada kaumnya, namun karena perintah ini di-quote di Al-Qur’an yang menjadi pegangan umat akhir zaman – maka perintah ini juga berlaku bagi kita. Sama dengan ucapan Nabi Saleh ‘Alaihi Salam : “…Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…” (QS Hud [11]:61), maka tugas memakmurkan bumi ini bukan hanya tugas kaum Nabi Saleh ‘Alaihi Salam. Tugas memakmurkan bumi menjadi tugas kita semua.

Perintah untuk menjadi umat terbaik yang menyatukan Palestina dalam kekuasaan kaum muslimin ini juga diperkuat oleh kabar nubuwah dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam berikut :
“Awal perkara ini adalah kenabian dan rahmat, kemudian menjadi kekhalifahan dan rahmat, lalu menjadi kerajaan dan rahmat, kemudian menjadi tanda dan rahmat, dan setelah itu mereka menggigit bibir hingga membekas sebagaimana keledai bertakadum (zaman belenggu), oleh karena itu hendaklah kalian berjihad, dan sebaik-baik jihad kalian adalah pertalian (persaudaraan) dan sebaik-baik persaudaraan kalian adalah menyatukan negeri Asqalan.” (HR. Ath-Tabrani)

Lagi-lagi yang dimaksud negeri Asqalan adalah Palestina, daerah yang disebut Asqalan itu benar-benar ada – dan merupakan sejengkal lahan yang paling sulit direbut kaum Muslimin dari musuh utamanya yaitu zionis Israel yang berpuluh tahun menguasai daerah ini.

Daerah yang sekarang berada dalam wilayah Gaza ini Alhamdulillah sudah dikuasai kembali oleh kaum muslimin dan menjadi benteng pertahanan paling depan dalam menghadapi agresi Zionis – jaraknya hanya sekitar 1-2 km dari kota terdekat Zionis Israel – Ashdod.

Dengan ayat dan hadits tersebut di atas, mengunjungi Gaza adalah seperti melihat dari dekat tugas berat dan bukti-bukti kebenaran al-Qur’an dan hadits itu. Bukan hanya bukti kondisi dan situasi wilayah yang kita bisa lihat langsung, tetapi juga hal-hal lain seperti bukti-bukti kebenaran Kebun-Kebun al-Quran yang sudah saya tulis panjang lebar di situs ini.

Silahkan anda memikirkannya atau bertanya kepada ulama kompeten mana maksudnya, apakah kedua makna ini masuk dalam tafsir untuk dalil ini.

Islam nusantara, pada intinya islam adalah pertengahan, walaupun demikian kita tidak bisa hanya mengambil yang lembut-lembutnya saja sementara yang tegas-tegasnya dari syariat mau diabaikan atau dimarginalkan, demikian pun sebaliknya. Dan ujung-ujungnya hal ini pun mau dilarikan atau dibelokkan ke fanatisme sempit lagi, yaitu “nusantara”, sementara yang sekuler juga mau melarikannya/membelokkannya ke kekesekuleran. Islam itu lembut namun juga keras pada posisi/keadaan/batasannya. Kita pun tidak bisa mengambil sebagian dan membuang sebagian syariat.

Banyak Kerancuan dalam Memahami Tuhan

Hidayatullah.com,–Ada beberapa kerancuan berpikir dalam memahami Tuhan. Keracunan pertama ialah Tuhan yang dipahami dengan materialisme. Penganut paham berpendapat segala sesuatu harus dibuktikan dengan wujud, demikian diungkapkan oleh Dr. Wendi Zarman dalam perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL Bandung, Selasa (24/03/2015).

“Kerancuan lainnya terjadi ketika Tuhan disamakan dengan wujud manusia, digambarkan dengan wujud yang serupa dengan manusia dan disesuaikan dengan bangsa di mana mereka berada. Dan itulah yang terjadi pada agama-agama selain Islam,” ujarnya dalam kuliah bertema “Konsep Tuhan dalam Islam”.

Lebih jauh, Wendi menjelaskan bahwa kerancuan berpikir berikutnya adalah memahami Tuhan dengan spekulasi akal.

“Mereka yang terjangkit kerancuan seperti ini membayangkan wujud dan konsep Tuhan hanya dengan kapasitas akal manusia yang terbatas,” ungkap doktor pendidikan Islam jebolan Universitas Ibn Khaldun ini.

“Jenis kerancuan yang terakhir adalah munculnya pendapat bahwa dengan adanya Tuhan, agama dan spiritualitas justru membuat kekacauan yang semakin besar,” ungkapnya lagi.

Selain menjelaskan tentang kerancuan berpikir manusia dalam mengenal Tuhan, Wendi juga memaparkan bagaimana konsep Tuhan dalam Islam yang membantah semua kerancuan berpikir tersebut. Selain memiliki konsep yang jelas, Islam juga mengajarkan beberapa jalan untuk mengenal Allah.

“Ada beberapa sarana mengenal Allah, yaitu mengamati alam semesta sebagai ciptaan Allah, berpikir dengan rasio dan qalbu, membaca dan menelaah wahyu, serta dengan ibadah dan amal shalih,” pungkasnya.

Kuliah ketiga SPI yang membahas konsep tauhidullaah ini mendapat sambutan positif dari pesertanya. Rozzi, salah seorang peserta SPI berkomentar, “Materi yang disampaikan sangat penting bagi setiap Muslim karena berkaitan dengan aspek terpenting dalam agama, yaitu aqidah,” ujarnya.*/Yanuar Ardiansyah
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar

Integrasi Ilmu
Oleh: Dr. Adian Husaini

HARI Sabtu, 21 Maret 2015, saya mendapat kesempatan mengisi acara Seminar Nasional Pendidikan di IAIN Raden Inten Bandar Lampung.  Pembicara lain adalah Dr. Syamsuri Ali, Wakil Rektor I IAIN Bandar Lampung.  Turut memberikan sambutan, Wakil Rektor III IAIN Bandar Lampung Prof. Dr. Syaiful Anwar dan Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Choirul Anwar, dan Wali Kota Bandar Lampung.

Seminar itu membahas tema tentang Konsep Integrasi Ilmu di Perguruan Tinggi Islam. Meskipun dilaksanakan saat hari libur nasional (bertepatan dengan Hari Raya Nyepi), minat mahasiswa untuk hadir sangat tinggi. Sekitar 400 mahasiswa hadir, ditambah sejumlah dosen IAIN Bandar Lampung.

Tema “integrasi ilmu” dirasakan sangat mendesak untuk dibahas, karena IAIN Raden Intan Lampung sedang dalam proses perubahan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), menyusul beberapa UIN  lainnya.  Bagi saya, tema itu pun sangat menarik dan penting, karena harus diakui, dalam sistem pendidikan di Indonesia, masih ada dikotomi antara “ilmu agama” dan “ilmu umum”. Bahkan, bukan hanya dikotomi, tetapi penganaktirian “ilmu agama” baik oleh pemerintah maupun oleh kaum Muslim sendiri. Hegemoni keilmuan sekuler masih dipaksakan kepada kaum Muslim Indonesia.

Saya bersyukur, para pimpinan IAIN Lampung yang memberikan sambutan saat Seminar, bersepakat:  “dikotomi ilmu” antara “ilmu agama” dengan “ilmu umum” sudah tidak relevan lagi.  Sebagai salah satu perwujudannya, tahun ini sudah dibuka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ke depan, akan menyusul “integrasi” lain dalam beberapa program studi.

Pada kesempatan yang berharga itu saya menyampaikan gagasan, agar IAIN Lampung bukan hanya menerapkan gagasan “integrasi ilmu”, tetapi menerapkan “integrasi dan Islamisasi ilmu”. Kerangka acuan yang dijadikan sebagai acuan intergasi adalah konsep Islamic worldview dan konsep adab.  Islamic worldview (Pandangan Alam Islam) diperlukan untuk melakukan proses de-westernisasi dan de-mitologisasi konsep keilmuan atau teori-teori yang terdapat pada suatu bidang ilmu tertentu, khususnya yang datang dari tradisi peradaban sekuler.

Sebagai contoh, sebelum diintegrasikan dengan konsep keilmuan Islam dalam bidang ilmu sosial dan humaniora, “teori bahwa manusia berasal dari perkembangan makhkuk sejenis kera” perlu dikritisi dan di-Islamisasi. Dalam bidang pemikiran politik, teori kedaulatan rakyat yang bersifat mutlak juga perlu di-Islamisasi, dengan cara membatasi kedaulatan rakyat dengan kedaulatan Tuhan, dan musyawarah tidak mendiskusikan hal-hal yang merupakan ketentuan Tuhan dengan pasti.   Intinya, nilai-nilai sekuler yang membuang wahyu Allah sebagai sumber ilmu harus disingkirkan, sebelum ilmu itu diintegrasikan dengan Ilmu-ilmu keislaman.

Konsep “adab” diperlukan dalam proses integrasi ilmu untuk menempatkan ilmu-ilmu pada tempatnya yang betul, sesuai ketentuan Allah.  Sebab, derajat ilmu tidaklah sama; ada ilmu yang fardhu ain, fardhu kifayah, ilmu yang sunnah, dan bahkan ilmu yang haram. Ilmu aqidah tidak sama kedudukannya dengan ilmu sihir. Adab juga menekankan metode pembelajaran yang betul, menurut Islam. Tanpa konsep adab ini, mustahil mahasiswa akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Bahkan, bisa-bisa menjadi sarjana yang biadab kepada Tuhan, kepada Nabi, kepada guru, orang tua, dan pada sesame makhluk Allah. Na’udzubillahi min dzalika.

Saya memahami, di berbagai UIN, istilah Islamisasi – setidaknya secara formal – tidak digunakan. Ada yang beralasan, agar tidak menimbulkan ketakutan pada pihak-pihak tertentu. “Integrasi ilmu saja sudah dipersoalkan, apalagi Islamisasi,” kata seorang dosen.

Saya paham. Alam pikiran konsep keilmuan sekuler dalam pendidikan nasional masih cukup dominan, akibat cengkeraman sistem pendidikan sekuler warisan penjajah.  Meskipun begitu, saya berharap, suatu ketika nanti, istilah Islamisasi tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, Islamisasi adalah hal yang sangat biasa dan wajar dilakukan oleh seorang Muslim. Bahkan, proses islamisasi itu pun sudah diterapkan di berbagai kampus UIN. Misalnya, digunakannya istilah Ilmu Ekonomi Islam, Ilmu Bisnis Islam, Ilmu hukum Islam, dan sebagainya.

Bahkan, nama kampus “Universitas Islam” itu pun menunjukkan semangat Islamisasi. Universitas Islam harusnya berbeda konsep dan programnya dengan universitas “bukan Islam”, sebagaimana bank Islam juga merupakan upaya Islamisasi konsep perbankan, sehingga membedakannya dengan “bank konvensional”. Itu proses Islamisasi juga.

Jadi, wajar, jika orang Muslim melakukan proses Islamisasi; orang Kristen melakukan proses Kristenisasi; orang sekuler melakukan proses sekulerisasi; orang liberal melakukan proses liberalisasi. Kurang patut kiranya jika orang Muslim justru takut dengan proses Islamisasi.  Jika menolak Islamisasi, mungkin nama kampusnya bisa diganti dengan “Universitas Integral Negeri”, bukan “Universitas Islam Negeri”. Itu usulan saja; boleh diterima boleh tidak diterima.
Pada kesempatan seminar di IAIN Lampung tersebut, saya mengajukan perlunya dilakukan tiga tingkatan integrasi dan Islamisasi dalam dunia pendidikan.  Bahkan, secara makna, sebenarnya, Islamisasi sudah mencakup integrasi juga.  Pada tingkatan PERTAMA, Islamisasi pada level individu.  Seorang Muslim, dimana pun juga, dan kapan pun juga, harus terus menerus melakukan proses Islamisasi pada pemikiran dan perilakunya.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, dalam buku klasiknya, Islam and Secularism,  memberikan definisi “Islamisasi” sebagai berikut:

“…membebaskan manusia pertama-tama, dari tradisi magis, mitos, animisme, kultur nasional; lalu membebaskan dari jeratan sekuler yang membelenggu akal dan bahasanya. Orang Islam adalah orang yang akal dan bahasanya tidak lagi dikontrol oleh magis, mitos, animisme, tradisi nasionalisme dan kulturalnya. Inilah perbedaan antara Islam dan sekularisme … Ia juga membebaskan dari ketundukpatuhan terhadap tuntutan fisik yang condong kepada sekularisme dan ketidakadilan (dan mengabaikan) kebenaran jiwanya…. Jadi, dalam tataran individu, keberadaan Islamisasi secara personal mengacu pada apa yang dijelaskan di atas, di mana Nabi saw merupakan contoh tertinggi dan paling sempurna; sedangkan dalam tataran kolektif, keberadaan Islamisasi secara sosial dan historis merujuk kepada komunitas yang berjuang menuju realisasi kualitas moral dan etika kesempurnaan sosial yang dicapai selama zaman Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassallam.” (bersambung)…Islamisasi Kurikulum..

PROF. Wan Mohd Nor menjelaskan, bahwa berdasarkan definisi Prof. al-Attas tersebut, maka meskipun Islamisasi pengetahuan kontemporer yang diperlukan melibatkan proses dewesternisasi yang selektif, namun pada dasarnya merupakan sebuah proses kembali kepada pandangan alam yang metafisik, kerangka epistemik, dan prinsip-prinsip etika dan hukum Islam. Islamisasi bukan sekedar legalisasi dan penegakan sebagian entitas sosial-politik. Juga,  ilmu pengetahuan tidak disamakan dengan sebatas fakta, keterampilan, atau teknologi. Demikian paparan Prof. Wan Mohd Nor.

Pada level individu ini, mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas academica, seharusnya melakukan proses Islamisasi pemikiran dan akhlaknya, secara terus menerus, sampai menjadi muslim yang baik dan semakin baik. Dibimbing dengan worldview Islam, maka dia memahami segala objek realitas dengan cara pandang yang benar.  Bahkan, mungkin karena keterpaksaan sistemik, meski suatu ketika dia dipaksa melakukan perbuatan yang tidak benar, maka dia tetap memahami bahwa tindakan itu tidak benar, dan dia senantiasa memohon pengampunan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas tindakan kelirunya karena terpaksa.

Seorang dosen sejarah yang diwajibkan menyampaikan kurikulum yang tidak Islami, misalnya, secara personal dia wajib paham, bahwa ilmu yang diajarkannya itu, bukan ilmu yang benar. Maka, dia harus mengkritik dan memberikan solusi dalam perspektif worldview Islam.  Seorang dosen yang dipaksa mengajarkan buku ajar berisi materi HAM sekuler, misalnya, wajib memahami dan memahamkan, bahwa materi ajar dalam buku teks tersebut keliru, dan ia wajib memberikan solusinya secara Islami.

Itulah maksud Islamisasi pada level individu. Seorang dosen atau mahasiswa harus tetap menjadi Muslim yang baik, meskipun sistem dan lingkungan kampusnya tidak Islami. Sebab, yang dipertanggungjawabkan pada  Allah Subhanahu Wata’ala, di Hari Akhir nanti adalah ilmu dan amal seseorang. Kekeliruan ilmu seorang dosen akan berdampak besar pada kerusakan ilmu dan amal secara luas. Sebab pada tingkat perguruan tinggi inilah dihasilkan para calon guru dan pemimpin di berbagai bidang kehidupan.

Seorang dosen yang memiliki kerangka epistemologis Islami, maka akan mampu mengintegrasikan tiga “sebab ilmu” bagi manusia, yaitu jalur inderawi, akal, dan wahyu Allah.  Konsep-konsep kehidupan yang dihasilkannya pun bersifat integral dan tidak parsial, yang hanya mengandalkan kekuatan akal dan indera semata. Seorang ilmuwan geologi, misalnya, tidak hanya bicara tentang fenomena gempa bumi sebagai gejala alam semata, tetapi juga mengajak rakyat untuk mendekatkan diri kepada Allah agar tidak tertimpa azab dari Allah Subhanahu Wata’ala.

Jadi, dalam kondisi apa pun, pola pikir seorang dosen dan seluruh akademisi muslim haruslah bersifat Islami, dan secara otomatis, juga bersifat integral (universal). Ilmuwan-ilmuwan yang masih “alergi” untuk memasukkan wahyu Allah sebagai “sumber ilmu” cepat atau lambat insyaAllah akan semakin tergusur oleh arus besar Islamisasi ini.

Tingkatan KEDUA, adalah Islamisasi pada level kurikulum. Salah satu aktivitas perjuangan penting dari akademisi muslim adalah melakukan Islamisasi pada level kurikulum. Pada tingkatan ini, kurikulum baiknya disusun berdasarkan asas proporsional antara ilmu-ilmu yang fardhu ain dan fardhu kifayah. Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang baik – sebagai manusia. Dalam istilah Prof. Naquib al-Attas, tujuan pendidikan adalah “to create a good man as man”.  Program pendidikan pun harus berjalan secara Islami, terutama untuk menanamkan adab dalam diri seseorang. Begitu juga sistem evaluasinya, harus memasukkan aspek adab dan akhlak.  Dalam kaitan ini, penyusunan buku-buku ajar yang integral dan Islami sangat membantu kesuksesan program tersebut.

Secara konseptual, sepatutnya, Perguruan Tinggi Islam sudah harus mampu menyusun dan menerapkan kurikulum ideal semacam ini. Perguruan Tinggi harus menjadi tempat pendidikan untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, sebagaimana dirumuskan dalam UU tentang Pendidikan Tinggi, UU No. 12/2012.

Tampaknya, hingga kini, masalah pembentukan sarjana yang berilmu, beradab, dan berakhlak mulia itu masih menjadi agenda besar di banyak perguruan tinggi Islam.  Pada program Strata-1, saya mengusulkan, agar pada tahun pertama, semua mahasiswa baru dididik secara khusus dengan adab, agar imannya kokoh, bersemangat dalam beribadah dan meneladani Rasulullah saw, beradab pada guru dan orang tua, serta memiliki pola pikir Islami.  Mahasiswa yang lulus tahap ini baru diizinkan memasuki spesialisasi ilmu di Fakultas atau progam studi tertentu, sesuai minat dan kebutuhan masyarakat.  Ini penting untuk menghindarkan terjadinya lulusan-lulusan perguruan tinggi yang zalim dan biadab.  Jadi, bukan hanya Indeks Prestasi akademik saja yang menjadi tolok ukur memasuki jenjang pelajaran berikutnya.

Jika saat ini kita menghadapi berbagai persoalan pelik di berbagai bidang kehidupan, cobalah kita lihat secara mendasar, apakah kita sudah benar dalam mengonsep dan menerapkan pendidikan kita, khususnya pada tingkat Pendidikan Tinggi?  Jangan hanya menyalahkan politisi kita, tetapi tanyakan, apakah ada pendidikan tinggi kita yang mendidik seorang menjadi politisi yang baik? Jangan hanya menyalahkan jurnalis kita, tetapi mari kita introspeksi, di manakah kita bisa mendidik anak-anak kita menjadi jurnalis muslim professional dan berakhlak mulia?  Ribuan sarjana agama kita luluskan setiap tahun. Berapakah dari mereka yang siap berjuang menegakkan kebenaran dan mencintai keilmuan Islam dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas?

Pada tahap Islamisasi kurikulum inilah, maka patut ditekankan perlunya pemahaman yang benar akan konsep ilmu dalam Islam dan bagaimana konsep thalabul ilmi yang betul, yang – misalnya – sangat menekankan pada kualitas keilmuan dan keshalehan para guru. Harusnya, aspek formalitas gelar dan kepangkatan akademik, tidak diletakkan lebih tinggi daripada aspek kebenaran dan ketinggian akhlak sang guru.

Jadi, pada level kurikulum ini bukan hanya dilakukan “integrasi” antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Tetapi, model integrasi itu harus mengikuti konsep keilmuan yang benar. Jangan sampai, misalnya, Ilmu Tafsir digusur dengan Ilmu Hermenutika yang bersifat spekulatif dan berbasis relativisme nilai.  Ilmu-ilmu wahyu yang bersifat pasti (qath’iy) tidak boleh dikalahkan oleh hasil eksperimen sosial yang bersifat empiris dan “quasi-ilmiah”.

Sebagai misal, meskipun secara empiris ditemukan sejumlah mahasiswa berhasil  meraih prestasi akademik tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak berzina, bukan berarti zina menjadi boleh.  Meskipun secara empiris ada pemimpin kafir yang suka menolong dan tidak korupsi, bukan berarti kekafiran itu sesuatu yang baik.

Tingkatan ketiga adalah Islamisasi kelembagaan. Hingga kini, masih ada dikotomi universitas Islam dan universitas “umum”.  Sejumlah universitas Islam telah berusaha mengintegrasikan antara “fakultas umum” dan “fakultas agama” dalam satu lembaga pendidikan tinggi. Sebenarnya, dengan merujuk pada UU No 12/2012, dikotomi antara perguruan tinggi umum dengan perguruan tinggi agama, sudah tidak relevan lagi. Sebab, Tujuan Pendidikan Tinggi itu sudah sangat jelas, yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Tetapi, saya mengusulkan, agar proses integrasi kelembagaan di tingkat universitas ini berjalan dengan alamiah, dan tidak dipaksakan, mengingat aspek kesejarahan dan kondisi faktual para staf pengajar saat ini.

Betapa pun kecilnya, semoga seminar dan gagasan tentang integrasi dan Islamisasi ilmu itu akan terus bergulir, dan kita akan menyaksikan banyak kampus – khususnya yang berlabel Islam – yang bisa kita banggakan sebagai tempat mencetak kader-kader ulama dan intelektual Muslim yang berilmu mumpuni dan berakhlak terpuji. Amin.[Bogor, 27 Maret 2015].*

Penulis adalah Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam—Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan (CAP) hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan hidayatullah.com
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar

Alkisah dalam kisah fiksi ini, disebuah sekolah umum, seorang guru sejarah sedang menerangkan pelajaran yang telah masuk pada bab tentang arkeologi sejarah jaman purba, dibuku pelajaran diterangkan tentang evolusi manusia yang berasal dari kera, setelah ia memaparkannya kemudian guru itupun menambah dan menjelaskan secara lain pula, ia katakan, namun konsep evolusi ini ditentang oleh agama islam, bagi murid yang beragama islam sebaiknya juga tahu, bahwa dalam nash agamanya, bahwa manusia sudah sama sejak semulanya, dan manusia pertama adalah nabi Adam as, dan seterusnya ia memaparkannya secara terbuka berdasarkan rangkuman dalil syari walau tanpa mengeluarkan ayat dan dalilnya secara langsung. Dalam hatinya bagaimanapun ia mengakui punya pertanggungjawaban kelak di akhirat bila ia tidak pula menjelaskannya secara adil “pada tempatnya” pada murid yang seagamanya. Selain itu, ini hanya bentuk usaha kecil dakwahnya, dimana ia tidak berharap kelak ada mantan muridnya yang malahan akan menjadi penentang keras agamanya sendiri akibat bombardir perecokan ilmu pengetahuan yang menjurus tersebut terus-menerus dalam perjalanan hidup murid-muridnya. Ia pun bingung dan dilema, bagaimana bila hal ini kelak diujikan didalam ujian, sementara ada murid yang menjawab secara tekstual buku pelajaran dan ada murid lain menjawab secara pandangan agamanya, mana yang harus dinilai angka dan benarnya dari dua murid ini.

Pada kisah lain, sang ibu sedang membantu membimbing anaknya yang membuat pr secara mandiri, ibu itu tahu bahwa jawaban yang akan dibenarkan guru pada pr itu disekolah adalah tentu jawaban apa yang sesuai dengan buku yang dipakai dalam pelajaran tersebut. Salah satu isi pr si anak adalah tentang pemaparan teori evolusi, sebagai inisiatif usaha si ibu, ia pun menjelaskan kepada anaknya bahwa islam menjawab penciptaan secara berbeda. Panjang lebar ibu itu menjelaskan secara arif karena sang anak dilanda kebingungan, kritisnya sih anak karena kenapa ia harus dipaksa menjawab pr ini sama dengan isi buku, sedangkan agamanya punya penjelasan lain, ibu juga dilema. Bagaimana pun prestasi di sekolah juga perlu, tapi itu membiarkan kebohongan dan pembodohan agama, sementara jawaban yang guru benarkan adalah jawaban dari rujukan buku pelajarannya, ibu pun bingung bagaimana agar anak tetap terjaga aqidahnya sementara ia juga harus tetap punya prestasi akedemik. Antara menyuruh anak menjawab sesuai dengan buku dan keterangan gurunya, (maka anak diajarkan berbohong sementara si anak telah kritis bahwa si anak telah yakin jawaban pandangan agamanya yang benar) atau kah membiarkan si anak menjawab berdasarkan pandangan agamanya yang notabene bisa disalahkan guru pr-nya, dapat nilai atau nga dapat nilai pada pr di sekolahnya si anak.

Dapatkan Anda melihat berapa banyak dari setiap jenis-jenis pelajaran punya kerancuan begini. Berpisahnya ilmu dan agama.

Judulnya apa, saintku agama atau agama saintku
"Agan tahu kenapa dibilang untuk tidak mencampuradukkan antara agama dan sains?
Karena keduanya punya dasar yang berbeda. Agama berdasar kepercayaan, sains berdasar pemahaman dan pembuktian. Saat agama dicampuradukkan dengan sains, dikuatirkan akan ada usaha untuk membengkokkan sains agar sesuai tafsir agama, seperti yang terjadi di era pertengahan dulu. Kalau sekarang, yang paling mendapat tentangan dari agama itu teori evolusi, karena dianggap bertentangan dengan kisah penciptaan langsung."

Klaim sepihak ateis, dikiranya "pencari tuhan" tidak menggunakan metoda-metoda dalam riset mencari/menemukan fakta saint pula, selain kepercayaan. Jalannya mendapatkan hidayah itu, bisa dengan metoda observasi (pengamatan), pengumpulan data, penelitian dan percobaan, logika, penalaran dan pemahaman, qiyas/perbandingan, kesimpulan dan pembuktian, dsb. Sebutkan satu metode mencari ilmu? Maka demikian pula metode itu dapat dipakai juga oleh "pencari tuhan".

1.Observasi/pengamatan
Nabi Ibrahim as mulai menggunakan akal sehatnya untuk mencari Tuhannya yang menciptakan jagad raya dan seisinya menjadi ada. Awalnya Nabi Ibrahim as menganggap bintang yang menerangi malam itulah Tuhannya, namun Nabi Ibrahim as menolaknya setelah bintang itu hilang cahayanya saat muncul bulan yang lebih terang.

(Dalam Alquran: Surah Al An'naam/ 76) "Ketika malam telah menjadi gelap, dia (nabi ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia (nabi ibrahim) berkata: 'itulah Tuhanku, 'Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia (nabi Ibrahim) berkata: 'saya tidak suka kepada yang tenggelam’ lagi-lagi Nabi Ibrahim as harus kecewa karena ternyata bulan juga tidak langsung kenampakannya, hilang ketika fajar mulai menyingsing di pagi hari. Pagi harinya ketika sang Surya memancarkan sinarnya yang membuat bumi terang benderang maka Nabi Ibrahim as mengira telah menemukan apa yang dicarinya. Namun ternyata matahari juga mengecewakan karena bisa hilang di waktu malam hari.

Nabi Ibrahim as terus mencari siapakah sebenarnya Tuhannya, sampai akhirnya Nabi Ibrahim as diperlihatkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT.

(Dalam Alquran: Surah Al An'aam/ 75) "Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan di Bumi, dan (kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin"

2.Penelitian dan percobaan
-Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir’aun.
Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk Islam diawali pada tahun 1975. Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan. Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul ‘Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern’, dengan judul aslinya, ‘Les Momies des Pharaons et la Midecine’.

Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: “Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.

Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dan akhirnya setelah pemikiran panjang, akhirnya dia masuk islam.

-Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam.
Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah- olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau memeluk Islam.

-Contoh secara kebalikkan dari yang diatas (pembuktian terbalik), Pernahkah Anda mendengar hadis Nabi tentang lalat? Sebuah hadis dimana Nabi menyuruh para sahabat untuk menenggelamkan lalat apabila jatuh ke dalam air minum, dan kemudian membuang lalat tersebut.

“Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat.” (HR. Al Bukhari)

Hadis itu banyak dibahas. Beberapa bahkan bertanya, mengapa Nabi Muhammad meminta lalat itu malah dicelupkan ke dalam air minum. Bukankah lalat kerap hinggap di tempat-tempat jorok, sehingga bisa menularkan penyakit?

Bagaimana penjelasan hadist ini dilihat dari sudut pandang ilmiah?
Dikutip dari halaman situs Dr. Zaghloul El-Nagger, seorang professor Muslim di bidang sains, memberikan penjelasan ilmiah tentang Hadist ini. Menurut El-Nagger, hadis ini berarti bahwa lalat itu membawa penyakit di salah satu sayapnya, dan obat dari penyakit tersebut di sayap yang lain.

Ketika seekor lalat jatuh ke dalam wadah (makanan atau minuman), lalat tersebut membawa mikroba di salah satu sayapnya, sebagai pertahanan diri. Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam komentarnya tentang hadis ini bahwa salah satu ulama mengamati bahwa lalat melindungi dirinya dengan sayap kiri, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lalat membawa obat atau penangkal di sayap kanan. Jadi jika lalat direndam di wadah tempat ia jatuh, obat penawar itu akan menghancurkan racun atau mikroba dengan kehendak Allah.

Beberapa orang tidak senang dengan ide membenamkan lalat dalam makanan atau minuman. Namun, ini bisa diterapkan dalam kasus-kasus darurat. Ketika, misalnya, seseorang berada di padang pasir, hanya memiliki sedikit air atau minuman. Dalam kasus ini orang itu tidak punya pilihan selain untuk melakukan seperti yang direkomendasikan oleh Nabi. Jika tidak, maka ia akan mati kehausan atau infeksi. Jika seseorang merasa jijik, maka ia tidak harus melakukannya, tapi ia tidak memiliki hak untuk menolak keaslian hadits ini. Hadits ini sangat otentik, seperti yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.

Sekelompok peneliti Muslim di Mesir dan Arab Saudi melakukan beberapa percobaan pada wadah berbeda yang berisi air, madu dan jus. Mereka membiarkan jenis cairan tersebut dihinggapi lalat. Kemudian mereka tenggelamkan lalat di beberapa wadah ini. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa cairan yang tidak ada lalat ditengelamkan mengandung banyak bakteri dan virus, sementara wadah yang lain di mana lalat benar-benar ditenggelamkan tidak terdapat bakteri dan virus.

Penemuan bahwa ada penangkal untuk patogen, dan bahwa ada berbagai jenis bakteri dan “Bakteriofag”, baru diketahui pada dekade terakhir abad ke-20. Sedangkan Nabi menyinggung soal ini 1400 tahun yang lalu, ketika manusia hampir tidak tahu tentang fakta-fakta ilmu pengetahuan modern. Namun, jenis informasi yang akurat seperti ini, bahwa salah satu sayap lalat membawa penangkal patogen yang dibawa oleh sayap yang lain, hanya bisa berasal dari Wahyu Ilahi yang diajarkan kepada Nabi oleh Allah SWT.

Sudahkah anda memanfaatkan obat pada salah satu sayap lalat itu? Obat untuk penyakit apa saja yang bisa? Siapa yang patenkan dan produksi? nga mau cb tuk manfaat org bnyk dlm pngobatan kah.

Api dibawah laut, tanah liat dan protein DNA, Tanah membunuh kuman pembersih najis, banyak fakta lain tentang penelitian ilmiah dan kebenaran quran.

Penelitian diatas, menemukan pengetahuan baru, pengetahuan baru ternyata tak baru, sudah ada di dalil agama, penelitian ini malahan membenarkan dalil? Lalu dalil datang darimana? Siapa yang memberi tau sejak 1400 tahun lalu itu kepada Muhammad?

3.Logika, penalaran dan pemahaman
Pernahkah kita terkena angin?? apakah yang ada di pikiran kita ketika terkena angin. ketika kita merasakan terkena angin pastilah kita merasa sejuk dan kita dapat merasakan itu. dan kalau ditanya mengapa kita percaya kalau itu angin dan bukan cahaya atau suara atau yang lainnya, karena angin tidak terlihat mungkin saja itu bukan angin, dan mungkin saja itu suara atau yang lainnya. pastilah kita menganggap itu salah dan yang benar itu adalah angin. kita percaya bahwa itu angin karna kita dapat merasakannya walaupun kita tidak melihat angin dan tapi kita percaya itu adalah angin dan bukan yang lainnya. pikiran kita secara nalarpun pasti menjelaskan kalau itu angin yang tidak terlihat tapi dapat dirasakan.

Mencari tuhan secara logika yang seperti itulah yang bisa kita gambarkan. kita hanya bisa merasakan akan adanya tuhan seperti kehidupan kita yang sekarang dan terjadinya seluruh alam semesta ini. mengapa kita harus percaya kalau itu tuhan dan bukan yang lainnya. jawaban yang tepat adalah kita percaya akan adanya tuhan seperti kita percaya akan adanya angin yang hanya kita bisa rasakan tapi tidak bisa kita lihat. walaupun mungkin banyak yang menentang itu bukan ciptaan tuhan tapi kita percaya kalau itu tuhan. karna nalar kita percaya dan meyakini kalau itu tuhan, bukan sebuah nama yang menghiasi setiap ajaran agama yang kita tau. ilmu kita masih sedikit dibandingkan ilmu tuhan yang dapat menciptakan segala sesuatu. kalau kita ingin melihat tuhan agar kita percaya akan adanya tuhan. carilah dulu bagaimana bentuk angin. karya tuhan yang dapat kita rasakan tapi tidak terlihat sepertinya akan halnya tuhan, yang dapat kita rasakan tapi tidak bisa kita lihat.

Pelukis itu telah menyelesaikan lukisannya, lukisannya tanpak hidup, sehidup pemandangan alam yang ia lihat dan tuangkan dalam lukisan itu. Ia bisa membuat indah lukisan , dan itu bukan kebetulan perlu keahlian, kreatifitas yang memakan waktu bertahun-tahun buatnya. Ia liat lagi pemandangan alam didepannya, suara binatang, semilir angin, dsb. Ia pun berkata bukan kebetulan pula hal ini ada semua, tentu ada pencipta yang membuatnya indah dan mengaturnya, sebagaimana saya membuat lukisan ini tampak hidup. Tentulah ada pula Pencipta alam nyata ini.

Hari pertama nan indah di sebuah TK Mawar yang diasuh oleh seorang Ibu guru yang berjiwa Komunis . Ibu Guru ini mulai memasuki kelas Nol 2 . ia mulai mengajar kepada anak" TK tersebut tentang Faham Atheisme (Tidak Mempercayai Tuhan).
ia mulai mengambil sebuah penghapus papan tulis dan berkata pada anak" TK di kelasnya ,"anak-anak , penghapus ini kelihatan gak ???" , sambil tangannya mengacung-acungkan penghapus di depan kelas.
"KELIHATAAAAAN !!!", kata anak" TK serempak dan bersemangat .
"yang terlihat menunjukan keberada-an . maka kalau penghapus ini kelihatan artinya penghapus ini ada gaaak ?" , tanya-nya lagi kepada murid"-nya .
"ADAAAAAAAA !!", kata anak" semangat .
kemudian ia mulai menaruh penghapus papan tulis di meja . ia lalu mengambil sebuah kapur putih . kemudian berkata kembali pada murid"-nya , "anak-anak , kapur ini kelihatan gaaak ???" , sambil tangannya kembali mengacungkan kapur di depan kelas .
"KELIHATAAAAAN !!!" , kata anak" TK serempak dan bersemangat . "nah !! kalau kapur ini terlihat berarti kapur ini ada gaaak?" , tanya-nya lagi kepada murid"-nya . "ADAAAAAAAA!!" , kata anak" semangat lagi .
lalu sang guru mulai memasuki doktrin" komunisme-nya kepada anak" TK tersebut , "ANAK-ANAK ! TUHAN ITU KELIHATAN GAAAAK ????" , tanya-nya lebih semangat kepada anak" muridnya .
"GAAAAAK !!" , teriak anak" murid .
''BERARTI TUHAN ITU ADA GAAAAAAK ????'' , tanya Ibu Guru lagi bersemangat .
"GAK ADAAAAAAAA !!", kata anak" bersemangat tanpa mikir panjang .
dipojok belakang kelas tiba" berdiri anak murid yang paling badung dan termasuk nakal .. lalu ia mulai berjalan dengan gagah dan sok tahu ke depan kelas . kemudian dia berkata lantang didepan kelas, "KAWAN-KAWAN , OTAK IBU KELIATAN GAAK ???" , tanya-nya pada teman" sekelas-nya .
"GAAAAAK !!" , teriak teman"-nya .
kemudian ia bertanya lagi, "BERARTI OTAK IBU ADA GAAAAAAK ???"
"GAK ADAAAAAAAA !!" , jawab teman"-nya . (pen: kalian juga bisa berdakwah dengan cara ini. Membangun logika sehat, mempertajam pertimbangan dan kecerdasan, buat agar orang-orang cerdas politik juga bisa kok dengan metoda sederhana ini).

4.Qiyas/perbandingan/perumpamaan
Game bola (sory klo contohnya ini trus :)), ada software, hardware, pencipta dan penciptaan, fisikal pemain dan dunia gamenya, batasan alam akal/pikiran gamenya (bisa lewat joystick atau dengan aoutopilot, nah itu batasan akalnya, sesuai apa kemampuan dan batasan gamenya gerak, tingkah laku, cara main, ekspresi, dsb). contoh mini. Bawa ada pencipta yang membuat kelengkapan itu semua.

Menurut keterangan muallaf kepada Teungku Jamaluddin, alasan lain memutuskan masuk Islam adalah karena mereka terkesan dengan agama Islam melalui ajaranya yang sangat selektif dalam memilih makanan yang bersih dan kesucian lain. Hal ini, menurutnya membuat banyak umat Islam yang “bercahaya” wajahnya. Apalagi saat melakukan ibadah sebelumnya mereka diperintahkan untuk bersuci.

Dan yang paling mereka suka dan tertarik ketika melihat umat Islam datang ke masjid untuk beribadah, mereka diwajibkan untuk membuka sepatu dan sandal agar bisa masuk ke Masjid karena mereka sangat menyadari bahwa Masjid itu adalah rumah Allah (rumah tuhan) yang wajib dijaga kesuciannya. (Pen: beribadah menggunakan sendal/beralas kaki boleh, mungkin ini kesepakatan bersama, lebih baiknya. Soalnya biar kata sendal ketika bernajis, dengan langkah berikutnya, ketika menyentuh tanah yang lain dapat menyucikan, namun merujuk kebersihan dan kenyamanan bersama. Agar ibadah orang lain tidak terganggu bau-bauan dari sendal/sepatu, becekan bekas tanah ketika hujan, atau pasir yang menyucuk kening ketika sujud, dsb). Tapi coba dach tahajud sekali-sekali diatas lumpur, biarkan sajadah dan jubah mu terkena becekkan lumpurnya dan nikmati sensasinya. Dulu jaman kerajaan, ketika raja lewat di depan rakyat, mau becek kek tanahnya pada sujud hormat semua, nga pakai sempat cari alas-alas lagi. Suka nga suka.

""Saat usia saya tiga belas tahun, saya mulai berpikir dan bertanya kepada diri sendiri, "Mengapa saya berada di dunia?" "Apa tujuan hidup saya?" "Alam semesta dengan keteraturannya pasti memiliki pencipta. Kalau ada penciptanya pastilah pencipta memerintahkan dan melarang hamba-hambaNya dengan aturan-aturan agama".

Saya teringat sekarang dengan firman Allah yang artinya, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal" (Surat Al Baqarah 164)

Mulailah saya mencari agama yang benar. Karena saya di lahirkan dari keluarga Kristen Protestan maka saya memulai mempelajari agama saya. Saya berangkat ikut sekolah minggu atas kesadaran saya sendiri. Saya tidak mendapatkan ketenangan batin, saya tidak puas. Saya terkadang mendebat pendeta karena ada hal-hal yang tidak bisa saya terima seperti tentang trinitas dan lainnya. Pendeta tersebut mengatakan, "sebenarnya Injil yang ada di tangan kita sudah tidak asli lagi. Isi injil yang ada sekarang sekadar sebagai perumpamaan. Bahkan manusia sendiri berasalnya dari kera bukan dari Adam seperti yang kita baca di injil." Pendeta mengajarkan dogma, meskipun anda tidak puas tapi anda harus meyakininya. Bahkan saya dapatkan dari mereka sebenarnya di hati mereka tidak meyakini kebenaran injil. Saya berpikir untuk apa saya mempelajari agama sedangkan ulama nya saja mereka meragukan isi kebenaran kitab suci mereka. Akhirnya saya berhenti sekolah minggu meskipun belum selesai dua tahun.
Mulai saya mempelajari agama Hindu, Budha tapi tidak logis dan tidak bisa diterima akal saya. Saya pelajari agama yahudi ternyata agama yahudi agama rasis. Mereka mengaku bangsa pilihan Tuhan. Sedangkan manusia yang lahir bukan dari orang Yahudi maka tidak ada kesempatan untuk masuk surga, semuanya di neraka. Jelas ini agama yang batil.

Saat usia saya 14 tahun saya banyak mempelajari tentang Islam dari buku-buku dan internet. Ayah saya senang dengan sejarah dan sering mengajak saya melihat masjid-masjid yang megah ketika sedang berlibur ke Turki. Hati saya merasa tentram ketika melihat masjid atau ketika memasukinya. Permadani yang terhampar di Masjid, cahaya matahari yang masuk ke dalam masjid membuat saya mencintai masjid."
Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

5.Pengumpulan data
Diatas contoh sedikit dari kumpulan data2, terlalu banyak kalau diambil semua beragam disiplin ilmu ada.

6.Kesimpulan/pembuktian menjadi kepercayaan
-Siapa manusia pertama yang dibunuh, siapa pula yang membunuh, apa sebab-sebabnya? dan bagaimana cara dikuburkannya? ateis menjawab? .... Islam menjawab? .... Saintis sastra menjawab akan dua kisah berbeda itu? ..

-Yesus diangkat kesurga lagi nyiapkan tempat buat pingikutnya, kata saintis kecepatan paling tinggi kecepatan cahaya, dimana surga, berapa jauh? Masih dibimasakti, diluar dari galaksi-galaksi, dimensi lain atau dibumi juga? berapa lama yesus balik ke bumi "kebangkitan"? Mungkin klo ateis menjawab, pertanyaan diatas nga nyambung, itu dongeng atau itu hal nga natural, bila manusia pulang pergi ke mars baru kya gitu natural, bisa dihitung. Bila ada jawaban sejenis ini berarti saint jadi kepercayaannya, keyakinannya (doktrin yang telah ada sebelumnya juga). Nasrani, harus mastiin dulu apa yang naik yesus sebagai anak, atau sebagai bapa atau sebagai roh kudus atau ketiga dalam satunya. Bila ia tuhan yang manuisa, apakah tidak tunduk pada kcepatan batasan cahaya, atau perkataan jawaban yang lainnya. Islam menjawab? ...

-Bumi bagian tata surya, tata surya bagian galaksi, galaksi bagian ... Big bang.. Sebelum big bang apa? dari tidak ada menjadi ada? Apa? Bagaimana penjelasannya bila itu rana natural? Bila itu rana supranatural?

-Apakah selain biologi, fisika, kimia, dsb.. Agama jg sub bagian dari saint? Ataukah salah satu bagian dari agama itu saint?

Outputnya apa? Hasilnya apa? Kan ternyata saint toh juga bisa berdasarkan kepercayaan, toh ternyata juga bisa dari doktrin yang berkelanjutan dan agama juga bisa datang dari dasar pemahaman dan pembuktian, dan hidayah ternyata juga bisa datang dari pemahaman dan pembuktian.

Outputnya saint bisa kepercayaan. Kepercayaan akan tuhan yang meng-ada-kan saint atau saint yang tak mengadakan tuhan. Begitupun inputnya, bisa datang dari doktrin juga, dari sebuah kepercayaan, walaupun kadang itu sekedar campuran setengah asumsi, atau juga dari yang menaturalkan semua rana tanpa campur tangan tuhan atau yang tetap memisahkan batasan yang bisa diamati, dicermati, dilihat secara natural dan mana yang hanya bisa secara supranatural. Output yang mengharuskan menaturalkan semua rana ataukah yang yakin tetap ada pemisahan rana natural dan supranatural ataukah yang tetap memisahkan rana natural namun dengan supranatural yang natural.

Blank, pening-pening, bingung .. Kau tersentak. Itu tandanya kamu gi dicolek. Coba dach tabayun, berpikir ulang, minta sama yang ciptain kmu.

Lihatlah ia, pada awalnya, akibat doktrin ateisnya, ia masih ingin menaturalkan, harus ada bukti-bukti natural dan ternyata ...

“Aku membawa Alquran pulang dan mulai membacanya. Apa yang kutemukan saat membaca Alquran tidak seperti aku sedang membaca sebuah cerita. Itu terasa seperti seseorang memberiku perintah atau petunjuk.

Di suatu malam, aku memutuskan untuk mencoba dan membuat suasana rohaniah. Aku menyalakan lilin, membiarkan jendela dan gorden terbuka. Aku mencoba untuk benar-benar merasakan nuansa rohani. hari itu adalah malam musim panas di Melbourne. Dan aku duduk disana berpikir “Ini dia! Inilah malamnya.”

Aku telah menyelidiki semua bukti rohani, semua bukti ilmu pengetahuan tentang fakta bahwa gunung adalah penyangga bumi, tentang bagaimana embrio berkembang dalam janin wanita semuanya adalah bukti yang menakubkan tapi aku masih butuh sedikit motivasi lagi. Ini terasa seperti aku berada di pinggir sebuah tebing, aku siap melompat, aku hanya butuh sebuah dorongan.

Jadi, aku duduk di sana dan terasa sangat sunyi. Aku membaca Alquran dan berhenti. Aku mengatakan, “Allah, inilah saatnya. Inilah waktunya aku memasuki Islam, apa yang aku butuhkan hanyalah sedikit tanda kebesaran-Mu, sedikit saja, tidak usah yang besar, mungkin sebuah kilat, mungkin setengah rumahku ambruk, atau Kau tahu, yang kecil. Kecil untuk-Mu, Kaulah yang menciptakan bumi, ayolah.

Jadi aku duduk disana, aku sedang menunggu kemungkinan api lilinnya melompat 4 meter di udara seperti di film-film. Dan aku berkata, “Oke, ayolah!” Dan subhanallah, tidak terjadi apa-apa. Benar-benar tidak terjadi apapun.

Seumurnya aku sangat kecewa. Aku masih duduk disana dan ku ulangi perkataanku, “Allah, ini kesempatan-Mu. Aku di sini. Aku tidak pergi kemanapun. Aku akan memberi-Mu kesempatan kedua. Mungkin Kau sedang sibuk. Ini siang hari, mungkin Kau sedang mengatur dunia karena ada banyak hal yang terjadi. Kali ini mungkin hanya penampakan karpet terbang, Kau tahu sesuatu yang kecil., lupakan saja tentang rumah atau lilin tadi, seekor burung bisa kentut di luar, aku tak peduli, apapun itu. Oke, ayolah.

Dan subhanallah, benar-benar tidak ada apa pun yang terjadi, bahkan aku tidak dapat berkata “Oh itu dia, temboknya jadi retak, itu dia!” Benar-benar tidak ada yang terjadi. Aku sangat kecewa dan cemberut.

Aku duduk di sana berpikir, sudahlah, ini kesempatan terakhirku masuk Islam dan benar-benar belum menemukannya. Namun ku ambil lagi Alquran dan kubaca lagi. Subhanallah, ayat berikutnya di halaman selanjutnya “Untuk kalian yang meminta petunjuk, tidakkah telah Kami tunjukkan? Lihatlah di sekitarmu., lihatlah bintang-bintang, lihatlah matahari, lihatlah air. Inilah tanda-tanda untuk orang yang mengetahui.” Subhanallah… Aku menutupi kepalaku dan berpura-pura aku sedang tertidur, setakut itulah aku.

Aku tak percaya betapa sombongnya aku menginginkan tanda yang ku-inginkan padahal sudah ada sekian lama tanda-tanda kebesaran Allah di sekelilingku. Fakta adanya dunia, adanya ciptaan, inilah tanda-tanda bagi kita.”

Pen: maaf bukan ingin berkesan menggurui, karena aku pun orang yang banyak kekurangan dan kesalahan tapi sekedar ingin berkesan seperti gaya quran menyampaikan, "Aku membawa Alquran pulang dan mulai membacanya. Apa yang kutemukan saat membaca Alquran tidak seperti aku sedang membaca sebuah cerita. Itu terasa seperti seseorang memberiku perintah atau petunjuk."

Pada akhirnya, seorang ateis pun punya fitrah, pengenalan akan Tuhannya, terutama ketika ada pada puncak keadaan bahaya pada dirinya, dan cuma masalahnya apakah sudah terlambat atau belum.

“Salah seorang atheis senior di Jerman memutuskan untuk mempelajari Al Qur'an untuk mengekstrak kesalahan ilmiah darinya lalu melakukan serangan atas umat Islam dengannya lalu mengeluarkan mereka dari agamanya, namun kehendak Allah berbeda, Allah memperlihatkan dalam mimpi bahwa dirinya tenggelam dan dalam kondisi tersebut –pada saat genting- tanpa sadar dirinya mengucapkan: Ya Allah! Lalu sekejap dirinya bangun dan mengatakan bagaimana mungkin dirinya mengakui adanya Allah sementara dirinya seorang atheis! Namun orang tersebut kemudian membuka Al-Quran dan kehendak Allah menuntunnya akan tatapan matanya jatuh pada ayat di mana Allah berfirman: "Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih”. (Al-Isra:67).

Setelah itu dia berkata: Demi Tuhan tidak mungkin ucapan ini berasal dari manusia namun ini adalah ucapan Tuhan manusia maka dari itu aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah! Pen: siksa kubur pun dapat diperbandingkan dengan mimpi ini, contoh mini mati itu tidur, pada tidur ada mimpi, kadang hal menyenangkan, kadang hal menyakitkan. Tapi siksa kubur dan keadaan mimpi yang jelek berbeda hakikat, seperti rasa fisikly-nya, antara yang nyata dan gambaran.

Pertanyaan ini diajukan oleh seorang ateis/agnostik kepada Dr. Zakir Naik pada saat konvensi di Dubai. Videonya bisa dilihat disini. Berikut ini transkrip percakapannya:

Halo Dr. Zakir Naik. Namaku Harris dari Phoenix, Arizona, AS. Aku seorang wirausahawan dan manager marketing. Dua temanku di Amerika telah masuk Islam karena menonton video YouTube tentangmu. Salah satu dari mereka orang Kristen, yang satu lagi Ateis. Salah satu temanku memberikan kepadaku DVD-mu “How to Deal with an Atheist” yang telah kutonton. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Aku telah bertanya tentang ini kepada banyak orang cerdas tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Dari semua ulama yang pernah kutonton di YouTube, menurutku andalah yang paling rasional, masuk akal, dan mudah dipahami.

Pertanyaanku adalah: Tuhan telah menciptakan seluruh jagat raya dan Quran berfirman banyak hal tentang penciptaan itu. Jauh sebelum Tuhan menciptakan keseluruhan jagat raya ini, sebelum dia memutuskan untuk menciptakan manusia, Dia sudah tahu hasil akhirnya. Dia tahu pada akhirnya Dia akan kecewa dengan orang-orang tertentu dan mereka akan masuk ke dalam neraka. Dia tahu mereka akan dibakar dan disiksa. Jauh sebelum Dia menciptakan seluruh jagat raya, Dia tahu bahwa hasilnya akan menjadi buruk. Ini mungkin baik bagi orang-orang yang ada di surga, tapi Dia tahu bahwa Dia bisa menyelamatkan orang-orang yang akan masuk neraka bahkan jauh sebelum Dia memutuskan untuk menciptakan. Tapi tetap saja Dia memutuskan untuk menciptakan mereka dengan segala logika Ketuhanannya. Kenapa Dia melakukan itu? Kesimpulan dari pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan begitu sadis, sehingga Dia tetap melanjutkan rencana-Nya padahal Dia tahu rencana-Nya akan berakhir seperti itu?

Jawaban
Saudara kita menanyakan pertanyaan yang sangat bagus dan cerdas. Saudara berkata bahwa meskipun satu orang saja masuk neraka maka Tuhan akan kecewa. Saudaraku, Tuhan tidak pernah kecewa sama sekali. Sekarang untuk menjawab pertanyaanmu.

Aku menggunakan pengandaian dengan seorang guru di sekolah. Jika seorang guru menuliskan pertanyaan di kertas ujian, “Berapakah 2+2?” Murid yang berada di hadapannya menulis “5.” Gurunya bisa saja berkata pada muridnya “Ubahlah 5 menjadi 4.” Apakah gurunya adil jika pada saat ujian dia membetulkan jawaban muridnya? Bagaimana dengan pendapat murid-murid yang lain?

Ateis: Gurunya tidak adil. Tapi Tuhan bisa menjadi adil pada saat bersamaan. Dia bisa menciptakan kondisi yang sepenuhnya berbeda, Dia tidak perlu menjalani situasi seperti itu, Dia tidak dibatasi oleh situasi apapun.

Dr. Zakir: Maksud saudara adalah Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang sempurna dan tidak salah, benar? Tuhan telah menciptakan hal itu. Dia menciptakan para malaikat yang tidak pernah menentang perintah Tuhan. Tapi manusia adalah ciptaan yang lebih baik daripada malaikat karena para malaikat tidak punya kehendak sendiri. Namun manusia punya kehendak bebas untuk menentang atau mengikuti Tuhan. Jika anda memilih menjadi manusia, jika anda menentang perintah-Nya anda masuk neraka. Namun jika anda mematuhi perintah-Nya, anda lebih baik daripada malaikat. Karena malaikat tidak punya kehendak bebas dari diri sendiri maka mereka mengikuti Tuhan dan ini tidak hebat. Manusia adalah ciptaan yang lebih baik dari Tuhan. Tuhan telah memberikan kehendak bebas pada mereka. Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa Tuhan mengetahui... karena Dia punya ilmu tentang masa depan. Jadi Dia telah menciptakan makhluk yang punya kehendak bebas. Kesalahannya ada pada manusia, bukan Tuhan.

Ateis: Kenapa Dia memberikan kita kehendak bebas sedangkan Dia tahu bahwa Dia pada akhirnya akan ada banyak orang di neraka?

Dr. Zakir: Itu adalah ciptaan yang berbeda. Tentang yang anda permasalahkan, Tuhan telah menciptakan para malaikat. Aku bertanya padamu, mana yang lebih baik? Para malaikat yang (selalu) mengikuti perintah Tuhan atau manusia yang mengikuti perintah Tuhan?

Ateis: Jika aku punya kesempatan, aku ingin menjadi malaikat. Kenapa juga aku mau mengambil risiko.

Dr. Zakir: Kesempatan kedua. Benar! Itulah mengapa Tuhan berfirman dalam surat Al-A’raaf[7]:172 bahwa Tuhan telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Tuhan berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Semua manusia pun mengakuinya. Tuhan berfirman dalam surat Al Hashr[59]:21 jika sekiranya Tuhan mewahyukan Quran pada gunung, maka gunung itu akan runtuh. Tuhan berfirman pada surat Al Ahzaab[33]:72 bahwa manusialah yang bodoh karena mengatakan “Kami ingin menjadi manusia.” Kitalah yang bodoh. Sekarang kita tidak bisa mundur. Sekali kita mengajukan diri untuk menerima ujiannya, sekali anda membaca kertas ujiannya.

Ateis: Tidak ada yang bertanya padaku. Mereka bertanya pada Adam dan Hawa.

Dr. Zakir: Tidak saudara. Quran berfirman bahwa setiap manusia ditanya apakah mereka ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihilangkan. Sebelum kita diciptakan jadi manusia, Tuhan berfirman dalam Quran “Apakah kamu ingin menjadi manusia? Jika kamu menjadi manusia, kamu bisa mengungguli para malaikat atau bisa lebih hina daripada mereka. Jika kamu tidak mau menjadi manusia maka tidak apa-apa.” Jadi Tuhan bertanya pada manusia dan Quran berfirman bahwa kita bodoh karena memilih mengikuti ujiannya. Sekarang ketika anda sudah ikut ujiannya, jika anda mengikuti perintah Tuhan atas kehendak bebasmu maka anda akan lebih mulia daripada malaikat, jika anda menentang Tuhan, anda menjadi lebih rendah daripada malaikat. Kita ingin melewati ujiannya dengan baik. Anda berkata “Aku tidak ingat pernah ditanya ingin menjadi manusia atau tidak.” Tentu saja anda tidak akan ingat, bahkan aku juga tidak ingat. Tapi aku percaya pada Quran. Pada hari kiamat, Tuhan berfirman “Tidak ada satu manusia pun yang menentang pengadilan Tuhan.” Anda akan tahu pada hari kiamat. Satu-satunya yang kita katakan adalah “Tolong beri kami kesempatan”, namun Tuhan berfirman “Sudah terlambat.”. Jadi jika anda ingin mendapat kesempatan baru, maka anda harus kembali ke dunia lagi, begitu juga setiap orang. Tuhan telah memberikan kita kesempatan di dunia. Jika anda berbuat salah, Tuhan memberikanmu kesempatan untuk memohon ampun. Anda bertaubat dan Tuhan memaafkanmu. Dan anda berbuat salah lagi... begitu seterusnya. Ketika anda mati, tidak ada kesempatan lagi. Jadi berkenaan dengan pertanyaanmu, kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena ini adalah ciptaan yang lebih baik. Setiap orang yang rasional, termasuk anda harus setuju bahwa makhluk yang punya kehendak bebas adalah ciptaan yang lebih baik daripada makhluk yang tidak punya kehendak bebas. Dan anda berkata bahwa anda tidak ingat, anda sepenuhnya benar. Ketika anda mati dan dibangkitkan, pada saat itu kita akan menemui-Nya, maka pada saat itu kita akan berkata “Aku ingat.” Bahkan sekarang aku tidak mengingatnya. Tapi percayalah pada Quran, karena Quran tidak pernah salah. Jika anda mendengar ceramahku, maka anda akan tahu bahwa 80% kandungan Quran sesuai 100% dengan ilmiah. 20%-nya lagi masih ambigu, tidak benar dan juga tidak salah. Jadi logikaku berkata, ketika 80% itu 100% benar, dan bahkan tidak 0,01% dari yang 20% itu salah, logikaku mengatakan bahwa yang 20% ini pasti juga benar. Aku adalah orang ilmiah, aku orang yang menggunakan logika, jadi aku percaya pada pernyataan Quran, bahwa kitalah yang memilih menjadi manusia. Jika anda tidak memilihnya maka anda boleh mempertanyakan Tuhan: “Kenapa Engkau menjadikan aku sebagai manusia?” maka Tuhan akan disalahkan. Tapi Tuhan berfirman dalam Quran bahwa kita ditanya. Gunung saja ketakutan, semuanya ketakutan tapi kita sebagai manusia memilihnya.

Ateis: Tapi apakah anda ingat pernah ditanya? Aku tidak ingat pernah ditanya.

Dr. Zakir: Saudara, jika anda mendengar jawabanku, bahkan aku tidak ingat. Tapi jika anda mengingatnya, dimana ujiannya? Bayangkan jika seorang guru mengajarkan sesuatu padamu, kemudian sang guru memberikanmu bukunya. Gurumu berkata “Kamu tidak boleh buka buku ketika ujian.” Andai saja guru itu berkata “Oke, buka saja bukunya dan jawablah ujiannya” maka dimana ujiannya? Setelah ujiannya berakhir, anda bisa memeriksa dari bukunya atau tidak?

Ateis: Tentu saja.

Dr. Zakir: Tapi saat ujian, bolehkah anda buka buku?

Ateis: Tidak.

Dr. Zakir: Jadi sekarang ujiannya sedang berlangsung saudaraku. Ketika ini sudah berakhir, anda bisa memeriksanya. Pada saat ujian, anda tidak bisa mengecek buku pelajaran, itu namanya menyontek. Jadi ketika ujiannya sudah berakhir, jika anda tidak ingat, anda katakan pada Tuhan “Kenapa ini tidak masuk akal?” Tapi Quran berfirman bahwa tidak satupun manusia akan menentang pengadilan Tuhan. Aku adalah orang ilmiah, aku orang berlogika, berdasarkan pengetahuanku pada ilmiah, berdasarkan logikaku, ketika aku membaca kitab-kitab lain dan membaca Quran, aku lihat bahwa Quran adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi yang melewati ujian-ujiannya. Jadi dengan begitu aku, aku meyakini bahwa Quran pasti benar. Aku tidak ingat, itulah ujiannya, jika aku ingat maka dimana ujiannya? Jadi itu menjawab bagian pertama dari pertanyaannya. Bagian pertama yang menjawab bahwa Tuhan itu sadis. Tuhan tidak sadis. Sebagai contoh, aku ingin anak-anakku masuk universitas medis. Berapa banyak anak-anak yang akan masuk universitas medis? Hanya sedikit, lebih kecil dari 5%, atau mungkin hanya 1%. Jadi kenapa hanya 1% yang bisa masuk ke kampus? Memang karena ini diperuntukkan untuk orang-orang terpilih. Begitu juga Tuhan menciptakan surga, surga firdaus. Tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus. Begitu juga, tidak setiap orang bisa menjadi dokter. Hanya mereka yang punya kapasitas yang bisa masuk. Begitu juga, tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus, tingkat surga yang tinggi. Kita harus berusaha. Tuhan telah memberikan anda kapasitas. Jika anda tidak mengikuti petunjuk-Nya maka anda tidak bisa (masuk surga). Jika anda mengikuti petunjuk-Nya untuk masuk surga, maka ini sangat mudah. Jika anda cerdas dan jujur kepada diri sendiri, maka ini menjadi mudah. Tapi jika anda tidak jujur pada diri sendiri, bahkan orang-orang yang tidak cerdas bisa masuk surga. Yang paling penting adalah anda harus jujur. Tuhan telah memberikan berbagai pilihan tentang bagaimana cara mematuhi-Nya. Jika mereka pintar, mereka akan melihat bahwa Quran ini sangat jelas bahwa ini adalah firman Tuhan dan anda harus mengikuti-Nya. Itulah alasan mengapa Francis Bacon berkata “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.”. Jadi aku tidak akan mengatakan bahwa Tuhan itu sadis, aku katakan kitalah yang bodoh karena telah memilih untuk mengikuti ujiannya. Tuhan telah memberikanmu pilihan. Apa yang kita inginkan, kitalah yang memilihnya. Jadi kitalah yang bertanggung jawab bukan Tuhan. Pada hari kiamat anda akan tahu, insya Allah. Insya Allah jika aku masuk surga, aku berdo’a kepada Tuhan dan bersyukur pada-Nya. Jika kita gagal, maka kita hanya menghancurkan diri sendiri. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.

Pen: sekedar tambahan. Ketika seorang murid berniat ikut ujian, guru menyetujui, Bila seorang guru ketika membagi kertas ujian, lalu seorang murid tidak diberi, dan guru itu berkata, kau salah, jawabanmu semua salah. Murid tentu protes, bagaimana saya salah, saya toh blum menuliskan/menjawab satu pun dari kertas ujian ini. Apakah itu adil. Sekira guru tau kapasitas si murid pun, ia akan membiarkan ujian berlangsung, murid itu melakukannya dahulu, baru hasil ujian itu mnjadi saksi buat si murid. Ketika ia berbuat semua salah pada ujiannya, bukankah ia tidak menentang lagi bukti persaksian ini atau telah pula percaya dengan kebenaran prediksi si guru. Maka ini juga adalah "persaksian" untuk manusia itu sendiri (dicatat malaikat pencatat amal tiap saatnya di dunia). Persaksian akan hasil ujiannya, juga sebagai bntuk salah satu keadilanNya. Juga bukti kehebatan ilmuNya yang mengetahui segala sesuatu. Namun ini juga tidak boleh menafikan kehendakNya, bila Ia mau.

Pada dasarnya, ketika kita minta ujian, kita nih orang-orang yang nga lulus semua, karena kehendak bebas kita ini, maka dilengkapi dengan buku panduan dan contoh teladannya, "Wahai hamba-hambaKu sesungguhnya kalian semua itu sesat kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepadaku niscaya Kuberi hidayah kalian."

Surat Al-Araf ayat 172 : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).".

Mau nga jadi manusia. nga, nga berani. Resiko! Ya sudah jadi kecoa z atau burung, maukah? Nga ada resiko! Mana penulis tau, gmana-gmananya. Ini sekarang lagi ditabir kembali, bagaimana-bagaimananya perjanjian dan persaksian awal manusia itu, ntar juga bakal kembali tau kok, dihari-hari di akhirat.

Manusia kau bodoh, spa suruh begaya buat dan setujui perjanjian, tentu dibalik itu ada ujiannya dan tanggung jawabnya. Harusnya dapat dikatakan klo Gunung lebih cerdas dari mu, tapi ia tak akan dapat melampaui atau semulia dirimu, dan pada akhirnya kau lah mang makhluk yang sangat cerdas itu, ya kau tapi sangking cerdasnya kau terlalu berani ambil resiko kyanya ya.

Maka jangan kau olok-olok lagi ya, soalnya “bisa jadi” makin akan terang dan jelas kandungan quran ketika ada olok-olokan, karena "pasti ada sesuatu petunjuk atau hikmah dibaliknya" untuk umat islam lebih faham agamanya.

Sekali lagi ini hanya sekedar teori yang bisa bernilai salah, dan harus dibuktikan dahulu. Bila ia adalah kebenaran, sungguh akan menambah kebencian mereka saja, sayang akal tidak digunakan untuk yang benar-benar haq.

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, Qs. Ibrahim: 19

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran. Qs. Al Israa': 99

Bila Allah berkehendak serta menghendakinya, dan apabila Dia telah menetapkan sesuatu maka Allah berfirman kepadanya: "Jadilah", maka jadilah dia. Begitulah beberapa ungkapan ayat-ayat kun [jadi] maka faya kun [jadilah] dalam al-Qura’an.

Allah SWT bisa saja membuat makhluk-makhlukNya yang baru yang diciptakanNya untuk menyembahNya baik menyerupai Manusia, Jin, Nisnas atau Makhluk-Makhluk lain dan mempermulakan alam semesta baru atau alam semesta baru yang banyak lainnya beserta dengan makhluk-makhluk yang mengisinya pula, malah bisa pula memulihkan bumi dan alam semesta kita ini dan mengisi dengan makhluk baru, membuatkan Surga-Surga baru atau Neraka-Neraka baru untuk mereka, menciptakan Nabi-Nabi dari kalangan mereka yang membawa risalah Allah SWT. Begitupun makhluknya yang telah ada dan yang telah lalu tentulah hanya Allah SWT yang berkehendak untuk memberi balasan-balasan perbuatan mereka, memasukkannya ke SurgaNya atau NerakaNya dan menetapkan batas waktu kekekalannya pula buat mereka tinggal disana. Semua tinggal kehendakNya, hanyalah Allah SWT yang Maha Kekal.

Tiada kata yang lebih indah pada hari ini kecuali kita mensyukuri atas segala kenikmatan yang Allah selalu diberikan pada kita semua. Kenikmatan itu diantaranya adalah nikmat sehat, nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat hidup. Namun yang sering terjadi ketika sehat lupa akan nikmat sehat, sehat adalah suatu kondisi yang tak ternilai harganya nyaris tidak berharga ketika tidak merasakan sakit. Demikian pula nikmat hidup juga lupa bahwa suatu saat akan datang kematian. Semua yang bernyawa pasti akan mati, namun matinya manusia tidak sama dengan matinya golongan hewan dan tumbuhan yang tidak dimintai pertanggungjawaban sisi Allah. Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang akan mengalami kehidupan berulang-ulang, setelah manusia mati, kelak akan di bangkitkan kembali. Banyak ayat-ayat Alquran yang mengatakan bahwa kehidupan dunia yang sedang kita nikmati ini adalah kehidupan yang sementara:

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al An'am: 32)

Sendau gurau maksudnya adalah  kesenangan-kesenangan duniawi itu Hanya sebentar dan tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.


Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan dia tidak akan memint harta-hartamu. (QS. Muhammad: 36)

Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS. Al Hadid: 20).

Karena kehidupan dunia ini hanyalah sementara, maka kelak manusia akan dibangkitkan kembali dan manusia akan mempertanggungjawabkan atas segala amal perbuatannya. Didalam Alquran surat Al Hajj ayat 7 Allah SWT telah mewartakan kepada kita sekalian.

“…dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur” (Al Hajj ayat 7)


Hari Qiyamat yang merupakan hari hancur leburnya alam semesta dan akan bergantinya dengan alam yang baru, Rasulullah SAW menggambarkan tentang kedatangan hari Qiyamat sebagaimana jarak antara jari telunjuk dan jari tengah. Sebelum kehancuran alam semesta dan setelah manusia menemui ajalnya maka manusia akan memasuki alam kubur (alam barzah), bagaimanakah keadaaan manusia di alam kubur.

Di alam kubur manusia tidak mempunyai teman kecuali amal perbuatannya masing-masing, sebagimana Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya mayit itu setelah diletakkan dalam quburnya, sebenarnya dapat terdengarlah olehnya bunyi suara terompah (alas kaki) orang-orang yang mengantarkannya itu, sehingga mereka jauh meninggalkannya. Apabila mayit itu seorang mukmin (mempunyai keimanan) maka shalatnya itu diletakkan diarah kepalanya, puasa di sebelah kanannya, zakat disebelah kirinya, mengerjakan kebaikan seperti sedekah, mengeratkan hubungan keluarga, perbuatan baik dan keutamaan lain-lain itu diletakkan di arah kedua kakinya.

Amal-amal itulah yang akan menjadi temannya yang siap membelanya, sehingga setiap ada malaikat yang akan menyiksanya dari arah kepala, amal shalat akan menjawab disini tidak ada jalan masuk, dari arah kanan malaikat mau menyiksanya dijawab oleh amal puasa disini tidak ada jalan masuk, dari arah kiri malaikat mau menyiksa dikatakan oleh amal zakat disini tidak ada jalan masuk. Demikian pula dari arah kedua kakinya malaikat mau menyiksa maka amal shalih, diantaranya berupa sedekah, mengeratkan shilaturahim, dan perbuatan baik lainnya, akan mengatakan disini tidak ada jalan masuk.

Bagaimanakah bila mayat itu tidak punya amal shalat, puasa, zakat dan amal shalih lainnya yang selaras dengan perintah Allah dan utusannya. Na’udzubillah min zalik siksa malaikat akan menyiksa dari segala penjuru dengan mudah, segala derita, jerih- payah siksa kubur akan terus dirasakan sampai kelak datangnya hari Qiyamat. Masih beruntung ketika berada didalam kubur sekalipun sedikit masih punyai shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan ada ahlinya yang mau mendo’akan niscaya didalam kubur akan mendapat keringanan siksa. Namun ketika sudah berada di hari qiyamat semua orang akan sibuk memikirkan dirinya sendiri. Mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang sudah dilakukan, tidak ada kedustaan karena semua anggota tubuh manusia akan menjadi saksi.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra’: 36)

-Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

-Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya). (QS. Annur: 24-25)

Ketika dunia yang fana ini masih mau ditempati manusia, maka hubungan timbal balik antara orang yang masih hidup dengan yang sudah mati masih bisa. Terutama bagi yang masih hidup masih dapat meringankan siksa di alam kubur dengan do’a, shadaqahnya dan amal shalih yang pernah dilakukan dan dilanjutkan oleh orang lain. Namun ketika dunia telah hancur lebur dan berganti dengan alam akherat (hari qiyamat) maka setiap orang akan sibuk dan disibukkan dengan urusannya sendiri. Bisa jadi anak lupa dengan orang tua dan sebaliknya, suami lupa pada istri dan sebaliknya, apalagi terhadap orang lain sama sekali sudah tidak ingat lagi. Maka di alam akherat yang menjadi temannya dan akan menjadi pembela didepan pengadilan Allah hanya amal shalih yang dilakukan selama hidup didunia. Dengan kemurahan Allah amal baik akan dilipatgandakan dan amal buruk akan dibalas dengan yang sepadan.

Kapan lagi kita beramal shalih kalau tidak dimulai dari sekarang, karena itu mengapa melakukan kebaikan harus menunggu besok atau lusa. Sesungguhnya hari esok adalah rahasia Allah, hidup mati adalah kehendak Allah, dan sebaik-baik hamba Allah yang akhir hayatnya dalam kondisi beriman dan beramal shalih sehingga tercatat sebagai hamba yang khusnul khatimah. Beramal shalih dimulai dari hal yang kecil, mana mungkin hal yang besar akan dapat dilakukan dengan ikhlas manakala hal-hal yang kecil disepelekan. Suatu yang besar berawal dari yang kecil, karena itu uang satu juta akan menjadi sembilan ratus sembilan puluh sembilan rupiah, alias satu juta kurang satu rupiah. Walaupun satu rupiah ternyata sangat berarti bagi satu juta. Demikian pula kenapa senang mengajak dan memerintah orang lain untuk berbuat baik sedang dirinya sendiri tidak pernah berbuat baik.karena itu mulailah dari dirinya sendiri dalam berbuat baik. 

Bersambung ...

Bila ingin membaca lebih lanjut ebook ini, Klik tulisan ini untuk kembali ke-link-link di daftar isi

Anda sedang membaca artikel tentang 8. Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya) dan anda bisa menemukan artikel 8. Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya) ini dengan url http://manfaatputih.blogspot.com/2015/06/8-jaman-surga-dan-neraka-manusia-atau.html, anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopypaste-nya jika artikel 8. Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link 8. Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya) sebagai sumbernya.

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentarmu disini!

Download Ebook LINK

.......................................................

MAU BACA LEBIH LANJUT
KLIK DAFTAR ISI DISINI

atau

Mau Download EBOOK ini

klik LINK ini :


Anda bisa download ebook ini di sini :

Pembahasan Tuntas Peradaban Manusia dari awal hingga akhir full Final.pdf

LINK 1 - ZIDDU

LINK 2 - 4SHARED

Surat Al Kahfi diantara Nubuat Nasrani versus Nubuat Islam.pdf

LINK 1 - ZIDDU

LINK 2 - 4SHARED

.......................................................

DAFTAR ISI

Daftar Isi :






















































Pembahasan Beberapa Hal Penting:

























































7. Periode Zaman Kiamat/Zaman Peradaban Manusia Akhir Yang Tidak Mengenal Islam









Di dalam penulisan ini ada beberapa penjabaran baru yang belum pernah terlihat di dalam tulisan peneliti lainnya, Semoga hal ini bermanfaat untuk menambah kemanfaatan buku ini.


Bantinglah Otak Untuk Mencari Ilmu Sebanyak-Banyaknya Guna Mencari Rahasia Besar Yang Terkandung Di Dalam Benda Besar Yang Bernama Dunia Ini, Tetapi Pasanglah Pelita Dalam Hati Sanubari, Yaitu Pelita Kehidupan Jiwa. (Al- Ghazali)




Hak Cipta oleh M. Yusuf . Diberdayakan oleh Blogger.